Anda di halaman 1dari 11

V.

Produktivitas
Pengertian produktivitas:

Adalah hasil aktivitas metabolisme organisme berupa


pertumbuhan, penambahan, dan penimbunan biomassa
dalam periode waktu tertentu atau suatu indeks yang
mengintegrasikan pengaruh kumulatif dari banyak proses
dan interaksi yang berlangsung simultan di dalam
ekosistem.
Produktivitas dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu:

∞ Produktifitas primer adalah kecepatan perubahan energi radiasi


matahari melalui aktivitas fotosintesis dan kemosintesis organik.

Produktifitas primer
Primer kotor Primer bersih
( GPP ) ( NPP )

Jumlah total materi organik Produktivitas primer kotor –


+ karbon organik yang respirasi
dihasilkan foto sintesis NPP = GPP - Rs
Dalam sebuah ekosistem, produktivitas primer menunjukkan simpanan energi kimia
yang tersedia bagi konsumen. Pada sebagian besar produsen primer, produktivitas
primer bersih dapat mencapai 50% – 90% dari produktivitas primer kotor. Menurut
Campbell et al (2002), Rasio NPP terhadap GPP umumnya lebih kecil bagi produsen
besar dengan struktur nonfotosintetik yang rumit, seperti pohon yang mendukung
sistem batang dan akar yang besar dan secara metabolik aktif.
∞ Produktivitas sekunder adalah kecepatan penyimpanan energi oleh
organisme tingkat konsumen. Organisme tingkat konsumen (heterotrof)
mengambil bahan organik dari organisme autotrof dan
mengasimilasikannya ke dalam jaringan yubuhnya. Peninkatan biomassa
pada heterotrof merupakan laju asimilasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas ekosistem
a. Suhu
Berdasarkan gradasi suhu rata-rata tahunan, maka produktivitas
akan meningkat dari wilayah kutub ke ekuator. Namun pada hutan
hujan tropis, suhu bukanlah menjadi faktor dominan yang
menentukan produktivitas, tapi lamanya musim tumbuh. Adanya
suhu yang tinggi dan konstan hampir sepanjang tahun dapat
bermakna musim tumbuh bagi tumbuhan akan berlangsung lama,
yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas.
b. Cahaya
Cahaya merupakan sumber energi primer bagi ekosistem. Cahaya
memiliki peran yang sangat vital dalam produktivitas primer karena
hanya dengan energi cahaya tumbuhan dan fitoplankton dapat
melakukan fotosintesis. Hal ini berarti bahwa wilayah yang menerima
lebih banyak dan lebih lama penyinaran cahaya matahari tahunan akan
memiliki kesempatan berfotosintesis yang lebih panjang sehingga
mendukung peningkatan produktivitas primer.

c. Air, curah hujan, dan kelembaban


Produktivitas pada ekosistem terestrial berkorelasi dengan ketersediaan air. Air
merupakan bahan dasar dalam proses fotosintesis, sehingga ketersediaan air
merupakan faktor pembatas terhadap aktivitas fotosintetik. Secara kimiawi air
berperan sebagai pelarut universal, keberadaan air memungkinkan membawa
serta nutrient yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
e. Tanah
Potensi ketersedian hidrogen yang tinggi pada tanah-tanah
tropis disebabkan oleh diproduksinya asam organik secara
kontinu melalui respirasi yang dilangsungkan oleh
mikroorganisme tanah dan akar (respirasi tanah).

f. Herbivora
Herbivora adalah faktor biotik yang mempengaruhi produktivitas vegetasi.
Sekitar 10 % dari produktivitas vegetasi darat dunia dikonsumsi oleh herbivor
biofag. Persentase ini bervariasi menurut tipe ekosistem darat (Barbour at al.,
1987). Namun demikian, menurut McNaughton dan Wolf (1998) bahwa akibat
yang ditimbulkan oleh herbivora pada produktivitas primer sangat sedikit
sekali diketahui. Bahkan hubungan antara herbivora dan produktivitas primer
bersih kemungkinan bersifat kompleks, di mana konsumsi sering menstimulasi
produktivitas tumbuhan sehingga meningkat mencapai tingkat tertentu yang
kemudian dapat menurun jika intensitasnya optimum.
Pengukuran Produktivitas Ekosistem

Cara yang ideal untuk mengukur produktivitas adalah dengan jalan


mengukur arus energi yang melalui sistem, tetapi dalam
kenyataannya cara ini sulit untuk dilaksanakan. Pengukuran
produktivitas yang sering dilakukan berdasarkan kuantitas tidak
langsung antara lain dengan mengukur :
1. Jumlah senyawa yang dihasilkan
2. Bahan mentah yang diperlukan
3. Hasil samping
Beberapa metode pengukuran produktivitas antara lain :

1. Metode panen
Dilakukan dengan menimbang hasil panen. Metode ini kurang teliti jika sebagian hasil
dimakan oleh herbivora. Metode ini digunakan pada tanaman budidaya. Metode ini
digunakan untuk mengukur produksi komunitas bersih.

2. Pengukuran oksigen
Oksigen yang dikeluarkan atau diproduksi dapat dipakai sebagai dasar pengukuran
produktivatas suatu komunitas. Metode ini biasanya dipakai untuk mengukur produktivitas
perairan.

3. Metode karbondioksida
Digunakan untuk tanaman atau organisme darat. Pada siang hari terdapat fotosintesis dan
respirasi, sedangkan pada malam hari hanya terjadi respirasi. Produktivutas primer adalah
jumlah karbondioksida pada siang hari ditambah karbondioksida pada malam hari.

4. Metode pH
Metode ini digunakan pada ekosistem periaran. Pada ekosistem perairan, pH air
merupakan fungsi dari kadar karbodioksida terlarut. Metode ini baik dilakukan di
laboratorium karena mudah dikontrol.
5. Pengukuran berkurangnya bahan mentah
Berkurangnya kandungan bahan – bahan mentah yang tersedia
menggambarkan tingkat produktivitas. Metode ini baik dilakukan pada
ekosistem peraiaran. Metode ini mengukur produksi bersih komunitas.

6. Metode radioaktivitas
Dengan adanya unsur – unsur radioaktif dapat digunakan dalam
pengukuran produktivitas, yaitu dengan menggunakan C, O, atau P
radioaktif. Metode ini digunakan untuk mengukur produktivitas bersih.

7. Metode klorofil
Metode ini berdasar pada kandungan klorofil per area dalam suatu
komunitas. Metode ini digunakan untuk mengukur produktivitas kotor.

Anda mungkin juga menyukai