Anda di halaman 1dari 7

Motivasi Bisnis

Perusahaan menjadi semakin besar akibat pertumbuhan dan perkembangan usaha.


Perkembangan dapat terjadi melalui pertumbuhan organik dan unorganik.
Pertumbuhan organik adalah pertumbuhan perusahaan secara natural akibat
peningkatan skala usaha dan pendirian usaha baru. Pertumbuhan unorganik adalah
pertumbuhan perusahaan akibat akuisisi dan pembelian perusahaan yang sudah
berjalan. Pertumbuhan organik membutuhkan waktu lebih panjang.

Pertumbuhan organik dapat dicapai oleh perusahaan dengan peningkatan pangsa


pasar secara alami atau melakukan ekspansi usaha dari awal. Pertumbuhan
organik membutuhkan waktu lebih lama, karena perusahaan untuk melakukan
ekspansi misalnya, akan memulai dengan mengembangkan produk baru,
mengembangkan pabrik baru memasarkan. Namun jika pengembangan dilakukan
dengan cara unorganik, perusahaan dapat membeli perusahaan lain yang telah
menghasilkan produk tersebut sehingga dalam waktu cepat perusahaan dapat
memperoleh haislnya.

Perusahaan melakukan kombinasi bisnis dengan berbagai tujuan dan motivasi.


Motivasi umum dalam melakukan kombinasi bisnis adalah ingin agar entitas
tersebut menjadi lebih besar dan berkembang. Semakin besar perusahaan, investor
akan memperoleh pengembalian investasi (return), yang semakin besar dari
investasinya. Beberapa motivasi spesifik kombinasi bisnis antara lain:

a. Menjadikan entitas lebih besar


b. Menghindari pengambilalihan oleh entitas lain.
c. Mensinergikan sumber daya yang dimiliki
d. Kompensasi yang diterima manajemen terkadang dikaitkan dengan ukuran
perusahaan
e. Meningkatkan kebanggaan entitas.

Keuntungan Kombinasi Bisnis

Keuntungan akhir kombinasi bisnis adalah diperolehnya imbal hasil yang lebih
besar kepada pemegang saham dibandingkan pada saat entitas belum melakukan
kombinasi bisnis. Keuntungan kombinasi bisnis tercipta karena entitas mampu
menghasilkan sinergi dalam kombinasi bisnis tersebut sehingga jika nilai entitas
sebelum bergabung 5 dan 3 maka hasil kombinasi bisnis harus mampu
menghasilkan lebih dari 8.

Proses kombinasi bisnis bersifat kompleks sehingga perlu kehatian –hatian agar
sinergi yang diharapkan dapat tercapai. Bertambahnya ukuran entitas akibat
kombinasi bisnis dapat membuat pengelolaan entitas menjadi lebih birokratis dan
kompleks sehigga keputusan yang diambil lambat sehingga entitas tidak dapat
fleksibel menghadapi lingkungan. Dalam beberapa kasus sering terjadi kegagalan
dari kombinasi bisnis, sehingga pada akhirnya sinergi tidak dapat diperoleh.
Bahkan sering kali akuisisi tidak mampu menghasilkan imbal hasil seperti yang
diharapkan.

Pengembangan Bisnis

kombinasi bisnis merupakan salah satu cara dalam melakukan pengembangan


usaha sehingga menjadi lebih besar. Pengembangan bisnis dapat dilakukan secara
internal maupun eksternal. Pengembangan bisnis internal dapat dilakukan dengan
pembentukan entitas baru secara internal. Dalam rangka pengembangan bisnis
entitas membentuk entitas anak melalui penyetoran modal secara tunai. Tujuan
pembentukan entitas baru tersebut biasanya untuk membuka pasar yang lebih luas
atau memperluas jaringan produksi. Misalnya entitas melakukan ekspansi usaha
ke Timor Leste. Untuk tujuan kemudahan bisnis dan pemenuhan regulasi di
negara tersebut perlu didirikan perusahaan dengan bentuk hukum tersediri.

Pembentukan entitas baru dapat juga dilakukan melalui mekanisme spin – off atau
pemisahan satu unit atau divisi perusahaan menjadi entitas anak tersendiri.
Melalui mekanisme spin – off, setoran modal dari entitas anak berupa aset dari
devisi tersebut yang dipisahkan. Tujuan pemisahan tersebut untuk fleksibilitas
dalam menjalankan usaha, alasan regulasi yang mengharuskan menjadi bentuk
ukuran terpisah atau karena tujuan perpajakan. Sebagai contoh, Undang – Undang
Migas tidak membolehkan usaha migas terintegrasi dari hulu migas dengan
membentuk satu perusahaan. Untuk itu, Pertamina melakukan spin –off usaha
hulu migas dengan membentuk PT Pertamina Internasional Irak, PT Pertamina
Internasional Malaysia Expolarasi and Production dan PT Pertamina Hulu Energi.
Contoh lainnya misalnya pembentukan PT BNI Syariah yang awalnya merupakan
unit usaha syariah (UUS) dari PT BNI (Persero).

Bentuk pengembangan bisnis internal dapat juga dilakukan melalui kombinasi


bisnis internal atau sering disebut sebagai restrukturisasi entitas sepengendali.
Kombinasi bisnis dilakukan oleh entitas anak yang dimiliki oleh satu entitas
induk. Sebagai contoh PT A memiliki entitas anak PT B dan PT C. Kombinasi
bisnis dilakukan dengan menjual kepemilikan PT A pada saham PT C kepada PT
B. Bentuk kombinasi bisnis tersebut merupakan contoh bentuk restrukturisasi
entitas sepengendali. Secara total tidak tejadi perubahan kepemilikan, hanya
terjadi perubahan PT C yang awalnya entitas anak berubah menjadi entitas cucu.

Pengembangan bisnis secara eksternal dilakukan dengan membeli atau


mengakuisis entitas lain di luar entitas. Pengembnagan bisnis yang sebenarnya
hanya terjadi jika tejadi pengembangan bisnis secara eksternal, karena
pengembangan ini benar – benar menjadikan perusahaan menjadi bertambah
besar. Pengembangan bisnis secara internal baru dapat memperbesar bisnis jika
setelah dibentuk entitas tersebut mampu berkembang dengan cepat.

Aspek Etika Dalam Kombinasi Bisnis

Kombinasi bisnis akan menjadikan perusahaan besar sehingga struktur


kepemilikannya menjadi rumit. Dala beberapa kasus, kerumitan kepemilikan
dalam satu grup usaha dimanfaatkan untuk melakukan manajemen laba yang
merugikan pemegang saha dan seluruh stakeholder.

Kasus Enron menyebabkan perusahaan tersebut dibubarkan pada tahun 2001.


Enron mendirikan banyak entitas baru yang disebut sebagai entitas bertujuan
khusus (Special Purpose Eentity - SPE) dalam bisnisnya. Melalui entitas baru
tersebut dirancang transaksi fiktif yang sulit untuk dilacak sehingga menghasilkan
laba yang tinggi namun sebenarnya hanya laba yang dimanipulasi. Pembentukan
SPE dalam kasus Enron juga dimanfaatkan untuk menyembunyikan utang entitas,
sehingga tidak terlihat utang entitas yang sebenarnya.

Kombinasi bisnis diakui sebesar biaya perolehan bagi pihak pengakuisis. Biaya
perolehan didasarkan pada hasil negoisasi antara para pihak. Pengakuisis akan
mencatat aset dan liabilitas dari hasil kombinasi bisnis tersebut dengan
menggunakan nilai wajar. Penggunaan nilai wajar ini sering kali juga
dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan cepat sehingga dapat
harga saham perusahaan juga meningkat.

Beberapa kasus yang menunjukkan tindakan tidak etis yang dirancang dalam
transaksi kombinasi bisnis baik untuk tujuan manajemen laba maupun juga
perpajakan, menjadikan transaksi ini juga memperoleh perhatian bagi regulator
pasar modal. Kompleksitas akuntansi kombinasi bisnis menjadikan kombinasi
bisnis menjadi transaksi penting bagi yang perlu dipelajari dan dicermati.

Jenis Kombinasi Bisnis

Kombinasi bisnis dapat dilihat dari aspek strategi perusahaan. Perusahaan


melakukan kombinasi bisnis dala rangka mengembnagkan usahanya.
Pengembnagan usaha dapat dilakukan melalui integrasi vertikal, horizontal dan
konglomerasi.

a. Integrasi vertikal adalah kombinasi bisnis dengan melakukan akuisis


entitas yang memiliki hubungan pemasok atau distribusi. Dalam integrasi
ini entitas dapat melakukan akuisisi hilir dengan melakukan akuisisi pada
jalur distribusi atau akuisisi hulu dengan melakukan akuisis pada jalur
pemasok.
Misalnya entitas produsen mie instan mengakuisisi entitas produsen
gandum yang merupakan bahan baku mie instan atau mengakuisisi entitas
distribusi mie instan. Proses ini disebut integrasi hulu. Namun dapat juga
perusahaan melakukan integrasi hilir dengan mengakuisisi perusahaan
ritel yang menjual produk mie instan.
b. Integrasi horizontal adalah kombinasi bisnis dengan melakukan akuisisi
entitas yang menghasilkan produk sejenis atau produk yang berkaitan.
Misalnya entitas produsen mie instan mengakuisisi entitas produsen kecap,
saus, makanan kecil lainnya yang bahan bakunya sejenis dengan mie
instan.
c. Konglomerasi adalah kombinasi bisnis dengan melakukan akuisisi entitas
yang tidak memiliki hubungan dengan entitas. Hasil dari integrasi akan
terbentuk perusahaan konglomerat, yaitu grup usaha dengan berbagai
produk yang dihasilkan dan bergerak dalam beberapa industri yang
berbeda. Misal perusahaan mie instan mengakuisisi bank, asuransi,
perusahaan otomotif.

Bentuk Entitas

Jenis kombinasi bisnis dapat juga dibedakan tentang bagaimana bentuk


perusahaan sebelum dan sesudah melakukan kombinasi bisnis. Berdasarkan
bentuk hukum ini, kombinasi bisnis dapat diklasifikan atas:

a. Merger (statutory merger) adalah kombinasi bisnis yang dilakukan dnegan


menggabungkan dua atau lebih entitas, dimana entitas yang diakuisisi
dibubarkan serta semua aset dan liabilitasnya diambil alih pihak yang
mengakuisisi. Dala merger harus ada pihak yang dibubarkan dan pihak
yang tetap berdiri untuk menerima aset dari pembubaran pihak yang
dibubarkan. Bentuk ini sering juga disebut sebagai legal merger karena
secara hukum entitas dibubarkan dan bergabung dengan perusahaan lain.
entitas yang masih berdiri akan menggabungkan aset dan liabilitasnya
dengan aset dan liabilitas entitas yang diakuisisi.
b. Konsolidasi (statutory consolidation) adalah kombinasi bisnis dengan
membentuk satu entitas baru yang akan mengambil alih semua aset dan
liabilitas entitas yang bergabung. Entitas baru dibentuk dengan mengambil
alih semua aset dan liabilitas dari entitas yang bergabung yang telah
dibubarkan.
c. Akuisisi (stock acquisition) adalah kombinasi bisnis dengan membeli
kepemilikan entitas yang diakuisisi, namun entitas yang diakuisisi tetap
berdiri hanya dikendalikan oleh entitas pengakuisisi. Bentuk akuisisi
dilakukan dengan pembentukan perusahaan baru yang bertindak sebagai
entitas holding, atau pihak pengakuisisi merupakan entitas yang
sebelumnya telah ada. Pihak pengakuisisi atau entitas holding yang
dibentuk akan meyusun laporan keuangan konsolidasian yang akan
menggabungkan aset dan liabilitas entitas dari semua anak yang berada di
bawah kendalinya.
Dalam istilah sehari – hari, statutory consolidation sering juga disebut
sebagai merger. Bergabungnya bank – bank pemerintah menjadi entitas
baru yang bernama Bank Mandiri lebih sering disebut sebagai merger
bank – bank pemerintah, bukan konsolidasi bank – bank pemerintah. Oleh
karena itu, dalam dunia bisnis, ketiga bentuk kombinasi bisnis di atas
dikenal sebagai merger dan akuisisi. Untuk memudahkan, pada bagaian
selanjutnya istilah yang lebih sering digunakan adalah AKUISISI, yang
meliputi akuisisi aset dan liabilitas (statutory merger and consolidation)
dan akuisisi saham (stock acqusition).

Metode Akuntansi

Jenis kombinasi bisnis dapat juga dilihat dari sudut pandang akuntansi. Ada dua
metode yang dikenal dalam kombinasi bisnis yaitu:

a. Metode pooling of interest atau penyatuan kepentingan. Dala metode


penyatuan kepentingan masing – maisng pihak akan menyatukan
kepentingan bisnisnya sehingga tidak diperlukan penilaian ulang aset dan
liabilitas entitas yang bergabung. Dalam metode ini dasar pencatatannya
adalah nilai buku dari entitas yang bergabung. Metode penyatuan
kepentingan tidak diperkenankan dalam kombinasi bisnis yang umum,
namun masih diperkenankan untuk kombinasi bisnis entitas sepengendali
seperti diatur dalam PASK 38 Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali.
Dalam kombinasi bisnis entitas sepengendali sebenarnya tidak terjadi
perubahan kepemilikan dari pihak pengendali dalam kombinasi bisnis
tersebut sehingga dasar nilai buku lebih tepat.
b. Metode purchase atau pembelian atau akuisisi. Dalam metode akuisisi,
dasar pencatatan adalah nilai wajar pada tanggal akuisisi, karena
kombinasi bisnis dianggap sebagai pembentukan entitas baru, sehingga
dilakukan penilaian atas aset bersih entitas yang bergabung. Metode ini
yang saat ini berlaku untuk kombinasi bisnis seperti diatur dalam PSAK
22 Kombinasi Bisnis. Berbeda dengan metode penyatuan kepentingan,
dasar pencatatan pada nilai wajar dalam metode ini dapat menimbulkan
goodwill.

Anda mungkin juga menyukai