Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN

TRAUMA KEPALA
Kelompok 3
Yunita apriyanti
Saupi yaumil mahfuz
nursina
Pengertian Trauma Kepala

 Cidera kepala adalah trauma pada otak yang


disebabkan adanya kekuatan fisik dari luar yang
dapat menyebabkan terjadinya penurunan kesadaran.
Akibatnya dapat menyebabkan gangguan kognitif,
gangguan tingkah laku, atau fungsi emosional.
Gangguan ini dapat bersifat sementara atau
permanen, menimbulkan kecacatan baik partial atau
total dan juga gangguan psikososial. (Donna, 1999)
Etiologi trauma kepala

 Kecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor


atau sepeda, dan mobil.
Kecelakaan pada saat olah raga, anak dengan
ketergantungan. Cedera akibat kekerasan.
Patofiologi trauma kepala
 Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan Oksigen dan Glukosa dapat
terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel-sel saraf hampir seluruhnya
melalui proses oksidasi. Otak tidak mempunyai cadangan oksigen, jadi
kekurangan aliran darah ke otak walaupun sebentar akan menyebabkan
gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan oksigen sebagai bahan bakar
metabolisme otak tidak boleh kurang dari 20 mg %, karena akan menimbulkan
koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh,
sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 % akan terjadi gejala –
gejala permulaan disfungsi cerebral.
 Pada saat otak mengalami hipoksia, tubuh berusaha memenuhi kebutuhan
oksigen melalui proses metabolik anaerob yang dapat menyebabkan dilatasi
pembuluh darah. Pada kontusio berat, hipoksia atau kerusakan otak akan terjadi
penimbunan asam laktat akibat metabolisme anaerob. Hal ini akan menyebabkan
asidosis metabolik. Dalam keadaan normal cerebal blood flow (CBF) adalah 50–
60 ml/menit/100gr jaringan otak, yang merupakan 15 % dari cardiac output.
Manifestasi Klinis

CKR (cedera kepala ringan)


.1. Gejala fisik
 Gejala-gejala pada fisik yang mungkin Anda rasakan adalah:
 Anda mungkin pingsan selama beberapa detik sampai beberapa menit
 Terkadang Anda tidak kehilangan kesadaran, tapi mungkin merasa linglung, kebingungan, atau
disorientasi
 Sakit kepala
 Mual atau muntah

 2. Gejala indra
 Berikut adalah tanda-tanda pada panca indra Anda setelah mengalami cedera ringan di kepala:
 Gangguan indra, misalnya penglihatan buram, telinga berdenging, mulut terasa buruk atau
perubahan pada kemampuan untuk mencium
 Sensitivitas terhadap cahaya atau suara.
 Cedera kepala ringan juga dapat terjadi pada anak-anak dan bayi. Namun, cedera sulit untuk
terdeteksi karena anak-anak dan bayi tidak dapat mendeskripsikan apa yang mereka rasakan
dengan baik.
 CKS (cidera kepala sedang)

 Kehilangan kesadaran selama hitungan menit hingga jam.


 Pusing hebat secara berkelanjutan.
 Mual atau muntah secara berkelanjutan.
 Kehilangan koordinasi tubuh
 Kejang
 Pelebaran pupil.
 
 CKB(cidera kepala berat)
 GCS 3-8
  Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia > 24 jam
 Juga meliputi kontusio celebral, laserasi, atau hematoma intracranial (Hudak
dan Gallo, 2001:226)

 
Klasifikasi
 Cedera kepala diklasifikasikan dalam berbagai aspek.
Secara praktis dikenal 3 deskripsi klasifikasi yaitu
berdasarkan mekanisme, berat dan morfologi
Berdasarkan mekanismenya cedera kepala dibagi atas;
 Cedera kepala tumpul; biasanya berkaitan dengan
kecelakaan lalu lintas, jatuh atau pukulan benda
tumpul. Pada cedera tumpul terjadi akselerasi dan
deselerasi yang cepat menyebabkan otak bergerak di
dalam rongga cranial dan melakukan kontak pada
protuberans tulang tengkorak .
 Cedera tembus; disebabkan oleh luka tembak ataupun
tusukan.
 Berdasarkan morfologinya cedera kepala dikelompokkan menjadi;

 Fraktur tengkorak; Fraktur tengkorak dapat terjadi pada atap dan dasar tengkorak .
Fraktur dapat berupa garis/ linear, mutlipel dan menyebar dari satu titik (stelata) dan
membentuk fragmen-fragmen tulang (kominutif). Fraktur tengkorak dapat berupa
fraktur tertutup yang secara normal tidak memerlukan perlakuan spesifik dan fraktur
tertutup yang memerlukan perlakuan untuk memperbaiki tulang tengkorak .
 Lesi intrakranial; dapat berbentuk lesi fokal (perdarahan epidural, perdarahan subdural,
kontusio, dan peradarahan intraserebral), lesi difus dan terjadi secara bersamaan .

 Berdasarkan beratnya cedera kepala dikelompokkan menjadi :


 Secara umum untuk mendeskripsikan beratnya penderita cedera kepala digunakan
Glasgow Coma Scale (GCS). Penilaian ini dilakukan terhadap respon motorik (1-6),
respon verbal (1-5) dan buka mata (1-4), dengan interval GCS 3-15. Berdasarkan
beratnya cedera kepala dikelompokkam menjadi  :
 1. Nilai GCS sama atau kurang dari 8 didefenisikan sebagai cedera kepala berat.
 2. Cedera kepala sedang memiliki nilai GCS 9-13 dan,
 3. Cedera kepala ringan dengan nilai GCS 14-15.
 Komplikasi
 Hemorrhagie
 Infeksi
 Edema
 Herniasi

 Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium: darah lengkap (hemoglobin, leukosit,
CT, BT)
 Rotgen Foto
 CT Scan
 MRI
BACA DI ASUHAN
ASKEP KEPERAWATA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai