DALAM KEHIDUPAN
SOSIAL
ُصلَّى هللا
َ سلَّ َم – َع ِن النَّبِ ِّيَ صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو
َ ِس ْو ِل هللا ُ ض َي هللاُ َع ْنهُ – َخا ِد ِم َر ِ س ْب ِن َمالِ ٍك َر ٍ َعَنْ أَبِي َح ْم َزةَ أَن
سلِ ٌم ُّ س ِه ” َر َواهُ البُ َخا ِر
ْ ي َو ُم ُّ ب أِل َ ِخ ْي ِه َما يُ ِح
ِ ب لِنَ ْف
ELM َّ ” الَ يُؤْ ِمنُ أَ َح ُد ُك ْم َحتَّى يُ ِح:سلَّ َم قَا َلَ َعلَ ْي ِه َو
Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami, Abu al-Ahwash telah
menceritakan kepada kami, dari Abu Hashin, dari Abu Shalih, dari Abu
Hurairah r.a, ia berkata: Rasulullah saw. telah bersabda: “Barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah memuliakan tamunya;
barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berbuat
baik kepada tetangganya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan
hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam” (H.R. Bukhori)
Pesan : kita harus selalu berbuat baik dan memuliakan tamu kita, lebih baik
jangan bercicara jika nanti akan menyakiti hati tamu, tetangga, saudara, ataupun
oranglain.
Hidup di dalam masyarakat secara otomatis akan membentuk persaudaraan, setiap umat muslim bertanggungjawab untuk
keselamatan, dan kedamaian saudaranya. Realisasi keimanan yang dalam kehidupan ini adalah memiliki rasa cinta terhadap
sesama muslim. Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan dan hidup
berdampingan. Semua umat muslim adalah bersaudara. Oleh karena itu, penting sekali untuk memuliakan tamu, dan juga
sesama umat lainnya.