Anda di halaman 1dari 52

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN KREDIT

(Studi Kasus Putusan No. 48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb)

Oleh :

Jarot Maryono 2220180037

PROGRAM PASCA SARJANA


MAGISTER ILMU HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
2020
Peranan BPSK Dalam Sengketa Perjanjian Kredit
(Studi Kasus Putusan No. 48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb)

Jarot Maryono
Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Islam As-Syafi’iyah, Jakarta
email: adv.jarot@gmail.com

ABSTRAK

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) adalah merupakan suatu


lembaga di luar pengadilan yang menangani sengketa konsumen dan berwenang
untuk melindungi hak-hak konsumen. Namun, BPSK memiliki kendala dalam
penerapan kewenangannya, sebagaimana dalam Putusan Pengadilan Negeri
Pasaman Barat Nomor 48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb, bahwa BPSK tidak
berwenang untuk menangani kasus perjanjian kredit yang terjadi antara Andi
Baswal dan PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk menelaah kewenangan BPSK dalam kasus perjanjian kredit dan
menganalisis Putusan Pengadilan Negeri Pasaman Barat Nomor 48/Pdt.Sus-
BPSK/2016/PN.Psb apakah telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku saat ini. Penelitian ini menggunakan metode normatif atau doctrinal
dengan pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan kasus
(case approach). Hasil dari rumusan pertama menunjukkan bahwa BPSK
memang tidak memiliki kewenangan dalam menangani perkara perjanjian kredit,
karena semenjak Tahun 2013 dengan adanya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
yang menjelaskan tentang penyelesaian sengketa konsumen dalam sektor jasa
keuangan di luar pengadilan. Dalam rumusan kedua menunjukkan bahwa Putusan
Pengadilan Negeri Pasaman Barat Nomor 48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb telah
benar dalam menerapkan hukum untuk memutuskan bahwa kasus perjanjian
kredit tersebut merupakan kasus wanprestasi yang apabila diselesaikan di luar
pengadilan, maka akan ditangani oleh LAPS yang dibentuk oleh OJK dan
bukanlah kewenangan BPSK untuk menyelesaikan kasus tersebut.
Kata Kunci: BPSK, Sengketa Bisnis, Perjanjian Kredit

ABSTRACT

Consumer Dispute Settlement Board (BPSK) is an agency outside the courts


dealing with consumer disputes and is also authorized to protect the rights of
consumer. However, BPSK has obstacles in the implementation of its authority as
the resolution of cases in the Supreme Court Decision No. 48/Pdt.Sus-
BPSK/2016/PN.Psb. Therefore, this study aimed to analyze the BPSK authority in
the case of credit agreements and Supreme Court Decision No. 48/Pdt.Sus-
BPSK/2016/PN.Psb whether in accordance with the legislation in Indonesia. This
research is normative or doctrinal research using statute approach and case
approach. The results showed that the BPSK does not have the authority for

1
handling the case of credit agreement, because since the Year 2013 by the
Regulation of the Financial Services Authority explaining consumer dispute
resolution in the financial services sector outside the court. Tthe Supreme Court
Decision No. 48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb., had been correct in applying the
law to decide that the case of the credit agreement is a case of default which, if
settled out of court, it will be handled by the laps formed by the FSA and not the
BPSK authority to resolve the case.

Keywords: BPSK, Dispute, Credit Agreement.

A. PENDAHULUAN

Agus Yudha Hernoko menjelaskan bahwa perjanjian menjadi instrument


untuk mengakomodir atau mempertemukan kepentingan yang berbeda antara 2
(dua) pihak atau lebih. Melalui perjanjian, perbedaan tersebut diakomodasi dan
selanjutnya dibingkai dengan perangkat hukum sehingga mengikat para pihak.
Dalam perjanjian bisnis pertanyaan mengenai sisi kepastian dan keadilan justru
akan tercapai apabila perbedaan yang ada diantara para pihak terakomodasi
melalui mekanisme hubungan kontraktual yang bekerja secara proposional.1
Perjanjian kredit merupakan perjanjian baku (standart contract) dimana isi atau
klausul-klausul perjanjian kredit tersebut telah dibakukan dan dituangkan dalam
bentuk formulir (blangko), tetapi tidak terikat dalam suatu bentuk tertentu (vorn
vrij),2 dan juga ada ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi dalam pencantuman
klausula baku sebagaimana diatur dengan jelas dalam Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pada Pasal 18.

Calon nasabah debitur tinggal membubuhkan tanda tangannya saja apabila


bersedia menerima isi perjanjian tersebut, tidak memberikan kesempatan kepada
calon debitur untuk meinbicarakan lebih lanjut isi atau klausul-klausul yang
diajukan oleh pihak bank. Perjanjian baku diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
yang sifatnya praktis dan kolektif.

1
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian: Asas Proposionalitas dalam Kontrak Komersial,
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013, hlm. 1.
2
Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2001, hlm. 265.

2
Kredit merupakan salah satu sumber pendanaan yang penting bagi
masyarakat yang mempunyai risiko dalam pelaksanaannya, dalam hal ini risiko
tersebut akan ditanggung baik oleh bank maupun oleh debitur. Ketidaksetaraan
kedudukan yang ada dalam perjanjian kredit bank ini menimbulkan risiko bagi
pihak nasabah debitur, terutama isi perjanjian bank yang memuat klausul
eksonerasi yang membebaskan bank sebagai kreditur dari kewajibannya. Hal ini
tentulah merugikan nasabah debitur sebagai konsumen dari jasa yang diberikan
bank.

Sebagai konsumen, ada beberapa hak yang seharusnya didapatkan oleh


konsumen yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, yang membuat konsumen setara dengan pihak pelaku
usaha atau penjual jasa atau produk dan untuk membantu pemenuhan hak tersebut
dibentuklah Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) yang mana
memiliki tugas utama untuk menyelesaikan sengketa yang dihadapi oleh
konsumen karena ketidaksetaraannya dengan pihak pemberi jasa atau produk di
luar pengadilan umum sesuai dengan keputusan kedua belah pihak. BPSK adalah
salah satu lembaga peradilan konsumen yang dibentuk Pemerintah Pusat di
Provinsi khusus DKI Jakarta dan kabupaten/kota sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 06/M-
DAG/PER/2/2017 tentang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen yang
memiliki tugas utama menyelesaikan persengketaan konsumen di luar lembaga
pengadilan umum sehingga menjadikan BPSK memiliki kewenangan untuk
melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan dan keterangan dari para pihak
yang bersengketa, melihat atau meminta tanda bayar, tagihan atau kuitansi, hasil
test laboratorium atau bukti lain-lain.3

Namun, dalam beberapa kasus BPSK memiliki kendala dalam menerapkan


kewenangannya seperti dalam kasus perjanjian kredit bank (pinjam meminjam)
dengan pembebanan Hak Tanggungan yang dilakukan oleh kreditur dan debitur,
salah satunya perkara yang telah diputus oleh Pengadilan Negeri Pasaman Barat

3
Djulaeka Novia Rani Aliftian Hadi, “Peranan BPSK Dalam Sengketa Perjanjian Kredit
(Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 592 K/Pdt.Sus BPSK/2016)”, RechtIdee, Vol. 13, No. 2,
Desember 2018, hlm. 204.

3
Nomor 48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb. Dalam perkara sengketa ini yang terlibat
adalah PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk. dengan Andi Baswal sebagai nasabah
berawal dari perjanjian kredit yang dilakukan oleh keduanya yang selanjutnya
dibuatlah No.0000031/PK/03637/0500/0814 tanggal 15 Agustus 2014, namun
berjalannya waktu Andi Baswal selaku nasabah (debitur) tidak melaksanakan
kewajiban pembayaran hutang atau dikategorikan kredit macet dikarenakan tidak
ada keinginan untuk melunasi fasilitas kredit yang terlah diberikan oleh PT. Bank
Danamon Indonesia, Tbk. selaku kreditur. Maka dilakukanlah proses eksekusi
lelang atas barang jaminan yang diberikan Andi Baswal selaku nasabah (debitur)
kepada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk., guna menutupi hutang Andi Baswal
tersebut. Dikarenakan merasa dirugikan atas lelang tersebut maka Andi Baswal
mengadukan kasusnya kepada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
Batu Bara mengenai kasus perjanjian kredit yang dialaminya. Dengan beberapa
pertimbangan hukum yaitu ketentuan yang berlaku di Indonesia, membuat BPSK
menganggap debitur sebagai konsumen dan Pihak Bank yang merupakan pelaku
usaha dengan mempertimbangkan Ketentuan Umum Pasal 1 angka (1) dan angka
(2) dalam Peraturan Otoritas dan pelaku usaha. Jasa Keuangan Nomor
1/POJK.07/2013 sehingga BPSK merasa bahwa pihaknya ikut andil dalam
penyelesaian sengketa perjanjian kredit ini karena melibatkan konsumen.

Sedangkan di lain pihak, PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk. selaku Pelaku
Usaha yang merasa kasus ini bukanlah wilayah kewenangan BPSK, melakukan
upaya hukum dengan mengajukan permohonan keberatan terhadap putusan Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu Bara Nomor
1332/Arbitrase/BPSK-BB/X/2016 Tanggal 25 Nopember 2016 karena menurut
Pihak Bank, perkara ini merupakan perkara antara debitur dan kreditur, bukan
kasus antara konsumen dan pelaku usaha. Pihak, PT. Bank Danamon Indonesia,
Tbk. selaku pemohon dalam kasus ini mengajukan gugatan atau permohanan
keberatan ke Pengadilan Negeri Pasaman Barat sehingga menghasilkan Putusan
Pengadilan Negeri Pasaman Barat Nomor 48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb, yang
mana mengadili untuk mengabulkan permohonan keberatan dari Pemohon
Keberatan dengan menyatakan BPSK tidak berwenang untuk memeriksa dan
memutus perkara perjanjian kredit antara antara Andi Baswal dan PT. Bank

4
Danamon Indonesia, Tbk. serta membatalkan putusan BPSK Kabupaten Batu
Bara Nomor1332/Arbitrase/BPSK-BB/X/2016.

Kewenangan BPSK terhadap kasus konsumen memiliki batasan-batasan


tertentu terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang BPSK itu sendiri.
Sehingga perlu dikaji lebih lanjut mengenai kewenangan BPSK dalam kasus
Perjanjian Kredit dengan bank berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen sebagai dasar lahirnya BPSK dan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 yang mana nasabah dianggap
sebagai konsumen yang telah memanfaatkan produk yang dikeluarkan oleh pihak
bank dalam bentuk kredit, seperti yang terjadi pada kasus yang telah diputus oleh
Pengadilan Negeri Pasaman Barat Nomor 48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb

B. METODE PENELITIAN

Adapun metode pendekatan penelitian ini adalah metode pendekatan


perundang-undangan (statute approach) dan studi kasus (case study) yang mana
menggunakan kasus dalam putusan Pengadilan Negeri Pasaman Barat Nomor
48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb. Pendekatan perundangan-undangan adalah
pendekatan yang dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi
yang bersangkut paut dengan isu hukum yang ditangani. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Peter Mahmud Marzuki bahwa pendekatan kasus adalah
pendekatan yang dilakukan dengan cara melakukan telaah terhadap kasus yang
berkaitan dengan isu yang dihadapi yang telah menjadi putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.4

C. PEMBAHASAN

4
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011, hlm. 92.

5
1. Analisis Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
Kabupaten Batu Bara Nomor 1332/Arbitrase/BPSK-BB/X/2016 Tanggal 25
Nopember 2016.

Salah satu putusan BPSK yang menangani sengketa konsumen ini,


terlihat bahwa BPSK mempunyai andil dalam penanganan perjanjian kredit
macet antara Andi Baswal sebagai nasabah (debitur) dengan PT. Bank
Danamon Indonesia, Tbk. sebagai kreditur. Sebagaimana yang diketahui
bahwa BPSK memiliki tugas untuk melaksanakan penanganan dan
penyelesaian sengketa konsumen dengan cara Konsiliasi, Mediasi atau
Arbitrase, dengan salah satu wewenangnya untuk melakukan pengawasan
terhadap pencantuman klausula baku (Pasal 3 Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor
350/MPP/Kep/2001).

Untuk pengawasan terhadap klausula baku yang dilakukan oleh BPSK


telah diatur dalam Pasal 18 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen yang membahas tentang ketentuan pencantuman
klausula baku yang dilakukan oleh pelaku usaha yang mana BPSK hanya
berperan sebagai pegawas terhadap klausula baku yang dikeluarkan oleh
pelaku usaha. Sedangkan dalam kasus perjanjian kredit yang melibatkan
Saparli dan BRI ini, Saparli dikatakan sebagai konsumen sebagaimana
pengertian konsumen dalam pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen yang hak-haknya wajib dilindungi oleh
BPSK adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan, sehingga membuat
Saparli dapat dikatakan sebagai konsumen yang telah memakai jasa yang
disediakan oleh BRI yang diakui keberadaannya didalam masyarakat sebagai
badan hukum, yang mana dapat dikatakan sebagai pelaku usaha dalam
perspektif Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen Pasal 1 ayat (3).

6
Namun, yang perlu diperhatikan dalam kasus ini adalah tahun
terjadinya sengketa yang terjadi antara nasabah dan bank yang ditangani oleh
BPSK yaitu tahun 2016, sesuai dalam putusan yang dikeluarkan oleh Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu Bara dengan
nomor Putusan 1332/Arbitrase/BPSK-BB/X/2016 Tanggal 25 Nopember
2016. Sedangkan Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan juga mengatur
tentang perlindungan konsumen sektor jasa keuangan semenjak 2011 dengan
mengeluarkan Peraturan OJK Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan
Konsumen Sektor Jasa Keuangan yang memiliki pengertian bahwa konsumen
adalah pihak-pihak yang menempatkan dananya dan/atau memanfaatkan
pelayanan yang tersedia di Lembaga Jasa Keuangan antara lain nasabah pada
perbankan, pemodal di Pasar Modal, pemegang polis pada perasuransian, dan
peserta pada Dana Pensiun, berdasarkan peraturan perundang-undangan di
sektor jasa keuangan.

Dalam Peraturan OJK tersebut, lebih spesifik membahas tentang


perlindungan konsumen apabila terjadi sengketa dalam bidang keuangan.
Meskipun pengaturan perlindungan hukum terhadap konsumen di Indonesia
telah diatur secara khusus dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen, namun pada dasarnya Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 bukanlah merupakan awal atau akhir dari hukum yang
mengatur mengenai perlindungan konsumen, sebab sampai pada terbentuknya
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 telah terdapat beberapa ketentuan
perundang-undangan yang materinya juga melindungi konsumen (Penjelasan
Umum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen).

Mengutip dari apa yang dijelaskan oleh Djulaeka Novia Rani Aliftian
Hadi bahwa:5

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen


ini juga masih membuka kemungkinan di kemudian hari untuk
terbentuknya undang-undang baru yang pada dasarnya membuat

5
Djulaeka Novia Rani Aliftian Hadi, Op. Cit., hlm. 208.

7
ketentuan-ketentuan yang melindungi konsumen sehingga dalam hal ini
kedudukan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 merupakan umbrella
act dalam perlindungan konsumen di Indonesia yakni payung yang
mengintegrasikan dan memperkuat penegakan hukum di bidang
perlindungan konsumen (Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen) maka Undang-Undang
ini dapat berkedudukan sebagai ketentuan umum (lex generalis) atau
dapat juga berkedudukan sebagai ketentuan khusus (lex specialis).

Tetapi perlu dicermati bahwa sesungguhnya pengertian konsumen yang


terdapat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan memiliki perbedaan. Menurut Ahmadi Miru dan Yado Sutaman
bahwa Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 hanya melindungi konsumen
dalam pengertian sebagai konsumen akhir yakni pengguna terakhir atau
pemanfaat akhir suatu produk atau end use.6 Dan ditambahkan oleh AZ
Nasution, dikemukakan bahwa dimana konsumen sebagai pengguna akhir
atau end user tidak ada motif untuk memperoleh keuntungan melainkan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya pribadi, keluarga dan/atau rumah tangga dan
tidak untuk diperdagangkan kembali (non komersial).7 Hal ini berbeda
dengan pengertian konsumen dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011
tentang Otoritas Jasa Keuangan, dimana dalam Pasal 1 angka (15) dijelaskan
bahwa Konsumen adalah pihak-pihak yang menempatkan dananya dan/atau
memanfaatkan pelayanan yang tersedia di Lembaga Jasa Keuangan antara
lain nasabah pada Perbankan, pemodal di Pasar Modal, pemegang polis pada
Perasuransian, dan peserta pada Dana Pensiun, berdasarkan peraturan
perundang-undangan di sektor jasa keuangan, dengan kata lain sebagaimana
yang dijelaskan oleh Djulaeka Novia Rani Aliftian Hadi bahwa Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2011 secara global mengatakan konsumen disini
adalah pihak-pihak yang menempatkan dananya dan/atau memanfaatkan

6
Ahmadi Miru dan Yado Sutaman, Hukum Perlindungan Konsumen, Cetakan keenam, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2010, hlm. 7.
7
AZ Nasution, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2001, hlm. 13.

8
pelayanan yang tersedia di Lembaga Jasa Keuangan, yang mana konsumen
dalam sektor jasa keuangan dapat berkedudukan sebagai pelaku usaha.8

Sehingga menurut penulis hal tersebut menimbulkan permasalahan,


apakah Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan bisa menjadi lex specialis dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen karena perbedaan pengertian
konsumen keduanya. Mengingat pembentukan kedua Undang-Undang
tersebut dilakukan oleh lembaga yang berbeda dan seiring dalam kurun waktu
yang berbeda, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 dibentuk oleh
Kementerian Perindustrian dan Perdagangan sedangkan Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2011 dibentuk oleh Kementerian Keuangan yang
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya disharmoni antar
peraturan perundang-undangan.9 Oleh karenanya, menimbulkan terjadinya
perbedaan penafsiran dalam pelaksanaannya dan timbulnya ketidakpastian
hukum serta pelaksanaan Peraturan Perundang-Undangan tidak efektif dan
efisien.

Karena dalam penerapan asas hukum Lex specialis derogat Legi


generalis ada beberapa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan sebagaimana
yang dikemukakan oleh Bagir Manan bahwa:10

1. Ketentuan-ketentuan yang didapati dalam aturan hukum unum


tetap berlaku, kecuali yang diatur secara khusus dalam aturan
hukum khusus tersebut;
2. Ketentuan-ketentuan lex specialis harus sederajat dengan
ketentuan-ketentuan lex generalis (undang-undang dengan undang-
undang);
3. Ketentuan-ketentuan lex specialis harus berada dalam lingkungan
hukum (rezim) yang sama dengan lex generalis.

8
Djulaeka Novia Rani Aliftian Hadi, Loc. Cit., hlm. 208.
9
..“Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan”,
http://www.ditjenpp.kemenkumham.go.id/htn-dan-puu/421-harmonisasi-peraturan-perundang-
undangan.htm., 28 Juni 2020.
10
Bagir Manan, Hukum Positif Indonesia: Satu Kajian Teoritik, Yogyakarta: FH UII Press,
2004, hlm. 58.

9
Dalam beberapa hal mendasar tersebut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen yang mengartikan konsumen adalah
konsumen akhir, yakni pemakai barang dan/atau jasa dan tidak untuk
diperdagangkan, sedangkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan yang memiliki pengertian bahwa konsumen
merupakan pihak yang menempatkan dananya atau memanfaatkan pelayanan
jasa lembaga sektor jasa keuangan, tanpa melihat motivasi pihak tersebut
untuk mendapatkan keuntungan atau tidak karena dalam Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan melindungi juga
konsumen yang merupakan pemodal dalam pasar modal (investor) namun
konsumen yang dilindungi Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 lainnya
dapat dikatakan sebagai konsumen akhir (end user) karena pemanfaatan jasa
lembaga sektor jasa keuangan tidak untuk kepentingan komersial seperti
nasabah pada perbankan, pemegang polis pada perasuransian dan peserta
pada dana pensiun.

Hal ini dapat dikatakan bahwa ketentuan–ketentuan umum dalam


Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
dapat dimasukkan dalam ketentuan-ketentuan umum Undang-Undang Nomor
21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan selain yang telah diatur secara
khusus dalam Undang-Undang tersebut yakni tentang Investor dalam pasar
modal. Untuk kedudukan ketentuan-ketentuan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 dan umum Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 sederajat
mengingat keduanya adalah sama-sama merupakan Undang-Undang dan
kedua undang-undang tersebut berada dalam lingkup/bidang lingkungan
hukum yang sama yakni bidang hukum keperdataan. Dengan demikian,
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
dapat dikatakan sebagai lex specialis dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen sepanjang mengenai konsumen dalam
pengertian konsumen menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen.

10
Dalam kasus perjanjian kredit ini yang melibatkan Andi Baswal dan
PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk., maka dengan menganut pada asas Lex
specialis derogat Legi generalis dalam penyelesaian sengketa yang dilakukan
di luar pengadilan, Lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lebih berwenang
dalam menangani perkara Perjanjian Kredit daripada Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen (BPSK) yakni dengan melalui Fasilitasi sesuai Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Perlindungan Konsumen yang mana apabila
tidak mencapai kesepakatan, maka Andi Baswal selaku nasabah dapat
melakukan penyelesaian sengketa di luar pengadilan atau melalui pengadilan.
Penyelesaian sengketa di luar pengadilan dilakukan melalui Lembaga
Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS) di sektor jasa keuangan
berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2014
tentang Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Sektor Jasa Keuangan.

D. DAFTAR PUSTAKA

Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian: Asas Proposionalitas dalam Kontrak


Komersial, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013.

Ahmadi Miru dan Yado Sutaman, Hukum Perlindungan Konsumen, Cetakan


keenam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.

AZ Nasution, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama, 2001.

Bagir Manan, Hukum Positif Indonesia: Satu Kajian Teoritik, Yogyakarta: FH UII
Press, 2004.

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media,


2011.

11
Djulaeka Novia Rani Aliftian Hadi, “Peranan BPSK Dalam Sengketa Perjanjian
Kredit (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 592 K/Pdt.Sus
BPSK/2016)”, RechtIdee, Vol. 13, No. 2, Desember 2018.

“Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan”,


http://www.ditjenpp.kemenkumham.go.id/htn-dan-puu/421-harmonisasi-
peraturan-perundang-undangan. htm., 28 Juni 2020.

12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
PUTUSAN

a
No. 48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb.

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
Pengadilan Negeri Pasaman Barat yang memeriksa dan mengadili perkara-

do
gu
perkaraperdata tentang keberatan atas putusan Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen(BPSK) telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara:

In
A
PT. BANK DANAMON INDONESIA TBK, beralamat di Gedung Menara Bank
Danamon, Jl.HR Rasuna Said Blok C No 10, Karet, Setiabudi,
ah

lik
Jakarta Dalam hal ini memberikan kuasa kepadaAzwir Agus,
S.H., M.Hum., M. Santri Azhar Sinaga, S.H., Yusfansyah
am

ub
Dodi, S.H., Novli Usha Harahap, S.H., Oscar Leonardo S.
Tampubolon, S.H., dan M. Wirdana, S.H., M.H.
kesemuanya Advokat/Pengacara pada Azwir, Hadi & Partners
ep
k

Advocate & Legal Consultan beralamat di Glugur No 43


ah

Medanberdasarkan surat kuasa khusus Nomor: SK-LTG-292


R

si
Tanggal13 Desember 2016 yang telah didaftarkan ke
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Pasaman Barat Nomor

ne
ng

85/SK/Pdt/2016.PN Pasaman Barat tanggal 20 Desember


2016, yang selanjutnya disebutPemohon Keberatan ;

do
gu

La wa n
ANDI BASWAL, Tempat/Tangal Lahir Simpang Empat, 12 Agustus 1964, Umur 52
In
Tahun, Pekerjaan Wiraswasta, Kewarganegaraan Indonesia,
A

Beralamat di Jambak Jalur IV Timur, Kelurahan Koto Baru,


Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat,
ah

lik

Propinsi Sumatera Barat, yang selanjutnya disebut


Termohon Keberatan ;
m

ub
ka

Pengadilan Negeri tersebut ;


ep

Telah membaca dan mempelajari berkas perkara serta surat-surat


yangberhubungan dengan perkara ini ;
ah

Telah meneliti dan memeriksa bukti-bukti surat/tulisan yang diajukan


R

es

keduapihak berperkara ;
M

TENTANG DUDUK PERKARANYA


ng

on

Halaman 1 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa Pemohon keberatan dalam surat Permohonannya

a
tertanggal 19 Desember 2016 yang didaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

si
Pasaman Barat tanggal19 Desember2016 dengan Register Nomor: 48/Pdt.Sus-
Bpsk/2016/PN.Psb, telahmengajukan Permohonan Keberatan Terhadap Termohon

ne
ng
Keberatan dengan mengemukakan dalil-dalildan tuntutan (petitum) sebagai berikut:
Bahwa Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)

do
gu
Kabupaten Batu Bara Nomor
Nopember 2016tersebut disampaikan kepada Penggugat (Pemohon Keberatan)
: 1332/Arbitrase/BPSK-BB/X/2016 Tanggal25

melalui pos tercatat pada tanggal 25 Nopember 2016dan diterima tanggal 29

In
A
Nopember 2016 sehingga gugatan keberatan ini telah diajukan dalam waktu 14
(empat belas) hari kerja sejak tanggal pemberitahuan dimaksud sesuai syarat dan
ah

lik
ketentuan Pasal 56 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor :8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen Jo. Keputusan Menteri Perindustrian dan
am

ub
Perdagangan RI Nomor : 350/MPP/Kep/12/2001 Jo. Pasal 5 ayat (1) Peraturan
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor :1 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengajuan Keberatan terhadap Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
ep
k

(BPSK). Oleh karenanya secara hukum sudah seharusnya dinyatakan diterima serta
ah

dipertimbangkan menurut ketentuan hukum yang berlaku;


R

si
Bahwa selanjutnya, berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat (1) Peraturan
Mahkamah Agung Republik Indonesia (MARI) Nomor : 1 Tahun 2006 tentang Tata

ne
ng

Cara Pengajuan Keberatan terhadap Putusan Badan Penyelesaian Sengketa


Konsumen (BPSK), diatur sebagai berikut:
“Keberatan terhadap Putusan BPSK dapat diajukan baik pelaku usaha dan atau

do
gu

konsumen kepada Pengadilan Negeri di tempat kedudukan konsumen tersebut”


Bahwa oleh karena tempat kedudukan Tergugat (Termohon Keberatan) pada
In
A

perkara in casu adalah di Kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman Barat
maka secara hukum adalah tepat dan berlandaskan hukum jika gugatan keberatan a
ah

lik

quo diajukan melalui Pengadilan Negeri Pasaman Barat ;


Adapun alasan-alasan yang mendasari gugatan keberatan ini adalah sebagai
berikut:
m

ub

-- Bahwa antara Penggugat (Pemohon Keberatan) dan Tergugat (Termohon


ka

Keberatan) telah membuat dan menandatangani perjanjian mengenai pemberian


ep

Fasilitas Kredit sebagaimana dituangkan dalam akta Perjanjian Kredit disertai


akta Syarat & Ketentuan Umum dan Daftar Jadwal Angsuran yang dilegalisasi
ah

oleh Notaris di Kabupaten Pasaman Barat ;


R

es
M

ng

-- Bahwa untuk menjamin pembayaran fasilitas kredit jika terhutang nantinya, maka
on

Tergugat (Termohon Keberatan) menyerahkan barang jaminan (agunan) berupa:


Halaman 2 dari 39 halaman
gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sebidang tanah pertanian seluas 1.250 M2 berikut segala sesuatu yang ada

a
diatasnya, dengan Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor : 187/Nagari Koto Baru, atas

si
nama : Andi Baswal ;
-- Bahwa berdasarkan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan (SKMHT)

ne
ng
kemudian penyerahan barang jaminan (agunan) tersebut dituangkan dalam Akta
Pemberian Hak Tanggungan (APHT) yang keduanya diperbuat dihadapan

do
gu Notaris/PPAT di Kabupaten Pasaman Barat, berdasarkan ketentuan Undang-
Undang Republik IndonesiaNomor : 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan
(UUHT) ;

In
A
-- Bahwa selanjutnya sesuai ketentuan Pasal 13 ayat (1) UUHT pemberian Hak
Tanggungan dimaksud didaftarkan di Kantor Pertanahan setempat (ic. Kantor
ah

lik
Pertanahan Kabupaten Pasaman) dan berdasarkan ketentuan Pasal 14 ayat (1)
UUHT sebagai tanda bukti adanya Hak Tanggungan maka Kantor Pertanahan
am

ub
Kabupaten Pasaman menerbitkan sertifikat Hak Tanggungan yang diserahkan
kepada Penggugat (Pemohon Keberatan);
-- Bahwa ternyata Tergugat (Termohon Keberatan) tidak melaksanakan kewajiban
ep
k

pembayaran hutang sebagaimana ditentukan dalam Jadwal Angsuran sehingga


ah

akhirnya fasilitas kredit yang diberikan kepada Tergugat (Termohon Keberatan)


R

si
dinyatakan telah macet atau dikategorikan sebagai kredit macet dan selanjutnya
sesuai Pasal 8 Syarat & Ketentuan Umum maka Penggugat (Pemohon

ne
ng

Keberatan) berhak mengakhiri perjanjian serta meminta pembayaran dengan


seketika tanpa harus menunggu jatuh tempo dan sekaligus pelunasan dari

do
jumlah hutang berdasarkan perjanjian fasilitas kredit tersebut ;
gu

-- Bahwa Penggugat (Pemohon Keberatan) telah memberikan kesempatan serta


waktu yang sangat patut untuk pembayaran tunggakan atau pelunasan fasilitas
In
A

kredit yang diterima oleh Tergugat (Termohon Keberatan) tersebut, akan tetapi
tidak dilakukan sehingga Tergugat (Termohon Keberatan) telah cidera janji dan
ah

lik

dengan demikian sesuai Pasal 20 ayat (1b) jo. Pasal 14 ayat (2) UUHT,
Penggugat (Pemohon Keberatan) selaku pemegang Hak Tanggungan berhak
untuk mohon eksekusi lelang atas barang jaminan guna menutupi hutang
m

ub

Tergugat (Termohon Keberatan) ;


ka

-- Bahwa selanjutnya pada saat Penggugat (Pemohon Keberatan) menjalankan


ep

proses eksekusi lelang, Tergugat (Termohon Keberatan) mengajukan


restrukturisasi hutang namun tidak tercapai kesepakatan dan kemudian Tergugat
ah

(Termohon Keberatan)
R

membuat pengaduan konsumen kepada Badan


es

Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu Bara dengan


M

register perkara Nomor : 1332/Arbitrase/BPSK-BB/X/2016 ;


ng

on

Halaman 3 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
-- Bahwa kemudian Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten

a
Batu Bara pada tanggal 25 Nopember 2016 membacakan Putusan Nomor :

si
1332/ Arbitrase/BPSK-BB/X/2016, yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
MENGADILI :

ne
ng
1. Mengabulkan permohonan Konsumen seluruhnya;
2. Menyatakan ada kerugian dipihak Konsumen;

do
gu 3. Menyatakan Pelaku Usaha tidak pernah menghadiri persidangan yang secara
patut di panggil Majelis Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
Kabupaten Batu Bara dengan secara menurut Hukum dan Perundang-

In
A
undangan yang berlaku di Wilayah Negara Republik Indonesia;
4. Menyatakan Pelaku Usaha yang tidak pernah memberikan salinan/fotocopy
ah

lik
perjanjian yang mengikat diri antara Konsumen dengan Pelaku Usaha seperti:
Perjanjian Kredit, Polis Asuransi dan Akta Pemberian Hak Tanggungan
am

ub
maupun lainnya walaupun telah diminta oleh Konsumen kepada Pelaku
usaha, maka tindakannya adalah merupakan unsur kesengajaan Pelaku
Usaha dan merupakan perbuatan melawan hukum serta bertentangan
ep
k

dengan Undang-undang Nomor : 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan


ah

Konsumen;
R

si
5. Menyatakan Perjanjian Kredit yang telah dibuat dan ditandatangani bersama
antara Konsumen dengan Pelaku Usaha batal demi hukum dan tidak memiliki

ne
ng

kekuatan hukum yang mengikat;


6. Menyatakan Konsumen telah beritikad baik dalam melakukan/melaksanakan

do
kewajibannya kepada Pelaku Usaha dengan membayarkan angsuran setiap
gu

per-bulannya kepada Pelaku Usaha;


7. Menyatakan Pelaku Usaha yang akan dan/atau telah melakukan lelang
In
A

eksekusi Hak Tanggungan di muka umum atas anggunan yang menjadi


jaminan pembayaran kembali atas fasilitas pinjaman kredit yang telah
ah

lik

diberikan oleh Pelaku Usaha kepada Konsumen dengan melalui perantara


Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bukit Tinggi, yaitu
berupa :
m

ub

• Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor : 187 Desa/Kel. Nagari Koto Baru, berupa
ka

sebidang tanah perumahan seluas 1250 M2 (seribu dua ratus lima puluh
ep

meter persegi), berikut segala yang ada diatasnya, terletak di :


Provinsi : Sumatera Barat
ah

Kabupaten/Kota : Pasaman Barat


es

Kecamatan : Luhak Nan Duo


M

ng

Desa Kelurahan : Koto Baru


on

Halaman 4 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor : 104/Koto Baru/2006; Ter-

a
tanggal 30 Mei 2006, Sertifikat yang dikeluarkan/terbitkan oleh Kepala

si
Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya Pasaman/Pasaman Barat Ter-
tanggal 07 Juni 2006/20-06-2006, Nama Pemegang Hak tertulis/terdaftar

ne
ng
atas nama Nursehan/Andi Baswal.
• Serta Sertifikat Hak Milik (SHM) dan/atau surat-surat lainnya yang menjadi

do
gu agunan/jaminan Konsumen/Andi Baswal kepada Pelaku Usaha/PT. Bank
Danamon Indonesia Tbk.
Adalah perbuatan melawan hukum (Onrechmatig Edaad) dan bertentangan

In
A
dengan :
1) Bertentangan dengan pasal 26 Undang-Undang Hak Tanggungan (UUHT)
ah

lik
Nomor : 4 tahun 1996 yang mengharuskan eksekusi Hak Tanggungan
menggunakan pasal 224 HIR/258 RBG yang mengharuskan ikut campur
am

ub
Ketua Pengadilan Negeri (Bukan Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No.93/PMK.06/2010 yo PMK No.106/ PMK.06/2013).
2) Bertentangan dengan angka 9 penjelasan umum Undang-Undang Hak
ep
k

Tanggungan (UUHT) Nomor : 4 tahun 1996 yang menyatakan ‘agar ada


ah

kesatuan pengertian dan kepastian penggunaan ketentuan tersebut’,


R

si
maka ditegaskan lebih lanjut dalam undand-undang ini, bahwa sebelum
ada peraturan perundang-undangan yang mengaturnya, maka peraturan

ne
ng

mengenai eksekusi hyphotek yang diatur dalam HIR/RBG berlaku


terhadap eksekusi hak tanggungan.

do
3) Bertentangan dengan Pasal 1211 KUHPerdata yang mengharuskan lelang
gu

melalui Pegawai Umum (Pengadilan Negeri).


4) Bertentangan dengan pasal 200 ayat (1) HIR yang mewajibkan Ketua
In
A

Pengadilan Negeri (dalam perkara a quo Pengadilan Negeri Bukit Tinggi)


untuk memerintahkan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
ah

lik

(KPKNL) Bukit Tinggi untuk menjualnya (bukan Pelaku Usaha yang


meminta kepada KPKLN).
5) Bertentangan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik
m

ub

Indonesia No.3210.K/PDT/1984 tertanggal 30 Januari 1986, yang


ka

menyatakan bahwa pelaksanaan pelelangan yang tidak dilaksanakan atas


ep

Penetapan/ Fiat Ketua Pengadilan Negeri, maka lelang umum tersebut


telah bertentangan dengan pasal 224 ayat HIR/258 RBg, sehingga tidak
ah

sah, sehingga pelaksanaan parate eksekusi harus melalui fiat Ketua


es

Pengadilan Negeri.
M

ng

on

Halaman 5 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
6) Bertentangan dengan Undang-Undang Nomor : 12 tahun 2011 Tentang

a
Pembentukan Peraturan yang menyebutkan jenis, hirarki Peraturan

si
Perundang-undangan adalah :
1. Undang-Undang Dasar tahun 1945

ne
ng
2. Ketetapan MPR
3. Undang-Undang/Perpu

do
gu 4. Peraturan Pemerintah
5. Peraturan Presiden
6. Peraturan Daerah Provinsi

In
A
7. Peraturan Daerah
Sedangkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia (in casu)
ah

lik
Nomor : 93/PMK.06/2010 yo PMK Nomor : 106/PMK.06/2013 tidak
termaksud jenis peraturan perundang-undangan, apalagi Pasal 26
am

ub
Undang-undang Hak Tanggungan (UUHT) Nomor : 4 tahun 1996 tidak
ada memerintahkan bahwa peraturan pelaksanaannya adalah peraturan
Menteri Keuangan.
ep
k

8. Menyatakan tidak sah dan batal demi hukum :


ah

A. Permintaan Lelang yang akan dan/atau telah dilakukan Pelaku Usaha


R

si
dengan cara melalui perantara kepada Kantor Pelayanan Kekayaan
Negara dan Lelang (KPKNL) Bukit Tinggi,terhadap Angunan yang menjadi

ne
ng

jaminan Konsumenkepada Pelaku Usaha, yaitu berupa :


• Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor : 187 Desa/Kel. Nagari Koto Baru,

do
berupa sebidang tanah perumahan seluas 1250 M2 (seribu dua ratus
gu

lima puluh meter persegi), berikut segala yang ada diatasnya, terletak
di:
In
A

Provinsi : Sumatera Barat


Kabupaten/Kota : Pasaman Barat
ah

lik

Kecamatan : Luhak Nan Duo


Desa Kelurahan : Koto Baru
Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor : 104/Koto Baru/2006;
m

ub

Tertanggal 30 Mei 2006, Sertifikat yang dikeluarkan/terbitkan oleh


ka

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya Pasaman/Pasaman


ep

Barat Tertanggal 07 Juni 2006/20-06-2006, Nama Pemegang Hak


tertulis/terdaftar atas nama Nursehan/Andi Baswal.
ah

• Serta Sertifikat Hak Milik (SHM) dan/atau surat-surat lainnya yang


R

es

menjadi agunan/jaminan Konsumen/Andi Baswal kepada Pelaku


M

ng

Usaha/ PT. Bank Danamon Indonesia Tbk.


on

Halaman 6 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
B. Lelang yang akan dan/atau telah dilakukan oleh Kantor Pelayanan

a
Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bukit Tinggi atas permintaan dari

si
Pelaku Usaha terhadap Agunan yang menjadi jaminan Konsumenkepada
Pelaku Usaha, yaitu berupa :

ne
ng
• Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor : 187 Desa/Kel. Nagari Koto Baru,
berupa sebidang tanah perumahan seluas 1250 M2 (seribu dua ratus

do
gu lima puluh meter persegi), berikut segala yang ada diatasnya, terletak
di:
Provinsi : Sumatera Barat

In
A
Kabupaten/Kota : Pasaman Barat
Kecamatan : Luhak Nan Duo
ah

lik
Desa Kelurahan : Koto Baru
Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor : 104/Koto Baru/2006;
am

ub
Tertanggal 30 Mei 2006, Sertifikat yang dikeluarkan/terbitkan oleh
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya Pasaman/Pasaman
Barat Tertanggal 07 Juni 2006/20-06-2006, Nama Pemegang Hak
ep
k

tertulis/terdaftar atas nama Nursehan/Andi Baswal.


ah

• Serta Sertifikat Hak Milik (SHM) dan/atau surat-surat lainnya yang


R

si
menjadi agunan/jaminan Konsumen/Andi Baswal kepada Pelaku
Usaha/ PT. Bank Danamon Indonesia Tbk..

ne
ng

C. Akibat hukum yang timbul karena lelang yang akan dan/atau telah
dilakukan oleh Pelaku Usaha melalui perantara Kantor Pelayanan

do
Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bukit TInggi, adalah seperti/antara
gu

lain:
- Membalik namakan Sertifikat Hak Milik (SHM) keatas nama orang lain
In
A

atau menerbitkan Sertifikat Hak Milik (SHM) keatas nama orang lain;
- Apabila tanah, rumah dan kebun yang menjadi sengketadalam perkara a
ah

lik

quo di kuasai dan/atau dimiliki oleh orang lain.


9. Menghukum Pelaku Usaha untuk membatalkan lelang yang akan dan/atau
telah dilakukan Pelaku Usaha dengan cara lelang eksekusi Hak Tanggungan
m

ub

di muka umum atas agunan yang menjadi jaminan pembayaran kembali atas
ka

fasilitas pinjaman kredit yang telah diberikan oleh Pelaku Usaha kepada
ep

Konsumen, dengan cara melalui perantara Kantor Pelayanan Kekayaan


Negara dan Lelang (KPKNL) Bukit Tinggi, yaitu berupa :
ah

• Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor : 187 Desa/Kel. Nagari Koto Baru, berupa
R

es

sebidang tanah perumahan seluas 1250 M2 (seribu dua ratus lima puluh
M

ng

meter persegi), berikut segala yang ada diatasnya, terletak di :


on

Provinsi : Sumatera Barat


Halaman 7 dari 39 halaman
gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Kabupaten/Kota : Pasaman Barat

a
Kecamatan : Luhak Nan Duo

si
Desa Kelurahan : Koto Baru
Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor : 104/Koto Baru/2006; Ter-

ne
ng
tanggal 30 Mei 2006, Sertifikat yang dikeluarkan/terbitkan oleh Kepala
Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya Pasaman/Pasaman Barat Ter-

do
gu tanggal 07 Juni 2006/20-06-2006, Nama Pemegang Hak tertulis/terdaftar
atas nama Nursehan/Andi Baswal.
• Serta Sertifikat Hak Milik (SHM) dan/atau surat-surat lainnya yang menjadi

In
A
agunan/jaminan Konsumen/Andi Baswal kepada Pelaku Usaha/PT. Bank
Danamon Indonesia Tbk.
ah

lik
10. Menghukum Pelaku Usaha untuk mengembalikan agunan yang menjadi
jaminan Konsumen kepada Pelaku usaha, berupa :
am

ub
• Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor : 187 Desa/Kel. Nagari Koto Baru, berupa
sebidang tanah perumahan seluas 1250 M2 (seribu dua ratus lima puluh
meter persegi), berikut segala yang ada diatasnya, terletak di :
ep
k

Provinsi : Sumatera Barat


ah

Kabupaten/Kota : Pasaman Barat


R

si
Kecamatan : Luhak Nan Duo
Desa Kelurahan : Koto Baru

ne
ng

Lebih jauh diuraikan dalam Surat Ukur Nomor : 104/Koto Baru/2006; Ter-
tanggal 30 Mei 2006, Sertifikat yang dikeluarkan/terbitkan oleh Kepala

do
Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya Pasaman/Pasaman Barat Ter-
gu

tanggal 07 Juni 2006/20-06-2006, Nama Pemegang Hak tertulis/terdaftar


atas nama Nursehan/Andi Baswal.
In
A

• Serta Sertifikat Hak Milik (SHM) dan/atau surat-surat lainnya yang menjadi
agunan/jaminan Konsumen/Andi Baswal kepada Pelaku Usaha/PT. Bank
ah

lik

Danamon Indonesia Tbk


11. Menghukum Pelaku Usaha untuk menghapus biaya denda tunggakan serta
m

ub

suku bunga tunggakan yang menjadi akibat keterlambatan pembayaran


angsuran setiap per-bulannya, seperti pinalty, bunga berjalan maupun lainnya
ka

yang bertentangan dengan peraturan.


ep

12. Menghukum Pelaku Usaha untuk membayar uang denda sebesar Rp.
1.000.000,- (satu juta rupiah) setiap harinya, apabila Pelaku Usaha lalai atau
ah

tidak mau mematuhi keputusan pada butir 9 (sembilan) dan 10 (sepuluh) dan
es

11 (sebelas) tersebut diatas, terhitung sejak keputusan ini berkekuatan


M

ng

hukum tetap (InKracht);


on

Halaman 8 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
-- Bahwa Penggugat (Pemohon Keberatan) sangat berkeberatan terhadap

a
pertimbangan hukum maupun amar putusan Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara

si
dalam perkara a quo, karena berasal dari tipu muslihat (rekayasa/akal-akalan
cerdik) dan ada dokumen yang disembunyikan yang mempengaruhi putusan

ne
ng
serta ada kesalahan penerapan hukum oleh Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara
atau menerapkan hukum tidak sebagaimana mestinya dan/atau putusan melebihi

do
gu kewenangan BPSK
Keberatan) uraikan sebagai berikut :
Kabupaten Batu Bara, yang Penggugat (Pemohon

A. KEBERATAN PERTAMA

In
A
Tentang Kompetensi Absolut, BPSK Kabupaten Batu Bara Tidak Berwenang
Secara Mutlak Untuk Memeriksa Dan Memutuskan Perkara Aquo.
ah

lik
Alasan Hukum :
1. Bahwa sesuai Pasal 5 Perjanjian Kredit telah diatur dan disepakati oleh
am

ub
Penggugat (Pemohon Keberatan) dan Tergugat (Termohon Keberatan), hal
sebagai berikut :
“....Terhadap Perjanjian ini dan segala dokumen yang berhubungan dan
ep
k

yang timbul akibat perjanjian ini, tunduk pada hukum negara Republik
ah

Indonesia, dan para pihak sepakat memilih tempat kedudukan hukum yang
R

si
tetap dan seumumnya di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Pasaman
Barat …dst”

ne
ng

2. Bahwa demikian juga ketentuan Pasal 4 Akta Pemberian Hak Tanggungan


(APHT), telah disepakati dan dinyatakan secara tegas bahwa : “Para pihak

do
dalam hal-hal mengenai Hak Tanggungan tersebut diatas dengan segala
gu

akibatnya memilih domisili pada Kantor Panitera Pengadilan Negeri


Pasaman Barat ...dst”. ;
In
A

3. Bahwa mengacu pada kedua akta tersebut diatas yang telah dilegalisir dan
diperbuat dihadapan Notaris/PPAT yang mengikat para pihak sebagai
ah

lik

Undang-Undang (pacta sunt servanda) sebagaimana dimaksud dalam Pasal


1338 KUHPerdata (terutama Pasal 5 Perjanjian Kredit dan Pasal 4
APHT)maka penyelesaian perselisihan antara para pihak adalah
m

ub

kewenangan Pengadilan Negeri Pasaman Barat BUKAN melalui Badan


ka

Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu Bara;


ep

4. Bahwa selain itu, Pasal 45 Ayat (2)Undang Undang RI Nomor : 8 tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen (UUPK), dengan tegas menyatakan
ah

:“.....penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan


R

es

atau diluar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang


M

bersengketa....dst”
ng

on

Halaman 9 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
5. Bahwa Pasal 4 ayat (1) Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan

a
(Kepmenperindag) RI Nomor : 350/MPP/Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan

si
Tugas dan Wewenang BPSK, juga menyatakan : “Penyelesaian sengketa
konsumen oleh BPSK melalui cara Konsiliasi atau Mediasi atau Arbitrase

ne
ng
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, dilakukan atas dasar pilihan
dan persetujuan para pihak yang bersangkutan” ;

do
gu 6. Bahwa dengan demikian berdasarkan ketentuan Pasal 45 Ayat (2) UUPK
dan Pasal 4 ayat (1) Kepmenperindag RI Nomor : 350/MPP/Kep/12/2001
tersebut diatas, maka BPSK hanya berwenang mengadili, apabila para pihak

In
A
secara sukarela memilih BPSK sebagai forum penyelesaian sengketa di luar
pengadilan ;
ah

lik
7. Bahwa Penggugat (Pemohon Keberatan) tidak pernah sepakat untuk
menyelesaikan sengketa dimaksud melalui BPSK Kabupaten Batu Bara
am

ub
dan/atau memilih salah satu cara Konsiliasi, Mediasi atau Arbitrase,
sehingga Majelis BPSK tidak dapat menentukan sepihak dan sewenang-
wenang memaksa untuk ditempuh penyelesaian sengketa secara arbitrase
ep
k

dengan alasan telah dipilih oleh Konsumen (ic. Tergugat/Termohon


ah

Keberatan) dalam surat gugatannya ;


R

si
8. Bahwa dengan diajukannya pengaduan oleh Tergugat (Termohon
Keberatan) kepada BSPK Kabupaten Batu Bara, dan telah di putus oleh

ne
ng

Majelis BPSK, maka hal ini merupakan pelanggaran kewenangan atau


penyimpangan hukum serta bertentangan dengan ketentuan peraturan

do
perundang-undangan (yang juga bertentangan dengan Pasal 118 ayat (3)
gu

atau ayat (4) HIR) sehingga sudah sepatutnya Putusan BPSK Kabupaten
Batu Bara a quomohon UNTUK DIBATALKAN ;
In
A

9. Bahwa dasar pilihan dan persetujuan para pihakuntukmelaksanakan


arbitrase juga sejalan dengan ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang
ah

lik

RI Nomor : 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian


Sengketa, yang menyatakan :
“arbitrase adalah cara penyelesaian sengketa perdata di luar peradilan
m

ub

umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis
ka

oleh para pihak yang bersengketa....dst”.


ep

selanjutnya, Pasal 1 angka 3 menyatakan :


“Perjanjian arbitrase adalah suatu kesepakatan berupa klausula arbitrase
ah

yang tercantum dalam suatu perjanjian tertulis yang dibuat para pihak
R

es

sebelum timbul sengketa, atau suatu perjanjian arbitrase tersendiri yang


M

dibuat para pihak setelah timbul sengketa”.


ng

on

Halaman 10 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
10. Bahwa ternyata sampai saat ini antara Penggugat (Pemohon Keberatan)

a
dan Tergugat (Termohon Keberatan) belum pernah ditandatangani

si
perjanjian (kesepakatan) arbitrase apapun sehingga Majelis BPSK
Kabupaten Batu Bara benar-benar telah gagal memahami kewenangan-nya

ne
ng
dalam mengadili, padahal telah jelas diatur di UUPK dan Undang-Undang RI
Nomor : 30/1999 bahwa cara penyelesaian sengketa harus atas dasar

do
gu pilihan dan persetujuan para pihak BUKAN HANYA didasarkan pada pilihan
satu pihak (ic. Konsumen) ;
11. Bahwa kemudian BPSK Kabupaten Batu Bara pada amar Putusannya

In
A
angka 8 huruf c juga telah menyatakan tidak sah dan batal demi hukum :
“Akibat hukum yang timbul karena lelang yang akan dan/atau telah
ah

lik
dilakukan oleh Pelaku Usaha melalui perantara Kantor Pelayanan Kekayaan
Negara dan Lelang (KPKNL) Bukit Tinggi, adalah seperti :
am

ub
- membalik namakan Sertifikat Hak Milik (SHM) keatas nama orang lain
atau menerbitkan Sertifikat Hak Milik (SHM) keatas nama orang lain;
- apabila tanah, rumah dan kebun yang menjadi sengketa dalam perkara
ep
k

a quo di kuasai dan/atau dimiliki oleh orang lain.


ah

12. Bahwa amar Putusan tersebut diatas telah melampaui kewenangan BPSK
R

si
karena perbuatan ’Membalik namakan Sertifikat Hak Milik (SHM) keatas
nama orang lain atau menerbitkan Sertifikat Hak Milik (SHM) keatas nama

ne
ng

orang lain’ adalah Keputusan Pejabat Tata Usaha Negara berdasarkan


ketentuan Pasal 19 Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1960 jo. Peraturan

do
Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah jo.
gu

Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor : 3 Tahun 1997


tentang Ketentuan Pelaksanaan PP Nomor : 24 Tahun 1997;
In
A

13. Bahwa untuk menentukan sah atau tidak sah Keputusan Pejabat Tata
Usaha Negara tersebut maka Pengadilan Tata Usaha Negara yang
ah

lik

berwenang memeriksa, mengadili serta memutusnya sehingga BPSK telah


melanggar kompetensi absolut Pengadilan Tata Usaha Negara dan dengan
demikian mohon Majelis Hakim yang mulia yang memeriksa perkara ini
m

ub

berkenan membatalkan seluruh Putusan BPSK Kabupaten Batu Bara a quo;


ka

B. KEBERATAN KEDUA
ep

Tentang Pelanggaran Kompetensi Relatif Dalam Memeriksa Dan Memutuskan


Perkara Aquo.
ah

Alasan Hukum :
R

es

1. Bahwa Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara telah mempertimbangkan


M

ketentuan Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor : 18 tahun 2010 Tentang


ng

Pembentukan BPSK Kabupaten Batu Bara, yang menyatakan ‘setiap


on

Halaman 11 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Konsumen yang dirugikan atau ahli warisnya dapat menggugat Pelaku Usaha

a
di BPSK tempat berdomisili Konsumen atau pada BPSK terdekat’ ;

si
2. Bahwa domisili dari Konsumen (ic. Tergugat/Termohon Keberatan) adalah di
Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat,

ne
ng
sehingga BPSK di tempat domisili Tergugat (Termohon Keberatan) adalah
BPSK Pasaman dan yang terdekat adalah BPSK Kota Padang dan/atau

do
gu BPSK Kota Bukit Tinggi ;
3. Bahwa pengajuan pengaduan (gugatan) Konsumen (ic. Tergugat/Termohon
Keberatan) kepada BPSK Kabupaten Batu Bara di Provinsi Sumatera Utara

In
A
adalah itikad tidak baik dan telah mempersulit Pelaku Usaha (ic. Penggugat/
Pemohon Keberatan) dalam mempergunakan haknya untuk melawan
ah

lik
pengaduan (gugatan) Konsumen di BPSK sehingga dengan demikian sesuai
ketentuan 2 Keputusan Presiden Nomor : 18 tahun 2010 tersebut maka BPSK
am

ub
Kabupaten Batu Bara telah melanggar kewenangan relatif untuk memeriksa
serta mengadili perkara a quo ;
C. KEBERATAN KETIGA
ep
k

Tentang BPSK Kabupaten Batu Bara Salah Mempertimbangkan Ruang Lingkup


ah

Penyelesaian Sengketa Konsumen dan Kedudukan Tergugat (Termohon


R

si
Keberatan) Bukan Sebagai Konsumen Akhir Sesuai UUPK
Alasan Hukum :

ne
ng

1. Bahwa permasalahan yang disengketakan bukan dalam ruang lingkup hukum


perlindungan Konsumen dan ternyata Tergugat (Termohon Keberatan)
adalah ‘Wiraswasta/Pelaku Usaha’ atau dengan kata lain bukan sebagai

do
gu

‘Konsumen Akhir’ sebagaimana ketentuan UUPK, sehingga BPSK Kabupaten


Batu Bara tidak berwenang untuk melaksanakan penyelesaian
In
A

pengaduanTergugat (Termohon Keberatan) baik secara mediasi, arbitrase


atau konsilidasi ;
ah

lik

2. Bahwa Majelis BPSK salah memahami pengertian Sengketa Konsumen,


sebagaimana ketentuan Pasal 1 angka 8 Kepmenperindag Nomor : 350/MPP/
Kep/12/2001, yang menyatakan : ‘Sengketa konsumen adalah sengketa
m

ub

antara pelaku usaha dengan konsumen yang menuntut ganti rugi atas
ka

kerusakan, pencemaran dan/atau yang menderita kerugian akibat


ep

mengkonsumsi barang dan/atau memanfaatkan jasa’ ;


3. Bahwa dalam gugatan Konsumen serta putusan BPSK a quodidalilkan
ah

adanya ‘perbuatan melawan hukum’ namun tidak ada ‘uraian kerugian’ atau
R

es

‘tuntutan ganti kerugian’akan tetapi hanya meminta supaya BPSK


M

‘menyatakan ada kerugian dipihak konsumen’ yang tidak jelas bentuk serta
ng

besar kerugiannya, apakah kerugian ekonomis (economic loss) atau kerugian


on

Halaman 12 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
fisik (physical harm) yang berkaitan dengan ‘perbuatan melawan hukum’yang

a
didalikan oleh Tergugat (Termohon Keberatan) tersebut ;

si
4. Bahwa sesuai Pasal 19 UUPK maka kerugian Konsumen terdiri dari : a.
kerugian atas kerusakan barang/produk yang dibeli Konsumen; b. kerugian

ne
ng
karena pencemaran yang disebabkan barang/produk yang dibeli Konsumen,
dan/atau c. kerugian konsumen sebagai akibat mengkonsumsi barang/jasa

do
gu yang dihasilkan atau diperdagangkan. Dan tanggungjawab Pelaku Usaha
dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang/jasa sejenis atau
perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan ;

In
A
5. Bahwa kemudian terkait kedudukan Tergugat (Termohon Keberatan) sesuai
Pasal 1 angka 2 UUPK, maka pengertian Konsumen adalah “setiap orang
ah

lik
pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan
am

ub
tidak untuk diperdagangkan”.
Sedangkan pada Penjelasan Pasal 1 angka 2 UUPK, dinyatakan bahwa :
“didalam kepustakaan ekonomi dikenal Konsumen Akhir dan Konsumen
ep
k

Antara. Konsumen Akhir adalah pengguna atau pemanfaat akhir dari suatu
ah

produk, sedangkan Konsumen Antara adalah Konsumen yang menggunakan


R

si
suatu produk sebagai bagian dari proses produksi suatu produk lainnya.
Pengertian konsumen dalam undang-undang ini adalah konsumen akhir.”

ne
ng

6. Bahwa Judex Facti telah salah menerapkan Pasal 1 angka 2 Peraturan


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor : 1/POJK.07/2013, yang menyatakan
‘Konsumen adalah pihak-pihak yang menetapkan dananya dan/atau

do
gu

memanfaatkan pelayanan yang tersedia di Lembaga Jasa Keuangan antara


lain Nasabah pada Perbankan, Permodalan di Pasar Modal, Pemegang Polis
In
A

pada Peransuransian, dan Peserta pada Dana Pensiun berdasarkan


peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan’, sehingga
ah

lik

pengertian ‘Konsumen’ pada Peraturan OJK adalah ‘Konsumen dalam arti


luas’ termasuk ‘Konsumen Antara’ ;
7. Bahwa pada uraian konsideran ‘Mengingat’ Undang-Undang RI Nomor : 21
m

ub

Tahun 2011 Tentang OJK dan Peraturan OJK Nomor : 1/POJK.07/2013


ka

tersebut dan/atau pada ‘Penjelasan-nya’, tidak ada dicantumkan atau


ep

disebutkan UUPK sebagai undang-undang terkait, yang lebih jauh


menunjukkan adanya perbedaan pengertian ‘Konsumen’ di UU/Peraturan
ah

OJK dengan pengertian ‘Konsumen’ di UUPK sehingga telah patut secara


R

es

hukum mohon Majelis Hakim yang mulia memberi pertimbangan yang adil
M

terhadap perbedaan pengertian dimaksud ;


ng

on

Halaman 13 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
8. Bahwa dari fakta dokumen kredit maka kedudukan Tergugat (Termohon

a
Keberatan) adalah ‘Konsumen Antara’ atau ‘Pelaku Usaha / Wiraswasta’yang

si
menggunakan/memanfaatkan jasa keuangan sebagai bagian dari proses
produksi suatu produk lainnyasehingga dengan demikian Majelis BPSK

ne
ng
Kabupaten Batu Bara telah salah menerapkan hukum dan karena-nya telah
beralasan hukum putusan Majelis BPSK dalam perkara ini dibatalkan

do
gu seluruhnya ;
9. Bahwa Mahkamah Agung RI melalui beberapa Putusannya juga telah
menyatakan bahwa BPSK tidak berwenang menyelesaikan sengketa

In
A
perbankan yang terikat dengan perjanjian kredit (ic. mengenai pemberian
fasilitas kredit) dan demikian juga Direktorat Jenderal Standarisasi dan
ah

lik
Perlindungan Konsumen RI melalui suratnya Nomor : 688/SPK.3.2/SD/12/
2015 tanggal 31 Desember 2015 telah memberikan pengarahan kepada
am

ub
BPSK Kabupaten Batu Bara terkait kewenangan pemeriksaan sengketa
perbankan tersebut ;
D. KEBERATAN KEEMPAT
ep
k

Tentang Pemeriksaan Perkara dan Putusan yang melebihi jangka waktu dalam
ah

Pasal 55 UUPK jo. Pasal 7 Ayat (1) Kepmenperindag Nomor : 350/MPP/ Kep/12/
R

si
2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BPSK
Alasan Hukum :

ne
ng

1. Bahwa Pasal 55 UUPK, menyatakan ‘Badan penyelesaian sengketa


konsumen wajib mengeluarkan putusan paling lambat dalam waktu 21 (dua
puluh satu) hari kerja setelah gugatan diterima’ ;

do
gu

2. Bahwa kemudian, Pasal 7 Ayat (1) Kepmenperindag Nomor :


350/MPP/Kep/12/2001, juga telah mengatur bahwa ‘Sengketa konsumen
In
A

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan pasal 6 wajib diselesaikan


selambat-lambatnya dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kerja, terhitung
ah

lik

sejak permohonan diterima oleh Sekretariat BPSK’ ;


3. Bahwa pada halaman 1 Putusan Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor:
1332/Arbitrase/BPSK-BB/X/2016 Tanggal25 Nopember 2016, dinyatakan hal
m

ub

‘Bahwa Konsumen dalam surat gugatannya tertanggal ….. 2016 menyatakan


ka

...dst’ ;
ep

4. Bahwa mengenai tanggal gugatan tersebut diatas telah jauh dari ketentuan
penyelesaian dalam ‘waktu 21 (dua puluh satu) hari kerja, terhitung sejak
ah

permohonan diterima oleh Sekretariat BPSK’ yaitu tanggal …… 2016 sampai


R

es

dengan pembacaan putusan pada tanggal 25 Nopember 2016;


M

5. Bahwa dengan demikian putusan BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor : 1332/
ng

Arbitrase/BPSK-BB/X/2016 Tanggal25 Nopember 2016 adalah tidak sah dan


on

Halaman 14 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
harus dibatalkan karena bertentangan dengan Peraturan Perundang-

a
Undangan yang berlaku ;

si
E. KEBERATAN KELIMA
Tentang Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara Telah Salah Menerapkan Hukum

ne
ng
Dalam Pembatalan Perjanjian Kredit
Alasan Hukum :

do
gu 1. Bahwa Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara pada amar putusan angka
5menyatakan ‘Perjanjian Kredit yang telah dibuat dan ditandatangani serta
yang disepakati bersama antara Konsumen dengan Pelaku Usaha adalah

In
A
batal demi hukum dan tidak berkekuatan hukum yang mengikat’ ;
2. Bahwa Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara tidak mempertimbangkan bahwa
ah

lik
Perjanjian Kredit tersebut adalah perbuatan hukum yang telah melahirkan hak
dan kewajiban antara para pihak yang tidak bertentangan dengan kesusilaan,
am

ub
ketertiban dan undang-undang (vide : Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata jo
Pasal 4 s/d 7 UUPK), dimana jika ada pelanggaran maka dikatagorikan
sebagai ‘perbuatan wanprestasi’ bukan sebagai ‘perbuatan melawan hukum’ ;
ep
k

3. Bahwa Majelis BPSK juga tidak mempertimbangkan lingkup sengketa


ah

Konsumen yaitu hanya terhadap tuntutan ganti rugi atas kerusakan,


R

si
pencemaran atau kerugian akibat mengkonsumsi/memanfaatkan
barang/jasadengan sanksi administratif penetapan ganti rugi (ic. Pasal 60

ne
ng

ayat 2 UUPK) paling banyak sebesar Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)
sehingga kewenangan BPSK bukan untuk membatalkan Perjanjian Kredit

do
atau perbuatan hukum lainnya antara para pihak ;
gu

4. Bahwa amar putusan BPSK tersebut juga telah didasarkan pada fungsi
pengawasan klausula baku, akan tetapi Majelis BPSK telah melampaui
In
A

kewenangan-nya karena seharusnya ‘Hasil pengawasan klausula baku yang


membuktikan adanya pelanggaran’ diberitahukan secara tertulis sebagai
ah

lik

peringatan berturut-turut 3 (tiga) kali kepada Pelaku Usaha dan apabila tidak
diindahkan maka BPSK melaporkan ke PPNS untuk dilakukan penyidikan
serta penuntutan sesuai UUPK bukan mengadili atau membatalkan klausula
m

ub

baku (vide : Pasal 9 ayat (2) Kepmenperindag RI Nomor : 350/MPP/Kep/12/


ka

2001) ;
ep

5. Bahwa kemudian dalam memeriksa klausula baku, Majelis BPSK tidak


pernah diperlihatkan bukti berupa akta PERJANJIAN KREDIT dan tidak
ah

pernah dihadirkan SAKSI AHLI untuk menilai dan memberikan pengetahuan


R

es

kepada Majelis BPSK tentang Klausula Baku dalam PERJANJIAN KREDIT


M

yang akan dibatalkan sehingga amar putusan Majelis BPSK tersebut diatas
ng

adalah tidak beralasan hukum, sesat dan menyesatkan ;


on

Halaman 15 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
6. Bahwa sejalan dengan argumentasi diatas maka Penggugat (Pemohon

a
Keberatan) juga mengutip pendapat Ahmadi Miru & Sutarman Yodo dalam

si
bukunya Hukum Perlindungan Konsumen halaman 110, menyebutkan :
“Berkenaan dengan ketentuan pasal 18 ayat (1) perlu ditelaah kembali,

ne
ng
mengingat perlindungan konsumen yang dimaksud dalam undang-undang ini
tidak harus berpihak kepada kepentingan Konsumen yang merugikan

do
gu kepentingan Pelaku Usaha. Sesuai asas keseimbangan dalam hukum
Perlindungan Konsumen, seharusnya kepentingan semua pihak harus
dilindungi dan harus mendapat porsi yang seimbang.”

In
A
Bahwa selanjutnya STEIN didalam buku Hukum Perlindungan Konsumen
halaman 117, menyebutkan :
ah

lik
“Perjanjian Baku dapat diterima sebagai perjanjian, berdasarkan fiksi adanya
kemauan dan kepercayaan (tctie van en vertrouwen) yang membangkitkan
am

ub
kepercayaan bahwa para pihak mengikatkan diri pada perjanjian itu. Jika
debitur menerima perjanjian dan menandatangani itu berarti ia secara
sukarela setuju pada isi perjanjian tersebut”.
ep
k

Bahwa begitu juga pendapat ASSER RUTTEN yang dikutip dari buku Hukum
ah

Perlindungan Konsumen halaman 117, menyebutkan :


R

si
“Bahwa setiap orang yang menandatangani perjanjian, bertanggung jawab
pada isi dan apa yang ditandatanganinya. Jika ada orang yang

ne
ng

membubuhkan tandatangan pada formulir perjanjian baku, tandatangan itu


akan membangkitkan kepercayaan bahwa yang bertandatangan mengetahui

do
dan menghendaki isi formulir yang ditandatanganinya. Dan tidak mungkin
gu

seseorang menandatangani apa yang tidak diketahui isinya”.


F. KEBERATAN KEENAM
In
A

Tentang Pertimbangan Hukum Pelaku Usaha Tidak Pernah Menghadiri


Persidangan (Putusan Verstek)Tidak Beralasan / Tidak Berdasarkan Hukum
ah

lik

Alasan Hukum :
1. Bahwa mengenai amar putusan Majelis BPSK angka 3 yang menyatakan
bahwa ‘.. Pelaku Usaha tidak pernah menghadiri persidangan yang secara
m

ub

patut di panggil menurut Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku di


ka

Wilayah Negara Republik Indonesia sebagaimana yang telah terwujud dan


ep

dikehendaki dalam Pasal …dst’, adalah tidak beralasan hukum dan tidak
berdasarkan hukum ;
ah

2. Bahwa ketidakhadiran Penggugat (Pemohon Keberatan) bukan merupakan


R

es

alasan atau dasar hukum untuk mengabulkan seluruh gugatan (pengaduan)


M

Konsumen (ic. Tergugat/Termohon Keberatan) dengan hanya mem-


ng

pertimbangkan uraian dalil-dali gugatan (pengaduan) Tergugat (Termohon


on

Halaman 16 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Keberatan) yang direkayasa serta diambil alih secara keseluruhan menjadi

a
pertimbangan hukum Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara ditambah acara

si
pembuktian yang sumir dan seadanya ;
7. Bahwa sesuai Pasal 56 ayat (1) Undang-Undang Nomor : 30 Tahun 1999

ne
ng
telah dinyatakan bahwa ‘arbiter atau majelis arbitrase mengambil putusan
berdasarkan ketentuan hukum, keadilan dan kepatutan’ dan demikian juga

do
gu dalam memberikan putusan verstek maka Majelis BPSK juga diwajibkan
untuk mempertimbangkan gugatan yang beralasan dan berdasarkan hukum
(ic. sebagai perbandingan vide : Pedoman Pelaksanaan Tugas & Administrasi

In
A
Pengadilan, Buku II, Edisi 2007, Tentang Perkara Verstek, Halaman 56 angka
1 huruh d) ;
ah

lik
G. KEBERATAN KETUJUH
Tentang Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara Telah Salah Menerapkan Hukum
am

ub
Dalam Menyatakan Pelelangan Eksekusi HT Bertentangan Dengan UUHT,
KUHPerdata, HIR, Yurisprudensi dan Bertentangan Dengan Hirarki Peraturan
Perundang-Undangan
ep
k

Alasan Hukum :
ah

1. Bahwa Majelis BPSK pada putusan-nya tentang ‘pertimbangan hukum’ dan


R

si
‘amar putusan ke-6’ telah menyatakan bahwa Penggugat (Pemohon
Keberatan) yang akan dan/atau telah melakukan lelang eksekusi adalah

ne
ng

perbuatan melawan hukum dan bertentangan dengan Pasal 26 UUHT dan


Pasal 9 Penjelasan Umum UUHT, bertentangan dengan Pasal 1211

do
KUHPerdata dan Pasal 200 ayat (1) HIR dan/atau bertentangan dengan
gu

Yurisprudensi MARI No.3210.K/PDT/1984 tanggal 30 Januari 1986 serta


bertentangan dengan Undang-Undang Nomor : 12 Tahun 2011 tentang
In
A

Pembentukan Peraturan ;
2. Bahwa ‘pertimbangan hukum’ dan ‘amar putusan’ Majelis BPSK tersebut
ah

lik

sangat dangkal dan kurang penalaran hukum disebabkan eksekusi hak


tanggungan berdasarkan ketentuan Pasal 6 jo. Pasal 20 ayat (1b) jo. Pasal
14 ayat (2) UUHT jo. Undang-Undang Lelang (Vendu Reglement,
m

ub

Staatsblad 1908-189, terakhir Staatsblad 1941;3) dan Vendu Insructie


ka

Staatsblad 1908 Nomor : 190, Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor :


ep

93/PMK.06/2010 jo. PMK Nomor : 106/PMK.06/2013 Tentang Petunjuk


Pelaksanaan Lelang ;
ah

3. Bahwa Yurisprudensi MARI No.3210.K/PDT/1984 tanggal 30 Januari 1986


R

es

merupakan produk hukum sebelum lahir-nya UUHT sehingga Yurisprudensi


M

tersebut tidak lagi mengandung ratio dicidendi dan obiter dicta dan/atau
ng

on

Halaman 17 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
mengandung ratio decidendi yang tidak aktual/factualsehingga tidak dapat

a
diikuti lagi oleh Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara ;

si
4. Bahwa Majelis BPSK perkara a quo kurang pengetahuan hukum tentang
hirarki peraturan perundang-undangan, sehingga -quod non- jika benar

ne
ng
mengikuti ketentuan Undang-Undang Nomor : 12 Tahun 2011 maka
Kepmenperindag RI Nomor : 350/MPP/Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan

do
gu Tugas dan Wewenang BPSK, juga bertentangan dengan undang-undang
tersebut dan lebih jauh telah menimbulkan kekacauan hukum terutama
dalam upaya perlindungan hak-hak Konsumen dan Pelaku Usaha ;

In
A
5. Bahwa lelang dimuka umum dilaksanakan sesuai ketentuan Undang-
Undang Lelang (Vendu Reglement, Staatsblad 1908-189, terakhir
ah

lik
Staatsblad 1941;3) dan Vendu Insructie Staatsblad 1908 Nomor : 190 yang
saat ini Vendu Insructie menjadi Peraturan Menteri Keuangan RI Tentang
am

ub
Petunjuk Pelaksanaan Lelang sehingga sangat beralasan dan berlandaskan
hukum Putusan BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor : 1332/Arbitrase/BPSK-
BB/X/2016 Tanggal25 Nopember 2016 mohon dibatalkan.
ep
k

H. KEBERATAN KEDELAPAN
ah

Tentang Syarat Pembatalan Putusan Arbitrase, Dokumen Yang Disembunyikan


R

si
Dan Putusan Yang Berasal Dari Tipu Muslihat Salah Satu Pihak
Alasan Hukum :

ne
ng

1. Bahwa sesuai ketentuan Pasal 6 ayat (3) Peraturan Mahkamah Agung RI


Nomor : 1 tahun 2006, untuk upaya hukum Keberatan disyaratkan adanya
putusan arbitrase sebagaimana ketentuan ‘Undang-Undang Nomor : 30

do
gu

Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa’ dimana


arbitrase didasarkan kepada pilihan dan persetujuan para pihak sesuai
In
A

ketentuan Pasal 1 angka 1 dan angka 3 Undang-Undang Nomor : 30 Tahun


1999 jo. Pasal 45 ayat (2) UUPK ;
ah

lik

2. Bahwa mohon Majelis Hakim yang mulia yang memeriksa perkara ini
berkenan terlebih dahulu mempertimbangkan secara seksama apakah
putusan arbitrase BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor : 1332/Arbitrase/BPSK-
m

ub

BB/X/2016 Tanggal25 Nopember 2016 adalah putusan arbitrase yang


ka

dilaksanakan sesuai Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 dan UUPK,


ep

sehingga untuk pembatalan putusannya tidak hanya memberlakukan Pasal 6


ayat (3) akan tetapi juga Pasal 6 ayat (5) Peraturan Mahkamah Agung RI
ah

Nomor : 1 tahun 2006 ;


R

es

3. Bahwa walaupun telah diajukan alasan-alasan keberatan (ic. Pasal 6 ayat 5)


M

maka Penggugat (Pemohon Keberatan) perlu melengkapi-nya dengan dalil-


ng

dalil yang dapat memenuhi ketentuan Pasal 6 ayat (3) yaitu mengenai dugaan
on

Halaman 18 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
bahwa seluruh uraian ‘Tentang Duduk Perkara’ atau ‘Tentang Pertimbangan

a
Hukum’ dan/atau ‘Tentang Amar Putusan’ Majelis BPSK a quo adalah berasal

si
dari tipu muslihat (rekayasa/akal-akalan cerdik/rangkaian kebohongan) dan/
atau adanya dokumen kredit yang disembunyikan yang telah diserahkan serta

ne
ng
diterima oleh Tergugat (Termohon Keberatan) ;
6. Bahwa fakta rekayasa tersebut juga dapat dibuktikan dengan adanya

do
gu beberapa putusan BPSK Kabupaten Batu Bara yang menguraikan ‘Duduk
Perkara’ atau ‘Pertimbangan Hukum’ dan/atau ‘Tentang Amar Putusan’yang
berbunyi sama persis dengan format yang identik, sedangkan perbedaannya

In
A
hanya terdapat pada identitas para pihak, obyek jaminan, keterangan saksi
serta bukti surat yang menunjukkan adanya itikad tidak baik Tergugat
ah

lik
(Termohon Keberatan) dalam menghindari kewajiban pembayaran hutang
atau menghindari eksekusi hak tanggungan ;
am

ub
7. Bahwa dengan demikian mohon Majelis Hakim yang mulia membatalkan
Putusan BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor : 1332/Arbitrase/BPSK-BB/X/
2016 Tanggal25 Nopember 2016 untuk seluruhnya ;
ep
k

Bahwa berdasarkan seluruh argumentasi yuridis tersebut diatas, maka


ah

Penggugat (Pemohon Keberatan) dengan segala hormat dan kerendahan hati,


R

si
memohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Pasaman Barat atau Majelis Hakim
yang mulia yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk memutuskan sebagai

ne
ng

berikut:
1. Membatalkan Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)

do
Kabupaten Batu Bara Nomor : 1332/Arbitrase/BPSK-BB/X/2016 Tanggal25
gu

Nopember 2016 dan segala akibat hukumnya ;


2. Menyatakan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu
In
A

Bara tidak berwenang memeriksa dan mengadili secara arbitrase perkara


pengaduan (gugatan) Konsumen atas nama : Andi Baswal (Tergugat / Termohon
ah

lik

Keberatan) tersebut ;
3. Menghukum Tergugat (Termohon Keberatan) untuk membayar biaya perkara
yang muncul dari gugatan keberatan ini ;
m

ub

MENGADILI SENDIRI
ka

1. Menolak pengaduan (gugatan) Tergugat (Termohon Keberatan/Konsumen) atas


ep

nama : Andi Baswal untuk seluruhnya ;


2. Menghukum Tergugat (Termohon Keberatan) untuk membayar biaya perkara ;
ah

“atau apabila Pengadilan Negeri Pasaman Barat / Majelis Hakim yang mulia
R

es

yang memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain, mohon putusan yang
M

seadil-adilnya (ex aequo et bono) atau mohon untuk mengadili menurut keadilan
ng

yang baik (naar gode justitie recht doen)”


on

Halaman 19 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan, pihak

a
Pemohon Keberatan hadir Kuasanya, pihak Termohon Keberatan hadir sendiri.

si
Menimbang, bahwa Mejelis Hakim telah berusaha mendamaikan kedua belah
pihak di persidangan akan tetapi tidak berhasil, maka pemeriksaan dilanjutkan

ne
ng
dengan membacakan surat permohonan keberatan, dan atas surat permohonan
keberatan tersebut, Pemohon Keberatan menyatakan tetap pada permohonan dan

do
gu
tidak ada perubahan pada Permohonan;
Menimbang, bahwa atas Permohonan Keberatan tersebut,
TermohonKeberatan telah mengajukan jawaban tertanggal 16 Januari 2017 yang

In
A
mengemukakan hal-hal sebagai berikut :
Bahwa Pengadilan Negeri yang menerima permohonan keberatan atas
ah

lik
Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) hanya memeriksa
berkas perkara, bukan menyidangkanpermohonan keberatan sebagaimana
am

ub
perkara perdata umum, yang mekanismenya dimulai dari Gugatan-jawaban, Replik-
Duplik, Pembuktian, Kesimpulan, dan Putusan. Bahwa jika membaca Pedoman
Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan Perdata Umum dan Perdata Khusus, Buku
ep
k

II, Edisi 2007, Mahkamah Agung RI, Jakarta, 2008, Him. 175-176, telah diatur
ah

bahwa "Pemeriksaan Keberatan Hanya Dilakukan Atas Dasar Putusan Badan


R

si
Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Dan Berkas Perkara".
Bahwa Termohon Keberatan akan mengajukan jawaban secara komprehensif

ne
ng

terhadap seluruh argumentasi dari Pemohon Keberatan, Namun sebelumnya


Termohon Keberatan terlebih dahulu akan mengajukan eksepsi terhadap keberatan

do
yang di ajukan Pemohon sebagai berikut:
gu

TENTANG EKSEPSI
A. TENTANG KEWENANGAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA
In
A

KONSUMEN (BPSK)
- Bahwa Termohon Keberatan menolak dengan tegas seluruhnya Pemohon
ah

lik

Keberatan, kecuali dalil-dalil yang diakui secara tegas dalam jawaban ini;
- Bahwa menurut Undang-undang Nomor : 8 tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen Kewenangan Badan Penyelesaian Sengketa
m

ub

Konsumen (BPSK) adalah:


ka

1. Undang-undang Nomor : 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan


ep

Konsumen
a) Menurut Pasal 45 ayat (1) yang berbunyi:
ah

"Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku


es

usaha melalui Lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa


M

konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan yang


ng

berada di lingkungan peradilan umum'


on

Halaman 20 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
b) Bahwa menurut Pasal 52 Tentang Tugas dan Wewenang Badan

a
Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK), yang menyatakan:

si
a. Melaksanakan, penanganan dan penyelesaian sengketa
konsumen. dengan cara melalui mediasi atau arbitrase atau

ne
ng
konsiliasi:
b. Memberikan konsultasi perlindungan konsumen:

do
gu c. Melakukan pengawasan terhadap pencantuman klausula
baku:
d. Melaporkan kepada penyidik umum apabila terjadi

In
A
pelanggaranketentuan dalam Undang-undang ini;
e. Menerima nengaduan baik tertulis maupuntidak tertulis
ah

lik
darikonsumen tentang terjadinya pelanggaran terhadap
perlindungankonsumen:
am

ub
f. Melakukan penelitian dan pemeriksaan sengketa
perlindungan konsumen;
g. Memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan
ep
k

pelanggaran terhadap perlindungan konsumen:


ah

h. Memanggil dan menghadirkan saksi. saksi ahli dan/atau


R

si
setiap orang yang dianggap mengetahui pelanggaran
terhadap Undang-undang ini:

ne
ng

i. Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku


usaha. saksi, saksi ahli atau setiap orang sebgeaimana

do
dimaksud pada huruf g danhuruf h. yang tidak bersedia
gu

memenuhi panggilan badan penyelesaian sengketa


Konsumen;
In
A

j. Mendapatkan. meneliti dan/atau menilai surat. dokumen.


atau alat bukti lain guna penyelidikan dan/atau
ah

lik

pemeriksaan:
k. Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya
kerugian dipihak konsumen:
m

ub

l. Memberitahukan putusan kepada pelaku usaha yang


ka

melakukanpelanggaran terhadap perlindungan konsumen:


ep

m. Menjatuhkan sanksi administratif kepada pelaku


usaha yang melanggar ketentuan Undang-undang ini.
ah

c) Bahwa menurut Keputusan Presiden Nomor : 18 tahun 2010


es

pada Pasal (2). yang menyatakan:


M

ng

"Setiap konsumen yang dirugikan atau ahli warisnya dapat


on

mengajukan gugatan kepada Pelaku Usaha di Badan


Halaman 21 dari 39 halaman
gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) tempat berdomisili

a
konsumen atau pada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

si
(BPSK) terdekat"
d) Bahwa surat pernyataan Termohon Keberatan tentang memilih

ne
ng
Arbitrase di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
Kabupaten Batu Bara;

do
gu e) Bahwa dalam Undang-undang Nomor : 30 tahun 1999 Tentang
ArhitraseKeputusan mencantumkan Irah-Irah "Demi
KeadilanBerdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa"

In
A
SEHINGGABadan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
berwenang mutlak menangani perkara ini.
ah

lik
TENTANG POKOK PERKARA
- Bahwa Termohon Keberatan menolak dengan tegas seluruhnya Pemohon
am

ub
Keberatan, kecuali dalil-dalil yang diakui secara tegas dalam jawaban ini ;
- Bahwa pengajuan permohonan "Parate Eksekusi" melalui Perantara Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bukittinggi yang akan
ep
k

dan/atau telah dilakukan Pemohon Keberatan adalah merupakan cacat hukum


ah

dan tidak sah karena untuk menjual objek Hak Tanggungan harus ada
R

si
berdasarkan Pasal 26 Undang-undang Hak Tanggungan Nomor : 4 tahun
1996yang mengaturnya dengan memperhatikan Pasal 14,Peraturan mengenai

ne
ng

Eksekusi Hyphoteek yang ada mulai berlakunya Undang-undang ini, berlaku


terhadap Eksekusi Hak Tanggungan, Sehingga selama belum ada Peraturan

do
yang Mengatur tentang Pelaksanaan Pasal 6 Undang-undang Hak
gu

Tanggungantersebut, Maka Eksekusi Hyphoteek yang berlaku yaitu harus


melalui Pengadilan Negeri setempat, atau dengan kata lain "Pasal 6 Undang-
In
A

undang Hak Tanggungan tidak dapat berdirisendiri karena Pasal 26


Undang-undang Hak Tanggungansebagai PasalPelaksananya" dan oleh
ah

lik

karena Pelaksanaan atau hukum acaranya dari Pasal 26 Undang-undang Hak


Tanggungan adalah merujuk pada Pasal 224 HIR/258 Rbg. Maka
Pelaksanaan Eksekusinya maupun Lelangnya harus melalui Fiat Eksekusi
m

ub

melalui Pengadilan Negeri, Bukan Melalui Perantara Kantor Pelayanan dan


ka

Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).


ep

- Bahwa menurut Jurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia


Nomor: 3210.K/PDT/1984 tanggal 30 Januari 1986 yang menyatakan bahwa
ah

Pelaksanaan Pelelangan yang tidak dilaksanakan atas Penetapan/Fiat Ketua


es

Pengadilan Negeri, Maka Lelang Umum tersebut telah bertentangan dengan


M

Pasal 224 HIR/258 RBG. Sehingga TIDAK SAH, Sehingga Pelaksanaan


ng

Parate Eksekusi harus melalui Fiat Ketua Pengadilan Negeri, Putusan


on

Halaman 22 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 3210.K/PDT/1984 tanggal

a
30 Januari 1986 juga didukung oleh buku II Pedoman Mahkamah Agung

si
Republik Indonesia Nomor : KMA/002/SK/I/1994 tertanggal 29 April 1994,
yang menyatakan :

ne
ng
“Untuk menjaga agar tercapai maksud dan tujuannya, maka sebelum
lelang dilaksanakan, terlebih dahulu kreditur dan debitur dipanggil oleh

do
gu
-
Ketua Pengadilan Negeri untuk mencari jalan keluarnya”
Bahwa dengan tindakan Pemohon Keberatan yang akan dan/atau telah
melaksanakan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan yang menjadi Jaminan

In
A
Konsumen di muka umum dan melakukan lelang melalui Perantara Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bukittinggi adalah
ah

lik
merupakan perbuatan melawan hukum, dan bertentangan dengan:
1) Bertentangan dengan Pasal 26 Undang-undang Hak Tanggungan
am

ub
(UUHT) Nomor : 4 tahun 1996 yang mengharuskan Eksekusi Hak
Tanggungan menggunakan Pasal 224 HIR/258 RBG yang mengharuskan
ikut campur Ketua Pengadilan Negeri, (Bukan Peraturan Menteri
ep
k

Keuangan Republik Indonesia Nomor : 93/PMK.06/2010 Yo Peraturan


ah

Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 106/PMK.06/2013);


R

si
2) Bertentangan dengan Angka 9 Penjelasan Umum Undang-undang Hak
Tanggungan (UUHT) Nomor : 4 tahun 1996 yang menyatakan “agar ada

ne
ng

kesatuan pengertian dan kepastian penggunaan ketentuan tersebut”,


Maka ditegaskan lebih lanjut dalam Undang-undang ini, bahwa sebelum

do
ada Peraturan Perundang-Undangan yang mengaturnya, Maka Peraturan
gu

mengenai Eksekusi Hyphotek yang diatur dalam HIR/RBG berlaku


terhadap Eksekusi Hak Tanggungan;
In
A

3) Bertentangan denganPasal 1211 KUHPerdata yang mengharuskan


lelang melalui Pegawai Umum Pengadilan Negeri:
ah

lik

4) Bertentangan dengan Pasal 200 Ayat (1) HIR Yang Mewajibkan Ketua
Pengadilan Negeri(Dalam Perkara A quo Pengadilan Negeri Pasaman
Barat) untuk memerintahkan Kantor Lelang (Kantor Pelayanan Kekayaan
m

ub

Negara dan Lelang/KPKNL Bukittinggi) untuk menjualnya (Bukan Pelaku


ka

Usaha yang meminta kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan


ep

Lelang/KPKNL Bukittinggi)
5) Bertentangan dengan Jurisprudensi Mahkamah Agung Republik
ah

Indonesia Nomor : 3210.K/PDT/1984 tanggal 30 Januari 1986 yang


es

menyatakan bahwa Pelaksanaan Pelelangan yang tidak dilaksanakan atas


M

Penetapan/ Fiat Ketua Pengadilan Negeri, Maka lelang umum tersebut


ng

telah bertentangan dengan Pasal 224 HIR/258 RBG. Sehingga TIDAK


on

Halaman 23 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
SAH, Sehingga Pelaksanaan Parate Eksekusi Harus Melalui Fiat Ketua

a
Pengadilan Negeri;

si
6) Bertentangan dengan Undang-undang Nomor : 12 tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan yang menyebutkan Jenis, Hirarki Peraturan

ne
ng
Perundang-undangan adalah :
1. Undang-undang Dasar tahun 1945;

do
gu
2. Ketetapan MPR;
3. Undang-undang /Perpu;
4. Peraturan Pemerintah;

In
A
5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi;
ah

lik
7. Peraturan Daerah;
SedangkanPeraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia (In
am

ub
Cassu) Nomor: 93/PMK.06/2010 Yo Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor: 106/PMK.06/2013 tidak termasuk jenis
peraturan Perundang-undangan, Apalagi Pasal 26 Undang-undang Hak
ep
k

Tanggungan Nomor: 4 tahun 1996 tidak ada memerintahkan bahwa


ah

peraturan pelaksanaannya adalah Peraturan Menteri Keuangan;


R
-

si
Bahwa sebagai acuan (Pertimbangan/dasar hukum) dapat dilihat, yaitu sebagai
berikut:

ne
ng

1. Putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor:


02/Pdt.G.Sus/2016/PN.Simtanggal 27 April 2016antara

do
SAPARLImelawan PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk.
gu

KANTOR CABANG/KC PERDAGANGAN. yang mana Pengadilan Negeri


Simalungun menguatkanPutusan Badan Penyelesaian Sengketa
In
A

Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu Bara Nomor: 489/Arbitrase/BPSK-


BB/Xl/2015 tanggal 16 Februari 2016;
ah

lik

2. Putusan Pengadilan Negeri Rantau Prapat Nomor : 32/PdtSus-BPSK/


2016/PN.RAPantaraMUHAMMAD ARIF SIREGARmelawanPT. BANK
RAKYAT INDONESIA AGRONIAGA. Tbk. KANTOR CABANG/KC
m

ub

RANTAU PRAPAT yang mana Pengadilan Negeri Rantau Prapat


ka

menguatkan Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen


ep

(BPSK) Kabupaten Batu Bara Nomor : 03/Arbitrase/BPSK-BB/I/2016


tanggal 23 Maret 2016:
ah

3. Putusan Pengadilan Negeri Rantau Prapat Nomor : 62/PdtSus-BPSK/


es

2016/PN.RAP antaraDONO EKA WIJAYA TARIGAN. STmelawanPT.


M

BANK DANAMON INDONESIA. Tbk. DSP UNIT PASAR BARU RANTAU


ng

PRAPAT yang mana Pengadilan Negeri Rantau Prapat


on

Halaman 24 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
menguatkanPutusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)

a
Kabupaten Batu Bara Nomor : 654/Arbitrase/BPSK-BB/IV/2016 tanggal

si
31 Mei 2016:
4. Putusan Pengadilan Negeri Rantau Prapat Nomor : 67/Pdt.Sus-BPSK/

ne
ng
2016/PN.RAP antaraEDI URUNG PASARIBU melawanPT. BANK
DANAMON INDONESIA. Tbk. DSP UNIT PASAR BARU RANTAU

do
gu PRAPAT yang mana Pengadilan Negeri Rantau Prapat menguatkan
Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten
Batu Bara Nomor : 525/ Arbitrase /BPSK-BB/XII/2015 tanggal 13 Juni

In
A
2016:
5. Putusan Pengadilan Negeri Rantau Prapat Nomor : 83/Pdt.Sus-BPSK/
ah

lik
2016/PN.RAPantara HARTATI NASUTION melawanPT. BANK
MYBANKINDONESIA. Tbk KANTOR CABANG/KC RANTAU PRAPAT
am

ub
yang mana Pengadilan Negeri Rantau Prapat menguatkan Putusan
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)Kabupaten Batu
Bara Nomor : 435/Arbitrase/BPSK-BB/VI/2016 tanggal 28Juli 2016;
ep
k

6. Putusan Pengadilan Negeri Rantau Prapat Nomor : 63/Pdt.Sus-BPSK/


ah

2016/PN.RAPantara MARIANA Br. PERNANGIN-ANGINmelawan PT.


R

si
BANK DANAMON INDONESIA. Tbk. DSP UNIT PASAR BARU RANTAU
PRAPATyang mana Pengadilan Negeri Rantau Prapat menguatkan

ne
ng

Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)Kabupaten


Batu Bara Nomor : 653/Arbitrase/BPSK-BB/IV/2016 tanggal 01 Juni

do
2016:
gu

7. Putusan Pengadilan Negeri Rantau Prapat Nomor : 68/Pdt.Sus-BPSK/


2016/PN.RAPantara NENImelawan PT. BANK DANAMON INDONESIA.
In
A

Tbk. DSP UNIT PASAR BARU RANTAU PRAPAT.yang mana Pengadilan


Negeri Rantau Prapat menguatkan Putusan Badan Penyelesaian
ah

lik

Sengketa Konsumen (BPSK)Kabupaten Batu Bara Nomor:


249/P3K/JS-III/BPSK/BB/IV/2016 tanggal 16 Juni 2016:
8. Putusan Pengadilan Negeri Taniung Balai Nomor : 19/Pdt.Sus-BPSK/
m

ub

2016/PN.TJBantara LINDAWATI Br SIREGARmelawan PT.


ka

PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) - ULaMM TANJUNG


ep

BALAIyang mana Pengadilan Negeri Tanjung Balai menguatkan Putusan


Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)Kabupaten Batu
ah

Bara Nomor : 419/Arbitrase/BPSK-BB/X/2015 tanggal 13 April 2016:


R

es

9. Putusan Pengadilan Negeri Taniung Balai Nomor : 11/Pdt.Sus-BPSK/


M

2016/PN.TJBantara SAPII MANURUNGmelawan PT. PERMODALAN


ng

NASIONAIMADANI (PERSERO) - ULaMM TANJUNG BALAIyang mana


on

Halaman 25 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Pengadilan NegeriTanjung Balai menguatkan Putusan Badan

a
Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu Bara

si
Nomor: 232/Arbitrase/BPSK BB/III/2016 tanggal 01April 2016;
10. Putusan Pengadilan Negeri Pasir Pangaraian Nomor : 322/Pdt.Sus-

ne
ng
BPSK/2016/PN.PRPantara AZIMmelawan PT. BANK MANDIRI
(PERSERO). Tbkyang mana Pengadilan Negeri Pasir Pangaraian

do
gu menguatkan Putusan Badan
(BPSK) Kabupaten Batu Bara Nomor : 443/Arbitrase/BPSK-BB/VI/2016
Penyelesaian Sengketa Konsumen

tanggal 01 Agustus 2016:

In
A
11. Putusan Pengadilan Negeri Pasir Pangaraian Nomor : 317/Pdt.Sus-
BPSK/ 2016/PN.PRPantara ILHAM SYAHPUTRAmelawan PT. BANK
ah

lik
MANDIRI (PERSERO). Tbk.yang mana Pengadilan Negeri Pasir
Pangaraian menguatkan Putusan Badan Penyelesaian Sengketa
am

ub
Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu Bara Nomor: 462/Arbitrase/BPSK-
BB/VII/2016 tanggal 22 Agustus 2016:
12. Putusan Pengadilan Negeri Pasir Pangaraian Nomor : 320/PdtSus-
ep
k

BPSK/2016/PN.PRPantara GUNAWAN TMZmelawan PT. BANK


ah

MANDIRI (PERSERO)Tbk.yang mana Pengadilan Negeri Pasir


R

si
Pangaraian menguatkan Putusan Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu Bara Nomor :

ne
ng

455/Arbitrase/BPSK-BB/VI/2016 tanggal 01 Agustus 2016:


13. PutusanPengadilanNegeriBangkinangNomor : 101/Pdt.Sus-BPSK

do
2016/PN.BKNantara TRI AGUS HARIYANTOmelawan PT. BANK
gu

SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU/KCP PANAMyang


mana Pengadilan Negeri Bangkinang menguatkan Putusan Badan
In
A

Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu Bara


Nomor : 220/Arbitrase/BPSK-BB/III/2016 tanggal 28 Juli 2016:
ah

lik

- Bahwa menurut Undang-undang Nomor : 8 tahun 1999 Tentang


Perlindungan Konsumen pada Pasal 54 ayat (4)Yo Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor:
m

ub

350/MPP/Kep/12/2001 Tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan


ka

Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) pada Pasal 36 butir (3).yang


ep

menyebutkan :
"Bilamana pada persidangan ke II (kedua) Konsumen tidak hadir. Maka
ah

gugatannva dinyatakan gugur demi hukum. Sebaliknya jika Pelaku Usaha


es

yang tidak hadir. Maka gugatan konsumen dikabulkan oleh Majelis tanpa
M

kehadiran Pelaku Usaha (VERSTEK)"


ng

on

Halaman 26 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Bahwa sebagaimana yang telah terwujud dan dikehendaki oleh Undang-

a
undang Nomor: 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumenyang

si
menyebutkan dan menerangkan bahwa Konsumen mempunyai kedudukan yang
Setara dan Seimbang dengan Pelaku Usaha, adalah yaitu :

ne
ng
➢ Pasal 1 Angka 1 Undang-undang Nomor : 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen, yang berbunyi:

do
gu “Bahwa perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin
adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada
konsumen”

