Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam melakukan praktikum di dalam laboratorium, ada banyak peralatan

yang dapat digunakan untuk membantu praktikan dalam pembuatan larutan

atau reagen. Sebelum menggunakan peralatan yang telah disediakan, perlu

dilakukan sterilisasi terlebih dahulu.

Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk membebaskan alat-alat dan

bahan-bahan dari segala macam bentuk kehidupan, terutama mikroba,

sehingga dalam sterilisasi nanti alat-alat tidak terkontaminasi dengan pihak

luar.

Oleh karena itu, bagi seorang praktikan sangat perlu mengenal sterilisasi

karena merupakan dasar-dasar kerja dalam laboratorium. Steril merupakan

syarat mutlak keberhasilan kerja dalam laboratorium. Dalam melakukan

sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat dilakukan secara

sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang mengkontaminasi

media atau alat-alat laboratorium.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dalam praktikum kali ini ialah agar mahasiswa dapat

mengetahui jenis dan prosedur kerja dari alat sterilisasi.

C. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dalam praktikum kali ini ialah dapat memberikan

pengetahuan kepada mahasiswa mengenai jenis dan prosedur kerja dari alat

sterilisasi.
2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses yang menghancurkan semua bentuk

kehidupan mikroba, termasuk spora, pada permukaan benda mati. Prosesnya

dapat berupa pemanasan, pemberian zat kimia, radiasi, atau filtrasi (Edi

Sumarno, 2014).

Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun

kimiawi. Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman

patogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran

dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia

(Ani Kurnia, 2015).

Sterilisasi dalam pengertian medis merupakan suatu proses dengan metode

tertentu dapat memberikan hasil akhir, yaitu suatu bentuk keadaan yang tidak

dapat ditunjukkan lagi adanya mikroorganisme hidup. Metode sterilisasi

cukup banyak, namun alternatif yang dipilih sangat bergantung pada keadaan

serta kebutuhan setempat. Apapun pilihan metodenya, hendaknya tetap

menjaga kualitas hasil sterilisasi. Kualitas hasil sterilisasi peralatan medis

perlu dijaga terus mengingat risiko kontaminasi kembali saat penyimpanan

dan terutama pada saat akan digunakan dalam tindakan medis (Edi Sumarno,

2014).
3

B. Jenis-jenis Sterilisasi
a. Sterilisasi Secara Fisik
1. Pemanasan
Pemanasan dengan metode panas kering mencapai efektifitas

diperlukan pemanasan dengan temperatur 160°C sampai 180°C.

Pemanasan dengan suhu ini akan menyebabkan rusaknya sel-sel hidup

dan jaringan yang disebabkan terjadinya autooksidasi sehinggan

bakteri patogen akan terbakar. Sterilisasi dengan panas kering

dilakukan dengan menggunakan oven. Sterilisasi ini biasanya

digunakan untuk mensterilkan perangkat kaca, perangkat logam, bahan

seperti minyak dan bubuk (Kezia, 2012).

Pemanasan dengan uap air dan pengaruh tekanan. Sterilisasi ini

dilakukan dengan menggunakan alat yang dinamakan autoklaf. Suhu

dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan bahan yang

disterilkan memberikan kekuatan yang lebih besar dibandingkan

dengan udara panas (Kezia, 2012).

Pembakaran langsung. Pembakaran ini dengan menerapkan api

yang dihasilkan oleh bunsen terhadap alat-alat yang akan digunakan

seperti skalpel, jarum, mulut tabung biakan, kaca objek dan kaca

penutup. Alat-alat tersebut dikenakan pada api bunsen tanpa

membiarkan terpijar, namun pada alat yang terbuat dari logam

dipanaskan hingga berpijar. Dapat pula dilakukan dengan

mencelupkannya ke dalam spiritus bakar, kemudian alat tersebut

dibakar namun cara ini tidak menghasilkan suhu yang cukup tunggi

untuk dilakukannya sterilisasi (Kezia, 2012).


4

2. Radiasi
Sinar yang digunakan untuk sterilisasi adalah sinar gamma atau

sinar X dan sinar matahari. Sinar matahari sendiri banyak mengandung

sinar ultraviolet. Sinar ultraviolet memiliki kemampuan untuk

memepengaruhi fungsi sel makhluk hidup dengan mengubah material

inti sel atau DNA sehingga makhluk mati. (Kezia, 2012).

Mikroorganisme dapat dibunuh dengan penyinaran yang memakai

sinar ultrraviolet yang panjang gelombangnya antara 220 – 290 nm.

Radiasi paling efektif adalah 253,7 nm. Sinar matahari langsung

mengandung sinar ultraviolet 290 nm, sehingga sinar matahari adalah

sinar yang bersifat bakterida yang baik (Rukmana, 2013).

b. Sterilisasi Kimia
Sterilisasi dengan cara kimia antara lain dengan desinfektan.

Desinfektan merupakan agen dari disinfeksi, disinfeksi merupakan proses

pembunuhan atau penghilangan mikroorganisme yang dapat menyebabkan

penyakit. Namun, desinfektan tidak dapat menjamin objek menjadi steril

karena spora viabel dan beberapa mikroorganisme tetap dapat tersisa

(Kezia, 2012). Beberapa contoh desinfektan yang digunakan antara lain:

1. Untuk permukaan meja : lisol 5%, formalin 4% dan alkohol.

2. Untuk di udara : natrium hipoklorit 1%, lisol 5% atau senyawa fenol

lain

3. Desinfektan kulit atau luka : dicuci denngan air sabun, providon

yodium dan etil alkohol 70%.


5

c. Sterilisasi Mekanik
Sterilisasi dengan metode mekanik dapat dilakukan dengan sterilisasi

penyaringan (filtrasi). Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk

mensterilisasi cairan yang mudah rusak jika terkena panas atau mudah

menguap (volatile penyaringan ini menggunakan filter bakteri). Cairan

yang disterilisasi dilewatkan ke suatu saringan (ditekan dengan gaya

sentrifugasi atau pompa vakum) yang berpori dengan diameter yang cukup

kecil untuk menyaring bakteri.. Metode ini tidak dapat membunuh

mikroba, mikroba hanya akan tertahan oleh pori-pori filter dan terpisah

dari filtratnya. Dibutuhkan penguasaan teknik aseptik yang baik dalam

melakukan metode ini. Filter biasanya terbuat dari asbes, porselen. Filtrat

bebas dari bakteri tetapi tidak bebas dari virus. Virus tidak akan tersaring

dengan metode ini, Cara kerja dari sterilisasi ini berbeda dari metode

lainnya karena sterilisasi ini menghilangkan mikroorganisme melalui

penyaringan dan tidak menghancurkan mikroorganisme tersebut. (Ketut

Punia, 2012).

C. Alat-alat Sterilisasi
a. Autoklaf
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan

bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas

bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2

atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh

permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi 2 (15 Psi = 15 pounds per square

inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121 oC.

Autoklaf yaitu alat serupa tangki minyak yang terdapat diisi dengan uap.
6

Medium yang disterilkan ditempatkan didalam autoklaf ini selama 15

sampai 20 menit, hal ini tergantung pada banyak sedikitnya yang

diperlukan untuk sterilisasi. Medium yang akan disterilkan itu lebih baik

ditempatkan dalam beberapa botol agak kecil dari pada dikumpul dalam

satu botol yang besar (Rukmana, 2013).

b. Oven dan Sterilisator


Oven merupakan alat yang digunakan untuk sterilisasi dengan

menggunakan udara kering. Alat sterilisasi ini dipakai untuk mensterilkan

alat-alat gelas seperti Erlenmeyer, Petridish (cawan petri), tabung reaksi

dan gelas lainnya. Bahan-bahan seperti kapas, kain dan kertas juga dapat

disterilkan dalam oven tetapi dalam temperatur tertentu, pada umumnya

temperatur yang digunakan pada sterilisasi cara kering adalah sekitar 140-

170oC selama paling sedikit 2 jam. Perlu diperhatikan bahwa lamanya

sterilisasi tergantung pada jumlah alat disterilkan dan ketahanan alat

terhadap panas. Sterilisasi dengan oven tidak dapat digunakan untuk alat-

alat gelas yang membutuhkan keakuratan contoh alat ukur dan penutup

karet atau plastik (Diana Haryani, 2013). Sterilisator adalah alat sterilisasi

panas kering yang cara penggunaannya sama dengan oven tetapi

pengaturan suhu sterilisator ialah otomatis.


7

BAB III
METODE KERJA

A. Alat
Adapun alat-alat yang akan digunakan pada praktikum kali ini ialah

autoklaf, oven dan sterilisator.

B. Prosedur Kerja
a. Autoklaf
1. Mula-mula ruangan bawah autoklaf diisi air sampai batas angsang,

kemudian pemanas dihidupkan atau dinyalakan.

2. Sambil menunggu autoklaf tersebut panas, alat-alat atau bahan-bahan

yang akan disterilisasi disiapkan terlebih dahulu.

3. Kemudian alat atau bahan-bahan tersebut diletakkan diatas angsang.

4. Autoklaf ditutup rapat dengan maksud untuk mencegah uap air keluar.

Setelah air mendidih uap air yang terbentuk akan mendesak semua

udara yang ada diruangan tersebut keluar.

5. Pada umumnya, temperatur autoklaf diatur sampai 121oC dengan

tekanan sekitar 1 atmosfer. Keadaan tersebut dipertahankan selama 15-

30 menit.

6. Setelah terdengar bunyi peluit, pemanas dan atau aliran listrik segera

dihentikan.

7. Autoklaf dibiarkan mendingin, selama pendinginan tekanan di dalam

autoklaf turun sampai nol, kemudian tutup autoklaf dibuka dengan

hati-hati.

8. Bahan dan alat yang telah steril diambil.


8

b. Oven
1. Sambungkan kabel penghubung inkubasi pada terminal listrik yang

tersedia.

2. Tekan saklar power sehingga indikator lampu menyala.

3. Atur suhu dalam ruangan inkubator yang diinginkan dengan cara

menekan pengukur suhu, sampai suhu yang diinginkan.

4. Objek yang akan diinkubasi dapat dimasukkan ke dalam inkubator

sebelum suhu yang ditetapkan tercapai atau pada saat suhu yang

ditetapkan sudah tercapai, tergantung pada keperluan dan pertimbangan

tertentu.

5. Perhatikan inkubator suhu. Secara perlahan skala indikator akan

meningkat sampai suhu yang diinginkan. Apabila indikator suhu

merupakan angka (digital) maka akan terjadi perubahan secara bertahap.

6. Jangan membuka pintu secara lebar dan tiba-tiba karena hal ini akan

mengakibatkan perubahan suhu secara tiba-tiba pula, sehingga

mengakibatkan terganggunya objek yang sedang diinkubasi.

7. Bila telah selesai keluarkan objek dari ruang inkubator dan bersihkan

sisa-sisa objek yang tercecer. Pintu inkubator ditutup kembali dan kabel

penghubung dilepas dari terminal listrik.


9

c. Sterilisator
1. Hubungkan alat dengan sumber listrik kemudian tekan tombol ON/OFF

untuk menyalakan alat.

2. Setelah itu proses sterilisasi akan bekerja sampai mencapai suhu tertentu.

3. Setelah mencapai suhunya maka proses sterilisasi selasai.

4. Setelah selesai menggunakan kemudian matikan alat dengan menekan

tombol ON/OFF.

5. Lepaskan hubungan alat dari sumber listrik.


10

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Berdasarkan pengamatan terhadap alat sterilisasi autoklaf, oven dan

sterilisator ialah sebagai berikut :

a. Autoklaf
11

b. Oven
12

c. Sterilisator
13

B. Pembahasan
Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa alat sterilisasi yang berada di

laboratorium terdiri atas tiga jenis yaitu sterilisasi fisik, kimia dan mekanik.

Sterilisasi fisik dibagi atas dua yaitu pemanasan dan radiasi. Pada sterilisasi

fisik pemasan terbagi lagi menjadi tiga yaitu panas kering, uap air dan

tekanan, serta pembakaran langsung. Pada sterilisasi fisik radiasi terbagi lagi

menjadi tiga yaitu sinar gamma, sinar X (rontgen), dan sinar matahari (ultra

violet). Pada sterilisasi kimia menggunakan desinfektan seperti lisol, alkohol

dan formalin. Kemudian pada sterilisasi mekanik menggunakan penyaring

atau filter.

Pada laboratorium yang digunakan praktikan, terdapat tiga alat sterilisasi

yaitu autoklaf, oven dan sterilisator. Autoklaf adalah alat sterilisasi yang

tergolong dalam alat sterilisasi fisik pemanas. Prinsip kerja autoklaf ialah

menggunakan panas uap dan tekanan sebagai cara pensteril (sterilisasi).

Pertama-tama, untuk melakukan sterilisasi pada autoklaf ruangannya diisi

air terlebih dahulu sampai pada batas atau angsang yang telah ditetapkan.

Dalam menjalankan atau mengoperasikan autoklaf dibutuhkan sumber tenaga

listrik. Setelah mengisi air pada ruangan autoklaf, sambungkan kabel autoklaf

Pada sumber listrik untuk dinyalakan. Sambil menunggu air dalam autoklas

memanas, alat atau bahan yang akan disterilkan terlebih dahulu dipersiapkan.

Persiapan yang dilakukan ialah dengan membungkus alat atau bahan tersebut

menggunakan kertas. Hal ini bertujuan agar pada saat proses sterilisasi

berlangsung, alat dan bahan yang disterilkan tidak mengalami kerusakan.

Setelah itu, alat dan bahan diletakkan di atas angsang untuk memulai proses

sterilisasi dan autoklaf ditutup kembali dengan penutupnya.


14

Proses sterilisasi autoklaf diatur pada suhu 121 oC selama 15 menit. Suhu

harus dipertahankan agar tetap pada suhu 121oC dengan cara mencabut kabel

autoklaf apabila skala suhunya akan naik melebihi suhu 121 oC. Ketika kabel

telah dicabut, pada saat itu skala suhunya juga akan mulai turun. Kemudian

disambungkan lagi ke sumber listrik. Hal ini dilakukan berulang-ulang agar

menjaga suhunya tetap pada 121oC selama 15 menit.

Ketika proses sterilisasi akan selesai, suara peluit akan terdengar dan

proses sterilisasi harus segera dihentikan dengan mencabut autoklaf dari

sumber listrik dan membuka katup agar tekanan dalam autoklaf dapat

menurun. Setelah memutuskan hubungan dengan sumber listrik, autoklaf akan

mengalami penurunan suhu atau proses pendinginan. Tekanan di dalam juga

akan mengalami penurunan, biarkan tekanannya turun sampai nol kemudian

buka penutup autoklaf dengan hati-hati. Setelah itu, alat dan bahan yang telah

disterilisasi sudah dapat diambil dari autoklaf.

Oven adalah alat sterilisasi yang tergolong alat sterilisasi fisik pemanas.

Prinsip kerja oven ialah menggunakan panas kering sebagai pensterilnya

(sterilisasi).

Pertama-tama, untuk menggunakan oven perlu disambungkan dengan

sumber listrik terlebih dahulu kemudian tekan tombol saklar untuk

menyalakannya. Setalah itu oven diatur suhunya dengan menekan tombol

suhu sampai pada suhu yang diinginkan, biasanya 170-180oC dalam 1-2 jam.

Sebelum memasukan objek, terlebih dahulu objek dibungkus menggunakan

kertas agar pada proses sterilisasi tidak terjadi kerusakan pada objek. Objek
15

yang akan disterilisasi ke dalam oven dapat dimasukan sebelum atau sesudah

suhu yang diinginkan tercapai.

Pada saat proses sterilisasi, pintu oven tidak boleh dibuka dengan lebar

atau dibuka secara tiba-tiba. Hal itu dapat mempengaruhi suhu pada oven dan

akan berimbas atau terjadi gangguan pada objek yang disterilisasi. Setelah

proses sterilisasi selesai, keluarkan objek dari oven dan bersihakn sisa-sisa

objek apabila ada yang tercecer kemudian putuskan hubungan dengan sumber

listrik.

Sterilisator adalah alat sterilisasi yang tergolong alat sterilisasi fisik

pemanas seperti halnya dengan oven. Prinsip kerjanya juga menggunakan

panas kering. Perbedaannya dengan oven ialah sterilisator digunakan secara

otomatis atau langsung dapat digunakan setelah dinyalakan. Sedangkan oven

terlebih dahulu harus diatur suhunya sebelum digunakan.

Pada dasarnya, cara penggunaan sterilisator sama dengan oven yaitu

menyambungkan sterilisator ke sumber listrik dan tekan tombol ON/OFF

untuk menyalakan sterilisator. Proses sterilisasi berjalan dengan sendirinya

dan suhunya akan mencapai suhu tertentu dengan sendirinya. Ketika telah

mencapai suhu tersebut, maka proses sterilisasi selesai. Kemudian matikan

sterilisator dengan menekan tombol ON/OFF dan putuskan hubungan dengan

sumber litrik.
16

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa alat sterilisasi

ialah bermacam-macam sesuai dengan jenisnya seperti autoklaf sebagai alat

sterilisasi fisik pemanas berprinsip kerja uap air bertekanan, oven dan

sterilisator sebagai alat sterilisasi fisik pemanas berprinsip kerja panas kering.

Selain itu, setiap alat sterilisasi memiliki prosedur kerja yang berbeda-beda.

B. Saran
Saran yang dapat disampaikan ialah perlu untuk adanya penambahan atau

pengadaan alat sterilisasi lain seperti alat sterilisasi mekanik yaitu berupa alat

penyaring (filter). Hal ini diutarakan karena alat sterilisasi di laboratorium

belum lengkap.
17

DAFTAR PUSTAKA

Haryani, Diana, dkk. 2013. Oven. Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.


Jawa Tengah

Junior, Ketut Punia, dkk. 2012. Sterilisasi Alat. Univeristas Udayana. Bukit
Jimbaran

Kezia. 2012. Mikrobiologi Sterilisasi dan Medium. Universitas Atma Jaya


Yogyakarta. Yogyakarta

Kurnia, Ani, dkk. 2015. Desinfektan dan Sterilisasi. Universitas Muhammadiyah


Purwokerto. Jawa Tengah

Rukmana. 2013. Teknik Sterilisasi. Universitas Tadulako. Palu

Sumarno, Edi. 2014. Sterilisasi Alat dan Bahan Biakan. Universitas Halu Oleo.
Kendari

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen11 halaman
    Bab I Pendahuluan
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • Alat Analisis Darah
    Alat Analisis Darah
    Dokumen12 halaman
    Alat Analisis Darah
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • Metabolisme
    Metabolisme
    Dokumen7 halaman
    Metabolisme
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • Laporan 5 Mikroskop
    Laporan 5 Mikroskop
    Dokumen14 halaman
    Laporan 5 Mikroskop
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • Fotometer
    Fotometer
    Dokumen12 halaman
    Fotometer
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kel 1. Kimia Klinik Cea
    Makalah Kel 1. Kimia Klinik Cea
    Dokumen21 halaman
    Makalah Kel 1. Kimia Klinik Cea
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • Steri Lisas I
    Steri Lisas I
    Dokumen14 halaman
    Steri Lisas I
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • Ramadhan Obserbvasi Lingkungan
    Ramadhan Obserbvasi Lingkungan
    Dokumen1 halaman
    Ramadhan Obserbvasi Lingkungan
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pratikum Kimiaeditt
    Laporan Pratikum Kimiaeditt
    Dokumen14 halaman
    Laporan Pratikum Kimiaeditt
    Marina Aizzatun Nisa
    Belum ada peringkat
  • LABEL
    LABEL
    Dokumen1 halaman
    LABEL
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • Pengenalan Alat-Alat Laboratorium
    Pengenalan Alat-Alat Laboratorium
    Dokumen21 halaman
    Pengenalan Alat-Alat Laboratorium
    Feri Andrian
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum Kimia Dasar (Standarisasi Larutan) Edit
    Laporan Praktikum Kimia Dasar (Standarisasi Larutan) Edit
    Dokumen12 halaman
    Laporan Praktikum Kimia Dasar (Standarisasi Larutan) Edit
    WayanBindoAdeBarata
    Belum ada peringkat
  • Laporan 2
    Laporan 2
    Dokumen10 halaman
    Laporan 2
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • Makalah Virologi
    Makalah Virologi
    Dokumen17 halaman
    Makalah Virologi
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • Ciery
    Ciery
    Dokumen17 halaman
    Ciery
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • Laporan 2
    Laporan 2
    Dokumen10 halaman
    Laporan 2
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • Makalah Virologi
    Makalah Virologi
    Dokumen17 halaman
    Makalah Virologi
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • Makalah Imunohematologi
    Makalah Imunohematologi
    Dokumen18 halaman
    Makalah Imunohematologi
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • Laporan Instrumentasi 1
    Laporan Instrumentasi 1
    Dokumen10 halaman
    Laporan Instrumentasi 1
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • Makalah Virologi
    Makalah Virologi
    Dokumen17 halaman
    Makalah Virologi
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • Makalah Hematologi II
    Makalah Hematologi II
    Dokumen16 halaman
    Makalah Hematologi II
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • Ciery
    Ciery
    Dokumen16 halaman
    Ciery
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • Ciery
    Ciery
    Dokumen10 halaman
    Ciery
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • Larutan Benedik Tugas 2
    Larutan Benedik Tugas 2
    Dokumen10 halaman
    Larutan Benedik Tugas 2
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • Ciery
    Ciery
    Dokumen10 halaman
    Ciery
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • Larutan Benedik Tugas 2
    Larutan Benedik Tugas 2
    Dokumen10 halaman
    Larutan Benedik Tugas 2
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • HYGIENE
    HYGIENE
    Dokumen12 halaman
    HYGIENE
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • Laporan Instrumentasi 1
    Laporan Instrumentasi 1
    Dokumen10 halaman
    Laporan Instrumentasi 1
    Ciery Marhamah Dunggioc
    Belum ada peringkat
  • Makalah TEKANAN OSMOTIK
    Makalah TEKANAN OSMOTIK
    Dokumen6 halaman
    Makalah TEKANAN OSMOTIK
    Ciery Marhamah Dunggioc
    0% (1)