PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
oleh salah satu sebab. Penyebab yang paling sering adalah kecelakaan lalu
lintas, kecelakaan kerja, olahraga dan rumah tangga. Multiple trauma dapat
dari data kepolisian RI) terdapat kecelakaan selama tahun 2007 memakan
korban sekitar 16.000 jiwa dan di tahun 2010 meningkat menjadi 31.234 jiwa
merasakan cemas akibat rasa sakit dan rasa nyeri yang dirasakannya, resiko
1
terjadinya infeksi, resiko perdarahan, gangguan integritas kulit serta berbagai
masalah yang mengganggu kebutuhan dasar lainnya, selain itu fraktur juga
B. Rumusan Masalah
trauma ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Balaraja.
2. Tujuan khusus
2
c. Dapat mendokumentasi tentang multiple trauma
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
trauma.
2. Instansi Akademik
5. Bagi Pembaca
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Multi trauma adalah keadaan yang di sebabkan oleh luka atau cedera
trauma tusuk (penetrasi) seringkali diakibatkan oleh luka tembak atau luka
kecelakaan tinggi, peluru dengan kecepatan tinggi, jatuh dari tempat yang
sangat tinggi.
lebih kecederaan secara fisikal pada regio atau organ tertentu, dimana salah
4
dan penglihatan, post-traumatic stress syndrome dan kondisi kelainan jiwa
Trauma dapat disebabkan oleh benda tajam, benda tumpul, atau peluru.
Luka tusuk dan luka tembak pada suatu rongga dapat di kelompokan dalam
kategori luka tembus. Untuk mengetahui bagian tubuh yang terkena,organ apa
biomekanik terutama cedera pada trauma dapat terjadi akibat tenaga dari luar
tajam , benda tumpul, peluru, ledakan, panas, maupun zat kimia . Akibat
C. Klasifikasi
1. Trauma Tumpul
minimal dan seringkali akan menderita cedera yang lebih parah apabila
5
Perlambatan yang cepat selama KKB atau jatuh dapat menyebabkan
yang berdenyut seperti jantung dapat terlepas dari pembuluh besar yang
diantara sternum dan tulang belakang. Hepar, limpa, dan pancreas juga
trauma eksternal.
petumjuk cedera spesifik yang diderita pada KKB. Stir atau kemudi
kemungkinan cedera pada dada, iga, jantung, trakea, tulang belakang atau
abdomen. Trauma kepala dan wajah, cedera tulang belakang servikal dan
cedera trakeal sering berkaitan dengan kerusakan pada kaca depan mobil
atau dashboard. Benturan lateral dapat menyebabkan patah iga, luka dada
penetrasi akibat pegangan pintu atau jendela, cedera limpa atau hepar dan
fraktur pelvis.
2. Trauma Penetrasi
6
Luka tembak berkaitan dengan derajat kerusakan yang lebih tinggi
kegawatdaruratan.
3. Trauma Torakik
Kurang lebih 25% dari kematian karena trauma adalah karena cedera
melayang (flail chest) dan tamponade jantung, dapat ditangani secara cepat
dan mudah, seringkali tanpa operasi besar. Jika tidak ditangani, maka akan
7
Intervensi pembedahan juga mungkin diperlukan dalam kasus
tidak terkontrol.
harus dikaji patensi dan fungsinya serta dokter harus diberitahu jika
b. Iga melayang
kawat dan staples. Fraktur iga tidak pernah dibalut karena hal ini
8
Fraktur iga sering berkaitan dengan nyeri hebat. Control nyeri yang
c. Kontusio pulmonal
trauma tumpul. Gangguan ini dapat tidak terdiagnosa pada foto dada
9
Kontusio pulmonal terjadi bila perlambatan cepat memecahkan dinding
Kontusio ARDS
pulmonal
Awitan Awitan gagal pernapasan
gagal mendadak
pernapasan
bertahap
Perubahan- Perubahan-perubahan gambaran
radiografi
dapat segera
terlihat
Infiltrat Infiltrat menyebar
setempat
10
Dapat Dapat mengarah pada fibrosis
pada
terbentukny
a rongga dan
abses
Pasien dengan kontusio ringan memerlukan pengamanan ketat. Perlu
11
Concepts, Ins., San Antonio, TX) juga harus dipertimbangkan.
Penggunaan ventilasi jet frekuensi tinggi untuk tipe cidera seperti ini
badan setiap hari, tekanan vena central, tekanan desak kapiler pulmonal
d. Cidera Trakeobronkial
Cedera pada trakea atau bronki dapat disebabkan oleh trauma tumpul
dan vaskuler. Ruptur bronki sering terjadi berkaitan dengan fraktur iga
12
bertambah baiknya perawatan dan transportasi prarumah sakit akhir-
akhir ini, maka makin banyak pasien ini yang bertahan hidup. Cidera
a. Kontusio Miokard
yang paling sering terkena. Kontusio juga dapat terjadi apabila jantung
13
jarang bervariasi dari tidak ada gejala (umum) sampai pada gagal
adalah hal yang paling umum. Secara histologi, kontusio jantung mirip
terjadi.
14
Manakala kontusio sudah dipastikan, maka tindakan yang dilakukan
prarumah sakit sekitar 60% sampai 90% dari kasus. Pada 10% sisanya,
hemoragi dan syok adalah yang umum terlihat. Luka tikam kecil yang
menyelamatkan jiwa.
15
5. Trauma Abdomen
gejala yang potensial. Masukan per oral juga ditunda untuk berjaga-jaga
16
jika dilakukan pembedahan. Pasien dikaji untuk mendapatkan tanda-tanda
Cedera tumpul usus halus atau lambung dapat terlihat dengan adanya
17
(dekompresi lambung dan menunda masukan per oral), pembedahan
dapat dilakukan kapan saja terjadi perforasi usus. Pada sisi lain, getah
18
dengan baik, jauh di dalam abdomen. Cedera pada organ yang
sulit untuk didiagnosa karena LPD sering negative, oleh karena itu CT
muntah.
cedera tubuh dan bagian ekor pancreas. Adakalanya limpa juga harus
total.
19
dari getah pankreatin. Pengkajian keseimbangan cairan dan elektrolit
jejuna daripada diet oral. Awitan diabetes mellitus jarang terjadi kecuali
mekanis.
dari hematoma.
20
subkutan dan kulit pada tempat insisi mungkin dibiarkan terbuka untuk
tetap lembab dan ditutup dengan balutan yang tidak melekat atau
mengalirkan abses.
baik sifat dari cedera atau LPD positif atau CT scan digabung dengan
21
kecil dperbaiki, sedangkan cedera lebih besar dapat memerlukan reseksi
22
Limpa adalah organ abdomen yang paling umum mengalami cedera,
lebih sering sebagai akibat trauma tumpul. Adanya fraktur iga kiri
pasien, termasuk kenaikan suhu dan jumlah sel darah putih, takikardia,
23
setelah masuk rumah sakit, pasien keluar dari unit rawat intensif, dan
6. Trauma Pelvik
b. Fraktur Pelvik
24
rongga retroperineal. Areal ini meluas dari difragma sampai ke
PASG mungkin dipasang pada fase prarumah sakit atau di unit gawat
lain dari fraktur pelvik termasuk keterlibatan saraf pelvik dan emboli
a. Fraktur
25
Fraktur sering terjadi pada trauma tumpul, kurang jarang pada trauma
komplikasi lainnya adalah emboli lemak dari fraktur tulang panjang dan
b. Dislokasi
26
darurat karena apabila tidak dilakukan tindakan secepatnya, akan
Sangat sulit diketahui apakah fraktur disertai dengan dilokasi atau tidak,
8. Cedera vaskular
Perawat harus mengkaji nadi distal, warna kulit, sensasi gerakan , dan suhu
Untuk meghitung nilai ABI, tekanan darah sistolik pada pergelangan kaki
27
menunjukkan peningkatan gradien tekanan yang menembus pembuluh.
Metoda ini memberikan data yang lebih objektif ketimbang hanya meraba
kompartemen.
D. Pathway
28
E. Manifestasi Klinis
1. Laserasi, memar,ekimosis
2. Hipotensi
4. Hemoperitoneum
7. Nyeri
8. Pendarahan
9. Penurunan kesadaran
10. Sesak
11. Tanda Kehrs adalah nyeri di sebelah kiri yang disebabkan oleh
perdarahan limfa. Tanda ini ada saat pasien dalam posisi recumbent.
13. Tanda Grey-Turner adalah ekimosis pada sisi tubuh ( pinggang ) pada
perdarahan retroperitoneal
15. Tanda Balance adalah daerah suara tumpul yang menetap pada kuadran
29
F. Komplikasi
a. Sepsis
30
Pada mulannya, curah jantung mengikat untuk mengimbangi penurunan
dan perfusi.
dan paru – paru. Di perkirakan bahwa pemberian nutrisi yang dini dapat
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pada tanggal 26 Maret 2019 jam 06:00 WIB seorang wanita bernama Ny.Z
itu Ny.Z tidak sadarkan diri dan dilarikan ke IGD RSUD Balaraja dengan
31
dibantu oleh warga sekitar. Jam 08:00 WIB Ny.Z sampai di IGD RSUD
91/73mmHg, respirasi 27x/menit, akral dingin, wajah pucat, crt >3 detik,
terdapat pendarahan di tangan kanan, dan terdapat fraktur pada kaki kiri
dan kanan. Airway : tidak ada sumbatan jalan nafas. Briting : Respirasi
daerah dada. Disabilty : GCS 9 dan saat dikaji ulang terdapat luka pada
pendarahan pada tangan kanan dan fraktur di ekstremitas bawah kiri dan
c. Data fokus
Data subjektif : Klien mengatakan nyeri pada tangan kanan, kaki kiri dan
kanan, rasa nyeri seperti ditusuk dan rasanya hilang timbul, klien
27x/menit, GCS 9, skala nyeri 6, akral dingin, wajah pucat, crt >3 detik,
terdapat pendarahan di tangan kanan, dan terdapat fraktur pada kaki kiri
dan kanan
B. Analisa Data
32
Ds : klien mengaatakan Trauma Nyeri
kanan
respirasi 27x/menit,
tampak meringis
pembuluh darah
nyeri
33
Ds : klien mengatakan Trauma abdomen Ketidakseimbangan
Do : tampak adanya
perdarahan terbuka
CRT >3detik
TD: 91/73
N:89x/menit
resiko
ketidakseimbangan
volume cairan
C. Masalah Keperawatan
34
2. Resiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan retensi
cairan meningkat
keperawatan
Nyeri Setelah dilakukan a. Kaji skala a. Mengkaji skala S : klien
d. Kalaborasi
pemberian P : intervensi
analgetik dilanjutkan
- Kalaborasi
pemberian
analgetik
35
Resiko Setelah dilakukan a. Monitor status a. Memonitor S : klien
normal pemasangan
baik,membran 2 - Monitor
hidrasi
36
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
luka, atau kematian. Secara umum ada tiga faktor utama penyebab
umumnya tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja, melainkan hasil
interaksi antar faktor lain. Tindakan kedaruratan yang dapat dilakukan ketika
B. Saran
37