Anda di halaman 1dari 4

PENYIMPANGAN PELAKSANAAN DEMOKRASI PANCASILA

TUGAS ARTIKEL

MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun Oleh:

Nama : Muhammad Ilmi Andreyanto

Nim : 191810201029

Fakultas/Prodi : FMIPA/Fisika

UNIVERSITAS JEMBER

2019

PENYIMPANGAN PELAKSANAAN DEMOKRASI PANCASILA


ABSTRAK

Istilah Demokrasi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Demos dan Kratos/Kratein,
Demos yang berarti penduduk atau rakyat dan Kratos/Kratein berarti
kekuasaan atau pemerintahan. Jadi Demokrasi adalah pemerintahan oleh
rakyat. Dalam Negara demokrasi, kekuasaan Negara berada ditangan
rakyat dan atas kehendak rakyat

Demokrasi Pancasila adalah sistem pemerintahan yang bersumber dari falsafah


hidup bangsa Indonesia dan kepribadian bangsa Indonesia. Dari falsafah
hidup tersebit lahirlah Pancasila sebagaimana tertuang dalam pembukaan
UUD 1945

Penyimpangan implementasi demokrasi pancasila seringkali terjadi dan disalah


artikan oleh pihak politik Indonesia sejak jaman Orde baru hingga masa
Reformasi

Kata Kunci : Demokrasi Pancasila, Implementasi, Reformasi

A. PENDAHULUAN
Sistem demokrasi Pancasila merupakan sintesis dari demokrasi liberal dan
demokrasi terpemimpin. Para “Founding Father” Republik Indonesia telah
memlih dan merumuskan sistem ini sebagai alternatif terbaik berdasarkan
kultur dan karakteristik bangsa Indonesia (Musyawarah mufakat).
Ironisnnya sistem ini tidak pernah diterapkan secara murni dan konsekuen
dalam perjalanan demokrasi di Indonesia.

B. PEMBAHASAN
Sistem demokrasi pancasila bersumber dari Sila “kerakyatan yang
dipimpin oleh Hikmah kebijaksanaan dalam Permusyawaratan perwailan”.
Subtansi dasi sila ke-4 Pancasila adalah bahwa seluruh mekanisme
kepemimpinan rakyat Indonesia (GBHN), termasuk figur pemimpin rakyat
Indonesia (Presiden) ditentukan secara “Hikmah kebijaksanaan” oleh
lembaga permusyawaratan perwakilan. Lembaga permusyawaratan
perwakilan atau Majelis permusyawaratan rakyat (MPR) inilah yang
memegang kekuasaan tertinggi (suprematif), sebagai representatif
kedaulatan rakyat melalui pemilihan umum.

Indonesia sekarang tengah dilanda berbagai masalah yang kompleks. Sistem


demokrasi yang seharusnya menghasilkan masyarakat yang bebas dan sejahtera,
tidak terlihat hasilnya, malah kenyataannya bertolak belakang.
Berikut ini adalah beberapa fenomena kegagalan demokrasi Pancasila di
Indonesia :

1. Ketidakstabilan kepemimpinan nasional.


Jika dicermati, semua pemimpin bangsa ini dari soekarno hingga
Abdur Rachman Wahid, tidak ada yang kepemimpinanya berakhir
dengan bahagia. Semua berakhir tragis alias diturunkan. Hal ini
sebenarnya merupakan dampak dari tidak adanya pedidikan poliyik
bagi masyarakat. Budaya masyarakat Indonesia tentang pemimpinnya
adalah mengharapkan hadirnya pemimpin yang bisa menyelesaikan
semua masalah. Masyarakat tidak diajari bagaimana
merasionalisasikan harapan-harapan mereka. Mereka tidak diajarkan
tentang proses dalam mmerealisasikan harapan dan tujuan nasional.

2. Presiden tidak cukup kuat untuk menjalankan kebijakannya.


Presiden dipilih langsung oleh rakyat. Ini membuat posisi presiden
kuat dalam arti sulit untuk digulingkan. Namun, di parlemen tidak
terdapat partai yang dominan, termasuk partai yang mengusung
pemerintah. Ditambah lagi peran lagislatif yang besar pasca reformasi
ini dalam menentukan banyak kebijakan presiden.

3. Birokrasi yang berbelit dan adanya KKN


Birokrasi semasa ord baru sangat politis, dimana setiap PNS itu Kopri
dan wadah Kopri adalah Golkar. Ini berbahaya karena birokrasi
merupakan wilayaheksekusi kebijakan. Jika birokrasi tidak netral maka
akan menjadi pemicu reformasi kebijakan setiap pergantian
kepemimpinan dan ini merupakan hal yang tidak baik bagi stabilitas
kepemerintahan

Dalam birokrasi banyak sekali kasus KKN, contonhnya saja korupsi E-


KTP yang dilakukan oleh mantan ketua DPR Setya Novanto yang
menyebabkan proses pembuatan E-KTP bagi masyarakat Indonesia
menjadi sulit dan berbelit, contoh lainyya ialah banyak dilakukannya
pungli, suap, dll dalam kepemerintahan.

4. Banyaknya ancaman separatisme

Misalnya Aceh, Papua, RMS, dll. Ancaman ini merupakan dampak


dari dianaktirikannya daerah-daerah tersebut semasa orde baru, yang
tentunya
adalah kesalahan pemerintah dalam “mengurus anak”. Hal ini
membuat ketahanan nasional Indonesia menjadi lemah, mudah diadu
domba, terkurasnya energi bangsa ini, dan mudah dipengaruhi
kepentingan asing.

5. Tidak berjalannya fungsi partai politik


Partai politik paling tidak mepunyai tiga fungsi: penyalur aspirasi
rakyat, pemusatan kepentingan-kepentingan yang sama, dan sarana
pendidikan politik masyarakat. Selama ini dapat dikatakan ketiganya
tidak berjalan. Partai politik lebih mementingkan kekuasaan daripada
aspirasi rakyat.

Fungsi partai politik sebagai pemusatan kepentingan-kepentingan yang


sama pun tidak berjalan mengingat tidak adanya partai politik yang
konsisten dengan ideologinya. Partai politik sebagai sarana pendidikan
politik masyarakat lebih parah. Kita melihat partai mengambil suara
dari masyarakat bukan dengan pencerdasan terhadap visi, program
partai, atau kaderisasi. Melainkan dengan uang, artis, kaos, yang sama
sekali tidak mencerdaskan malah membodohi masyarakat.

C. KESIMPULAN DAN SARAN


Poin-poin yang telah disebutkan menunjukkan bahwa demokrasi pancasila
yang diterapkan di Indonesia sudah mencerminkan bangsa kita. Sayangnya
dalam penerapannya masih terdapat kegagalan-kegagalan yang harus dapat
dibenahi di kemudian hari. Kita sendiri sebagai mahasiswa harus bisa ikut
andil dalam menjaga demokrasi yang telah dirumuskan oleh para pendiri
bangsa dengan mempertahankan nilai-nilai demokrasi Pancasila itu dalam
kehidupan sehari-hari dan menjalankan amanah yang terkandung dalan
Pnacasila dan UUD 1945

Sumber Refrensi
 http://husainnur.wordpress.com/2011/04/04/pelaksanaan-
demokrasi-di-indonesia/
 http://aditya87.wordpress.com/2008/09/14/kegagalan-demokrasi-
indonesia/
 http://jurnalhipotesis.blogspot.com/2009/12/perjalanan-demokrasi-
di-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai