Anda di halaman 1dari 4

ACUTE LIMPHOBLASTIC LEUKEMIA (ALL)

A. Definisi
Awam:
Acute lymphoblastic leukemia (ALL) atau leukemia limfoblastik akut (LLA) adalah salah
satu jenis kanker darah. Penyakit ini terjadi ketika sel darah putih yang belum matang (limfoblas)
memperbanyak diri secara cepat dan agresif.

B. Etiologi
Awam:
Penyebab ALL belum diketahui secara pasti. Namun memiliki hubungan yang berkaitan
dengan genetik/ bawaan, kekebalan tubuh, lingkungan, bahan beracun, dan paparan virus. Faktor
lingkungan juga menjadi pengaruh terjadinya penyebab ALL yaitu paparan radiasi, bahan kimia
beracun, pestisida, dan pemakaian obat-obatan tertentu.

C. Tanda dan Gejala


Awam:
Tanda dan gejala ALL diantaranya:
- Rasa tidak sehat
- Demam
- Pucat
- Kurang nafsu makan
- BB turun
- Sakit kepala
- Tidak enak badan
- Kelelahan
- Nyeri tulang dan sendi
- Cenderung terjadi perdarahan
- Rentan terhadap infeksi
- Perdarahan dibawah kulit/ bintik-bintik kecil akibat perdarahan
- Pembesaran limfa
- Pembesaran hati
- Kurang darah

D. Penatalaksanaan
Awan
Tujuan penangangan ALL adalah untuk mencapai hilangnya semua tanda fisik dan
kelainan sumsum tulang belakang, dan untuk pemulihan pembentukan sel darah.
Sebelum sumsum tulang kembali berfungsi normal, penderita mungkin membutuhkan:
1. Transfusi sel darah merah untuk mengatasi anemia
2. Transfusi trombosit untuk mengatasi perdarahan
3. Antibiotik untuk mengatasi infeksi
Penatalaksanaan lain:
1. Pelaksanaan kemoterapi.
2. Tahap I (terapi induksi), tujuannya untuk membunuh sebagian besar sel-sel leukemia di
dalam darah dan sumsum tulang.
3. Tahap II (terapi konsolidasi/intensifikasi), tujuannya untuk menghilangkan sel leukemia
residual untuk mencegah kekambuhan dan juga timbulnya sel yang tahan terhadap obat.
4. Tahap III (profilaksis SSP), untuk mencegah kekambuhan pada Sistem Saraf Pusat.
5. Tahap IV (pemeliharaan jangka panjang), untuk mempertahankan masa remisi.
6. Terapi biologi, untuk meningkatkan daya tahan alami tubuh terhadap kanker.
7. Terapi radiasi, untuk membunuh sel-sel leukemia.
8. Transplantasi sel induk.
9. Transfuse darah
10. Kortikosteroid (obat yang mengandung hormon steroid yang berguna untuk menambah
hormon steroid)
11. Sitostatika (obat yang mampu menghambat pertumbuhan sel)
12. Immunoterapi (pengobatan dengan mengaktifkan atau menekan sistem imun)

Terapi ALL (Kaushansky, et al, 2016)


1. Terapi Supportif. Pemakaian kateter, kendali rasa nyeri, dukungan psikososial untuk
pasien serta keluarga sangat diperlukan
2. Terapi antileukemia. Tatalaksana ditujukan pada subgroup tertentu
3. Induksi remisi. Tujuannya menginduksi terjadinya remisi komplit dan mengembalikan
pembentukan seldarah yang normal. Regimen induksi biasanya terdiri dari
glukokortikoid, vincristine, L-asparaginasi untuk anak-anak, anthraxcycline untuk
dewasa.
4. Bersponsa (Inotuzumab Otogamicin). Bersponsa sebagai terapi ALL pada dewasa.
Terutama digunakan untuk ALL tipe sel B yang kambuh atau kebal terhadap rangsangan.

E. Efek Samping Pengobatan


Awam
1. Kemoterapi
Sebagian besar efek samping dari pengobatan ALL berasal dari kemoterapi. Kemoterapi
tidak hanya membunuh sel-sel leukemia yang berkembang dengan pesat, namun juga akan
mempengaruhi pertumbuhan sel normal yang tumbuh pesat, termasuk sel-sel untuk rambut,
perut, mulut dan sumsum tulang.
Mual, muntah, munculnya sariawan serta rambut rontok merupakan hal yang umum dan
bersifat sementara. Rendahnya sel darah menyebabkan anemia (kurang darah) dan
thrombocytopenia (kurangnya trombosit dalam darah) merupakan hal yang umum.
Pengobatan melalui prosedur transfusi biasanya diperlukan guna mengurangi efek anemia
(kurang darah) dan mencegah atau mengendalikan pendarahan akibat dari kurangnya jumlah
trombosit (sel darah). Anjuran akan diberikan dalam menangani infeksi yang disebabkan
oleh neutropenia (kurangnya sel darah putih).
Kemoterapi memiliki efek samping jangka panjang seperti dapat meracuni jantung,
mempengaruhi fungsi hormon, serta kesuburan di masa depan. Terdapat juga resiko kecil
untuk terjangkit kanker kedua di kemudian hari, khususnya bilamana pasien menggunakan
radioterapi.
2. Radioterapi
Menurut National Health Service, efek samping jangka pendek terapi radiasi sangat
beragam, meliputi:
a. Rasa mual muntah
b. Kulit menghitam di bagian tubuh yang terkena radiasi
c. Rambut rontok sedikit demi sedikit
d. Merasa kelelahan
3. Transplantasi sel induk
Efek samping terburuk dari transplantasi sel induk adalah infeksi dan risiko mengalami
GVHD (Graft Versus Host Disease), yaitu ketika sel-sel tubuh penerima menyerang sel-sel
induk.

F. Perawatan Anak dengan Kanker


Awam
Terdapat perawatan yang dapat ditempuh untuk meminimalkan penderitaan anak dengan
kanker, yaitu melalui perawatan paliatif. Perawatan paliatif adalah pengobatan yang ditujukan
untuk mengurangi gangguan fisik, psikis, spiritual hingga meningkatkan kualitas hidupnya.
Pengobatan ini berfungsi meringankan nyeri dan penderitaan lainnya dari efek samping
pengobatan seperti kemoterapi.
Dalam perawatan paliatif terdapat dua jenis yaitu tahap manajemen gejala dan tata laksana
akhir kehidupan. Tahap manajemen gejala berfungsi mengatasi nyeri, luka, kelelahan, mual,
konstipasi (sulit BAB), gangguan pernapasan, dan gangguan psikologi. Hal ini dilakukan agar
pasien kanker anak dapat menjalani kesehariannya sebaik mungkin. Orangtua dapat melakukan
hal tersebut dengan melakukan kegiatan yang disenangi anak, tetap memberikan pendidikan
sekolah, belajar, dan bermain yang sesuai dengan usianya. Selanjutnya yaitu tahap tata laksana
akhir kehidupan, biasanya diberikan pada pasien yang tidak lagi responsif kepada pengobatan.
Pada tahap ini tenaga kesehatan akan membantu meringankan rasa sakit dan keluhan fisik anak,
menjaga agar tetap merasa nyaman dalam menjalani kehidupan senormal mungkin dan
mendukung pasien serta keluarga dalam menghadapi kematian (Shaw & DeMaso, 2010)
Daftar Pustaka
Adilistya, T. (2017). Patofisiologi dan Diagnosis Infiltrasi Leukemia Limfoblastik Akut ke
Sistem Saraf Pusat. Jurnal Kedokteran Yarsi 25 (2);115-126
Kaushansky, et al. (2016). Williams Hematology. 9th Edition. United States: McGrawhill
Lanzkowsky, P. (2011). Manual of Pediatric Hematology and Oncology. 5 th Edition. New York:
Elsevier
Leather, et al. (2008). Acute Leukemia: Pharmacotherapy A Pathophysiologi Approach 7 th
Edition. New York: The Mc Graw-Hill Companies
Shaw, J, R, DeMaso, R, D. (2010). Pediatric Psychosomatic Medicine. American Psyciatric Pub.
Yenni. (2014). Rehabilitasi Medik Pada Anak Dengan Leukemia Limfoblastik Akut. Jurnal
Biomedik 6(1):1-7.

Anda mungkin juga menyukai