TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Appendisitis
a. Pengertian Appendiksitis
pada bagian inferior dari sekum. Penyebab yang paling umum dari
dkk, 2014).
b. Etiologi Apendiksitis
tumor apendiks, striktur, benda asing dalam tubuh dan cacing askaris.
c. Klasifikasi Apendiksitis
1) Appendiksitis Akut
tanda setempat. Gejala Apendisitis akut antara lain nyeri samar dan
ke titik McBurney. Pada titik ini, nyeri yang dirasakan lebih tajam
(Hidayat, 2005).
2) Appendiksitis Kronis
tiga hal yaitu pertama pasien memiliki riwayat nyeri pada kuadran
gejala dibuktikan sebagai akibat dari inflamasi kronis yang aktif atau
d. Gejala Klinis
Rovsing's sign, Psoas sign, dan Jump Sign. Nyeri perut ini sering
disertai mual serta satu atau lebih episode muntah dengan rasa sakit.
3) Konstipasi.
6) Demam.
e. Patofisiologi
intralumen.
fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium. Bila sekresi mukus terus
f. Penatalaksanaan
c) Rehidrasi
secara intravena
2) Operasi
a) Appendiktomi
3) Pasca operasi
a) Observasi TTV
b) Angkat sonde lambung bila pasien telah sadar sehingga aspirasi
h) Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk di luar kamar.
pulang.
ditandai dengan:
dan hanya teraba massa dengan jelas dan nyeri tekan ringan.
2. Konsep Appendiktomi
a. Pengertian Appendiktomi
b. Macam-Macam Appendiktomi
1) Apendiktomi Terbuka
2) Apendiktomi Laparoscopi
pasien dengan usus buntu akut, khususnya wanita muda pada usia
subur, karena prosedur laparoskopi memiliki keunggulan diagnosa
cepat.
c. Indikasi Appendiktomi
1) Apendiktomi terbuka
a) apendisitis akut
b) periapendikuler infiltrate
c) apendisitis perforate
2) Apendiktomi Laparoskopi
a) Apendisitis akut
b) Appendicitis kronik
adalah :
e. Komplikasi
f. Pelaksanaan
1) Sebelum operasi
b) Rehidrasi
c) Antibiotic dengan spectrum luas, dosis tinggi dan diberikan
secara intravena.
2) Operasi
a) Apendiktomi
3) Pasca operasi
a) Observasi TTV
h) Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk di luar kamar
pulang.
g. Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
a) Anamnesa
tua.
(c) Diet, kebiasaan makan makanan rendah serat.
2) Pemeriksaan fisik
ringan/sedang/berat.
a) Sirkulasi : Takikardia.
c) Aktivitas/istirahat : Malaise.
3) Pemeriksaan penunjang
a) Tanda-tanda peritonitis kuadran kanan bawah. Gambaran
infiltrat.
c) Urine rutin penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal.
apendiks.
4) Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi
Kriteria Hasil:
kenyamanan
Intervensi
(a) Lakukan pengkajian nyeri, secara komprhensif meliputi
Kriteria Hasil:
Intervensi
(a) Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi.
bagaimana memenuhinya.
muntah.
Kriteria Hasil:
Intervensi:
Post Operasi
a) Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan /
insisi pembedahan.
Kriteria Hasil:
kenyamanan.
Intervensi
lokasi, keparahan.
pembedahan.
penyembuhan
Intervensi :
(c) Beri informasi dan ajarkan klien dan keluarga klien mengenai
Kriteria Hasil:
nutrisi.
bagaimana memenuhinya.
muntah.
operasi.
kesembuhan.
Kriteria hasil :
diri.
klien.
Kriteria hasil:
inflamasi
Intervensi :
(c) Beri tahu klien dan keluarga cara menjaga luka pasca operasi
pemberian antibiotic.
f) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan asupan
Kriteria hasil:
Intervensi
waktu pembekuan.
3. Konsep Nyeri
a. Pengertian Nyeri
Nyeri (Pain) adalah kondisi perasaan yang tidak menyenangkan.
orang baik dalam hal skala ataupun tingkatannya dan hanya orang
b. Sifat Nyeri
c. Teori-teori Nyeri
2) Teori pola
reseptor sensori yang dirangsang oleh pola tertentu, dimana nyeri ini
Ada tiga hal utama yang diperlukan dalam relaksasi yaitu posisi
Pembedahan
Memberikan
Rasa Tenang
Meningkatkan
Konsentrasi
Oksigen Dalam Mengurangi
Darah Detak Jantung
Mempermudah
Mengatur
Pernafasan
Nyeri Tekanan Darah
5) Menghilangkan ansietas.
d. Indikasi
2) Pasien ansietas.
e. Kontra Indikasi
1) Pneumothoraks.
2) Edema Paru.
1) Persiapan Pasien
2) Persiapan Alat
3) Persiapan Lingkungan
3) Tutup sampiran.
4) Cuci Tangan
5) Pakai Handscoon
6) Atur posisi nyaman bagi pasien dengan posisi duduk atau setengah
duduk (semi fowler) dengan lutut ditekuk dan perut tidak boleh
tegang.
16) Dokumentasi
tenang untuk mengatur ritme pernafasan menjadi teratur. Hal ini akan
(Handerson, 2005).
Dengan teknik relaksasi nafas dalam salah satu tindakan keperawatan yang
otot yang tegang dengan tarik nafas dari hidung pelan-pelan dan dada
teknik relaksasi terhadap perubahan intensitas nyeri pada pasien post operasi
nyeri ringan 20,00% ke 66,67%, nyeri sedang 53,33% ke 20,00%, dan nyeri
Berdasarkan teori dari Smeltzer & Bare (2002) mengatakan bahwa nyeri
kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Impuls nyeri dapat diatur atau