Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fitriyani

Nim : PO714203181009

1. Tujuan penyimpanan darah invitro


Tujuan penyimpanan darah secara invitro dengan proses yang
khusus adalah untuk memperlambat proses penghancuran sel darah
selama masa penyimpanan sebelum digunakan.

2. Syarat-syarat penyimpanan darah invitro.


Cara penyimpanan darah secara invitro harus dapat memenuhi
syarat-syarat, berikut :
A). Harus mempertahankan sel darah tetap hidup.
B). Harus mempertahankan sel darah tetap berfungsi

3. Temperatur dan lama simpan komponen darah


Penyimpanan darah donor secara invitro , dibagi menjadi dua yaitu
penyimpanan dalam bentuk cair dan enyimpanan dalam bentuk beku.
1) Penyimpanan dalam bentuk cair.
 Temperatur Simpan
- Setiap komponen darah mempunyai temperatur simpan optimal yang
berbeda beda.
- Eritrosit dalam bentuk cair, temperatur optimal 4 ± 2 °C dan
metabolisme 1/40
pada suhu 37 °C. Temperatur maksimum dalam penyimpanan darah
adalah 10 °C, jika di atas temperatur tersebut perusakan eritrosit
berlangsung cepat. Temperatur 0°C dapat merusak eritrosit, karena
terjadi pembekuan air yang dapat merusak membran sel kecuali dengan
proses tertentu.
 Temperatur simpan komponen darah dalam bentuk cair :

Tabel Temperatur simpan komponen darah dalam bentuk cair


Temperatur Jenis Komponen
4 °C ± 2 °C - Darah Lengkap (whole blood)
- Darah Merah Pekat (PRC)
- Plasma
22 °C ± 2 °C - Trombosit Konsentrat
- Leukosit pekat (Buffy Coat)

2) Penyimpanan dalam bentuk beku.


Tujuan penyimoanan darah dalam bentuk beku adalah untuk
memperpanjang masa simpan darah invitro. Komponen darah yang
bisa disimpan dalam bentuk beku diantaranya : erirosit, trombosit, sel
induk darah (stem sel). Disamping itu kriopresipitat, dan FFP juga
disimpan dalam bentuk beku. Penyimpanan beku trombosit dinilai
kurang efisien karena kerusakan trombosit pada penyimpanan beku
lebih dari 5%. Untuk menyimpan beku eritrosit, dipakai pelindung
gliserol dalam kadar yang kecilgliserol tidak toksik bagi tubuh.
Untuk menyimpan beku sel induk darah (stem sel) dan
trombosit dipakai Dimetil Sulfoksida (DMSO).

Tabel Temperatur simpan komponen darah dalam bentuk beku


Temperatur Jenis Komponen
-18 °C ± -30 °C - Plasma Segar Beku (FFP)
- Kriopresipitat
-85 °C - Sel darah merah pekat (PRC)
- Sel Induk Darah (Stem Sel)
-196 °C - Sel Induk Darah (Stem Sel)

3) Masa simpan komponen darah


Tabel di bawah ini menggambarkan lama simpan masing-
masing komponen darah.

Tabel Lama Simpan Komponen Darah


4. Efek penyimpanan darah secara invitro
a) Perubahan bentuk dan daya hidup sel
 Daya hidup eritrosit akan menurun sebanding dengan masa
simpan. Pada saat penyadapan hancur 1-5%, apabila disimpan
2 minggu dalam ACD sel erirosit hancur sekitar 10%, dan 4
minggu dalam ACD sel eritrosit musnah mencapai 25%.
 Daya hidup trombosit menurun sebanding dengan masa simpan
dan temperature simpan. Daya hidup trombosit pada suhu 2-
6°C lebih buruk dibandingkan pada suhu 1822°C.
 Daya hidup leukosit menurun dengan cepat sebanding dengan
masa simpan. Masa simpan 48 jam terjadi perubahan bentuk,
sedangkan masa simpan 72 jam fungsi leukosit hilang.

b) Perubahan kadar ATP


Akibat penurunan kadar ATP, maka terjadi hilangnya lipid
membran sel, perubahan bentuk sel dari bentuk bikonkaf menjadi
bulat, berkurangnya elastisitas sel sehingga menjadi kaku.
c) Perubahan kadar 2,3 DPG
Akibat penurunan kadar 2,3 DPG, maka daya ikat oksigen
pada molekul hemoglobin menjadi kuat, pelepasan oksigen ke
jaringan menjadi berkurang. Darah dengan 2,3 DPG rendah tidak
menambah oksigenisasi jaringan walaupun kadar hemoglobin naik.
Darah dengan 2,3 DPG rendah tidak tepat untuk pasien yang
memerlukan oksigenisasi cepat / resusitasi.

d) Perubahan elektrolit
Peningkatan Kalium (K+) plasma, disebabkan karena sel
tidak mampu mempertahankan Kalium (K+) dalam sel, akibatnya
masuknya natrium (Na+) beserta air ke dalam sel. Darah dengan
kalium plasma yang tinggi kurang tepat untuk penderita penyakit
ginjal.

e) Perubahan asam laktat dan pH


Perubahan pH disebsbkan penumpukan asam laktat
sebagai hasil akhir proses glikolitik oleh sel eritrosit. Dengan
bertambahnya asam laktat akan menyebabkan penurunan pH
(asam)

f) Perubahan amonia
Disebabkan penghancuran / destruksi protein. Darah
dengan amoniak plasma yang tinggi kurang tepat untuk penderita
penyakit hati.
g) Peningkatan Hb plasma
Peningkatan Hb plasma dikarenakan banyaknya eritrosit
yang lisis.

h) Perubahan faktor pembekuan


Diantara faktor pembekuan F I sampai dengan F XIII, F V
dan F VIII merupakan faktor pembekuan labil secara invitro. Faktor
ini hanya bertahan selama 4-6 jam dalam keadaan invitro,
sehingga darah simpan tidak mengandung F V dan F VIII (labile
factor).

i) Perubahan metabolisme sel


Perubahan pH menjadi asam menyebabkan terganggunya
fungsi enzim-enzim untuk metabolisme sel, sehingga
mmetabolisme sel terganggu dan sel akan lisis. Tabel di bawah ini
menggambarkan perubahan biokima sel darah putih dan sel darah
merah selama penyimpanan secara invitro.

Tabel Perubahan biokima sel darah putih dan sel darah merah

Anda mungkin juga menyukai