Anda di halaman 1dari 8

Hipertensi: Penyebab Hipertensi, Gejala

Hipertensi, Pengobatan dan


Pencegahannya
Edited by Siti Hadijah • 29 Oktober 2017
5
Shares
5

Hipertensi, dikenal dengan istilah the silent killer atau pembunuh diam-diam karena
gejalanya sering tidak disadari dan setelah komplikasi baru disadari. Penyakit ini bisa
menyerang hampir setiap orang dalam berbagi kategori umur baik tua maupun muda.

Seseorang bisa dikategorikan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 120/80
mmHg. Oleh karena itu, terutama bagi orang dewasa, sangat direkomendasikan untuk
melakukan pengukuran tekanan darah ke dokter melalui cek lab rutin setidaknya setiap 1
tahun sekali, atau 6 bulan sekali jika punya riwayat penyakit dalam, dan jika punya hipertensi
maka bisa melakukan cek sendiri di rumah seminggu sekali.

Penyebab Hipertensi dan Cara Mencegahnya Bagi yang


Belum Terlanjur
Penyebab Hipertensi

Penyebab dari tekanan darah tinggi atau hipertensi sangat beragam. Beberapa dari penyebab
penyakit ini, bahkan sering terabaikan. Berikut ini, adalah kemungkinan penyebab yang bisa
menjadikan seseorang menderita  penyakit yang muncul karena tekanan darah pada dinding
arteri tak stabil ini.

 Kebiasaan Merokok sejak Usia Muda

Untuk Anda yang punya kebiasan merokok, patut waspada bahwa hipertensi bisa jadi akan
lebih mudah terjadi daripada yang bukan perokok. Asap rokok punya kemungkinan besar
meracuni darah, yang seharusnya menjadi sarana pembawa oksigen ke seluruh tubuh. Nikotin
pada rokok juga berperan besar untuk mempengaruhi pembuluh darah sehingga terjadi
pengerasan. Darah yang mengandung nikotin dapat mengganggu kinerja jantung saat
memompa darah, akibatnya jantung bekerja lebih keras.

 Genetika, faktor risiko yang tidak bisa dihindari namun bisa dikontrol

Riwayat hipertensi pada keluarga juga adalah salah satu sebabnya, tak heran jika anak-anak
dari keluarga dengan riwayat hipertensi punya potensi lebih besar untuk mengidap penyakit
yang sama.

 Obesitas, Overweight atau Kegemukan


Jagalah pola makan Anda, sebab ternyata kelebihan berat badan atau kegemukan adalah salah
satu sebab penyakit hipertensi. Kondisi Overweight pada seseorang berpengaruh pada sistem
renin-angiotensin-aldosteron, yang berfungsi mengontrol volume darah dalam tubuh. Sistem
ini akan rusak, saat terjadi obesitas pada seseorang, sehingga darah yang keluar akan semakin
tidak terkendali, dengan demikian maka hipertensi bisa terjadi.

 Konsumsi Garam Berlebihan

Garam yang dikonsumsi dalam waktu konstan dan jumlah tak terkontrol akan menumpuk
pada pembuluh darah. Akhirnya, dinding pembuluh darah mengalami penebalan, inilah yang
menjadikan saluran darah semakin sempit dan menyebabkan tekanan darah kian tinggi.

 Kebiasan Konsumsi Alkohol Berlebihan

Saat alkohol dikonsumsi, detak jantung seseorang bisa mengalami peningkatan. Selanjutnya,
bila konsumsi tetap dilanjutkan hingga 2-3 gelas pada satu waktu tentunya ada hubungannya
dengan detak jantung yang semakin tinggi. Obesitas juga mungkin muncul, akibat kebiasaan
konsumsi alkohol berlebih, dan diketahui ini juga adalah penyebab penyakit hipertensi.

 Faktor Usia, Kontrol dengan Rutin Olah Raga

Lansia yang berusia diatas 60 tahun dideteksi sebagai kelompok umur terbanyak pengidap
hipertensi. Ini terjadi karaena semakin bertambah usia, maka organ tubuh, terutama pembuluh
darah dan jantung sering mengalami penurunan fungsi. Terlebih bila ditambah lagi dengan
gaya hidup di masa muda yang tidak sehat, peluang hipertensi juga akan semakin tinggi.

 Tingkat Stess Yang Tinggi, Kontrol dengan Banyak Rekreasi

Tekanan dari kebutuhan hidup serta pekerjaan, apalagi yang tak terselesaikan dan menumpuk
memberikan andil bagi tingginya kinerja jantung. Ujungnya jantung akan memompa darah
lebih cepat. Salah satu tAndanya, kepala bagian belakang sering pusing.

Dengan mengenali penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi, setidaknya risiko
munculnya penyakit ini dapat ditekan. Terutama dengan mengendalikan factor-faktor
ekstrenal seperti, mengurangi atau menghentikan kebiasaan mengkonsumsi alkohol, juga
rokok, menjalankan gaya hidup sehat, dengan pola makan lebih baik, serta berolahraga
cukup.

Dampak ikutan dari penyakit hipertensi yang ditakutkan adalah terjadinya serangan stroke.
Sebab ditengai 50% kasus stroke terjadi disebabkan penyumbatan pembuluh darah yang
kebanyakan dipicu secara awal karena hipertensi.

Baca Juga: Kanker Serviks: Gejala, Penyebab, Pencegahan dan Pengobatan yang Perlu
Diketahui

Ukuran Tekanan Darah yang Normal, dan Kapan


Saatnya Waspada Terhadap Hipertensi
Ukuran Tekanan Darah yang Normal

Ukuran untuk menjalankan tekanan darah adalah merkuri per millimeter (mmHG), dicatat
dalam dua bilangan diastolik dan sistolik. Tekanan sistolik adalah tekanan saat jantung
berdetak memompa darah keluar. Sedangkan yang disebut dengan tekanan diastolik adalah
ukuran tekanan darah saat jantung tidak berkontraksi atau fase relaksasi. Secara umum,
tekanan diastolic juga menunjukan kekuatan dari dinding arteri saat menahan laju dari aliran
darah.

Sebagai contoh, bila saat dilakukan pengukuran maka dinyatakan tekanan darah Anda adalah
130/90 mmHG, yang ini berarti 130 mmHg adalah tekanan sistolik Anda dan 90 mmHg
adalah tekanan diastolik Anda. Jika dalam beberapa pemeriksaan ternyata tekanan darah tetap
pada kisaran 140/90 mmHg maka seseorang tersebut akan dinyatakan mengidap hipertensi
atau darah tinggi. Saat inillah maka sebaiknya perlu untuk waspada.

Ini karena, dampak ikutan dari penyakit hipertensi yang ditakutkan adalah terjadinya
serangan stroke. Sebab ditengai 50% kasus stroke terjadi disebabkan penyumbatan pembuluh
darah yang kebanyakan dipicu secara awal karena hipertensi.

Bingung cari asuransi kesehatan terbaik dan termurah? Cermati punya solusinya!
Penanganan Hipertensi, Cegah Jangan
Sampai Terjadi Komplikasi

Mencegah Hipertensi

Darah tinggi bila sudah terjadi dan disebabkan faktor internal seperti genetik atau usia maka
tindakan yang paling tepat adalah dengan kontrol diri dan pengendalian yang baik. Perubahan
gaya hidup paling banyak disarankan oleh dokter. Hal yang demikian dilakukan dengan
harapan tidak sampai terjadi struk. Selain itu, upaya penanganan berikut ini juga bisa untuk
dicoba.

1. Membatasi Asupan Garam, Perbanyak Sayur

Sifat garam yang mampu mengikat air menjadikan potensi konsumsi makanan yang terlalu
asin atau yang diasinkan secara berlebihan tidak pas untuk pengidap hipertensi. Terlebih
untuk menghindari terjadinya stroke, konsumsi garam berlebihan malahan depat memicu
yang demikian. Oleh karena itu, sangat tepat bagi penderita hipertensi untuk membatasi
asupan garam agar tekanan darah tetap normal.

2. Perbanyak Olah Raga Kardio seperti Berjalan Secara Rutin, atau Olahraga Jalan
Cepat
Berjalan kaki adalah kebiasan sehat, malahan berjalan dengan langkah yang cepat terbukti
menurunkan tekanan darah hingga 8/6mmHg. Selain itu, olahraga ringan dan mudah ini
mengefisiensi suplai oksigen ke jantung, dampaknya kinerja jantung jadi lebih stabil. Butuh
30 menit total dalam seminggu, dengan jarak dan kecepatan yang bervariasi agar tekanan
darah tetap normal.

3. Banyak Konsumsi Kentang karena Kaya Potassium untuk Kontrol Tekanan Darah

Beberapa bahan pangan, seperti kentang dipercaya untuk menurunkan tekanan darah. Hal
yang senada juga diamini peneliti Linda Van Horn, PhD, RD seorang profesor kedokteran
preventif di Northwestern University Feinberg School of Medical yang menyatakan,”buah
dan sayuran yang kaya potassium dengan jumlah 2000-4000 mg per hari, menjadi bagian
penting dari program penurunan tekanan darah apapun”. Sebagai bahan pangan, kentang tak
hanya kaya dengan karbohidrat, tetapi juga punya kandungan potassium yang tinggi.

4. Menambah Asupan Suplemen

Laporan dari 12 studi, menunjukan bahwa koenzim Q10m punya dampak yang maksimal
dalam penurunan tekanan darah sampai 17 mm/Hg. Didalam suplemen ini terkandung,
antioksidan, yang diperlukan dalam produksi energi yang secara umum bermanfaat untuk
melebarkan pembuluh darah. Karena sifatnya yang bersifat medical, maka perlu untuk
konsultasi dengan dokter tentang ukuran berapa milligram sebaiknya suplemen ini harus
dikonsumsi untuk setiap harinya.

5. Dark Chocolate, Cara Menyenangkan Tangani Hipertensi

Konsumsi setengah ons dark chocolate dengan kandungan kakao minimal 70% secara teratut
setiap hari dipercaya dapat meminimalisir tekanan darah. Ini karena didalam dark chocolate
terdapat kandungan flavanol yang merangsang pembuluh darah untuk jadi lebih elastis. Hal
yang senada dibuktikan dengan sebuah penelitian dimana tak kurang dari 18% pasien
hipertensi yang rutin mengkonsumsi dark chocolate setiap harinya mengalami penurunan
tekanan darah yang signifikan.

Pahami Gejala Umum Hipertensi Berikut Ini, Jangan


Sampai Terlambat
Gejala Umum Hipertensi 

Dengan memahami cara yang tepat, serta tahu tentang penyebabnya diharapkan orang akan
lebih waspada dengan gejala hipertensi yang secara umum sering dirasakan oleh
pengidapnya. Jika merasakan gejala berikut ini, sebaiknya perlu untuk segera memeriksa
tekanan darah ke dokter.

 PAndangan mata sering kabur dan juga jantung terasa berdebar-debar


 Sakit kepala, akibat meningkatnya tekanan darah
 Susah berkonsentrasi, intensitas buang air kecil yang semakin sering
 Cepat lelah menjalani beragam aktifitas kadang diselingi  vertigo dengan intensitas
hampir setiap hari
 Mudah marah, atau sensitif terhadap hal-hal yang dirasa tidak menyenangkan atau
tidak disukai

Bila gejala-gejala awal yang demikian sudah muncul, bisa jadi maka seseorang tersebut
terserang hipertensi. Untuk menjaga agar jangan sampai mengarah semakin parah sehingga
menyebabkan terjadinya hal-hal seperti stroke dan sejenisnya maka, perlu untuk
mengantisipasi dengan melakukan 5 langkah sebagaimana dijelaskan di awal. Tak kurang
dari itu, beberapa langkah berikut ini sebaiknya juga dijalankan beriringan agar semakin
efektif.

 Bila terjadi obesitas atau overweight, maka segeralah melakukan pola diet untuk
menurunkan berat badan
 Kurangi asupan garam berlebihan, juga alkohol dan minuman yang mengandung
kafein seperti kopi
 Hentikan kebiasaan merokok, serta mulailah kebiasaan sehat disertai olahraga secara
teratur
 Menurunkan dan menghindari penyebab stress

Baca Juga: Sakit Kepala? Hindari Aktivitas dan Jenis Makanan ini

Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati


Pencegahan hipertensi tetap lebih murah dan mudah dibandingkan dengan menjalankan
pengobatan. Jangan sampai mendiamkan terlalu lama bila gejala awal hipertensi sudah mulai
terdeteksi. Apalagi stroke adalah salah satu risiko ikutan yang muncul dari hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai