Jawaban
1. Berdasarkan aliran behaviorstik dan aliran humanistik
Behaviorisme menekankan perspektif psikologi pada tingkah laku manusia, yakni
bagaimana individu dapat memiliki tingkah laku baru, menjadi lebih terampil, dan
menjadi lebih mengtahui. Behaviorisme memandang individu sebagai makhluk
reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan, pengalaman, dan pemeliharaan
atas bentuk perilakunya. Tujuan aliran psikologi Behaviorisme adalah mencoba
memprediksi dan mengontrol perilaku manusia sebagai introspeksi dan evaluasi
terhadap tingkah laku yang dapat diamati, bukan pada ranah kesadaran. Kemudian
yang menjadi prinsip umum dalam aliran Behaviorisme dalam tingkah laku
sebagai objek, refleks atas semua bentuk tingkah laku, dan pembentukan
kebiasaan dalam individu. pandangan Behaviorisme yang cenderung memandang
manusia sebagai netral (tidak baik dan tidak jahat).
Humanistik adalah salah satu pendekatan atau aliran dari psikologi yang
menekankan kehendak bebas, pertumbuhan pribadi, kegembiraan, kemampuan
untuk pulih kembali setelah mengalami ketidakbahagiaan, serta keberhasilan
dalam merealisasikan potensi manusia. Tujuan humanistik adalah membantu
manusia mengekspresikan dirinya secara kreatif dan merealisasikan potensinya
secara utuh. Salah satu pencetus psikologi humanistik adalah Abraham Maslow.
Humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 1950an sebagai
reaksi terhadap aliran yang telah ada sebelumnya yaitu behaviorisme dan
psikoanalisis. Aliran ini secara eksplisit memberikan perhatian pada dimensi
manusia dari psikologi dan konteks manusia dalam pengembangan teori
psikologis. Psikologi humanistik membela kodrat manusia yang telah dianggap
negatif dan deterministik oleh aliran behaviorisme dan psikoanalisis. Permasalah
ini dirangkum dalam lima postulat Psikologi Humanistik dari James Bugental
(1964), sebagai berikut:
Menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk memahami sifat dan
keadaan manusia.
Menawarkan pengetahuan yang luas akan kaidah penyelidikan dalam bidang tingkah
laku manusia.
Menawarkan metode yang lebih luasakan kaidah-kaidah yang lebih efektif dalam
dalam pelaksanaan psikoterapi.
2. Menurut Skinner (J.W. Santrock, 272) unsur yang terpenting dalam belajar adalah
adanya penguatan (reinforcement ) dan hukuman (punishment).Penguatan dan
Hukuman. Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan
probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman
(punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu
perilaku.
Satu cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif dan penguatan
negatif adalah dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan atau
diperoleh. Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang dikurangi atau di hilangkan.
Adalah mudah mengacaukan penguatan negatif dengan hukuman. Agar istilah ini
tidak rancu, ingat bahwa penguatan negatif meningkatkan probabilitas terjadinya
suatu prilaku, sedangkan hukuman menurunkan probabilitas terjadinya perilaku.
Dengan demikian, maka hirarki kebutuhan dalam teori kepribadian Maslow, dapat disusun
sebagai berikut:
(3) Kebutuhan akan cinta dan keberadaan-love and belonging; pasca pemenuhan kebutuhan
fisiologis, maka individu akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan cinta dan ingin diakui
keberadaannya. Dalam konteks yang lebih aktual, akan berbentuk semisal; berada dalam
suatu rasa persahabatan, keluarga, perkumpulan masyarakat atau negara.
4. Teori Rogers didasarkan pada suatu "daya hidup" yang disebut kecenderungan
aktualisasi. Kecenderungan aktualisasi tersebut diartikan sebagai motivasi yang
menyatu dalam setiap diri makhluk hidup dan bertujuan mengembangkan seluruh
potensinya semaksimal mungkin. Jadi, makhluk hidup bukan hanya bertujuan
bertahan hidup saja, tetapi ingin memperoleh apa yang terbaik bagi
keberadaannya. Dari dorongan tunggal inilah, muncul keinginan-keinginan atau
dorongan-dorongan lain yang disebutkan oleh psikolog lain, seperti kebutuhan
untuk udara, air, dan makanan, kebutuhan akan rasa aman dan rasa cinta, dan
sebagainya. Selain itu Rogers juga dikenal di kalangan psikologi dengan teori
psikoterapinya.(Indonesia)Sarlito Sarwono. 2002. Berkenalan dengan aliran-aliran
dan tokoh-tokoh Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang. Hal. 178-180</ref> Di dalam
teorinya ini, Rogers selalu menghindari pengarahan (direktif). Istilah klien
digunakannya untuk menggantikan istilah pasien untuk menunjukkan adanya
hubungan yang sejajar antara orang yang melakukan terapi dan yang diterapi, dan
bahwa yang diterapi itu adalah orang sehat, orang yang punya wawasan dan bukan
orang yang sakit. Selanjutnya, klien harus diterima sebagaimana adanya,
sementara ia pun harus terbuka dengan kliennya. Melalui hubungan yang saling
menerima, dan melalui upaya bersama antara klien dengan orang yang melakukan
terapi, diusahakan menggali semua pengalaman dan perasaan klien untuk
tercapainya keseimbangan antara berbagai pengalaman dan perasaan yang
sesungguhnya terjadi dengan konsep diri klien. Menurut Rogers, kesenjangan
antara konsep diri dan realitas inilah yang menyebabkan gangguan kejiwaan
dalam diri klien, sehingga untuk menyembuhkannya diperlukanlah upaya
penyeimbangan.