Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN CEDERA


KEPALA BERAT

Disusun oleh :

Margalinda Ayuningtyas 2720150027


Shinta Yuliana 2720150105
Neneng Inka 2720170026
Yusmanijar 2720170080
PENGERTIAN
• Cedera kepala berat adalah cedera kepala
dimana otak mengalami memar dengan
kemungkinan adanya daerah hemoragi, pasien
berada pada periode tidak sadarkan diri
(Smeltzer, S.C & Bare, B.C, 2002).

• Cedera kepala berat adalah cedera dengan skala


koma Glasgow yaitu 3-8 atau dalam keadaan
koma (Mansjoer,A,dkk,2001).
ETIOLOGI
1. Trauma oleh benda tajam
2. Trauma oleh benda tumpul
3. Kecelakaan lalu lintas, jatuh
4. Kecelakaan pada saat olah raga, anak dengan
ketergantungan.
5. Cedera akibat kekerasan.
KLASIFIKASI
Cedera Kepala Ringan Cedera Kepala Cedera Kepala
Sedang Berat
1. GCS 13-15 (sadar 1. GCS  9-14 1. GCS 3-8 (koma)
penuh, atentif, 2. Dapat 2. Kehilangan kasadaran
orientatif) mengalami l ebih dari 24 jam
2. Kehilangan fraktur penurunan kesadaran
kesadaran /amnesia tengkorak progresif)
3. Diikuti contusio serebri,
tetapi kurang 30 mnt 3. Muntah laserasi, hematome
3. Tak ada fraktur Kejang intracranial
tengkorak 4. Tanda neurologist fokal
4. Tak ada contusio 5. Cedera kepala
serebral (hematome) penetrasi atau teraba
5. Pasien dapat fraktur kranium
mengeluh nyeri kepala
dan pusing
TANDA DAN GEJALA
• Pola pernapasan dapat segera progresif
menjadi abnormal
• Nyeri kepala
• Muntah akibat peningkatan intrakranial
• Hilangnya kesadaran
• Terdapat hematoma
• Sukar dibangunkan
• Pucat
ANATOMI FISIOLOGI
Anatomi kepala
 Kulit kepala, terdiri dari 5 lapisan yaitu :
a. skin
b. connective tissue
c. galea aponeurotika
d. loose connective tissue
e. pericranium
 meningen, terdiri dari 3 lapisan yaitu :
a. durameter
b. arakhnoid
c. piameter
 Otak, Terdiri dari beberapa bagian yaitu :
a. Proensefalon
b. Mensensefalon
c. Rombhen Sefalon
 Cairan Serebrospinalis
PATOFISIOLOGI
edema otak, defisit sesorik, dan motorik,
peningkatan intrakranial

perubahan perfusi jaringan otak

dilatasi pembuluh darah asidosis metabolik

sakit kepala
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
CT-Scan (Computer Tomography Scan) dengan
atau tanpa kontras
MRI (Magnetic Resonan Imaging)
Cerebral Angiography
Serial EEG
X-Ray
PENATALAKSANAAN MEDIK

Penatalaksanaan penderita cedera kepala meliputi


Survei primer yang di prioritaskan adalah :
A (Airway)
B (Breathing)
C (Circulation)
D (Disability)
E (Exposure/ environmental Control)
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN
Tn. D mengalami kecelakaan motor pada
tanggal 22 Desember 2016. Tn. D datang ke
IGD RSUD M Yunus Bengkulu dibawa oleh
keluarganya pada jam 20 .30 WIB. Tn. D
tabrakan dengan kendaraan bermotor dengan
penurunan kesadaran, terdapat hematome
pada kepala dan krepitasi pada paha bagian
kanan sepertiga medial dextra dan wajah
hematome,keluar darah dari mulut ,telinga dan
hidung,pasien sesak.
PENGKAJIAN
 Identitas pasien
 Penanggung jawab
 Riwayat kesehatan
 Primary survey
 Secondary survey
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan penunjang
 Terapi pengobatan
ANALISA DATA
No Analisa Data Etiologi Masalah
1 DO : Trauma Pola
- suara nafas stridor kepala napas
- terdapat sumbatan berupa darah dan lendir tidak
-pasien terlihat sesak  frekuensi pernafasan efektif
32 x / mnt
DS :
- keluarga mengatakan pasien belum sadar

2 D O: - tingkat kesadaran sopor Pusat Gangguan


- GCS 7(E 2,M3,V2) napas perfusi
- akral dingin tergang jaringan
- CRT  > 3 detik gu serebral
 DS: keluarga mengatakan pasien masih
belum sadar
 
 
 
 
No Analisa Data Etiologi Masalah
3 DO: Kerusakan Defisit
- Rambut klien tampak kusam neuromus perawatan
- Mulut tampak kotor dan bau cular diri
- Keluar lendir dari mulut
-Baju klien tampak kumal

DS:
- Keluarga klien mengatakan
bahwa klien tidak bisa
membersihkan diri sendiri
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
adanya darah dan secret
2. Gangguan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan edema otak.
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan
kerusakan neuromuscular
INTERVENSI
Diagnosa 1:
• Pertahankan kepala dan leher tetap posisi datar atau
tengah ( posisi supinasi).
• Observasi fungsi pernafasan, catat frekuensi
pernafasan, dispnea atau perubahan tanda-tanda vital.
• Evaluasi pergerakan dinding dada dan auskultasi
bunyinya.
• Berikan terapi O2 sebanyak 3 liter
•  Pemasangan gudele dan lakukan penghisapan lendir
Diagnosa 2 :
• Evaluasi  nilai GCS klien
•  Pantau TTV klien
•  Evaluasi keadaan pupil, ukuran, ketajaman, kesamaan antara kiri
dan kanan  dan reaksi terhadap rangsangan cahaya
• Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi
• Anjurkan pada keluarga untuk  batasi pengunjung
• Lakukan pemasang NGT
• Lakukan pemasangan kateter

Diagnosa 3
• Anjurkan keluarga untuk memandikan klien minimal 1 x sehari
• Lakukan oral higyene 2x sehari

Anda mungkin juga menyukai