Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A.latar belakang
Pada perencanaan suatu proyek terdapat proses pengambilan keputusan dan proses
penetapan tujuan. Untuk dapat melaksanakan proses ini perlu adanya informasi yang tepat
dan kemampuan pengambilan keputusan yang tinggi. Proses pengambilan keputusan dan
penetapan kebijakan serta proses penyelenggaraan merupakan sistem operasi pada
perencanaan proyek.
Konsep network ini mula-mula disusun oleh perusahan jasa konsultan manajemen
Boaz, allen dan Hamilton, yang disusun untuk perusahaan pesawat terbang Lockheed.
Konsep Analisa Network:Diperlukan untuk koordinasi dan pengurutan kegiatan-kegiatan
pabrik/proyek yang kompleks, saling berhubungan dan saling tergantung satu sama lain
Bertujuan agar perencanaan dan pengawasan semua kegiatan dapatdilakukan secara
sistematis sehingga dapat diperoleh efisiensi kerja

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Network Planning

Banyak nama digunakan untuk pengertian network planning atau sejenisnya, antara lain :

- CMD : Chart Method Diagram

- NMT : Network Management Technique

- PEP : Program Evalution Procedure

- CPA : Critical Path Analysis

- CPM : Critical Path Method

- PERT : Program Evalution and Riview Technique

Penggunaan nama tadi tergantung dibidang mana hal tadi digunakan, umumnya yang sering
dipakai CPM dan PERT, misalnya CPM digunakan dibidang kontraktor PUTL, PERT
dibidang research dan Design. Walaupun demikian keduanta mempunyai konsep yang
hampir sama.

Network Planning atau jaringan kerja adalah suatu teknik yang digunakan oleh seorang
manager untuk merencanakan, menjadwalkan dan mengawasi aktivitas pekerjaan suatu
proyek dengan menggunakan pendekatan atau analisis waktu (time) dan biaya (cost) yang
digambarkan dalam bentuk simbol dan diagram.

Menurut Handoko (2010), manfaat Network Planning adalah sebagai berikut:

 Perencanaan suatu proyek yang kompleks.


 Scheduling pekerjaan-pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang praktis dan efisien.
 Mengadakan pembagian kerja dari tenaga kerja dan dana yang tersedia.
 Scheduling ulang untuk mengatasi hambatan-hambatan dan keterlambatan-
keterlambatan.
 Menentukan Trade Off (kemungkinan pertukaran) antara waktu dan biaya.
 Menentukan probabilitas penyelesaian suatu proyek tertentu.

Penyusunan Network Planning


Menurut Haming dan Nurnajamuddin (2011), langkah-langkah penyusunan diagram
jaringan kerja (network planning) adalah sebagai berikut:

2
1. Merumuskan visi (vision) dan tujuan (goals) dari proyek, visi dan tujuan proyek
akan menjadi dasar perumusan kegiatan.
2. Mengidentifikasi pekerjaan yang harus diselesaikan pada proyek yang
bersangkutan.
3. Mengidentifikasi urutan pelaksanaan pekerjaan sehingga pengerjaan berlangsung
secara sistematis.
4. Mengidentifikasi waktu pengerjaan setiap pekerjaan yang ada.
5. Membuat diagram pengerjaan proyek.
6. Menetapkan jalur kritis proyek.
7. Menghitung standar deviasi jalur kritis proyek.
8. Menghitung probabilita penyelesaian proyek sesuai yang diminta oleh pemilik
proyek.
9. Menghitung biaya nyata proyek.
10. Mengevaluasi alternatif percepatan yang mungkin.

2. Monitoring / Pemantauan

Monitoring / Pemantauan

adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai kesadaran (awareness)


tentang apa yang ingin diketahui, pemantauan berkadar tingkat tinggi dilakukan agar
dapat membuat pengukuran melalui waktu yang menunjukkan pergerakan ke arah
tujuan atau menjauh dari itu. Monitoring akan memberikan informasi tentang status
dan kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi yansg diselesaikan berulang dari
waktu ke waktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk
memeriksa terhadap proses berikut objek atau untuk mengevaluasi kondisi atau
kemajuan menuju tujuan hasil manajemen atas efek tindakan dari beberapa jenis
antara lain tindakan untuk mempertahankan manajemen yang sedang berjalan.

Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan


atas objektif program./ Memantau perubahan, yang fokus pada proses dan keluaran.
Monitoring menyediakan data dasar untuk menjawab permasalahan, sedangkan
evaluasi adalah memposisikan data-data tersebut agar dapat digunakan dan
diharapkan memberikan nilai tambah. Evaluasi adalah mempelajari kejadian,
memberikan solusi untuk suatu masalah, rekomendasi yang harus dibuat,
menyarankan perbaikan. Namun tanpa monitoring, evaluasi tidak dapat dilakukan
karena tidak memiliki data dasar untuk dilakukan analisis, dan dikhawatirkan akan
mengakibatkan spekulasi, oleh karena itu Monitoring dan Evaluasi harus berjalan
seiring.

3
Komponen Monitoring dan Evaluasi

Menejemen sekolah sebagai sistem, memiliki komponen-komponen yang


saling terkait secara sistematis satu sama yang lain yaitu konteks, input, proses,
output, dan outcame.

Konteks adalah eksternalisasi sekolah berupa demand and support (permintaan


dan dukungan yang berpengaruh pada input sekolah. Dalam istilah lain konteks sama
artinya dengan istilah kebutuhan. Dengan demikian evaluasi konteks adalah berarti
evaluasi tentang kebutuhan. Alat yang tepat untuk melakukan evaluasi konteks adalah
penilaiaan kebutuhan (needs assessment).

Input adalah segala sesuatu yang harus tersedia dan siap karena dibutuhkan
untuk kelangsungan proses. Sesuatu yang dimaksud tidak harus berupa barang, tetapi
juga perangkat-prangkat lunak dan harapan-harapan sebagai pemandu bagi
berlangsungnya proses. Secara garis besar, input dapat dapat diklasifikasikan menjadi
tiga yaitu harapan, sumberdaya dan input manjemen. Harapan-harapan berupa visi-
misi, tujuan dan sasaran. Sumberdaya dibagi menjadi dua yaitu sumber daya manusia
dan non manusia. Input manejemen terdiri atas tugas, rencana, program, regulasi
(ketentuan-ketentuan, limitasi, prosedur kerja, dan sebagainya), dan pengendalian atau
tindakan turun tangan.

Proses adalah berubahnya seseuatu menjadi sesuatu yang lain. Dalm


manajemen sekolah sebagai sistem, proses terdiri proses pengambilan keputusan,
proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar
mengajar, prosese evaluasi sekolah dan proses akuntabilitas. Dengan demikian fokus
evaluasi pada proses adaah pemantauaan (monitoring) implementasi menejemen
sekolah sehingga dapat ditemukan informasi tentang konsistensi atau
inkonsistensiantara rancangan desain menejemen saekolah semula dan proses
impementasi yang sebenarnya. Konsistensi antara rancangan dan proses pelaksanaan
akan mendukung terciptanya sasaran sedangkan inkonsistensi akan menjurus kepada
kegagalan manajemen sekolah. Dengan didapatkan informasi inkonsistensi tersebut,
dapat dilakukan koreksi terhadap pelaksanaan.

Output adalah hasil nyata dari pelaksanaan manajemen sekolah. Hasilnya


nyata yang dimaksudkan dapat berupa prestasi akademik, dan prestasi non akademik.
Fokus evaluasi output adalah mengevaluasi sejauh mana sasaran yang diharapkan
dicapai oleh manejemen sekolah. Dengan kata lain, sejauhmana “hasil nyata sesaat”
sesua dengan sasaran yang diharapkan. Tentunya makin besar kesuaiaan makin besar
pula kesuksesannya manajemen sekolah.

Outcame adalah hasil manejemen sekolah jangka panjang berbeda dengan


output yang hanya menyangkut menejemen sekolah sesaat jangka pendek. Oleh
karena itu fokus evaluasi outcame adalah pada dampak meanajemen sekolah jangka
panjang baik dampak individu, institusional dan sosial untuk melakukan eveluasi,
pada umumnya di gunakan analisis biaya-manfaat.

4
Langkah – langkah melaksanakan monitoring

Prinsip Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi


dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Kejelasan tujuan dan hasil yang dicapai dari monitoring dan evaluasi;

2) Pelaksanaan dilakukan secara obyektif.

3) Dilakukan oleh petugas yang memahami konsep, teori, proses serta berpengalaman
dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi agar hasilnya sahih dan handal.

4) Pelaksanaan dilakukan secara transparan, sehingga pihak bersangkutan mengetahui


hasilnya dan hasilnya dapat dilaporkan kepada stakeholders (pihak berkepentingan/
pihak berkewenangan) melalui berbagai cara.

5) Melibatkan berbagi pihak yang dipandang perlu dan berkepentingan secara proaktif
(partisipatif).

6) Pelaksanaannya dapat dipertanggungjawabkan secara internal maupun eksternal


(akuntabel).

7) Mencakup seluruh obyek agar dapat menggambarkan secara utuh kondisi dan
situasi sasaran monitoring dan evaluasi yang komprehensip.

8) Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan pada saat
yang tepat agar tidak kehilangan momentum yang sedang terjadi.

9) Dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.

10) Berbasis indikator kinerja dan

11) Dilakukan secara efektif dan efisien, artinya target monitoring dan evaluasi
dicapai dengan menggunakan sumberdaya yang ketersediaannya terbatas dan sesuai
dengan yang direncanakan.

FUNGSI MONITORING DAN EVALUASI

Menurut Dunn (1981), monitoring mempunya empat fungsi, yaitu:

1. Ketaatan (compliance). Monitoring menentukan apakah tindakan administrator,


staf, dan semua yang terlibat mengikuti standar dan prosedur yang telah ditetapkan.

2. Pemeriksaan (auditing). Monitoring menetapkan apakah sumber dan layanan


yang diperuntukkan bagi pihak tertentu (target) telah mencapai mereka.

5
3. Laporan (accounting). Monitoring menghasilkan informasi yang membantu
“menghitung” hasil perubahan sosial dan masyarakat sebagai akibat implementasi
kebijaksanaan sesudah periode waktu tertentu.

4. Penjelasan (explanation). Monitoring menghasilkan informasi yang membantu


menjelaskan bagaimana akibat kebijaksanaan dan mengapa antara perencanaan dan
pelaksanaannya tidak cocok.

Secara umum manfaat dari penerapan sistem monitoring dan evaluasi dalam
suatu program adalah sebagai berikut:

1. Monitoring dan Evaluasi (M&E) sebagai alat untuk mendukung perencanaan:

ü Penerapan sistem M&E yang disertai dengan pemilihan dan penggunaan indikator
akan memperjelas tujuan serta arah kegiatan untuk pencapaian tujuan tersebut.

ü Pemilihan indikator program yang melibatkan berbagai pihak secara partisipatif


tidak saja berguna untuk mendapatkan indikator yang tepat tetapi juga akan
mendorong pemilik proyek dan berbagai pihak yang berkepentingan untuk
mendukung suksesnya program.

2. Monitoring dan Evaluasi (M&E) sebagai alat untuk mengetahui kemajuan


program:

ü Adanya sistem M&E yang berfungsi dengan baik memungkinkan pelaksana


program mengetahui kemajuan serta hambatan atau hal-hal yang tidak diduga yang
secara potensial dapat menghambat jalannya program secara dini. Hal terakhir
bermanfaat bagi pelaksana program untuk melakukan tindakan secara tepat waktu
dalam mengatasi masalah.

ü Informasi hasil M&E dapat memberikan umpan balik kepada pelaksana program
tentang hasil capaian program, dalam arti sesuai atau tidak sesuai dengan yang
diharapkan

ü Bilamana hasil program belum sesuai dengan harapan maka pelaksana program
dapat melakukan tindakan penyesuaian atau koreksi secara tepat dan cepat sebelum
program terlanjur berjalan tidak pada jalurnya. Dengan demikian informasi hasil
M&E bermanfaat dalam memperbaiki jalannya implementasi program.

3. Monitoring dan Evaluasi (M&E) sebagai alat akuntabilitas program dan advokasi:

ü M&E tidak hanya memantau aktivitas program tetapi juga hasil dari aktivitas
tersebut. Informasi pemantauan terhadap luaran dan hasil (output dan outcome)

6
program yang dipublikasikan dan dapat diakses oleh pemangku kepentingan akan
meningkatkan akuntabilitas program.

ü Informasi hasil M&E dapat dipakai sebagai bahan masukan untuk advokasi
program kepada para pemangku kepentingan.

ü Informasi tersebut akan memicu dialog dan pembelajaran serta memacu


keikutsertaan

3. Prinsip Dan Cara Cara Analisa Tugas

Analisis Tugas adalah suatu proses atau metoda untuk menganalisa bagaimana manusia
melaksanakan tugas atau pekerjaannya dengan sistem yang ada, menganalisis tugas/pekerjaan
manusia, apa saja yang akan dilakukan, peralatan yang akan digunakan, dan hal-hal apa saja
yang perlu diketahui. Contoh : Apa saja yang harus dilakukan untuk membuat es dan
bahan/alat apa saja yang dibutuhkan.

Analisis tugas (Task Analysis) = suatu metode untuk menganalisis pekerjaan manusia, apa
yang dikerjakan, dengan apa mereka bekerja, dan apa yang harus mereka ketahui.

Contoh : apa saja tugas yang harus dilakukan dalam membersihkan rumah.

Proses untuk menganalisis pekerjaan cara manusia, melakukan pekerjaannya : hal-hal yang
mereka kerjakan, hal-hal yang mereka kenai tindakan, dan hal-hal yang harus mereka
ketahui.

Keluaran dari analisis tugas tersebut adalah perincian dari tugas/pekerjaan yang dilakukan
manusia, sistem yang digunakan, hal-hal dan cara-cara yang mereka gunakan, rencanakan,
dan urutan tindakan yang biasa dilakukan untuk menyelesaikan tugas tergantung pada
teknik/cara yang digunakan.

Hal-hal yang mereka gunakan, rencanakan, dan urutan tindakan yang biasa dilakukan
untuk menyelesaikan tugas tergantung pada teknik yang digunakan.

Mengapa perlu analisis tugas ?

Untuk memasukkan elemen manusia secara langsung pada perancangan secara sistematis dan
terbuka sehingga dapat diperiksa secara teliti.

7
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan dan Saran Network Planning adalah merupakan suatu perpaduan pemikiran
yanglogis, digambarkan dengan suatu jaringan yang berisi lintasan-lintasankegiatan dan
memungkinkan pengolahan secara analitis. Analisa jaringankerja memungkinkan suatu
perencanaan yang Efektif dari suatu rangkaianyang mempunyai interaktivitas.Adapun
Manfaat Analisis Jaringan Kerja yakni:
1.Untuk melengkapi rancangan
2.Untuk memperbaiki metode perencanaan dan pengawasan
3.Berkat WBS, diagram jaringan dan bagan Gantt sekarang Anda tahuapa saja kegiatan yang
terlibat dalam proyek, urutan kegiatan ini, dan jadwal proyek secara keseluruhan. Sertakan
semua informasi ini dalamrencana proyek Anda.

Anda mungkin juga menyukai