Anda di halaman 1dari 3

Sekelumit Tentang Boiler PLTU

Fungsi utama boiler yaitu untuk menghasilkan uap kering, dengan temperatur, tekanan kerja
tertentu dan besar laju aliran tertentu menuju turbin uap.

Ada banyak jenis boiler, karena bisa dibagi berdasarkan banyak kategori. Ada boiler jenis
“pipa api”, dan ada juga yang berjenis “pipa air”. Ada boiler berbahan bakar minyak (minyak
HSD-solar dan minyak residu), atau gas, serta berbahan bakar batu bara (dibagi-bagi
berdasarkan nilai kalori nya). Ada boiler tekanan positif, ada juga boiler tekanan negatif. Ada
boiler “sub-critical”, tapi ada juga boiler “supercritical”. Nah, berhubung banyak jenisnya,
terlalu lama kalau di jelasin satu-satu. Maka kita ambil aja studi kasus pada boiler dari PLTU
Muara Karang Unit 4 dan 5.

Boiler pada PLTU Muara Karang Unit 4 dan 5 memiliki spesifikasi sebagai berikut :

1. Sub-critical boiler.

2. Berbahan bakar HSD dan gas.

3. Tipe “pipa air”.

4. Tekanan positif.

5. Uap yang dihasilkan bertekanan : 128 kg/cm2, bertemperatur: 512 Celcius, laju aliran :
kurang lebih 600 Ton/hour.

Pada boiler ada beberapa siklus utama yang bekerja disana, yaitu siklus udara bakar dan
siklus bahan bakar (disini menggunakan High Speed Diesel – solar industri). Tapi ada
beberapa siklus pendukung lainnya yang ikut andil pada kerja boiler, yaitu siklus feed water
hingga main steam, siklus udara pendingin, siklus soot blower, dan siklus pemanas
udara bakar.

Pembakaran terjadi bila terdapat 3 buah unsur, yaitu udara, bahan bakar, dan api. Seperti
itulah kerja boiler, api pembakaran yang di ruang bakar (furnace) terbentuk dari perpaduan 3
unsur tadi.

Silkus Udara Bakar

Udara pembakaran (udara primer) diambil dari udara bebas oleh FDF (Forced Draft Fan).
Mengalirkan dan memberikan tekanan udara awal. Udara keluaran FD Fan mengalir
dipanaskan awal oleh Preheat Coil, kemudian masuk ke Air Heater (menggunakan sistem
pertukaran panas dari gas buang melalui elemen-elemen penghantar yang berputar).
Temperatur udara pembakaran naik dan mengalir menuju Windbox. Menggunakan sistem Air
Register dan Tilting, udara diatur dan dihembuskan masuk ke dalam ruang bakar melalui
sejumlah Damper udara di 4 corner dan 4 elevasi (jadi total ada 16 titik). Udara bakar akan
berpadu dengan udara bakar membentuk api pembakaran. Selain sebagai udara pembakaran,
udara yang dihembuskan dikondisikan untuk dapat membuat kobaran api dari ke-4 corner
sehingga terbentuk fire ball di tengah ruang bakar.
Siklus Bahan Bakar

Dari kapal tangker, minyak dipindahkan dan disimpan di bunker minyak, dibedakan antara
bunker minyak HSD atau IDO (High Speed Diesel/Industrial Diesel Oil) dan MFO (Marine
Fuel Oil/Minyak Residu). Untuk PLTU #4 dan #5, hanya menggunakan HSD. LP Fuel
Pump (Low Pressure) mengalirkan bahan bakar menuju ruang bakar pada Boiler, tapi
dilewatkan dulu di Fuel Heater untuk menaikkan temperatur bahan bakar.  HP Fuel Pump
(High Pressure) yang berjenis pompa ulir (Positive Displacement), menaikkan tekanan bahan
bakar menuju Burner Boiler.

Burner Pada Boiler PLTU #4 dan #5 Muara Karang terbagi menjadi 4 elevasi, dimana tiap
elevasinya terdapat 4 Gun Burner di tiap sudut nya; corner A, B, C dan D. Gambar di bawah
ini sebagai ilustrasinya.

ilustrasi ruang bakar

Di boiler tipe ini, atomizing bahan bakar tidak dilakukan oleh udara atau auxilliary steam,
tapi secara mekanis berupa mengkondisikan bahan bakar yang masuk ke pipa Gun Burner
pada tekanan ?…..? dan melepaskannya dalam bentuk spray, sedangkan arah api diatur oleh
sistem burner tilting, damper udara. Tapi saya tidak akan menjelaskan sistem burner tilting
dan damper udara disini, terlalu panjang… mungkin nanti saja di page lain .

Beberapa Igniter membuat percikan api awal, sehingga terjadi kobaran api, perpaduan antara
bahan bakar dan udara bakar diatur jumlahnya sedemikian rupa hingga mendekati
pembakaran sempurna (Ingat teori pembakaran? sempurna berarti emisi berupa CO2 dan
H2O, diindikasikan dari asap sisa pembakaran). Mengapa pembakaran harus sempurna?
karena sebagai efisiensi penggunaan bahan bakar, menekan biaya produksi (70% biaya
produksi listrik adalah bahan bakar!). Kobaran api  diarahkan pada sudut tertentu
sehingga terbentuk fireball (bola api) di tengah-tengah ruang bakar, menciptakan panas yang
maksimal tanpa merusak tube-tube downcomer (Insya Allah ini akan saya ceritakan lebih
lanjut di bagian-bagian boiler).

Siklus Udara Bakar (2)

Sebagai lanjutan dari Siklus Udara Bakar posting sebelumnya. Gas sisa pembakaran
dinamakan Flue Gas. Dari ruang bakar, flue gas mengalir menuju cerobong berupa natural
flow, alias mengalir secara alami sesuai perbedaan tekanan ruang bakar dan udara bebas .
Flue Gas yang masih panas dimanfaatkan kembali dengan proses heat exchanger (pertukaran
panas) di area superheater (berfungsi untuk menaikkan temperatur uap pemutar turbin
menjadi “uap panas lanjut”), dan  di area economizer (berfungsi untuk menaikkan temperatur
air pengisi boiler, sebagai usaha peningkatan efisiensi siklus PLTU). Setelah itu, flue gas
dimanfaatkan oleh GR Fan (Gas Recirculating Fan), dimana sebagian volume flue gas
dihembuskan kembali ke dalam ruang bakar. Kemudian Flue Gas dimanfaatkan di area Air
Heater, yang fungsinya sudah dijelaskan di posting sebelumnya. Setelah itu flue gas dibuang
ke udara bebas melalui cerobong.

skema boiler #4 dan #5 PLTU muara karang

Flue gas yang dilepas ke udara bebas memiliki beberapa syarat, yaitu temperatur keluar,
jumlah kandungan O2, serta emisi-emisi yang terkandung. Temperatur dijaga sehingga saat
keluar dari cerobong tetap di atas dew point sulfur, atau temperatur dimana sulfur mencair
dan membeku. Karena sulfur yang terkandung pada flue gas jika mencair akan mmenempel
dan membeku pada gas duct (ruang laluan gas) akan menyebabkan korosi. Dan emisi tetap
dijaga dengan penggunaan dust collector dan pengkondisian pembakaran yang sempurna.

Sumber : http://berkumpul.wordpress.com/2009/04/07/sekelumit-tentang-boiler-pltu-2/

Anda mungkin juga menyukai