In
A
➢ Pasal 1 Angka 2 Undang-undang Nomor : 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen, yang berbunyi:
ah

lik
"Bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa
yang tersedia dalam masyarakat. baik bagi kepentingan diri sendiri.
am

ub
keluarga. orang lain maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan"
➢ Pasal 1 Angka 3 Undang-undang Nomor : 8 Tahun 1999 Tentang
ep
k

Perlindungan Konsumen, yang berbunyi:


ah

“Bahwa pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan


R

si
usaha, baik berbentuk Badan Hukum maupun bukan Badan Hukum yang
didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah

ne
ng

Hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama


melalui perjanjian dalam menyelenggarakan kegiatan usaha dalam
berbagai bidang ekonomi”

do
gu

➢ Pasal 1 Angka 4 Undang-undang Nomor : 8 Tahun 1999 Tentang


Perlindungan Konsumen, yang berbunyi:
In
A

“Bahwa dalam setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, baik
bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat
ah

lik

dihabiskan, yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan,


atau dimanfaatkan oleh konsumen”
➢ Pasal 7 Undang-undang Nomor : 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
m

ub

Konsumen, yang berbunyi:


ka

a) Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;


ep

b) Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan pcnggunaan,
ah

perbaikan dan pemeliharaan;


es

c) Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta


M

tidak diskriminatif;
ng

on

Halaman 27 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
d) menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau

a
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau

si
jasa yang berlaku;
e) Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau

ne
ng
mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau
garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan;

do
gu f) Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian
akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa
yang diperdagangkan;

In
A
g) Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang
dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan
ah

lik
perjanjian.
➢ Pasal 45 Ayat (1) Undang-undang Nomor : 8 Tahun 1999 Tentang
am

ub
Perlindungan Konsumen, yang berbunyi:
"Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha
melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara
ep
k

konsumen dan pelaku usaha atau merlalui peradilan yang berada


ah

dilingkungan peradilan umum"


R
-

si
Bahwa dari bunyi beberapa Pasal tersebut diatas, dapat diperoleh suatu
petunjuk atau kesimpulan bahwa Pelaku Usaha berkewajiban melindungi

ne
ng

terhadap setiap orang yang atau memakai barang dan/atau jasa dari hasil
kegiatan usahanya
-

do
Bahwa oleh karena itu Pelaku Usaha berkewajiban melindungisetiap orang yang
gu

memakai barang dan/atau jasa dari hasilusahanya, Maka Pelaku Usaha dilarang
melakukan suatuperbuatan sebagaimana diatur dalam Pasal 7, Pasal 8, Pasal
In
A

9,Pasal 10, Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, Pasal17 dan
Pasal 18Undang-undang Nomor : 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan
ah

lik

Konsumen.
- Bahwa secara umum (NOTOIR) diketahui dan dilihat oleh masyarakat yang
mana bahwa kedudukan Konsumen sangatlah lemah bila berhadapan dengan
m

ub

Pelaku Usaha, Sehingga Undang-undang Nomor : 8 tahun 1999 Tentang


ka

Perlindungan Konsumendengan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen


ep

(BPSK) diberi Tugas dan Wewenang untuk Pengawasan Tentang Pencantuman


"klausla baku" dan untuk meningkatkan harkat dan martabat Konsumen perlu
ah

meningkatkan Kesadaran, Pengetahuan, Kepedulian, Kemampuan dan


es

Kemandirian Konsumen untuk melindungi dirinya serta menumbuh kembangkan


M

sikap Pelaku Usaha yang bertanggung jawab, Sedangkan yang dimaksud


ng

dengan klausula baku yang dilarang Undang-undang adalah :


on

Halaman 28 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a). Menyatakan pengalihan tanggung jawab Pelaku Usaha;

a
b). Menyatakan bahwa Pelaku Usaha berhak menolak penyerahan kembali

si
barang yang dibeli konsumen;
c). Menyatakan bahwa Pelaku Usaha berhak menolak penyerahan kembali

ne
ng
uang yang dibayarkan atas barang dan/atau jasa yang dibeli oleh
Konsumen;

do
gu d). Menyatakan pemberian kuasa dari Konsumen kepada Pelaku usaha baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan segala tindakan
sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli oleh Konsumen secara

In
A
angsuran;
e). Mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau
ah

lik
pemanfaatan jasa yang dibeli oleh Konsumen;
f). Memberi hak kepada Pelaku Usaha untuk mengurangi manfaat jasa atau
am

ub
mengurangi harta kekayaan Konsumen yang menjadi obyek jual beli jasa;
g). Menyatakan tunduknya Konsumen kepada peraturan yang berupa aturan
baru, tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak
ep
k

oleh Pelaku Usaha dalam masa Konsumen memanfaatkan jasa yang


ah

dibelinya;
R

si
h). Menyatakan bahwa Konsumen memberi kuasa kepada Pelaku Usaha untuk
Pembebanan hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan terhadap

ne
ng

barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran”.


DANbegitu juga dengan yang diperintahkan dan diamanatkan oleh

do
Peraturan Otoritas Iasa Keuangan (OJK) Nomor : 1/POJK.07/2013
gu

Tentang Perlindungan Konsumen Sector Jasa Keuangan Pasal 22 butir


(1) dan (3) juga menyebutkan dan meng anulirPasal 18 Ayat (1) Undang-
In
A

undang Nomor : 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.


Sedangkan pada Ayat (2)-nya menyatakan
ah

lik

"Pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yangletak


ataubentuknva sulit terlihat atautidak dapat dibaca secara jelas. atau
yang pengungkapannyaSULIT DIMENGERTI"
m

ub

Dan Selanjutnya pada ayat (3) menyatakan pula:


ka

"Setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh Pelaku Usaha pada
ep

dokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan sebagaimana


dimaksud pada ayat ( I ) dan ayat ( 2 ) dinyatakan BATAL DEMI HUKUM"
ah

- Bahwa sangatlah jelas sebagaimana diurai dalam pertimbangan hukum Putusan


R

es

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu Bara


M

Perkara Nomor: 1332/Arbitrase/BPSK-BB/X/2016 tanggal 25 November


ng

2016yang mengungkap hubungan hukum bahwa Termohon Keberatan adalah


on

Halaman 29 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
konsumen dan Pemohon Keberatan sebagai Pelaku Usaha, Sehingga hubungan

a
hukum yang demikian haruslah dipayungi dengan Undang-undang Nomor :

si
8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Mengingat bahwa Undang-
undang Nomor : 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumenmerupakan

ne
ng
sebuah Lex Specialis Derogat Lex Generalisdan penanganannya telah diatur
secara tegas menurut Undang-Undang tersebut sehingga Badan Penyelesaian

do
gu Sengketa Konsumen (BPSK) berwenang, memeriksa, dan memutus perkara A
quo;
- Bahwa berdasarkan uraian diatas, Maka Putusan Majelis Badan Penyelesaian

In
A
Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu Bara dalam perkara A quo telah
sesuai dan tidak sedikitpun bertentangan dengan Peraturan Perundang-
ah

lik
Undangan yang berlaku.
Bahwa berdasarkan Jawaban-jawaban ilmiyah yang telah Termohon Keberatan
am

ub
uraikan diatas, Majelis Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
Kabupaten Batu Bara Perkara Nomor : 1332/Arbitrase/BPSK-BB/X/2016 tanggal 25
November 2016, Justru sudah sangat mendalami Undang-undang Nomor: 8 tahun
ep
k

1999 Tentang Perlindungan Konsumendan Sangat kaya bacaan dan rujukan,


ah

Sehingga memberikan Putusan yang dipandang tepat dan adil menurut rasa
R

si
keadilan yang patut dituruti menurut hukum;
Sehingga Keberatan dari Pemohon Keberatan (dahulu Pelaku Usaha) haruslah

ne
ng

ditolak atau Setidak-tidaknya tidak diterima atau dikesampingkan, dan Pengadilan


Negeri Pasaman Barat melalui Majelis Hakim Pemeriksa Perkara ini memberikan

do
Putusan yang dipandang tepat dan adil menurut rasa keadilan yang patut dituruti
gu

menurut hukum, yang amarnya:


I. TENTANG EKSEPSI
In
A

1. Mengabulkan permohonan Eksepsi Termohon Keberatan;


II. TENTANG POKOK PERKARA
ah

lik

1. Menolak permohonan Pemohon Keberatan seluruhnya;


2. Menguatkan Keputusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
(BPSK) Kabupaten Batu Bara Perkara Nomor 1332/Arbitrase/BPSK-
m

ub

BB/X/2016 tanggal 25 November 2016;


ka

3. Menghukum Pemohon Keberatan untuk membayar ongkos perkara ini;


ep

ATAU
Atau apabila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pasaman Barat yang memeriksa
ah

perkara ini berpendapat lain, Mohon Keputusan yang dipandang tepat dan adil
es

menurut rasa keadilan yang patut dituruti menurut hukum (ex aequo et bono)
M

ng

Menimbang, bahwa terhadap jawaban Termohon Keberatan, Termohon


Keberatan menyatakan tidak akan mengajukan Replik;
on

Halaman 30 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa selanjutnya untuk membuktikan dan menguatkan dalil-

a
dalilgugatannya, Pemohon Keberatan di persidangan telah mengajukan alat bukti

si
surat/tulisan berupa foto copy surat-surat yang telah dibubuhi meterai sesuai
ketentuanundang-undang yaitu :

ne
ng
1. Foto copy akta ‘Perjanjian Kredit’ No.0000031/PK/03637/0500/0814 tanggal 15
Agustus 2014, yang telah dilegalisasi dengan No.287/L/VIII/2014 oleh notaris

do
gu H.Rustim Afandi, SH di Kabupaten Pasaman Barat, disertai daftar angsuran,
diperbuat antara PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. (ic. Penggugat/Pemohon
Keberatan) dengan Andi Baswal (ic. Tergugat/Termohon Keberatan),

In
A
selanjutnya diberi tanda PK-1 ;
2. Foto copy akta ‘Perjanjian Perubahan Terhadap Perjanjian Kredit’
ah

lik
No.0000025/PPPK/03673/2200/0715 tanggal 13 Juli 2015 yang telah
dilegalisasi dengan No.191/L/VII/2015 oleh notaris H.Rustim Afandi, SH di
am

ub
Kabupaten Pasaman Barat yang disertai daftar angsuran, diperbuat antara PT.
Bank Danamon Indonesia Tbk. (ic. Penggugat/Pemohon Keberatan) dengan
Andi Baswal (ic. Tergugat/Termohon Keberatan), selanjutnya diberi tanda PK-
ep
k

2;
ah

3. Foto copy sertipikat ‘Hak Milik’ No.187/Koto Baru, atas nama : Andi Baswal (ic.
R

si
Tergugat/Termohon Keberatan), diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten
Pasaman pada tanggal 7 Juni 2006, selanjutnya diberi tandaPK-3 ;

ne
ng

4. Foto copy sertipikat ‘Hak Tanggungan’ No.2460/2014 (Peringkat Pertama)


tanggal 29 Oktober 2014 diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Padang
Sidimpuan atas barang jaminan SHM No.187/Koto Baru, yang disertai ‘Akta

do
gu

Pemberian Hak Tanggungan’ No.698/2014 tanggal 20 Agustus 2014 yang


dibuat di hadapan Notaris/PPAT H. Rustim Afandi, SH., di Kabupaten
In
A

Pasaman Barat, selanjutnya diberi tandaPK-4 ;


5. Foto copy sertipikat ‘Hak Tanggungan’ No.1709/2015 (Peringkat Kedua)
ah

lik

tanggal 14 Oktober 2015 diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota


Pasaman Barat atas barang jaminan SHM No.187/Koto Baru, yang disertai
‘Akta Pemberian Hak Tanggungan’ No.600/2015 tanggal 6 Agustus 2015 yang
m

ub

diperbuat di hadapan Notaris/PPAT H. Rustim Afandi, SH., di Kabupaten


ka

Pasaman Barat, selanjutnya diberi tanda PK-5 ;


ep

6. Foto copy Bukti ‘tanda terima’ surat perjanjian kredit dan daftar angsuran yang
telah diterima oleh Tergugat/Termohon Keberatan pada tanggal 15 Agustus
ah

2014, diperbuat antara


R

PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. (ic.


es

Penggugat/Pemohon Keberatan) dengan Andi Baswal (ic. Tergugat/Termohon


M

Keberatan), selanjutnya diberi tanda PK-6 ;


ng

on

Halaman 31 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
7. Foto copy Bukti ‘tanda terima’ surat perjanjian kredit dan daftar angsuran yang

a
telah diterima oleh Tergugat/Termohon Keberatan pada tanggal 13 Juni 2015,

si
diperbuat antara PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. (ic. Penggugat/Pemohon
Keberatan) dengan Andi Baswal (ic. Tergugat/Termohon Keberatan),

ne
ng
selanjutnya diberi tanda PK-7;
Surat surat bukti tersebut semuanya berupa foto copy yang di persidangan

do
gu
telahdiperlihatkan aslinya, foto copy surat-surat tersebut setelah dicocokan dengan
surataslinya ternyata cocokdan semuanya telah dibubuhimaterai yang cukup;
Menimbang, bahwa Termohon Keberatan selanjutnya untuk membuktikan dan

In
A
menguatkan dalil-dalil bantahannya, Termohon Keberatan di persidangan telah
mengajukan alat bukti surat/tulisan berupa foto copy surat-surat yang telah dibubuhi
ah

lik
meterai sesuai ketentuanundang-undang yaitu :
1. Foto copy Buku Tabungan dengan Nomor Rekening 003580816027 atas nama
am

ub
Andi Baswal, yang selanjutnya diberi tandap TK- 1;
surat bukti tersebut semuanya berupa foto copy yang di persidangan telah
diperlihatkan aslinya, foto copy surat-surat tersebut setelah dicocokan dengan surat
ep
k

aslinya ternyata cocok dan semuanya telah dibubuhi materai yang cukup
ah

Menimbang, bahwa selanjutnya, Kuasa Pemohon Keberatan maupun


R

si
Termohon Keberatanmenyatakan tidak akan menghadirkan saksi-saksi;
Menimbang, bahwa selanjutnya, Kuasa Pemohon Keberatan maupun

ne
ng

Termohon Keberatan menyatakan tidak akan mengajukan kesimpulan;


Menimbang, bahwa selanjutnya Kuasa Pemohon Keberatan menyatakan

do
bahwa tidak akan mengajukan sesuatu apapun lagi dalam perkara ini dan
gu

mohonputusan;
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka
In
A

segalasesuatu yang tercantum dalam berita acara pemeriksaan, sepanjang


berkaitan danmemiliki relevansi, dianggap ikut tercantum dan menjadi bagian
ah

lik

putusan ini yang tidak terpisahkan;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM


m

ub
ka

DALAM EKSEPSI
ep

Menimbang, bahwa pengertian dan tujuan eksepsi dalam konteks Hukum


acara Perdata bermakna tangkisan atau bantahan yang diajukan oleh
ah

Tergugat/Termohon Keberatan
R

terhadap materi pokok Gugatan


es

Penggugat/Permohonan Pemohon Keberatan, namun tangkisan atau bantahan


M

diajukan dalam bentuk eksepsi ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut syarat-
ng

syarat atau formalitas gugatan atau permohonan keberatan, yaitu jika gugatan/
on

Halaman 32 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
permohonan keberatan tidak sah yang oleh karenanya gugatan dapat dinyatakan

a
tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);

si
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mempelajari secara seksama
terhadap eksepsi Termohon Keberatan dalam jawabannya mengajukan eksepsi

ne
ng
sebagai berikut:
1. Tentang Kewenangan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK);

do
gu
eksepsi
Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim perkara a quo mempertimbangkan
dari Termohon Keberatan Majelis Hakim perkara a quo akan
mempertimbangkan masalah proses persidangan keberatan atas putusan BPSK

In
A
dimana dalam jawabannya termohon keberatan menyatakan Bahwa Pengadilan
Negeri yang menerima permohonan keberatan atas Putusan Badan Penyelesaian
ah

lik
Sengketa Konsumen (BPSK) hanya memeriksa berkas perkara, bukan
menyidangkan permohonan keberatan sebagaimana perkara perdata umum, yang
am

ub
mekanismenya dimulai dari Gugatan-jawaban, Replik-Duplik, Pembuktian,
Kesimpulan, dan Putusan. Bahwa jika membaca Pedoman Teknis Administrasi dan
Teknis Peradilan Perdata Umum dan Perdata Khusus, Buku II, Edisi 2007,
ep
k

