Anda di halaman 1dari 18

Membebaskan Jalan Nafas

Kelompok : 2
1. Afnan Yus
2. Ghina Anastasya
3. Husnatun Nadia
4. Muizzatul A’la
5. Nurul Amalia
6. Nurul Magfirah
7. Reska Asnita
8. Siti Maisarah
Pengertian

• Tindakan yang dilakukan untuk membebaskan


jalan napas dengan tetap memperhatikan kontrol
servikal
Tujuan
• Membebaskan jalan napas untuk menjamin jalan
masuknya udara ke paru secara normal sehingga
menjamin kecukupan oksigenase tubuh
Pemeriksaan Jalan Napas

1. Look/Lihat
• Perubahan status mental
• Agitasi/gelisah tanda adanya hipoksemia
• Gerak napas (ada/tidak ada gerakan). Bila ada:
Normal/teratur
• Ada/tidaknya retraksi pada dinding dada (anak)
• Adanya benda asing dalam rongga mulut
1. Darah/secret
2. Muntahan
3. Gigi palsu/tanggal/patah
• Pasien tampak sianosis
• Penggunaan otot –otot penafasan tambahan
2. Listen/Dengar
• Adakah aliran udara (kalau tidak sadar)
• Apakah bicara normal (tak ada sumbatan)
• Ada suara tambahan :

1. Sumbatan parsial (karena pangkal lidah


jatuh ke belakang)
2. Gurgling: karena cairan
3. Stridor: penyempitan jalan napas
• Apakah suara parau
(hoarseness/dysphonia)
3. Feel/ Raba & Rasakan
• Adanya aliran udara nafas
• Krepitasi (ada fraktur tulang wajah/leher)
• Ada pergeseran / deviasi trachea
• Ada hematoma pada leher
• Teraba adanya getaran di leher
Masalah-Masalah Pada Jalan Nafas

• Masalah pada airways / jalan nafas adalah sumbatan.


Sumbatan dapat terjadi baik total maupun parsial. Sumbatan
total terjadi karena benda asing yang menutup airways secara
tiba-tiba atau dikenal dengan tersedak (chocking).

1. Sumbatan total
Pada pasien dewasa yang sadar atau tidak sadar dapat
dilakukan Heimlich Manouver dan Back Blow. Jika ibu hamil
chest thrust. Sedangkan Finger sweep boleh dilakukan jika
benda terlihat
• Pangkal lidah yang jatuh ke belakang
Keadaan ini dapat karena keadaan tidak sadar atau coma atau
patahnya tulang rahang bilateral. Timbul suara mengorok atau
snoring yang harus diatasi dengan perbaikan airway secara
manual atau dengan alat.

• Penyempitan dilarinks atau trachea


Dapat disebabkan edema karena berbagai hal (luka
bakar,radang, dsb) ataupun desakan neoplasma. Timbul suara
“crowing” atau stridor respiratori. Keadaan ini hanya dapat
diatasi dengan perbaikan airway distal dari sumbatan , misalnya
dengan trakheostomi.
2. Sumbatan parsial
• Pada obstruksi parsial dapat disebabkan berbagai hal.
Biasanya penderita masih dapat bernafas sehingga
timbul beraneka ragam suara tambahan pada
pernafasan penderita.
3. Penyebab obstruksi parsial :
• Cairan (darah, sekret, aspirasi lambung, dsb.
Timbul suara “Gurgling” suara nafas bercampur suara
cairan. Dalam keadaan ini harus dilakukan pengisapan
suction.
PROSEDUR TINDAKAN

– Sapuan Jari (Finger Sweep)


Dilakukan bila jalan napas tersumbat karena adanya benda
asing pada rongga mulut belakang atau hipofaring seperti
gumpalan darah, muntahan, benda asing lainnya sehingga
hembusan nafas hilang.

Prosedur tindakan:
1. Miringkan kepala pasien (kecuali pada dugaan fraktur
tulang leher) kemudian buka mulut dengan jaw thrust dan
tekan dagu ke bawah bila otot rahang lemas (maneuver
emaresi).
2. Gunakan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah)
yang bersih atau dibungkus dengan sarung
tangan/kassa/kain untuk membersihkan rongga mulut
dengan gerakan menyapu
Abdominal Thrust (Manuver Heimlich)
1. Pada posisi berdiri atau duduk
Tindakan:
• Penolong harus berdiri dibelakang korban
• Lingkari pinggang korban dengan kedua lengan
penolong
• Kemudian, kepalkan satu tangan dan letakkan sisi
jempol tangan kepalan pada perut korban, sedikit di
atas pusar dan di bawah ujung tulang sternum (pada
ulu hati/subdiagfragma-abdomen).
• Pegang erat kepalan tangan dengan tangan lainnya
• Tekan kepalan tangan ke perut dengan hentakan yang cepat
ke atas
• Setiap hentakan harus terpisah dan gerakan yang jelas.
2. Pada posisi tergeletak (tidak sadar)

Tindakan:
• Korban harus diletakkan pada posisi terlentang dengan muka
ke atas
• Penolong berlutut di sisi paha korban
• Letakkan salah satu tangan pada perut korban di garis tengah
sedikit di atas pusar dan jauh dibawah ujung tulang sternum,
tangan kedua diletakkan diatas tangan pertama
• Penolong menekan ke arah perut dengan hentakan yang cepat
ke arah atas
3. Pada yang dilakukan sendiri

• Kepalkan kedua tangan


• Letakkan sisi ibu jari pada perut di
atas pusar dan di bawah ujung tulang
sternum
• Genggam kepalan itu dengan kuat
• Beri tekanan ke atas kearah diafragma
dengan gerakan yang cepat
• Jika tidak berhasil dapat dilakukan
tindakan dengan menekan perut pada
tepi meja atau belakang kursi
4. Back Blow
(Untuk Bayi)
Tindakan:
• Bila pasien sadar dapat
batuk keras, observasi ketat
• Bila nafas tidak efektif atau
berhenti, lakukan back blow
5 kali (hentakan keras pada
punggung korban di titik
silang garis antar belikat
dengan tulang
punggung/vertebrae
5. Chest Thrust (Untuk Bayi, Anak Yang Gemuk
& Wanita Hamil)
Tindakan:
• Bila pasien sadar, lakukan chest thrust 5 kali (tekan
tulang dada dengan jari telunjuk atau jari tengah kira-
kira satu jari di bawah garis imajinasi antara kedua
putting susu pasien)

Anda mungkin juga menyukai