Biologi Seldan Molekular
Biologi Seldan Molekular
net/publication/338594833
CITATIONS READS
0 37
1 author:
Munawir Sazali
Universitas Gadjah Mada
10 PUBLICATIONS 5 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Munawir Sazali on 15 January 2020.
Penerbit:
LP2M UIN Mataram
Jln. Pendidikan No. 35 Mataram, Nusa Tenggara Barat 83125
Telp. 0370-621298, 625337. Fax: 625337
Penulis
Analisis
- Diskusi
Menyebutkan metode
konsep umum molekuler Kuliah biologi molekuler .
I biologi sel dan 100 7
- Cakupan biologi - T anya
molekuler molekuler jawab refrensi dasar yang digunakan
- Metode dasar yang - Penugasan dalam biologi
digunakan dalam (kuis) molekuler
Kemampuan Akhir Bobot
Pert Alokasi Deskripsi
Tiap Tahap Materi Metode Indikator penilaian Refrensi
Ke (menit) Tugas
Memberikan contoh
Pembelajaran (KD) (%)
biologi molekuler
- Peran biologi Media: peran biologi
molekuler dalam kelas, molekuler dalam
kehidupan komputer, kehidupan, terutama
LCD, bidang fisioterapi
Mengaplikasikan
pengamatan dan dihasilkan untuk - Diskusi konsep dan molekular
aplikasi biologi sel keperluan - T anya aplikasi
dan molecular: pengamatan biologi jawab dalam intrumen dalam
sel dan molecular - Penugasan tekhnik pengamatan biologi
II - Analisis hasil (kuis) 100 pengamatan sel dan molekular 7
pengamtan biologi sel
mikroskop dengan molekular
Media:
berbagai tekhnik kelas,
- Aplikasi instrument komputer,
penelitian dalam LCD,
biologi sel dan whiteboard
Menganalisis peran
III - Peran virus dalam - T anya 100 tentang virus Prion 7
menularkan jawab (retrovirus,
penyakit dalam - Penugasan viroid dan virus dalam menu-
kehidupan sehari- (kuis) prion) dalam larkan penyakit dalam
hari menularkan kehidupan sehari-hari
Kemampuan Akhir Bobot
Pert Alokasi Deskripsi
Tiap Tahap Materi Metode Indikator penilaian Refrensi
Ke (menit) Tugas
Pembelajaran (KD) (%)
Media: penyakit
kelas,
komputer,
LCD,
Menjelaskan sumber
kelas, sitoplasma, inti sel
komputer,
LCD, energi dalam sel
Menyebutkan ciri-ciri
prokariotik dan sel - Struktur sel instruction berdasarkan struktur dan 16
eukariotik eukariotik - Diskusi pemahaman
- Perbedaan sel - T anya perbedaan sel sel eukariotik
Mengidentifikasi
V prokariotik dan jawab 100 prokaryotik berdasarkan struktur 7
eukariotik - Penugasan dan
(kuis) eukaryotik organisme prokariotik
Membedakan sel
dan eukariotik
Media:
Kelas, prokariotik dan sel
Kemampuan Akhir Bobot
Pert Alokasi Deskripsi
Tiap Tahap Materi Metode Indikator penilaian Refrensi
Ke (menit) Tugas
Pembelajaran (KD) (%)
komputer, eukariotik
LCD,
Menggambar proses
sel transpor aktif - T anya gambar dan aktif
- T ranspor molekul jawab video fisual
berukuran besar: - Penugasan organel- eksositosis dan
VI 100 7
Membedakan proses
pinositosis,fagosito (kuis) organel sel endositosis
sis,
eksositosis,endosito Media: pinositosis dan
sis Kelas, fagositosis
komputer,
LCD,
Menjelaskan proses
sistem komunikasi difusi& osmosis instruction tingkat sel
dan transduksi (transpor pasif) dan - Diskusi konsep
sinyal pada tingkat transpor aktif - T anya komunikasi transduksi sinyal pada
-
Mengidentifikasi
sel T ranspor molekul jawab antar sel tingkat sel
VII berukuran besar: - Penugasan 100 7
pinositosis,fagosito (kuis) penyakit akibat
sis, komunikasi antar sel
eksositosis,endosito Media: terkait fisioterapi
sis Kelas,
komputer,
LCD,
Kemampuan Akhir Bobot
Pert Alokasi Deskripsi
Tiap Tahap Materi Metode Indikator penilaian Refrensi
Ke (menit) Tugas
Pembelajaran (KD) (%)
Analisis Menyimpulkan
whiteboard
Mahasiswa mampu - Definisi siklus sel Metoda: 1, 4, 5,
- Contextual
Penguatan Menyebutkan tahapan-
menjelaskan - T ahapan-tahapan jurnal pengertian siklus sel 7,8, 9 dan
keterkaitan antara mitosis dan meiosis instruction 17
reproduksi sel - Perbedaan mitosis - Diskusi konsep siklus tahapan pembelahan
Membedakan mitosis
dengan pewarisan dan meiosis - T anya sel dan mitosis dan meiosis
sifat pewarisan
- Regulasi siklus sel jawab
- Penugasan sifat pada sel dan meiosis
VIII - Kelainan akibat 100 7
(kuis) Menjelaskan regulasi
adanya gangguan
Menyebutkan kelainan
pada siklus siklus sel
Media:
Kelas, akibat terjadinya
komputer, gangguan pada siklus
LCD, sel
Menjelaskan
komponen materi - Hubungan instruction dan kromosom
genetik kromosom, gen dan - Diskusi pemahaman
DNA - T anya komponen hubungan antara gen,
Menyebutkan
- Struktur DNA jawab materi DNA dan kromosom
- Pengemasan DNA - Penugasan genetik pada
IX dalam inti sel (kuis) 100 sel komponen materi 7
Mendeskripsikan
prokaryotik genetik
- Struktur RNA
dan
- T ipe-tipe RNA Media:
eukaryotik
Kelas, struktur DNA dan
dalam sel
Menjelaskan
komputer, RNA
LCD,
whiteboard pengemasan DNA
dalam inti sel
Kemampuan Akhir Bobot
Pert Alokasi Deskripsi
Tiap Tahap Materi Metode Indikator penilaian Refrensi
Ke (menit) Tugas
Menyebutkan tipe-tipe
Pembelajaran (KD) (%)
Menjelaskan aliran
materi genetik dalam sel instruction aliran materi materi genetik dan 18
Penguatan
dan mampu - Dogma sentral - Diskusi genetik
mendeskripsikan materi genetik - T anya materi genetik pada
tentang replikasi - Definisi replikasi jawab pemahaman prokariotik dan
Menyebutkan definisi
DNA DNA - Penugasan komponen eukariotik
- T eori replikasi (kuis) materi
Menyebutkan kapan
DNA genetik pada replikasi DNA
sel
- Komponen yang Media:
Menggambarkan teori
Kelas, prokaryotik terjadi replikasi DNA
terlibat dalam
komputer, dan
replikasi DNA
Mendiskusika Menyebutkan
eukaryotik replikasi DNA
X - Proses replikasi LCD,
100
DNA whiteboard 7
n replikasi komponen yang
Penguatan
DNA terlibat dalam replikasi
Menjelaskan proses
DNA
pemahaman
konsep replikasi DNA
repliakasi
DNA pada sel
prokaryotic
dan
eukaryotic
serta
terbentuknya
fragmen
Okazaki
Kemampuan Akhir Bobot
Pert Alokasi Deskripsi
Tiap Tahap Materi Metode Indikator penilaian Refrensi
Ke (menit) Tugas
Mendiskusika Menyebutkan definisi
Pembelajaran (KD) (%)
Mahasiswa mampu - Definisi transkripsi Metoda: 1, 2, 4, 7,
- Contextual
Menyebutkan
mendeskripsikan dan translasi n ekspresi transkripsi DNA 9 17 dan
tentang ekspresi - Komponen yang instruction gen 18
Penguatan
gen (transkripsi terlibat dalam - Diskusi (transkripsi) komponen yang .
dan translasi) transkripsi dan - T anya terlibat dalam
Menyebutkan kapan
translasi jawab pemahaman transkripsi
- Fungsi transkripsi - Penugasan konsep
transkripsi
- Proses transkripsi (kuis) transkripsi dan tempat terjadinya
Menjelaskan fungsi
dan translasi pada pada sel
sel prokariotik prokaryotic
Media:
dan sel
Menjelaskan proses
- Proses transkripsi Kelas, transkripsi
Mendiskusika
komputer, eukaryotik
dan translasi pada
Membedakan
sel eukaryotik LCD, transkripsi DNA
XI whiteboard 100 n ekspresi 7
gen transkripsi DNA pada
Penguatan
(translasi) prokariotik dan
Menyebutkan definisi
eukariotik
pemahaman
konsep
Menyebutkan
translasi DNA
translasi pada
sel komponen yang
prokaryotic
Menyebutkan kapan
terlibat dalam translasi
dan sel
eukaryotik dan tempat terjadinya
Membedakan translasi
translasi
Menyebutkan contoh
teknologi DNA - Proses terjadinya - Diskusi DNA dalam dengan benar
Mengkritisi
kloning - T anya kehidupan
- Contoh aplikasi jawab aplikasi teknologi
XIII teknologi DNA - Penugasan 100 pengimpanga DNA, khususnya yang 7
(kloning) (kuis) n aplikasi memiliki peran dalam
tekhnologi fisioterapi dengan
Media:
Kelas, DNA yang tepat
komputer, tidak sesuai
LCD, dengan
whiteboard bioetika
Refrensi
1. Agarwal V.K dan Verma P.S, 2015. Cell Biology, Genetics, M olecular Biology,
Evolution and Ecology. S. Chand & Company LTD.
2. Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M , Robets K, dan Walter P, 2008. M olekular
Biology of The Cell 5th Edition. New York: Library of Congress Cataloging-
Publication Data.
3. Alton Biggs, Whitney C. Hagins, William G, Chris L. Kapicka, Ann Haley
M acKenzie dan William D. Rogers, 2008. Glencoe Science Biology. New York:
National Geographic.
4. Bambang I. 2008. Genetika M olekular. Surabaya: Airlangga University Press
5. Barry J. Grant, Dana M . Gheorghe, Wenjun Zheng, M aria Alonso, et.al. (2011)
Electrostatically Biased Binding of Kinesin to M icro-tubules. PLoS Biol 9(11):
e1001207. doi:10.1371/journal.pbio. 1001207.
6. Cristina M . Cardoso, Anje Sporbert dan Heinrich Leonhardt. (1999) Structure and
Function in the Nucleus: Subnuclear Trafficking of DNA Replication Factors.
Journal of Cellular Biochemistry Supplements. 32:15–23.
7. Gerald K, 2010. Cell and M olekular Biologi Concepts and Experiment. USA: John
Wiley & Sons, Inc.
8. Hughes JR, M eireles AM , Fisher KH, Garcia A, Antrobus PR, et al. (2008) A
M icrotubule Interactome: Complexes with Roles in Cell Cycle and M itosis. PLoS
Biol 6(4): e98. doi:10.1371/journal. pbio.0060098.
9. Jane B. Reece, Lisa A. Urry, M ichael L. Cain, Steven A. Wasserman, Peter V.
M inorsky dan Robert B. Jackson, 2011. Campbell Biology 9th Edition. New York:
Library of Congress Cataloging-Publication Data.
10. Liwen Ni, Shuai Wang dan Chunfu Zheng. (2012) The Nucleolus and Herpesviral
Usurpation. Journal of M edical M icrobiology, 61:1637–1643.
11. Lodish H, Berk A, M atsudaira P, Kaiser Krieg, Scott, Zipursky SL dan Darnell J,
2000. M olekular Cell Biology 6th Edition. New York: Scientific American Books,
Inc.
12. M ichael T. M adigan, John M . M artinko, David A. Stahl dan David P. Clark, 2012.
Brock Biology of M icroorganism. New York: Library of Congress Cataloging-
Publication Data.
13. Philip L. Yeagle. 2010. The Structure of Biological M embranes Second Edited.
New York: Library of Congress Cataloging-Publication Data.
14. Robert J. Brooker, Eric P. Widmaier, Linda E. Graham dan Peter D. Stiling, 2011.
Biology Second Edition. New York: Library of Congress Cataloging-Publication
Data.
15. Stanley E. Gunstream, 2012. Explorations in Basic Biology. New York: Library of
Congress Cataloging-Publication Data.
16. Sylvia S. M ader. 2010. Biology 10th Edition. New York: Library of Congress
Cataloging-Publication Data.
17. Triwibowo Yuwono, 2005. Biologi M olekular. Jakarta: Erlangga.
18. Watson J. D. & Crick F. H. C. (1953) M olecular Structure of Nucleic Acids, A
Structure for Deoxyribose Nucleic Acid. Nature 171: 737.
B
umi merupakan planet yang mendukung dan memberikan
faktor-faktor kehidupan. Manusia sebagai salah satu bagian dari
kehidupan di bumi memiliki kepentingan dan kewajiban untuk
mengamati dan mempelajari sisi-sisi kehidupan yang ada. Berawal dai
ekosistem yang berpariasi hingga tingkat selular sebagai biodiversitas
tinggi menjadi kajian dalam ilmu kehidupan atau dikenal dengan
biologi. Mahluk hidup tersusun atas unit terkecil yang mampu
melakukan aktivitas seperti individu utuh, unit terkecil inilah yang
dikenal dengan istillah cella/cell/sel. Sel sebagai unit terkecil memiliki
kemampuan untuk menanggapi rangsang, membutuhkan nutrisi,
melakukan eksresi, bereproduksi, metabolisme, bergerak dan akhirnya
semua aktivitas yang dilakukan oleh mahluk hidup secara ututh.
Sel dipelajari sebagai kajian khusus dalam bidang biologi sel untuk
mengkaji lebih spesifik baik secara fisikokimia dan interaksinya dengan
lingkungan. Dalam bab ini akan dipaparkan bahasa mengenai
perkembangan biologi sel dan molecular dari awal abad
perkembangannya hingga kajian-kajian terbaru yang menunjukkan
betapa luasnya kajian ini untuk kita resapi betapa maha besar dan
luasnya pengetahuan Allah SWT dalam menciptakan keteraturan hidup
di biosper kita ini.
Ukuran Biodang
No S truktur Instrumen
perbesaran pengamatan
1 0,1 mm-100
M ata dan lensa
µm atau lebih Anatomi Organ
pembesar sederhana
besar
2 M ikroskop cahaya atau
100 µm-10 µm Histologi Jaringan
mikroskop X-ray
3 10 µm-0.2 µm Sel dan M ikroskop cahaya atau
Biologi sel
(200 nm) bakteri mikroskop X-ray
4 Komponen
M orfologi (organel)
200 nm-1 nm
submicroscopic sel dan
virus M ikroskop Elektron
5 Lebih kecil
M olekuler dan Susunan
dari 1 nm (10
anatomi sel atom
A 0)
Teori Protoplasma
Hingga pertengahan abad ke-19, perhatian lebih besar diberikan
kepada membran dan dinding sel, sedangkan konten intra seluler mulai
berkurang. Tetapi dalam jangka waktu yang pendek, ahli biologi sel
mulai menyadari pentingnya isi "plasma (cairan)" atau "cairan kental"
dari sel. Pada tahun 1835, Felix Dujardin menyebutkan bahwa terdapat
cairan seperti jelly dalam protozoa (Sarcodina). Pada tahun 1839, J.E.
Purkinje (1787-1869) menciptakan istilah “protoplasm” untuk
menggambarkan isi sel dari embrio hewan. Von Mohl, pada tahun
1846, dari hasil penelitiannya menerapkan sitilah protoplasma untuk isi
sel embrio dari tanaman. Max Schultze, pada tahun 1861, membuat
Teori Organismal
Teori organismal menyatakan bahwa tubuh semua organisme
multiselular adalah bagian berkelanjutan dari protoplasma yang masih
terbagi secara terus menerus tidak lengkap menjadi pusat kecil (sel-sel)
untuk berbagai aktivitas biologis. Dengan demikian, organisme
multiselular adalah dividu protoplasma yang sangat berbeda dengan
uniseluler terutama dalam ukuran dan tingkat diferensiasi protoplasma.
Diferensiasi melibatkan pemisahan protoplasma dalam bagian yang
terpisah berupa semi-independen. Bahkan perkembangan embrio dari
individu multiseluler hanya mencakup pertumbuhan dan diferensiasi
internal yang lebih maju dari protoplasma individ tunggal (uniselular).
Oleh karena itu, teori organismal gagal untuk menentukan posisi virus.
Beberapa peristiwa penting dalam penemuan biologi sel dan
pemenang hasil penelitian hadiah nobel dari abad ke-20 telah
ditabulasikan secara kronologis dalam Tabel 1.3
Tabel 1.3 Ahli-ahli yang berjasa dalam perkembangan biologi sel abad ke-20
Kronologi hasil Penemuan dalam bidang Biologi S el pada abad ke -20
Tahun
Nama Penemu Hasil kontribusi dalam Biologi S el
1981 Allen dan Inoue M enyempurnakan kontras resolusi video untuk mikroskop
cahaya.
1982 Aaron Klug M endapatkan Hadiah Nobel untuk hasil studinya pada
struktur molekul biologi yang rumit (seperti; protein dan
asam nukleat di dalam TM V dan inti histon pada
nucleosome)
1984 S chwartz dan Cantor M engembangkan teknik pulsed field gel electrophoresis
untuk pemisahan setiap molekul besar dari DNA.
C.Milstein, J. F. M emproleh Hadiah Nobel dari hasil penelitiannya tentang
Kohler dan J.K. “imonology molecular”.
Jerne
1987 S .Tonegawa M endapatkan Hadiah Nobel dari hasil penemuan utamanya
di bidang antibody (immunobiology).
Daftar Pustaka
Agarwal V.K dan Verma P.S, 2015. Cell Biology, Genetics, Molecular
Biology, Evolution and Ecology. S. Chand & Company LTD.
Panjang gelombang ( )
(seperti, mata atau mikroskop) diberikan skala oleh persamaan Abbe:
resolusi (l )
Jumlah perbesaran lensa
(n sin )
Lensa okuler
Lensa objektif
Spesimen
Lensa fokus
Sumber cahaya
Mikroskop cahaya (tanpa Mikroskop cahay (pewarnaan) Dif f erential interf erence
perlakuan) Cahaya yang melewati P ewarna digunakan untuk contrast. metode optik yang
spesimen langsung ke dalam lensa menandai spesimen. komponen- digunakan untuk mendeteksi
objek. Tingkat kontras cukup komponen tertentu menyerap perbedaan kepadatan dalam
rendah sehingga mengganggu pewarna lebih dari komponen spesimen sehingga daerah-daerah
penga-matan, tapi komponen-nya lainnya, oleh karena itu akan tertentu tampak lebih terang
nampak besar terlihat lebih kontras pada bagian daripada yang lain. Teknik ini
yang diwarnai digunakan untuk melihat sel-sel
hidup, kromosom, dan massa
organel.
25 µ m 25 µ m
Gambar 2.3 Hasil pengamatan dengan tekhnik berbeda pada mikroskop cahaya
2. Mikroskop Elektron
Mikroskop elektron banyak digunakan untuk pengamatan benda
dengan panjang gelombang lebih pendek dari elektron itu sendiri
hingga mencapai resolusi paling rendah yakni 3 A 0 (angstrom), tapi
biasanya jarak kerja dari mikroskop elektron antara 5 sampai 12 A 0 .
Mikroskop elektron memiliki kemampuan memperbesar objek hingga 2
x 106 dengan memanfaatkan elektrostatis dan elektromagnetik sebagai
pengontrol dan akselerasi pergerakan pancaran elektron. Di dalam
mikroskop elektron terdapat medan (coil) elekkreomagnetik (“lensa
magnetik”) yang digunakan untuk mengontrol fokus sebuah sinar
elektron yang dipercepat dari kawat logam yang dipanaskan dengan
voltase tinggi antara 20.000 hingga 100.000 votl (instrument baru
dikembangkan dengan penggunaan 1.000.000 volt). Panjang
gelombang dari sebuah elektron akan ditentukan oleh besaran dari
voltase yang digunakan dan bahkan bisa mencapai 0,01 A 0 atau lebih
Lensa pengumpul
Specimen
Lensa objektif
Citra intermediet
Lensa proyektor
Mata observer
Binocular
Langkah-
Mikroskop Elektron Mikroskop Cahaya
langkah
Osmium tetroxide, Bouin‟s solution;
Fixasi potassium permanganate, formalin; Zenker‟s
formalin, glutaraldehyde. fluid.
Meningkatkan konsentrasi Meningkatkan
Dehidrasi
etanol atau acetone diikuti konsentrasi etano
(menghilangkan
dengan propilene oxide diikuti dengan
kadar air)
benzena
Embedding Araldite: Vestoplaw, Epan Paraffin
(pembenaman) 812; Maraglas; Durcopan.
Ukuran ketebalan irisan Ukuran ketebalan
antara 10-100 µm irisan antara 6 µm
Sectioning
menggunakan pisau glass menggunakan mata
(pengirisan)
atau berlian pada pisau cuku pada
Ultramikrotome mikrotome
Pada sebuah logam Pada kaca slaid
Maounting
berlubang berbentuk disc dengan sebuah bahan
(pemasangan
(grid) biasanya ditutupi perekat telur albumin
spesimen)
oleh formvar or paralodian.
Dengan asam dari logam Pewarna selektif
berat seperti asetat lead kromatic
sitrat, lead hydroxid, uranyl (haematoxylin and
asetat, phosphotungstic dan eosin), dehidrasi
Staining lain-lain dengan etanol,
(pewarnaan) dibersihkan pada
xylol dan mounted
untuk viewing dalam
balsam Canada, atau
permaount
Grid diletakkan di antara Slide diletakkan
lensa kondensor dan antara lensa
objective dalam kondisi kondensor dan
Viewing
vakum dan gambar objective dan gambar
ditampilkan pada sebuah ditampilkan pada
phosphorescent screen. lensa okuler
Ultramikrotom
Cetakan
jaringan
EM Grid Tetesan
logam berat
(a)
Gambar 2.5 Persiapan sampel pengamatan mikroskop electron (a) preparasi jaringan dan
pengirisan menggunakan ultramikrotom (b) hasil pengamatan pada mikroskop elektron
E. KROMATOGRAFI
Kromatografi digunakan untuk memisahkan molekul zat yang
berbeda yang telah bergabung bersama-sama dalam satu larutan atau
sitosol. Larutan tersebut digunakan untuk media yang tidak larut (fase
diam atau stasionary pahse) dengan afinitas yang berbeda untuk
molekul yang bergerak (mobile phase). Ada dua jenis kromatografi
yang digunakan dalam biologi molekuler, sebagai berikut:
1. Paper chromatography
Paper chromatography merupakan metode sederhana untuk
memisahkan molekul berukuran kecil dengan molekul lainnya.
Molekul-molekul akan terpisah apabila dimasukkan sehelai kertas
(paper chromatography), setelah itu diletakkan pada sebuah wadah
2. Colum Chromatography
Column chromatography merupakan metode pemurnian atau
pemisahan komponen molekul sel yang diinginkan dari campuran
molekul di dalamnya. Dalam column chromatography, kita temukan
media yang tidak larut diletakkan dalam tabung kaca (tube); ukuran
dari tabung ini (panjang dan lebar) mempengaruhi keberhasilan
F. ELEKTROPHORESIS
Elektroporesis pada dasarnya digunakan untuk memisahkan dan
memurnikan molekul atau makromolekul dengan menggunakan medan
listrik jika kondisi molekul atau makromolekul tersebut memiliki
muatan yang berbeda (positif dan negatif). Campuran dari senyawa
yang digunakan diletakkan pada slaput tipis (filems) yang dimasukkan
ke dalam dua wadah yang diisi dengan larutan garam. Salah satu wadah
memegang katoda, yang lainnya berupa anoda. Ketika moleul atau
makromolekul tersebut dilewati arus listrik, molekul bermuatan negatif
bermigrasi ke anoda dan molekul bermuatan positif ke arah katoda.
Tingkat migrasi atau
perpindahan molekul dalam medan
listrik ditentukan oleh ukuran dan
tingkat muatan negatif per molekul.
Metode elektroporesis digunakan
untuk memisahkan protein, asam
nukleutida dan pembatas antar
molekul tersebut (seperti fragmen
DNA).
Beberapa jenis teknik
penggunaan elektroporesis yang Gambar 2.8 Peralatan Elektroporesis
Rangkuman:
Perkembangan biologi sel dan molekular sangat dipengaruhi oleh instrument
khusus yang memungkinkan untuk mengkajinya. Salah satunya adalah
mikroskop, berbagai jenis mikroskop sudah hadir untuk membantu para
saintis. Beberapa jenis mikroskop yang bisa diaplikasikan: mikroskop cahaya,
mikroskop mikro-manipulator, mikroskop flursen, mikroskop electron dan
masih banyak jenisnya. Semua jenis mikroskop ini difungsikan untuk
membantu para saintis untuk mengamati, menguji dan mene-tapkan
pemahaman tentang biologi sel dan molekular.
Latihan Soal:
1. Buatlah pengukuran mikroskopik berbagai jenis sel dengan perbesaran
yang dimiliki oleh setiap mikroskop?
2. Jelaskan beberapa analisis yang mendukung kajian-kajian biologi sel dan
molekular?
3. Apakah yang membedakan pengamatan pada mikroskop cahaya dan
mikroskop elektron?
A. DEFINISI VIRUS
Virus (Latin:
Venoum atau cairan
beracun) merupakan
materi semibiologi yang
memiliki ukuran sangat
kecil (sub-microscopic)
dan tidak memiliki
komponen penyusun
seperti sel (membran
plasma dan berbagai
organel lainnya) untuk
mendukung metabolisme Gambar 3.1 Momen adsorpsi (melekat)
dan pewarisan material makrophage pada sel inang
genetik secara independen.
Secara genetik dipastikan virus memiliki penyusun berupa makro-
molekul dengan karateristik mampu berperan sebagai pewaris sifat
(inheritance). Untuk proses penggandaan diri, virus sangat
membutuhkan keberadaan dari sel inang (host cell), dengan kata lain
B. STRUKTUR VIRUS
Virus memiliki kelompok yang cukup ber-variasi berdasarkan
struktur dan ukurannya. Virus memiliki ukuran antara 30 sampai 300
nm atau 3000 A°, jadi semua kelompok virus hanya bisa diob-servasi
(diamati) dengan mikro-skop elektron dan crystallography sinar-X.
Virus memiliki
bentuk geometris Penutup
dan tersusun atas Kapsid Fiber
makro-molekul protein
yang berperan
sebagai partikel
infeksi (virion),
virion tersusun
dari jenis asam Material
nukleat (DNA Genetik (DNA)
atau RNA) yang
terbungkus oleh
lapisan pelindung
Protein reseptor
dari protein yang Gambar 3.2 Virus hewan: DNA virus di dalamkapsid
disebut capsid. polyhedral dan fiber pada setiap sudut.
Capsid ini terdiri
dari berbagai capsomere, masing-masing capsomere memiliki
beberapa monomere, setiap monomere terbentuk dari satu atau lebih
rantai polipeptida. Susunan spesifik dari capsomere di dalam capsid
akan menentukan bentuk dari virion. Ada tiga jenis virus berdasarkan
bentuk simetrinya :
1. Icosahedral symmetry. Sebagian besar virus memiliki bentuk
bulat, kubus atau poligonal yang pada dasarnya berbentuk
icosahedral (20 sudut). Icosahedral symmetry diten-tukan oleh
keberadaan gabungan capsomere yang menyebabkan kapsid
virus menjadi berbeda pada setiap keadaan energi minimum
(Caspar dan Klug, 1962). Sebuah kapsul icosahedral terdiri atas
dua struktur yakni pentamere (capsomere yang berisi 5 unit
Gambar. 3.4 Bentuk dan struktur komponen penyusun virus (a) Adenoviruses;
(b) Bacteriophage; dan (c) Retroviruses
Gambar 3.7 Infasi dan injeksi bahan genetik bacteriophage pada host
E. RETROVIRUS
Retrovirus merupakan jenis virus yang menarik untuk dikaji dan
banyak teliti karena beberapa alasan. Retrovirus adalah jenis virus
pertama yang mampu menyebabkan kangker dan terus dikaji untuk
karakteristik karsinogeniknya. Retrovirus yang membuat banyak para
pakar virologi bekerja lebih keras lagi untuk menemukan penanganan
tepat dari penyakit yang ditimbulkan. HIV (Human Immunodeficiency
Virus) salah satu jenis retrovirus yang dapat menyebabkan penyakit
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom). Virus ini menyerang
manusia dengan target sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga
tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Tanpa melakukan terapi
khusus, seorang yang terkena HIV hanya bisa bertahan hidup selama 9-
11 tahun setelah terinfeksi (tergantung tipe retrovirus). Dengan kata
lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi
F. VIROID
Viroid merupakan RNA dengan ukuran kecil berbentuk sirkel,
hanya terdapat 300 sampai 400 nukleutida di sepanjang RNA. Ada hal
yang unik pada untaian RNA viroid yang berbeda dengan jenis virus
pada umumnya, informasi genetiknya tidak memiliki codon AUG
(sinyal untuk memulai sintesis protein). Untuk itu, proses replikasi
dilakukan dengan cara autonomus meskipun kenyataanya viroid tidak
melakukan pengkodean beberapa jenis protein. Tidak memiliki protein
penutup atau capsid, viroid hanya berupa molekul RNA yang telanjang
(tanpa protein penutup) dan berpindah dari tanaman ke tanaman lain
hanya ketika permukaan dari sel donor dan resipien mengalami
kerusakan seperti tidak terdapat membran pelindung untuk
menghalangi masuknya bahan genetik viroid.
Istilah viroid diperkenalkan oleh Diener (1971), viroid pertama
ditemukan dengan sebutan potato spindle tuber viroid atau PSTV.
Viroid dari kelas patogen subviral yang menyebabkan infeksi dan
penyakit di banyak jenis tumbuhan dan juga ditemukan pada hewan.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh viroid pada tanaman sebagai
berikut:
1. Potao spindle tuber Virus (PSTV) merupakan viroid yang
tersusun atas 359 nukleutida satu untaian dan molekul RNA
berbentuk sirkular;
2. Citrus exocortis disusun dari 371 nukleutida di dalam molekul
RNA;
3. Chrysanthemum stunt;
4. Chrysanthemum chlorotic mottle ;
5. Cucumber pale fruit;
6. Hope stunt; dan
7. Tomato plant macho.
a b
Gambar 3.11 Prion a) Heliks alfa; b) Heliks beta
Rangkuman:
Virus merupakan jasad hidup paling sederhana, namun masih
diragukan apakah sudah tergolong ke dalam klasifikasi mahluk hidup
secara generak. Pakar biologi sel dan molecular terjadi perbedaan
pendapat tentang virus yang hanya dilengkapi oleh material genetis
dan selubung lipoprotein spesiifik. Virus akan tergolong ke dalam
mahluk hidup apabila sudah berada di dalam inangnya dan tergolong
ke dalam benda mati apabila ditemukan bebas di lingkungan.
Pengklasifikasian virus tentu menjadi berbeda dengan jenis organisme
lain, seperti ditentukan berda-sarkan material genetisnya, bentuk
kapsul, jenis inangnya dan model invasi ke sel inang.
Latihan Soal:
1. Jelaskan cara pengklasifikasian virus yang berbeda dengan
binomial nomenklatur?
2. Buatlah bagan siklus hidup virus secara litik dan lisogenik?
3. Lakukanlah analisis peran virus dalam menginfeksi berbagai sel
sehingga memunculkan penyakit tertentu?
4. Apakah semua jenis virus menginfeksi semua jenis sel inang,
jelaskan?
A. DEFINISI PROKARYOTIK
Prokaryotik (L, “pro”=primitif atau sebelumnya; “karyon”=
nukleus) berukuran lebih kecil, sederhana, dan masih terlihat perimitif.
Jadi prokaryotik diartikan sebagai sel yang memiliki struktur yang lebih
sederhana dan kemunculannya lebih primitif dibandingkan jenis sel
eukaryotik. Prokaryotik diperkirakan pertama kali kemunculannya
sekitar 3.5 miliar tahun yang lalu. Sebagai pembuktian pada
strimatolites (koloni dalam jumlah besar yang masuk dalam
cyanobakteria dan ganggang hijau biru) ditemukan disekitar wilayah
barat Australia yang diketahui paling sedikit umur radioaktifnya 3,5
miliar tahun. Sedangkan sel eukaryotik mulai kemunculannya
diperkirakan sekitar 1,4 miliar tahun yang lalu.
Sel prokaryotik merupakan sel yang paling perimitif dari sudut
pandang morpologi. Prokaryot terdiri dari mycoplasma, bakteria dan
cyanobakteria atau ganggang hijau biru. Sel prokaryotik pada dasarnya
terdiri dari satu pembungkus (one-envelope) yang diatur sedemikian
rupa untuk mempertahankan dan mengatur metabolisme di dalamnya.
B. BAKTERIA
Bakteria (bentuk tung-gal = bakterium) tergolong ke dalam
organisme yang sangat kecil.
Sebagian besar dari bakteria
merupakan sel primitif, sederhana,
uniselu-lar, dan organisme mikros-
kopik. Semua bakteria secara
struktural penyusun-nya relatif
lebih homo-geneus (sama), tetapi
yang sering menjadi pembeda
adalah aktivitas biokimia dan
relung ekologinya (habitat yang
didiami sangat bragam), untuk itu
spesifikasi metabolisme yang
melengkapi aktifitas bakteri
membuatnya menjadi amat sangat Gambar 4.2 Komunita bakteria di dalam
rongga mulut manusia
berfariasi.
Spirillum
Vibrio
s
Gambar 4.6 Bentuk bakteri Vibrios
Filamen
Flagellin
Pengait (hook)
Membran terluar
LPS
T ungkai (rod)
45 nm
2. Escherichia coli
E. coli merupakan bakteria Gram negatif, monotricous serta
bersim-biosis dengan koloni bacillus pada sistem pencernaan manusia
dan jenis vertebrata lainnya. E. coli merupakan bakteria heterotropik
dan tidak sebagai patogenik, bakteria ini memproduksi beberapa
vitamin seperti vitamin K untuk dimanfaatkan oleh manusia. Beberapa
strain dari E. coli diketahui mampu mengikat secara spesifik gula yang
terkandung dalam sel target untuk berasosiasi pada lapisan permukaan
dari usus mamlia (hal ini sudah didemonstrasikan pada sel epitelial dari
usus halus dan usus besar manusia). E. coli merupakan salah satu
bakteria yang sudah dipelajari dengan sangat bagus dan menyeluruuh,
Latihan Soal:
1. Jelaskan definisi sel prokaryotik dilihat dari struktur penyusun
selnya?
2. Apa alasan material genetis berupa inti sel prokaryotik disebut
dengan nucleoid?
3. Sebutkan bagian penyusun sel prokaryotik di bawah ini?
Daftar Pustaka
Agarwal V.K dan Verma P.S, 2015. Cell Biology, Genetics, Molecular
Biology, Evolution and Ecology. S. Chand & Company LTD.
Jane B. Reece, Lisa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A. Wasserman,
Peter V. Minorsky dan Robert B. Jackson, 2011. Campbell Biology
9th Edition. New York: Library of Congress Cataloging-
Publication Data.
Leukosit
Fiber sel otot Choanosit
Sel hati
Sel otot halus
Sel tulang
Sel lemak Sel otot
Sel diatom
lurik
a) Diffusi
Diffusi merupakan pergerakan molekul-mplekul
dari konsentrasi tinggi menuju konsentrasi rendah hingga
mencapai keseimbangan dan terdistribusi secara merata.
Diffusi pada dasarnya meng-gunakan proses fisika dalam
pergerakan molekul secara random (acak) yang bisa
diamati dengan berbagai jenis molekul. Sebagai contoh,
ketika kristal dari bahan pewarna ditempatkan di dalam air,
molekul bahan pewarna bergerak ke segala arah,
pergerakan molekul bahan pewarna ini didasari perbedaan
Gambar 5.6 Osmosis pada sel hewan dan tumbuhan dan akibat tidak keseimbangan
Membran
Parameci
Psedeupod
Vakuola
Vakuola
Coated
Coated pit
vesicle
2. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan larutan semifluid (mengental)
terdiri dari air, molekul anorganik dan organik yang tersuspensi di
dalamnya berbagai jenis organel sel serta terbungkus oleh membran
plasma. Di antara molekul-molekul organik terdapat berbagai jenis
enzim yang berperan dalam mempercepat berbagai jenis reaksi
kimia (catalization) yang terlibat dalam metabolisme sel.
Sitoplasma dapat dibedakan ke dalam struktur-struktur sebagai
berikut:
a. Sitosol
Di dalam setiap sel terdapat semifluid, bahan seperti
jelly yang disebut dengan matrix atau sitosol, yang mana
komponen subsellular tersuspensi di dalamnya. Sitosol
ditemukan dalam bentuk cairan protein pada sitoplasma
(protoplasma extraselular) dan nucleoplasma (protoplasma
nukleus). Sitosol mengisi ruang-ruang sel dan terutama sekali
menunjukkan perbedaan komponen masing-masing sel yang
disebabkan oleh banyak ciri fundamental dari sitosol. Sitosol
berperan dalam melarutkan atau tempat suspensi berbagai
molekul-molekul berukuran kecil yang terlibat dalam
metabolisme sel, seperti glukosa, asam amino, nukleutida,
vitamin, mineral, oksigen dan ion-ion lainnya. Semua jenis sel,
terdapat sitosol terdiri dari enzim dan protein yang dapat larut
sehingga terbentuk 20 hingga 25% dari protein total yang
terdapat di dalam sel. Diantara enzim-enzim penting yang
dibutuhkan oleh sel terdapat di dalam matrix (sitosol) yang
berperan dalam glykolisis dan aktivasi asam amino pada proses
sintesis protein. Kebanyakan jenis sel, sitosolnya ditemukan
dalam dua bagian yang berbeda sebagai berikut: (1)
Ektoplasma atau sel korteks adalah lapisan yang mengelilingi
sitosol, secara bentuk tidak bergranula (butiran-butiran), kental,
Gambar 5.11 Struktur RE kasar dicirikan dengan adanya ribosom tertempel (embeded),
berikutnya RE halus tanpa ribosom
Molekul
miosin
Vesicle
Reseptor
kinesin
Kinesin
c. Nukleus
Nukleus merupakan bagian yang sangat diperlukan
(esensial) di dalam kehidupan sebuah sel. Informasi genetik
terkandung di dalamnya berupa untaian DNA untuk diwariskan
dari sel indukan ke sel berikutnya atau dari generasi ke generasi.
Nukeleul
Membran Inti
Membran dalam P ori Inti
Latihan Soal:
1. Gambarlah sel hewan dilengkapi dengan komponen organel
selnya?
2. Jelaskan sistem transport membrane plasma di dalam sel
eukaryotik?
3. Apasajakah perbedaan yang bisa ditemukan pada sel hewan
dan sel tumbuhan?
Daftar Pustaka
Agarwal V.K dan Verma P.S, 2015. Cell Biology, Genetics, Molecular
Biology, Evolution and Ecology. S. Chand & Company LTD.
Alton Biggs, Whitney C. Hagins, William G, Chris L. Kapicka, Ann
Haley MacKenzie dan William D. Rogers, 2008. Glencoe
Science Biology. New York: National Geographic.
Barry J. Grant, Dana M. Gheorghe, Wenjun Zheng, Maria Alonso, et.al.
(2011) Electrostatically Biased Binding of Kinesin to Micro-
tubules. PLoS Biol 9(11): e1001207. doi:10.1371/journal.pbio.
1001207.
Adenin Timin
(A) (T)
G uanin Citosin
(G )
(C)
Gambar 6.1 Struktur membrane nucleus berupa dua lapisan pospolipid dan dilengkapi dengan
pori-pori sebagai jalur transport molekul
a b
Gambar 6.2 Awal pengajuan model struktur molekul DNA, a) Struktur DNA yang diajukan
oleh Waton dan Crick b) Hasil pengamatan X-ray difraksi Rosalind Frandklind.
34 A o
3,4 Ao
20 Ao
a Gula-pospat
beckbond
Pasangan basa
Ikatan
Gula
hidrogen
Hasil
Gambar 6.5 Eksperimen Meselson dan Stahl memperkuat hipotesis model replikasi DNA
semikonservatif
Bagian Replikasi
DNA y ang sudah
komplit
Gambar 6.8 Replikasi pada E. coli dan banyak jenis bakteri lain
untuk membentuk dua DNA anakan baru
0,25µm
Gambar 6.9 Replikasi pada sel Eukaryotik untuk membentuk dua untaian molekul DNA
anakan baru
Basa Urasil
menggantikan
Timiin pada DNA
Gambar 6.11 Sentral dogma biologi molekular, material genetik dari DNA berperan sebagai
cetakan untuk menghasilkan mRNA yang membawa pesan spesifik untuk sintesis protein
Arah
transkripsi
RNA polymerase
Untaian DNA
cetakan
Basa nukleutida
RNA
5‟
3‟
Untaian molekul mRNA
Untaian DNA
cetakan
Untaian RNA
DNA cetakan
Start
RNA polymerase
(1) Inisiasi. Setelah RNA polymerase
berikatan dengan promoter, untaian
DNA ganda mulai membuka dan RNA
polymerase menemukan titik awal
transkripsi berupa kotak Pribnow
(kotak TATA)
DNA non-cetakan
DNA cetakan
Pembukaan DNA RNA hasil
transkripsi
(2) Elongasi. RNA polymerase bergerak
di sepanjang template DNA untuk
mensintesis molekul RNA dari arah
5‟→ 3‟. Setelah RNA polymerase
melewati template maka akan
terbentuk kembali DNA double helix
DNA terbentuk
kembali
Protein
snRNA Protein lain
Splice osome
Komponen
spliceosome Intron
terlepas terpotong
mRNA mature
Ekson 1 Ekson 2
Gambar 6.15 Splicing pre-mRNA oleh enzim spliceosome. (1) snRNA dan jenis protein lain
membentuk molekul kompleks yang disebut spliceosome; (2) Spliceosome mengidentifikasi intron
pada mRNA untuk dipotong dan menyambungkan setiap ekson kembali; dan (3) T erbentuk
mRNA mature yang hanya terdiri dari ekson dan siap unt uk dikeluarkan ke sitoplasma.
Ikatan
hidrogen
Antikodon
a). Struktur tRNA dua dimensi
T empat asam
amino untuk
Anticodon Antikodon
Gambar 6.16 Struktur dua dan tiga dimensi transfer RNA (tRNA)
membawa asam amino dan antikodon
Molekul tRNA
Subunit besar
Subunit kecil
5‟ mRNA
3‟
(a) Ribosom fungsional model komputasi. Ribosom bakteria menunjukkan keseluruhan
bentuk. Pada eukaryotik secara kasar memiliki bentuk yang sama
A site (Aminoasil-tRNA
binding site)
E site (Exit site)
Subunit besar
(b) Model skematik binding site. Ribosom memiliki binding site untuk mRNA dan tiga
binding site (A, P, dan E)
℗1
+
Inisiator GDP
tRNA
5‟ 3‟ 5‟ 3‟
3) Termination (penghentian)
Terminasi merupakan langkah akhir dalam proses
pembentukan polipeptida. Selama proses translasi berlangsung,
polipeptida dan komponen yang membawa pembentukan
sintesis protein terpisah satu dengan yang lainnya. Terminasi
pada sintesis polipeptida terhenti pada area stop kodon, di mana
kodon tersebut tidak bisa dikodekan oleh asam amino. Proses
terminasi membutuhkan protein spesifik yang dikenal dengan
release factor (faktor pelepas), yang mana release factor ini
5‟
3‟ 3‟
5‟ 3‟
5‟
Stop kodon 2GDP + 2℗1
(UAG, UAA, UGA)
Gambar 6.20 Proses terminasi pada translasi. Seperti halnya elongasi, terminasi juga membuthkan
hidrolisis GT P untuk proses pelepasan komponen translasi.
Rangkuman:
Biologi molekular merupakan ranah bahasan yang difokuskan pada
proses metabolit dan pewarisan material genetis dari satu sel indukan
ke sel anakan. Sentral dogma biologi molekular menjadi landasan
pemahaman dalam pembentukan protein spesifik berupa pesan yang
dibawa dari DNA oleh mRNA, proses ini berlangsung dalam tahapan
1) persiapan DNA cetakan; 2) transkripsi; 3) translasi; dan 4)
terbentuk protein spesifik.
Daftar Pustaka
Agarwal V.K dan Verma P.S, 2015. Cell Biology, Genetics, Molecular
Biology, Evolution and Ecology. S. Chand & Company LTD.
Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Robets K, dan Walter P, 2008.
Molekular Biology of The Cell 5 th Edition. New York: Library
of Congress Cataloging-Publication Data.
Bambang I. 2008. Genetika Molekular. Surabaya: Airlangga
University Press
Cristina M. Cardoso, Anje Sporbert dan Heinrich Leonhardt. (1999)
Structure and Function in the Nucleus: Subnuclear
Trafficking of DNA Replication Factors. Journal of Cellular
Biochemistry Supplements. 32:15–23.
Gerald K, 2010. Cell and Molekular Biologi Concepts and
Experiment. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Jane B. Reece, Lisa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A. Wasserman,
Peter V. Minorsky dan Robert B. Jackson, 2011. Campbell
Biology 9 th Edition. New York: Library of Congress Cataloging-
Publication Data.
Lodish H, Berk A, Matsudaira P, Kaiser Krieg, Scott, Zipursky SL dan
Darnell J, 2000. Molekular Cell Biology 6th Edition. New York:
Scientific American Books, Inc.
Robert J. Brooker, Eric P. Widmaier, Linda E. Graham dan Peter D.
Stiling, 2011. Biology Second Edition. New York: Library of
Congress Cataloging-Publication Data.
Triwibowo Yuwono, 2005. Biologi Molekular. Jakarta: Erlangga.
Watson J. D. & Crick F. H. C. (1953) Molecular Structure of Nucleic
Acids, A Structure for Deoxyribose Nucleic Acid. Nature.