Anda di halaman 1dari 37

BANTUAN

HIDUP DASAR
Ns. Niswah, S.Kep.
Pengertian
Bantuan hidup dasar adalah tindakan darurat
untuk membebaskan jalan napas, membantu
pernapasan dan mempertahankan sirkulasi
darah tanpa menggunakan alat bantu (Alkatiri,
2007).
TUJUAN BANTUAN HIDUP DASAR
(BHD)

untuk oksigenasi darurat secara efektif


pada organ vital seperti otak dan jantung
melalui ventilasi buatan dan sirkulasi
buatan sampai paru dan jantung dapat
menyediakan oksigen dengan kekuatan
sendiri secara normal (Latief, 2009).
Istilah-istilah

ATLS (Advanced Trauma Life Support),


ACLS (Advanced Cardiac Life Support)
PALS (Pediatric Advanced Life Support)
PHTLS danPHCLS (Pre-Hospital Trauma
dan Cardiac Life Support)
PERBEDAAN AHA 2005 dan AHA 2010
 American Heart Association (AHA) dan
Europe Resucitation Council (ERC) pada 18
Okt 2010 merilis 1 pedoman resusitasi yang
dievaluasi setiap 5 tahun sekali.
 AHA 2005 menggunakan sistematika A-B-C
AHA 2010 menggunakan sistematika C-A-B
 Perubahan ini berlaku untuk dewasa, anak
dan bayi. Untuk neonates tetap menggunakan
sistematika AHA 2005.
 Bukan lagi ABC, melainkan CAB
Lanjutan…….

 AHA 2010 mendahulukan pemberian kompresi dada


dari pada membuka jln nafas dan memberikan nafas
buatan pada penderita henti jantung.
Pertimbangannya : tehnik kompresi dada lebih
diperlukan utk mensirkulasikan sesegera mungkin
oksigen keseluruh tubuh terutama organ-organ vital
seperti otak, paru, jantung dll.
 Tidak ada lagi look, listen and feel
 Tidak ada lagi resque breath
resque breath adl pemberian nafas buatan 2 x stl
kita pastikan korban henti nafas stl look listen feel 
AHA 2010 menghilangkan krn banyak terbuang
waktu.
Lanjutan…

 Kompresi dada lebih dalam dan lebih cepat


AHA 2005  4-5 cm dg kompresi skitar 100
kompresi/menit
AHA 2010  minimal 5 cm dg kompresi minimal
100 kompresi/menit
 Pengaktivasian Emergency Response System
(ERS)
maksudnya  meminta pertolongan org di sekitar,
menelepon ambulans atau menyuruh org utk
memanggil bantuan, setelah memeriksa kesadaran
dan tanda henti nafas (terlihat tidak ada
nafas/gasping) scr simultan dan cepat.
Lanjutan…

 Jangan berhenti kompresi dada


setiap penghentian kompresi dada berarti
menghentikan aliran darah ke otak yg
mengakibatkan kematian jaringan otak jika
aliran darah berhenti terlalu lama. Kompresi
dada dilakukan selama kita bisa atau sampai
alat defibrillator otomatis datang dan siap
menilai keadaan jantung pasien.
Prosedur BHD AHA 2010
1. Danger  keamanan penolong dan korban
2. Respon  menilai tk kesadaran dg cara
memanggil nama, menepuk bahu, ransang
dg respon nyeri
3. Call for help  minta tlg u RJP
4. Circulasi  nadi karotis ada atau tdk,
kekuatannya, irama, frekwensi 1 menit
5. Airway
6. breathing
Danger

Yakinkan bahwa penolong dan pasien


dalam posisi aman

Respon
 menilai tk kesadaran dg cara memanggil
nama, menepuk bahu, ransang dg respon
nyeri
 AVPU
Memeriksa korban dengan cara
menggoncangkan bahu
SEGERA BERTERIAK MINTA
PERTOLONGAN
MEMPERBAIKI POSISI KORBAN/
PASIEN.

Utk melakukan BHD yg efektif, pasien hrs dlm


posisi terlentang pd permukaan yg rata &
keras. Jika pasien ditemukan dlm posisi miring
atau telungkup, ubahlah ke posisi terlentang.
Ingat : Penolong hrs membalikkan tubuh
pasien sbg satu kesatuan antara kepala, leher,
bahu digerakkan scr bersama-sama (kontrol
servical, Log roll).
MEMPERBAIKI POSISI
PENOLONG

Segera berlutut sejajar dgn bahu pasien


agar saat memberikan bantuan nafas &
sirkulasi, penolong tdk perlu mengubah
posisi.
CIRCULATION ( ALIRAN DARAH )

Memastikan ada tidaknya denyut


jantung
NILAI SIRKULASI

Periksa tanda-tanda sirkulasi:


Bergerak
Bernafas
Batuk
dll
C - Circulation

• Apakah cardiac arrest ? Raba nadi carotis


- Resusitasi jantung paru
• Apakah Shock ? Raba nadi radialis + perfusi
- posisi shock
• Ada compressible hemorrhage ?
- bebat tekan
• Ada non – compressible hemorrhage ?
-resusitasi cairan mengatasi shock
-Segera pembedahan
CIRCULATION

Meraba denyut nadi


Meraba denyut nadi
Memastikan ada tidaknya
denyut jantung

 Arteri brakhialis  Arteri karotis


Jika nadi teraba di :
- radialis > 80 mmHg *
- femoralis > 70 mmHg
- carotis > 60 mmHg

* sistolik
Pastikan , korban sadar atau tidak waktu disapa

* Pasien sadar * Pasien tidak sadar


- raba nadi radialis - raba nadi carotis
- evaluasi perfusi
- ukur tek. darah

Ada nadi carotis Tidak ada nadi carotis

- evaluasi perfusi
- ukur tekanan darah Resusitasi jantung paru
Sirkulasi ( - ) : teruskan PJL + NB
Sirk (+) Nafas (-) : nafas buatan
10- 12 x/menit
Sirk (+) Nafas (+) : posisi sisi mantap
jaga jalan nafas
Airway

a. Pemeriksaan jalan nafas


Utk mengetahui ada tidaknya sumbatan
jln nafas oleh benda asing. Bila
sumbatan berupa cairan dpt dibersihkan
dg jari telunjuk atau jari tengah yg dilapisi
kain kassa, sumbatan benda padat atau
gigi palsu dikorek dg jari. Mulut dibuka dg
teknik cross finger.
b. Membuka jalan nafas
Pd pasien tdk sadar, tonus otot menghilang,
maka lidah & epiglotis akan menutup faring & laring
shg jalan nafas tersumbat.Pembebasan jln nafas
oleh sumbatan lidah dapat dilakukan dg cara
tengadah kepala topang dagu (head tild and chin lif)
dan manuver mendorong mandibula. Jika dicurigai
cedera servikal jangan lakukan manuver tengadah.
Membebaskan jalan nafas tanpa alat
Chin Lift / Head Tilt
Jaw Thrust
Triple Airway Manouver
Membebaskan jalan nafas dengan alat

Oro-pharingeal tube
Naso-pharyngeal tube
Tidak merangsang muntah
Hati-hati pd pasien dgn fraktur bais cranii
Ukuran u/ dewasa 7 mm atau jari
kelingking kanan
Neck-Collar / Collar brace

Dipasang tanpa menggerakkan


leher ( terlalu banyak )
Kepala harus dipegang “in-line”
Fiksasi dibantu bantal dan
plester dahi
7. Memeriksa breathing (pernafasan)
a. Memastikan pasien tidak bernafas
Dgn cara melihat gerakan naik turunnya dada,
mendengar bunyi nafas dan merasakan hembusan
nafas pasien → prenolong hrs mendekatkan wajah
diatas mulut dan hidung pasien sambil tetap
mempertahankan jalan nafas tetap terbuka.
Prosedur ini dilakukan tidak boleh melebihi 10
detik.
b. Memberikan bantuan nafas
Jika pasien tdk bernafas, bantuan nafas dpt
diberikan sebanyak 2 kali hembusan selama 1,5-2
detik dgn volume 700-1000 ml (10 ml/kg BB) atau
sampai dada pasien mengembang.
CARA MEMBERIKAN BANTUAN PERNAFASAN

1) Mulut ke mulut.
Penolong mengambil nafas dalam terlebih
dahulu dan mulut penolong harus menutupi
seluruh mulut pasien dg baik agar tdk terjadi
kebocoran saat menghembus nafas dan
penolong juga menutupi lubang hidung pasien
dengan jarinya utk mencegah udara keluar
kembali dari hidung. Volume udara yg
berlebihan dan laju inspirasi yg terlalu cepat
dpt menyebabkan udara masuk ke lambung
shg terjadi distensi lambung (kembung).
2) Mulut ke hidung
Direkomendasikan bila mulut pasien
mengalami luka yg berat dan penolong hrs
menutupi mulut pasien agar udara tidak keluar
kembali saat dihembuskan oleh penolong.
3) Mulut ke stoma
Pasien yg laringotomi mempunyai lubang
(stoma) yg menghubungkan trakhea langsung
ke kulit.
4) Bag valve mask (ambu bag)
Antara bag dan mask terdpt katup/penutup
klep.Konsentrasi O2 tergantung adanya
suplemen O2. Agar face mask menutup dg
baik maka mask dipegang satu petugas dan
petugas lain memompa.
Bila pernafasan dan sirkulasi kembali
normal dan korban tidak diduga
memiliki cedera cervikal

POSISI SISI MANTAP


TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai