Anda di halaman 1dari 16

DESKRIPSI MENGENAI LUPA DAN TRANSFER DALAM

PEMBELAJARAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu :

DONAL, S.PD., M.Pd.,

Oleh :

KELOMPOK 4

ANNISA HUWAIDA FIROOS 1805110121


ILNI NURLINA 1805124880
SUNANI ARIYANTI 1805110374

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

2020
PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT., tanpa karunia-Nya


mustahil makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu mengingat tugas dan
kewajiban lain yang bersamaan hadir. Penulis benar-benar merasa tertantang
untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini ditulis untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah “Psikologi Pendidikan”. Dimana yang kita ketahui
banyak dari siswa di Indonesia mengalami lupa dalam pembelajaran. Berdasarkan
keadaan tersebut, penulis membuat makalah dengan memuat Deskripsi mengenai
lupa dan transfer dalam pembelajaran.

Terselesaikannya makalah ini juga tidak terlepas dari bantuan beberapa


pihak Karena itu penulis mengucapkan Terimakasih atas kerjasama tim penulis
yang senantiasa telah rela berkorban waktu, tenaga, fikiran bahkan berupa
finansial demi makalah ini dan pihak perpustakaan Universitas Riau yang telah
membantu dalam pencarian referensi.

Meskipun penulis berusaha untuk menghindarkan kesalahan, penulis


menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kelemahan sebagai kekurangannya.
Maka, penulis berharap agar pembaca dapat memberikan kritikan. Dengan
harapan untuk menjadikan penulis lebih baik lagi dalam membuat suatu karya
tulis, penulis mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya. Akhir kata,
penulis berharap agar makalh ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan
dapat memberikan inspirasi serta motivasi para generasi bangsa untuk terus
menulis. Sehingga akan terlahirlah karya-karya anak bangsa yang berkualitas dan
mampu bersaing didunia.

Pekanbaru, 19 Februari 2020

Tim Penulis.

1
DAFTAR ISI
Hal

PRAKATA i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1


1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Lupa dalam Belajar 3


2.2. Faktor-faktor Penyebab Lupa 3
2.3. Kiat Mengurangi Lupa dalam Belajar 5
2.4. Pengertian Transfer dalam Belajar 7
2.5. Ragam Transfer dalam Belajar
2.6. Terjadinya Transfer dalam Belajar

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manusia di lahirkan kedunia ini telah mebawa potensi-potensi seperti
berjalan,mendengar,berbicara dan berfikir.namun potensi itu masih berupa
kesanggupan yang belum dapat di wujudkan dalam prestasi/perbuatan nyata
kecuali telah datang masa kematangan dan mengalami perkembangan dan
latihan atau belajar.pengetahuan dan keterampilan siswa sebagai hasil pada
masa lalu belajar seringkali mempengaruhi proses belajar yang sedang di
alaminya sekarang.dan ini lah yang di sebut dengan transfer belajar yaitu
perpindahan hasil belajar kesuatu bidang kebidang yang lain dari bidang
dimana hasil itu di peroleh.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana lupa dalam belajar dapat terjadi?
2. Apa yang menjadi faktor penyebab lupa dalam belajar?
3. Bagaimana kiat-kiat untuk mengurangi lupa dalam belajar?
4. Apa yang dimaksud dengan transfer dalam belajar?
5. Apa saja ragam transfer dalam belajar?
6. Bagaimana terjadinya transfer dalam belajar?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan lupa dalam belajar
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab lupa dalam belajar
3. Untuk mengetahui kiat-kiat untuk mengurangi lupa dalam belajar
4. Untuk mengetahui transfer dalam belajar
5. Untuk mengetahui ragam transfer dalam belajar
6. Untuk menegatahui terjadinya transfer dalam belajar

2
BAB II

PEMBAHASAN

1.1. ​Pengertian Lupa dalam Belajar


Lupa adalah hilangannya kemampuan untuk menyebut atau
memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah dipelajari. Secara
sederhana lupa dapat diartikan sebagai ketidakmampuan individu untuk
mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami
(Muhibbin Syah, 2017:155) apakah lupa dalam belajar dapat diukur secara
langsung? Muhibbin syah, (2015:156) menyatakan bahwa peristiwa lupa yang
dialami individu tidak mungkin dapat diukur secara langsung. Lalu apa yang
menyebabkan peserta didik lupa sebagian materi yang telah diajarkan? Secara
umum orag percaya bahwa lupa dalam belajar disebabkan oleh tenggang
waktu antara saat terjadinya proses belajar sebuah materi dengan saat
pengungkapannya. Namun berdasarkan peelitian anggapan tersebut nyaris
tidak terbukti
1.2. Faktor-faktor Penyebab Lupa
Dalam hal ini seseorang dapat mengalami lupa dalam belajar terdapat
beberapa faktor penyebabnya, yaitu (Muhibbin Syah, 2017:156)
a. Adanya gangguan konflik antara item informasi yang terdapat didalam
memori peserta didik. Dalam ​interference theory a​ tau teori tentang
gangguan. Gangguan konflik terbagi menjadi dua yaitu :
1. Proactive Interference, ​individu dapat mengalami gangguan proaktif
jika materi pelajaran lama yang sudah tersimpan dalam subsistem akal
permanennya mengganggu masuknya materi pelajaran baru. Hal ini
dapat terjadi saat individu mempelajari materi yang mirip dengan
materi lama yang pernah dipelajari dalam jangka waktu yang pendek.
Maka dari itu,, materi yang baru dipelajari akan lebih sulit diingat
kembali.
2. Retroactive Interference, i​ ndividu dapat mengalami gangguan
rektroaktif jika materi pelajaran yang baru membawa konfllik dan
gangguan pada pemanggilan kembali pelajaran lama yan lebih dahulu

3
tersimpan dalam subsistem akal permanen individu tersebut. Dengan
demikian materi pelajaran lama akan sangat sulit diingat kembali.
Maka peserta didik telah lupa pada materi pelajaran lama.
b. Adanya tekanan pada item yang telah ada, baik secara sengaja maupun
tidak disengaja. Item informasi yang dimaksud disini berupa pengetahuan,
tanggapan, kesan dan lain sebagainya. Penekanan ini terjadi karena
beberapa kemungkinan, yaitu :
1. Item informasi yang diterima peserta didik kurang menyenangkan,
sehingga ia menekan hingga kealam ketidaksadaran.
2. Item informasi yang baru secara otomatis akan menekan item
informasi yang telah ada. Dapat dikatakan hal ini sama seperti
fenomena rektroaktif
3. Item informasi yang akan diingat kembali tertekan kea lam bawah
sadar dengan sendirinya karena tidak pernah digunakan.
c. Adanya perubahan situasi antara waktu belajar dengan waktu mengingat
kembali
Contohnya: ketika peserta didik hanya belajar melalui gambar-gambar
seperi jerapah, kudanil, gajah dll kemungkinan peserta didik akan lupa
menyebut nama-nama hewan tersebut ketika mereka berada dikebun
binatang melihat hewan tersebut secara nyata.
d. Adanya perubahan sikap dan minat peserta didik pada proses dan situasi
belajar tertentu, meskipun peserta didik telah serius dan tekun dalam
proses pembelajaran, karena beberapa hal sikap dan minatnya berubah
menjadi sebaliknya maka materi tersebut akan sangat mudah terlupakan.
Contohnya : siswa memiliki ketidaksenangan kepada guru yang mengajar.
e. Materi yang telah dikuasai tidak pernah digunakan peserta didik, dengan
demikian materi yang dipelajari dengan sendirinya akan masuk kea lam
bawah sadar atau mungkin bercampur dengan materi yang baru dipelajari.
f. Adanya perubahan urat syaraf otak. Seseorang yang terserang penyakit
tertentu seperti keracunan, gegar otak, kecanduan alcohol dll akan
kehilangan ingatan yang terdapat didalam memori permanennya.

4
Apa materi pelajaran tang terlupakan oleh peserta didik telah benar-benar
hilang dari ingatannya? Menurut ahli psikologi kognitif “tidak!” materi itu
tetap berada dalam subsistem akal permanen peserta didik namun terlalu
lemah untuk dipanggil kembali. Hal ini dapat dibuktikan banyak peserta didik
yang mengeluhkan bahwa dirinya banak kehilangan ilmu namun setelah
melakukan belajar lagi atau sering disebut dengan ​relearning a​ tau remedial
atau pengajaran perbaikan hal ini dapat menunjukkan kinerja akademik yang
lebih memuaskan dari yang sebelumnya. Maka dari itu ​relearning d​ an
remedial ​teaching ​memiliki fungsi memperbaiki item informasi yang rusak
atau lemah pada memori peserta didik sehingga mereka mampu mencapai
hasil yang diinginkan (Muhibbin Syah, 2017:158)

3.1. Kiat Mengurangi Lupa dalam Belajar


Muhibbin Syah (2007) mengatakan bahwa kiat terbaik dalam
mengurangi lupa ialah dengan cara meningkatkan daya ingat akal siswa.
Banyak ragam kiat yang dapat dilakukan dalam meningkatkan daya ingat
siswa, antara lain menurut Barlow (1985), Reber (1988), dan Anderson
(1990), ialah sebagai berikut:
1. Overlearning
Overlearning ​(belajar lebih) merupakan upaya belajar yang melebihi batas
penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu. ​Overlearning ​terjadi
apabila respons atau reaksi tertentu muncul setelah siswa mempelajari
respons tersebut dengan cara diluar kebiasaan. Misalnya pada saat upacara
setiap hari senin dan hari Rabu siswa membacakan teks Pancasila, maka
hal tersebut akan memungkinkan ingatan siswa terhadap materi PPKN
lebih kuat.
2. Extra Study Time
Extra Study Time (​ tambahan waktu belajar) merupakan upaya penambahan
waktu belajar yang sebelumnya satu jam menjadi satu setengah jam.

3. Mnemonic device
Mnemonic device ​(muslihat memori) merupakan kiat khusus yang
dijadikan “alat pengait” mental untuk memasukkan item-item informasi ke
dalam sistem akal siswa. Misalnya, Rima (​Rhyme​), merupakan sajak yang
dibuat sedemikian rupa yang terdiri dari kata-kata dan istilah yang harus
diingat oleh siswa. Sajak tersebut akan lebih indah apabila diberi not-not
sehingga dapat dinyanyikan.

5
4. Singkatan
Singkatan merupakan singkatan dari huruf-huruf awal nama maupun
istilah-istilah yang harus diingat siswa. Misalnya, dalam mempermudah
siswa dalam mengingat nabi yang dijuluki ulul azmi dengan menggunakan
singkatan NIMIM yakninya Nabi Nuh as, Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as,
Nabi Isa as, Nabi Muhammad SAW.
5. Peg word system (​ Sistem kata pasak)
Peg word system (​ Sistem kata pasak) merupakan sejenis teknik ​Mnemonik
yang menggunakan komponen-komponen yang sebelumnya telah dikuasai
sebagai pasak (paku) pengait memori baru. Kata komponen pasak ini
dibentuk berpasangan seperti merah-saga, panas-api. Kata-kata tersebut
berguna untuk mengingat kata dan istilah yang memiliki watak yang sama
seperti: darah, lipstik; pasangan langit dan bumi ; neraka, dan kata/istilah
lain yang memiliki kesamaan watak (watak, rasa, dan seterusnya).

6. Method of loci ​(Metode Losai)


Method of loci ​(Metode Losai) merupakan kiat ​Mnemonik y​ ang
menggunakan tempat-tempat khusus dan terkenal sebagai sarana
penempatan kata dan istilah tertentu yang harus diingat siswa. Kata “loci”
merupakan jamak dari kata “locus” yang artinya tempat. Dalam hal ini
nama-nama kota, jalan, gedung terkenal dapat dipakai untuk menempatkan
kata dan istilah yang kurang lebih relevan dalam arti memiliki kemiripan
ciri dan keadaan. Misalnya nama ibu kota Amerika Serikat untuk
mengingat nama presiden pertama negara itu (George Washington); dan
gedung bundar untuk mengingat nama jaksa agung Indonesia. Apabila
guru memerlukan siswa menyebutnama-nama tadi, ia dapat menyuruh
siswa tersebut “berpergian” ke tempat-tempat tersebut.
7. Key word system (​ sistem kata kunci)
Key word system (​ sistem kata kunci) merupakan kiat ​mnemonik y​ ang
relatif tergolong baru. Sistem kata kunci biasanya direkayasa secara
khusus untuk mempelajari kata dan istilah asing, dan konon cukup efektif
untuk pengajaran bahasa asing misalnya bahasa Inggris. Sistem ini
berbentuk daftar kata yang terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut: 1)
kata-kata asing; 2) kata-kata kunci, yakni kata-kata bahasa lokal yang
paling kurang suku pertamanya memiliki suara atau lafal yang mirip
dengan kata yang dipelajari; 3) arti-arti dari kata asing tersebut.
Contoh:

Kata Inggris Kata Kunci Arti

Astute Astuti Cerdik/lihai

6
Butterfly Baterai Kupu-kupu

Chaos Kaos Kekacauan

Difficult Dipikul Sukar

Eyesight Aisyah Penglihatan

8. Clustering (​Pengelompokkan)
Clustering (​Pengelompokkan) merupakan menata ulang item-item materi
menjadi kelompok-kelompok kecil yang dianggap lebih logis dalam arti
bahwa item-item tersebut memiliki signifikasi dan lafal yang sama atau
sangat mirip. Penataan atau pengelompokkan ini direkayasa sedemikian
rupa dalam bentuk daftar-daftar item materi seperti:
a. Daftar I terdiri atas nama-nama negara serumpun: Indonesia,
Malaysia, Brunei, dan seterusnya;
b. Daftar II terdiri atas singkatan-singkatan lembaga-lembaga negara:
DPA, DPR, MPR, dan seterusnya;
c. Daftar III terdiri atas singkatan-singkatan nama-nama badan
internasional: ILO, IMF, WHO, dan sebagainnya.

9. Distributed pratice ​(latihan berbagi)


Distributed pratice ​(latihan berbagi) merupakan latihan terkumpul
(​massed pratice) ​yang sudah dianggap tidak efektif karena mendorong
siswa melakuka ​cramming. ​Pada latihan ini siswa melakukan latihan-latiha
dengan alokasi waktu yang pendek dan dipisah-pisahkan di antara
waktu-waktu istirahat. Upaya demikian dilakukan untuk menghindari
creamming, y​ akni belajar banyak materi secara tergesa-gesa dalam waktu
yang singkat. Dalam melaksanakan ​Distributed pratice, s​ iswa dapat
menggunakan berbagai metode dan strategi belajar yang efesien.
10. The serial position effect ​(pengaruh letak bersambung)
Untuk memperoleh efek psitif dari ​The serial position effect (​ pengaruh
letak bersambung), siswa dianjurkan menyusun daftar kata-kata (nama,
istilah, dan sebgainya) yang diawali dan diakhiri dengan kata-kata yang
harus diingat. Kata-kata yang harus diingat siswa tersebut sebaiknya
ditulis dengan menggunakan huruf dan warna yang mencolok agar tampak
sangat berbeda dari kata-kata yang lainnya yang tidak perlu diingat.

Hujair AH. Sanaky dalam jurnal Muhammad Kosim (2018)


mengatakan bahwa terdapat empat cara yang dapat dilakukan dalam
mengurangi lupadalam belajar, yaitu: 1) ​Review (​ pengulangan),yaitu
mengingat dan merangkum yang telah dipelajari; 2) ​self-assesment (​ penilaian

7
diri sendiri), yaitu mengevaluasi perubahan-perubahan dalam hal
pengetahuan, keterampilan dan perilaku; 3) ​future planning ​(perencanaan
masa yang akan datang), yaitu menentukan bagaimana siswa akan
meneruskan kegiatan belajarnya setelah kelas selesai; dan 4) ​expression final
sentiments (​ pengungkapan), yaitu mengkomunikassikan pikiran-pikiran,
perasaan-perasaan, dan perhatian siswa yang mereka miliki pada akhir kelas.

3.2. Pengertian Transfer dalam Belajar


Reber dalam Muhibbin Syah (2007) mengatakan bahwa ​Transfer of
learning (​ transfer dalam belajar) mengandung arti pemindahan keterampilan
hasil belajar dari satu situasi ke situasi lainnya. Kata “pemindahan
keterampilan” tidak berkonotassi hilangnya keterampilan melakukan sesuatu
pada masa lalu karena diganti dengan keterampilan melakukan baru pada
masa sekarang.
M. Ngalim Purwanto (2017) mengatakan bahwa transfer belajar terjadi
apabila seseorang dapat menerapkan sebagian atau semua
kecakapan-kecakapan yang telah dipelajarinya ke dalam situasi lain yang
tertentu. Misalnya seseorang yang telah pandai mengendarai sepeda akan lebih
mudah jika ia belajar mengendarai sepeda motor. Pengetahuan dan
kecakapannya dalam mengendarai sepeda diterapkan atau ditransferkan
kepada kecakapan mengendarai sepeda motor. Biasanya transfer belajar terjadi
karena adanya persamaan sifat antara yang lama dengan yang baru, meskipun
tidak benar-benar sama.
L.D Crow dan A. Crow dalam jurnal Rudi Nofindra (2019) mengatakan
bahwa transfer belajar merupakan pemindahan-pemindahan kebiasaan
berfikir, perasaan atau pekerjaan, ilmu pengetahuan dan keterampilan, dari
suatu keadaan ke keadaan belajar yang lain.

3.3. Ragam Transfer dalam Belajar

Transfer belajar sendiri adalah belajar bidang studi yang di peroleh dari bidang
studi yang lain,baik dalam sekolah maupun di luar sekolah.dengan adanya transfer
belajar di harapkan siswa dapat lebih memahami materi yang di berikan,lebih
mandiri,disiplin dan menguasai materi lebih baik dari sebelumnya.

8
Untuk mengetahui apa saja contoh transfer dalam psikologi pendidikan sebagai
berikut

1. Transfer horizontal
Salah satu contoh transfer belajar dalam psikologi pendidikan adalah
dengan transfer horizontal yaitu suatu pola kemampuan menerapkan
keterampilan dari satu kondisi kekondisi yang baru lainnya.c0ontoh factor
yang mampu mempengaruhi kesuksesan siswa dalam transfer ini adalah
adanya persamaan antara situasi sekolah dengan situasi kehidupan nyata
atau kesehariannya,ilmu pengetahuan tentang prinsip-prinsip dasar serta di
tambahanya dari banyak latihan.
2. Transfer vertical
Transfer vertical merupakan metode yang di gunakan untuk menerangkan
suatu kondisi dimana seseorang siswa dapat meningkatkan kemampuan
belajarnya terutama pada tugas sekolah yang kompleks dan rumit.bentuk
transfer jenis ini merupakan suatu kemampuan yang dipelajari dan di dapat
lebih cepat dan awal bila sebelumnya sudah ada peristiwa belajar dahulu.
3. Transfer positif
Untuk contoh transfer positif belajar dalam psikologi pendidikan
berikutnya adalah transfer positif atau baik.kenapa hal ini di sebut
baik,karena dampak dan manfaat dari transfer positif yang menghasilkan
seorang siswa berhasil untuk mengetahui materi pendidikan dengan hasil
yang baik dan juga memuaskan.hal ini sudah tentu di bantu oleh para guru
dan pembimbing,hal ini juga memudahkan siswa memahami materi
dengan matang.
4. Transfer negative
Sedangkan untuk transfer negative kebalikan dari transfer yang
positif,dimana hasil yang berdampak buruk setiap siswa dalam memahami
materi pendidikan,dan juga adanya hambatan,kesulitan dan sebagainya
dalam mempelajari materi yang pasti hal ini memiliki efek kedepan yang
tidak memuaskan bagi siwa dan juga pendampingnya
5. Transfer lateral
Transfer belajar dalam psikologi pendidikan lainnya adalah transfer
lateral,transfer ini hamper sama dengan transfer positif karna hasilnya
yang di dapat oleh siswa akan menjadi baik.dalam hal ini siswa mampu
untuk mempelajari setiap materi yang sulit dan rumit dalam kondisi dan
situasi ini
6. Transfer belajar menurut psikologi daya
Transfer belajar berdasarkan psikologi daya teori transfer merupakan teori
yang mengungkapkan bahwa setiap fungsi sebagai akibat dan efek
mempelajari materi tertentu akan di alihkan atau di transfer dalam
mempelajari bahan yang lainnya juga,walaupun kadang tidak ada

9
hubungannya dengan bahan latihan tersebut.contohnya fungsi piker akan
berfungsi dengan baik jika di latih dan di pelajari dengan pelajaran
matematika atau ilmu pasti lainnya.
7. Transfer karena adanya elemen identic
Berdasarkan elemen identic,transfer belajar dalam psikologi pendidikan
adalah transfer belajar dari satu bidang ke bidang materi lainnya atau dari
bidang studi ke dalam kehidupan kesehariannya.hal ini tentu terjadi
berdasarkan adanyan unsur yang identic dalam kedua bidang tersebut,baik
itu antara bidang materi di sekolah ataupun dengan kehidupan di luar
sekolah.
8. Transfer belajar karna teori generalisasi
Untuk transfer belajar menurut teori generalisasi adalah transfer belajar
yang mengarah pada kemampuan siswa untukk menguasai struktur,pola
dan prinsip-prinsip umum.apabila siswa dapat menggeneralisasi sebuah
konsep,kaidah,prinsip dan strategi untuk memecahkan masalah maka
siswa akan mampu melakukan transfer konsep,kaidah,prinsip,dan strategi
tersebut ke materi studi yang lainnya.