Mahkamah Agung RI, Jakarta, 2008, Hlm. 175-176, telah diatur bahwa
ah

“Pemeriksaan Keberatan Hanya Dilakukan Atas Dasar Putusan Badan


R

si
Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Dan Berkas Perkara”.
Menimbang, bahwa dalam melakukan pemeriksaan keberatan BPSK tidak ada

ne
ng

hukum acara yang mengatur secara khusus mengenai proses persidangannya


sehingga proses persidangannya Majelis Hakim perkara a quo mengacu kepada

do
proses persidangan perdata gugatan pada umumnya yaitu pembacaan keberatan,
gu

jawaban, replik, duplik, bukti tertulis (surat), saksi, kesimpulan dan putusan kesemua
tahapan tersebut harus diselesaikan dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kerja;
In
A

Menimbang, bahwa dalam membuat suatu putusan Hakim/ Majelis Hakim


berpedoman hanya dengan putusan BPSK maka Majelis Hakim tidak dapat
ah

lik

mempertimbangkan apakah putusan BPSK tersebut sudah benar atau belum dan
Majelis Hakim juga perlu mengetahui apa alasan dari para pihak (Pemohon
Keberatan dan Termohon Keberatan) dan ditunjang dengan dokumen-dokumen
m

ub

pendukung dan atau saksi-saksi yang diajukan oleh para pihak yang berperkara;
ka

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan


ep

eksepsi atau keberatan Termohon Keberatan sebagai berikut:


Menimbang, bahwa tentang eksepsi mengenai Tentang Kewenangan Badan
ah

Penyelesaian Sengketa
R

Konsumen (BPSK), Majelis Hakim akan


es

mempertimbangkannya sebagai berikut:


M

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Perkara a quo pelajari secara teliti
ng

dan cermat, perkara antara Pemohon Keberatan dan Termohon Keberatan ini
on

Halaman 33 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
berawal dari sebuah perjanjian antara kedua belah pihak maka menurut Majelis

a
Hakim perkara a quo hal ini telah masuk kedalam pokok perkara karena butuh

si
pembuktian terlebih dahulu maka menurut Majelis Hakim perkara a quo terhadap
eksepsi ini maka patutlah ditolak;

ne
ng
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas maka menurut Majelis
Hakim eksepsi termohon keberatan tidak beralasan maka patut ditolak;

do
gu
DALAM POKOK PERKARA
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan Keberatan Pemohon Keberatan

In
A
adalahsebagaimana tersebut di atas;
Menimbang, bahwa Surat Permohonan Keberatan terhadap Putusan BPSK
ah

lik
Kabupaten Batu Nomor 1332/Arbitrase/BPSK-BB/X/2016 tanggal 25 November
2016 yang diterima oleh Pemohon Keberatan pada tanggal 29 November 2016,
am

ub
telah didaftarkan olehPemohon Keberatan di Kepaniteraan Negeri Pasaman Barat
pada tanggal 19 Desember 2016 dengan nomor register 48/Pdt.Sus-
BPSK/2016/PN.Psb;
ep
k

Menimbang, bahwa Pemohon Keberatan dalam Surat Keberatannya


ah

menyatakanbahwa Putusan BPSKKabupaten Batu Bara


R

si
Nomor1332/Arbitrase/BPSK-BB/X/2016 tanggal 25 November 2016 yang diterima
oleh Pemohon Keberatan pada tanggal 29 November 2016dan Pemohon Keberatan

ne
ng

mengajukan permohonan keberatan pada tanggal 19 Desember 2016


sehinggapengajuan Keberatan ini menurut Majelis Hakim perkara a quo masih

do
dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari kerja sebagaimanaditentukan dalam
gu

Pasal 56 ayat (2) UU No. 8 Tahun 1999 tentang PerlindunganKonsumen Jo Pasal 1


angka 4 dan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung(PERMA) RI No. 1 Tahun
In
A

2006 Tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan PutusanBPSK;


Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, maka menurut
ah

lik

MajelisHakim secara formal Keberatan yang diajukan oleh Pemohon Keberatan


dapat diterima;
Menimbang, bahwa menurut ketentuan Pasal 6 ayat (3) PERMA RI No.1
m

ub

Tahun2006 Tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan Putusan BPSK bahwa:


ka

“Keberatanterhadap putusan Arbitrase BPSK dapat diajukan apabila memenuhi


ep

persyaratanpembatalan putusan Arbitrase sebagaimana diatur dalam Pasal 70


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun1999 tentang Arbitrase Dan
ah

Penyelesaian Sengketa, yaitu:


R

es

1. Surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan, setelah


M

dijatuhkanputusan diakui palsu atau dinyatakan palsu;


ng

on

Halaman 34 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
2. Setelah putusan arbitrase BPSK diambil ditemukan dokumen yang

a
bersifatmenentukan yang disembunyikan oleh pihak lawan, atau;

si
3. Putusan diambil dari hasil tipu muslihat yang dilakukan oleh salah satu
pihakdalam pemeriksaan sengketa;

ne
ng
Menimbang, bahwa selanjutnya PERMA RI No. 1 Tahun 2006 Tentang Tata
Cara Pengajuan Keberatan Putusan BPSK dalam Pasal 6 ayat (4) disebutkan

do
gu
bahwa:“Dalam hal keberatan diajukan atas dasar sebagaimana dimaksud ayat (3),
MajelisHakim dapat mengeluarkan pembatalan putusan BPSK, sedangkan dalam
Pasal 6 ayat(5) menentukan bahwa : “Dalam hal keberatan diajukan atas dasar

In
A
ketentuan diluarketentuan sebagaimana dimaksud ayat (3), Majelis Hakim dapat
mengadili sendirisengketa konsumen yang bersangkutan”;
ah

lik
Menimbang, bahwa Pemohon Keberatan pada pokoknya mengajukan
keberatansebagai berikut:
am

ub
1. Tentang Kompetensi Absolut, BPSK Kabupaten Batu Bara Tidak Berwenang
Secara Mutlak Untuk Memeriksa Dan Memutuskan Perkara A quo;
2. Tentang Pelanggaran Kompetensi Relatif Dalam Memeriksa Dan Memutuskan
ep
k

Perkara a quo;
ah

3. Tentang BPSK Kabupaten Batu Bara Salah Mempertimbangkan Ruang Lingkup


R

si
Penyelesaian Sengketa Konsumen Dan Kedudukan Tergugat (Termohon
Keberatan) Bukan Sebagai Konsumen Akhir Sesuai UUPK;

ne
ng

4. Tentang Pemeriksaan Perkara Dan Putusan Yang Melebihi Jangka Waktu


Dalam Pasal 55 UUPK Jo. Pasal 7 Ayat (1) Kepmenperindag Nomor

do
350/MPP/Kep 12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BPSK;
gu

5. Tentang Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara Telah Salah Menerapkan Hukum
Dalam Pembatalan Perjanjian Kredit;
In
A

6. Tentang Pertimbangan Hukum Pelaku Usaha Tidak Pernah Menghadiri


Persidangan (Putusan Verstek) Tidak Beralasan/ Tidak Berdasarkan Hukum;
ah

lik

7. Tentang Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara Telah Salah Menerapkan Hukum
Dalam Menyatakan Pelelangan Eksekusi HT Bertentangan Dengan UUHT,
KUHPerdata, HIR, Yurisprudensi Dan Bertentangan Dengan Hirarki Peraturan
m

ub

Perundang-Undangan
ka

8. Tentang Syarat Pembatalan Putusan Arbitrase, Dokumen Yang Disembunyikan


ep

Dan Putusan Yang Berasal Dari Tipu Muslihat Salah Satu Pihak;
Menimbang, bahwa sebelum masuk kemateri pokok perkara Majelis Hakim
ah

akan mempertimbangkan
R

terlebih dahulu Tentang Kewenangan Badan


es

Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) terhadap perkara Nomor


M

1332/Arbitrase/BPSK-BB/X/2016 tanggal 25 November 2016yang diajukan oleh Andi


ng

on

Halaman 35 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Baswaldalam hal ini Termohon Keberatan Melawan PT. Bank Bank Danamon

a
Indonesia, Tbk dalam hal ini sebagai Pemohon Keberatan;

si
Menimbang, bahwa permasalahan antara Pemohon Keberatan dan Termohon
Keberatan berawal dari sebuah Perjanjian Nomor 0000031/PK/03637/0500/0814

ne
ng
tanggal 15 Agustus 2014(vide bukti PK – 1);
Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-Undang

do
gu
Hukum Perdata yang menyatakan “Semua Perjanjian yang dibuat secara sah
berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”;
Menimbang, bahwa menurut Majelis Hakim Perkara a quo maksud dari pasal

In
A
1338 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata adalah para pihak yang
melakukan perjanjian harus tunduk dan patuh kepada perjanjian yang dibuat secara
ah

lik
sah dan menurut Undang-undang;
Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Perjanjian Perjanjian Kredit nomor
am

ub
0000031/PK/03637/0500/0814 tanggal 15 Agustus 2014 (vide bukti PK – 1) yang
dibuat oleh PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk (Pemohon Keberatan) yang diwakil
oleh Rica Saputra dan Irpan Toni selaku Unit Manager dan Credit Officer dengan
ep
k

Andi Baswal yang diberikan Persetujuan oleh Dasmiati selaku Istri Termohon
ah

Keberatan dan Perjanjian Kredit tersebut ditanda tangani oleh Termohon keberatan
R

si
diatas materai dan pihak dari Pemohon Keberatan serta penjamin dalam Pasal5
tentang lain-lain dalam salah satu paragrafnya menyatakan Terhadap Perjanjian ini

ne
ng

dan segala dokumen yang berhubungan yang timbul akibat perjanjian ini, tunduk
pada hukum Negara Republik Indonesia. Dan Para Pihak sepakat memilih tempat

do
kedudukan hukumyang tetap dan seumumnya di Kantor Kepaniteraan Pengadilan
gu

Negeri Simpang Empat di Simpang Empat. Namun, tidak mengurangi hak dan
wewenang Bank untuk memohon pelaksanaan (eksekusi) atau mengajukan
In
A

tuntutan/gugatan hukum terhadap Debitur berdasarkan Perjanjian ini dimuka


pengadilan lain dalam wilayah Republik Indonesia (vide bukti PK – 1);
ah

lik

Menimbang, bahwa sudah jelas dalamPerjanjian Kredit nomor


0000031/PK/03637/0500/0814 tanggal 15 Agustus 2014 (vide bukti PK – 1) yang
dibuat antara Pemohon Keberatan dan Termohon Keberatan jika terjadi dalam
m

ub

permasalahan dalam perjanjian tersebut telah memilih domisili hukum yang tetap
ka

yaitu Pengadilan Negeri Simpang Empat;


ep

Menimbang, bahwa menurut Majelis Hakim perkara a quo bahwa yang


dimaksud Pengadilan Negeri Simpang Empat dalam perjanjian antara Pemohon
ah

Keberatan dan Termohon Keberatan adalah Pengadilan Negeri Pasaman Barat;


R

es

Menimbang, bahwa setelah meneliti dan mencermati dalil-dalil Pemohon


M

Keberatan dan alat bukti yang diajukan oleh Pemohon Keberatan, maka Majelis
ng

Hakim berpendapat bahwa sengketa antara Pemohon Keberatan tidak termasuk


on

Halaman 36 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dalam pengertian sengketa konsumen sebagaimana diatur dalam Pasal 1 butir 8

a
Surat Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan RI Nomor:

si
350/MPP/Kep/12/2001, tanggal 10 Desember 2001 Tentang Pelaksanaan Tugas
Dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, melainkan termasuk

ne
ng
sengketa keperdataan yang menjadi wewenang Peradilan Umum ;
Menimbang, bahwa oleh karena sengketa antara Pemohon Keberatan

do
gu
danTermohon Keberatan tidak termasuk dalam pengertian sengketa konsumen dan
antaraPemohon Keberatan dan Termohon Keberatan telah diperjanjikan apabila
terjadiperselisihan, maka kedua belah pihak memilih domisili hukum yang tetap yaitu

In
A
di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Pasaman Barat, maka BPSK Kabupaten
Batu Baratidak berwenang untukmengadili sengketa tersebut dan oleh karenanya
ah

lik
keberatan Pemohon Keberatanberalasan dan patut dikabulkan;
Menimbang, bahwa oleh karenanya BPSK Kabupaten Batu Baratidak
am

ub
berwenang untukmemeriksa dan mengadili perkara ini, maka untuk keberatan
lainnya tidak perludipertimbangkan lagi dan patut dikesampingkan;
Menimbang, bahwa oleh karena BPSK Kabupaten Batu Baradinyatakan tidak
ep
k

berwenanguntuk mengadili perkara Nomor 1332/Arbitrase/BPSK-BB/X/2016, maka


ah

Putusan BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor 1332/Arbitrase/BPSK-BB/X/2016


R

si
tanggal 25 November 2016harus dibatalkan;
Menimbang, bahwa oleh karena keberatan Pemohon Keberatan

ne
ng

dikabulkan,maka menghukum Termohon Keberatan untuk membayar biaya


keberatan ini, yangbesarnya akan ditentukan dalam amar putusan ini;

do
gu

Memperhatikan,Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata, Undang Undang Republik


Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang PerlindunganKonsumen, Undang Undang
In
A

Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan


AlternatifPenyelesaian Sengketa, PERMA RI Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Tata
ah

lik

Cara PengajuanKeberatan Terhadap Putusan Badan Penyelesaian Sengketa


Konsumen dan SuratKeputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan RI Nomor:
350/MPP/Kep/12/2001,tanggal 10 Desember 2001 Tentang Pelaksanaan Tugas Dan
m

ub

Wewenang BadanPenyelesaian Sengketa Konsumen serta peraturan perundang


ka

undangan lainnya yangbersangkutan;


ep

MENGADILI
ah

Dalam Eksepsi
R

es

▪ Menolak Eksepsi Termohon Keberatan Untuk Seluruhnya


M

ng

on

Halaman 37 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Dalam Pokok Perkara

a
▪ Menerima Keberatan Pemohon Keberatan;

si
▪ Membatalkan Putusan BPSK Kabupaten Batu BaraNomor 1332/Arbitrase/BPSK-
BB/X/2016 tanggal 25 November 2016.

ne
ng
MENGADILISENDIRI

do
gu▪ Menyatakan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kabupaten Batu Bara
tidakberwenang mengadili perkara Nomor1332/Arbitrase/BPSK-BB/X/2016;

In
A
▪ Menghukum Termohon Keberatan untuk membayar biaya perkara yang
hinggasaat ini ditetapkan sebesar Rp.336.000,- (tiga ratus tiga puluh enam ribu
ah

lik
rupiah);
am

ub
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis
HakimPengadilan Negeri Pasaman Barat, pada hariKamis tanggal09 Februari
2017, oleh KamiSYAHRU RIZAL, S.H., MH. sebagai Hakim Ketua Mjelis, RAMLAH
ep
k

MUTIAH, S.H. dan ZULFIKAR BERLIAN, S.H., masing-masing sebagai Hakim


ah

Anggota,putusan tersebut diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum


R

si
pada hariSenin, tanggal 13 Februari 2017 oleh HakimKetua Majelis tersebut,
didampingi oleh masing-masing sebagaiHakim Anggota tersebut, dengan dibantu

ne
ng

oleh DONI EKA PUTRA S.H., sebagai PaniteraPengganti pada Pengadilan Negeri
Pasaman Barat dan dihadiri oleh Kuasa PemohonKeberatan danTermohon

do
Keberatan.
gu

Hakim Anggota, Hakim Ketua Majelis


In
A
ah

lik

RAMLAH MUTIAH, S.H. SYAHRU RIZAL, S.H., MH.


m

ub
ka

ep

ZULFIKAR BERLIAN, S.H.


Panitera Pengganti
ah

es
M

ng

DONI EKA PUTRA S.H.


on

Halaman 38 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Perincian Biaya :
Pendaftaran : Rp. 30.000,-

ne
ng
Biaya Proses : Rp. 50.000.-
Panggilan : Rp.242.000,-

do
gu
Redaksi
Meterai
: Rp. 5.000,-
: Rp. 6.000,-
Leges : Rp. 3.000,-

In
A
Jumlah : Rp.336.000,- (tiga ratus tiga puluh enam ribu rupiah)
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on

Halaman 39 dari 39 halaman


gu

Putusan Perkara Perdata No.48/Pdt.Sus-BPSK/2016/PN.Psb


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39

Anda mungkin juga menyukai