3.4. Terjadinya Transfer dalam Belajar

Menurut ​Syah,Muhibbin.(2002)mengemukakan bahwa Factor-factor yang


berperan dalam transfer belajar yakni :

1. Proses belajar,kesungguhan motivasi belajar,dan kadar konsentrasi siswa


terhadap pelajaran.siswa diharapkan bersungguh-sungguh dalam mengolah
materi pelajaran,dan ini juga tergantung dari motivasi belajar dan sejauh
mana kadar konsentrasinya.maka,siswa yang kurang mendalam dalam
mengolah materi pelajaran,tidak diharapkan akan mengadakan transfer
belajar.semua ini berkaitan dengan tata belajar atau teknik-teknik
studi,apakah efesien dan efektif maka makin tata cara belajar itu,makin
meningkat pula kemungkinan siswa akan mengadakan transfer belajar.
2. Bahan dan materi dalam bidang studi,metode atau prosedur kerja yang
diikiuti dan sikap di butuhkan dalam bidang studi.transfer belajar
mengendalikan adanya kesamaan,amaka kesamaan antara daerah/bidang
studi atau antara bidang studi dan kehidupan sehari-hari itu,secara nyata
harus ada.adanya kesamaan juga meliputi taraf intelegensi,minat,dan
perhatian.
3. Factor-faktor subjektif siswa,antara laintaraf intelegensi(kemampuan
belajar) minat,motivasi,dan perhatian.misalnya,siswa yang memiliki
motivasi intrinsic yang merasa senang dalam belajar di sekolah dan yang
mampu mengolah dengan baik dan secara mendalam,akan jauh lebih siap
untuk mengadakan transfer belajar,dibandingkan dengan siswa yang

10
kurang bermotivasi,kurang berperasaan senang dan kurang mampu
mengolah dengan baik.
4. Sikap dan usaha guru
Kesadaran dan usaha dari gutu untuk mendampingi siswa dalam
mengadakan transfer belajar,sikap guru yang menyadari bahwa rasa
tanggung jawaba yang tidak hanya terbatas pada bidang studi
tertentu,tetapi juga mencangkup usaha jujur untuk membentuk kepribadian
siswa secara keseluruhan,dalam perkembangan
intelektual,efektif(sikap)dan social

11
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Lupa adalah hilangannya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi
kembali apa-apa yang sebelumnya telah dipelajari. Secara sederhana lupa
dapat diartikan sebagai ketidakmampuan individu untuk mengenal atau
mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami
Banyak ragam kiat yang dapat dilakukan dalam meningkatkan daya ingat
siswa, antara lain menurut Barlow (1985), Reber (1988), dan Anderson
(1990), ialah ​Overlearning, Extra Study Time, Mnemonic device, s​ ingkatan,
Peg word system (​ Sistem kata pasak), ​Method of loci (​ Metode Losai), ​Key
word system (​ sistem kata kunci), Clustering (​Pengelompokkan), ​Distributed
pratice ​(latihan berbagi), dan ​The serial position effect (​ pengaruh letak
bersambung).Transfer dalam belajar adalah pemindahan keterampilan hasil
belajar dari satu situasi ke situasi lainnya. Kata “pemindahan keterampilan”
tidak berkonotassi hilangnya keterampilan melakukan sesuatu pada masa lalu
karena diganti dengan keterampilan melakukan baru pada masa sekarang.

12
DAFTAR PUSTAKA

​ T
Muhibbin Syah. 2017. ​Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. P
Remaja Rosdakarya offset : Bandung

Muhibbin Syah. 2007. ​Psikologi Belajar. J​ akarta: PT. Raja Grafindo Persada

​ andung: PT. Remaja Rosda


Ngalim Purwanto. 2017. ​Psikologi Pendidikan. B
Karya

Kosim, M. (2018). Prinsip Dan Strategi Pembelajaran Mengatasi Lupa Perspektif


Psikologi Pendidikan Islam.

Nofindra, R. (2019). Ingatan, Lupa dan Transfer Dalam Belajar dan Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan Rokania, 4(1), 2​ 1-34.

Syah,Muhibbin.2002.psikologi pendidikan dengan pendekatan


baru,bandung:Remaja Rosdakarya.

13

Anda mungkin juga menyukai