Anda di halaman 1dari 12

PENGGUNAAN APLIKASI WHATSAPP SEBAGAI MEDIA PELAKSANAAN

LAYANAN INFORMASI PADA MASA PANDEMI DI SMP NEGERI 3 TEBING


TINGGI
KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI
Rima Rahmadiana1)Dra. Ernita2)

1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau (Rima Rahmadiana) email:
rimarahma2112@gmail.com
2. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau (Dra. Ernita) email:
ernita2296@gmail.com
Abstract
This study aims to describe the process of using the WhatsApp, the advantages, and
disadvantages of using WhatsApp application as a medium for implementing information services
during the pandemic at SMP NEGERI 3 Tebing Tinggi. This study uses qualitative-descriptive
research to provide a description of the process of using WhatsApp application as for
implementing information services during the pandemic at SMP NEGERI 3 Tebing Tinggi. The
research data collection is done through observation and interviews the guidance and
counselling teacher and students in grade 7.1, ass well as documentation as supporting data. The
result of this study can describe the process of using the WhatsApp, the advantages, and
disadvantages of using WhatsApp application as a medium for implementing information services
during the pandemic at SMP NEGERI 3 Tebing Tinggi
Keywords: WhatsApp, guidance and counseling, online learning.
Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses penggunaan aplikasi WhatsApp,


kelebihan, serta kekurangan penggunaan aplikasi WhatsApp sebagai media pelaksanaan layanan
informasi pada masa pandemi di SMP NEGERI 3 Tebing Tinggi. Penelitian ini menggunakan
penelitian kualitatif-deskriptif untuk memberikan deskripsi terhadap proses penggunaan aplikasi
WhatsApp sebagai media pelaksanaan layanan informasi pada masa pandemi di SMP NEGERI 3
Tebing Tinggi Kabupaten Kepulauan Meranti. Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui
observasi dan wawancara bersama guru bimbingan dan konseling dan siswa kelas 7.1, serta
dokumentasi sebagai data pendukung. Hasil dari penelitian ini dapat menggambarkan proses
penggunaan, kelebihan, serta kekurangan penggunaan aplikasi WhatsApp sebagai media sebagai
media pelaksanaan layanan informasi pada masa pandemi di SMP NEGERI 3 Tebing Tinggi.
Kata kunci: WhatsApp, bimbingan konseling, pembelajaran daring.
Pendahuluan
Pandemi COVID-19 adalah situasi pandemi yang disebabkan oleh virus koronavirus yang
diberi nama SARS-CoV-2. Virus ini sangat mudah menyebar melalui percikan pernapasan yang
dihasilkan selama batuk, bersin, pernapasan, dan juga dapat menyebar akibat menyenuh benda
yang terkontaminasi. Akibat yang ditimbulkan dari penyakit COVID-19 ini sangat berbahaya dan
dapat menyebabkan orang yang mengidapnya kehilangan nyawa.
Sebagai upaya pencegahan penyebaran virus korona, banyak Negara yang menerapkan
pembatasan-pembatasan di wilayahnya termasuk Negara Indonesia, hal ini dilakukan untuk
mengurangi kerumunan yang dapat membuat virus ini menyebar dengan mudah. Upaya tersebut
diantaranya pembatasan perjalanan, karantina, penutupan fasilitas publik, dan penutupan Sekolah
dan Universitas. Hal ini berdampak terhadap proses pendidikan di Indonesia yang membuat
Kementrian pendidikan dan kebudayaan Indonesia menetapkan keputusan kegiatan pembelajaran
dilaksanakan dari rumah melalui pembelajaran jarak jauh berbasis internet atau pembelajaran
dalam jaringan(dalam jaringan). Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang
“antisipasi penyebaran mata rantai covid-19 pada satuan pendidikan.
“Melalui metode daring peserta didik diharuskan memiliki tanggung jawab mandiri
dalam belajar, dapat mengontrol sikapnya dalam belajar, menyelesaikan tugas melalui daring dan
mengoptimalkan gadget sebagai sumber belajar” (Musdalifah, 2021:110). Namun, menghadapi
perubahan sistem pembelajaran yang tiba-tiba banyak peserta didik yang kesulitan menyesuaikan
diri dengan metode pembelajaran daring. Untuk itu disinilah layanan bimbingan konseling
diperlukan untuk membantu peserta didik yang memiliki permasalahan selama belajar secara
daring, salah satunya dengan memberikan layanan informasi.
Prayitno dalam Fitri, E, dkk. (2016:85) mengemukakan bahwa layanan informasi adalah
layanan yang berusaha memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan.
“layanan informasi yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak
lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik dalam menerima dan
memahami informasi-informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan
pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat” (Sukardi
dalam Fitri, E, dkk. (2016:85).
SMP NEGERI 3 Tebing Tinggi merupakan salah satu sekolah yang terdampak terhadap
kondisi pandemi COVID-19 ini, sejak Pemerintah Indonesia mengumumkan penutupan sekolah
dan mengalihkan proses pembelajaran menjadi kegiatan belajar daring (dalam jaringan) atau
belajar dari rumah. Menyesuaikan dengan situasi yang terjadi, SMPN 3 Tebing Tinggi ikut
mengalihkan proses pembelajaran melalui salah satu media sosial yang ada, yaitu media
WhatsApp.“WhatsApp merupakan salah satu media komunikasi dan sumber informasi
yang.sering digunakan oleh para pendidik dan pelajar” (Afnibar, 2020: 74)
Salah satu media sosial paling aktif digunakan masyarakat Indonesia saat ini adalah
WhatsApp atau yang sering dikenal dengan sebutan WA. “WhatsApp merupakan aplikasi yang
berfungsi untuk berkirim pesan, jika ditinjau berdasarkan fungsi utamanya, WhatsApp mirip
dengan aplikasi SMS (Short Messege Service) yang biasa digunakan di ponsel lama. Hanya saja,
WhatsApp tidak memanfaatkan pulsa langung seperti pada penggunaan SMS, melainkan
menggunakan layanan internet. Selama ponsel masih terhubung dengan layanan internet,
pengguna dapat berkirim pesan. Tidak hanya itu, pengguna dapat berkirim soft files dengan
ekstensi Pdf, docs, dan berbagai jenis dokumen lainnya” (Pustikayasa, 2019 : 55).
Dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat dan banyaknya media dan peralatan serta
inovasi teknologi yang diciptakan, hampir semua kegiatan saat ini melibatkan teknologi, tidak
terkecuali kegiatan pendidikan yang mengharuskan tenaga pendidik untuk mampu beradaptasi
dengan kemajuan teknologi tersebut.
Terutama pada masa pandemi saat ini, ketika pembelajaran tidak bisa dilakukan dengan
cara tatap muka dengan menggunakan metode konvensional seperti biasanya, tenaga pendidik
atau guru harus menggunakan teknologi yang ada untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran
secara dalam jaringan (daring), termasuk pelajaran Bimbingan Konseling.
Data penelitian ini menunjukan bahwa banyak siswa yang masih belum bisa
menyesuaikan diri dengan pembelajaran daring. Perubahan yang tiba-tiba membuat kebingungan
menyesuaikan dirinya dengan metode pembelajaran daring sehingga menyebabkan turunnya
motivasi belajar siswa selama pembelajaran daring.
Untuk itu, menyesuaikan dengan keadaan pembelajaran daring ini, guru Bimbingan dan
Konseling memanfaatkan aplikasi Whatsapp untuk memberikan layanan informasi pada masa
pandemi kepada siswa-siswi SMPN 3 Tebing Tinggi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan


proses penggunaan, kelebihan, serta kekurangan penggunaan aplikasi WhatsApp sebagai media
sebagai media pelaksanaan layanan informasi pada masa pandemi di SMP NEGERI 3 Tebing
Tinggi,

Bahan dan Metode

Penelitian dilakukan untuk mendeskripsikan penggunaan aplikasi WhatsApp sebagai


media pelaksanaan layanan informasi pada masa pandemi di SMP NEGERI 3 Tebing Tinggi.
Penelitian ini dilakukan bersama dengan guru Bimbingan Konseling SMPN 3 Tebing Tinggi
yaitu Dra. Ernita dan juga dosen DPL PLP yaitu M. Arli Rusandi, M.PD di SMPN 3 Tebing
Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti. Penelitian ini dilakukan selama masa kegiatan PLP
Terintegrasi KUKERTA di SMPN 3 Tebing Tinggi bertepatan pada semester ganjil tahun ajaran
2021/2022.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
“penelitian kualitatif adalah penelitian yang hasil penelitiannya tidak diperoleh melalui prosedur
statistik atau metode kuantifikasi yang lain, penelitian kualitatif berusaha mendapatkan
pencerahan, pemahaman terhadap suatu fenomena dan ektrapolasi pada situasi yang sama”
(Anggito, & Setiawan, 2018 : 9).
Metodologi yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu peneliti memanfaatkan data
kualitatif yang kemudian di desktipsikan sebagai hasil penelitian ini. “Penelitian deskriptif yaitu
dimana penulis hanya menjabarkan, menjelaskan situasi atau peristiwa dan tidak menguji
hipotesis ataupun membuat prediksi” (Widarini, 2019 : 95).
Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui observasi, wawancara bersama guru
bimbingan dan konseling dan siswa kelas 7.1, serta dokumentasi sebagai data pendukung.
Tabel 1. Pedoman Wawancara
No. Pertanyaan Keterangan
1. Bagaimana kesan yang didapatkan ketika
menggunakan media WhatsApp untuk
pelaksanaan layanan informasi?
2. Bagaimana proses atau langkah pelaksanan
layanan informasi melalui media Whatsapp?
3. fitur apa saja yang sering digunakan dalam
pelaksanaan layanan informasi dengan
memanfaatkan media WhatsApp ini?
4. Apakah fitur WhatsApp yang disedia sangat
membantu optimalisasi dalam proses
pemberian layanan?
5. Apa saja faktor yang menghambat
pelaksanaan layanan informasi dengan
menggunakan media whatsapp?
7. Apa yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan tersebut?
8. Apa kelebihan penggunaan WhatsApp
sebagai media pelaksanaan layanan
informasi?
9. Apakah penggunaan whatsapp sebagai media
pelaksanaan layanan informasi ini akan terus
dilaksanakan kedepannya?
Tabel 2. Pedoman Observasi

No Komponen Aspek Yang Diamati Hasil pengamatan


Guru menyiapkan bahan
ajar/Panduan Rencana
Pembelajaran (RPP) daring
Guru menentukan jadwal dan
rencana pembelajaran
1 Aspek Perencanaan
Guru menyiapkan bahan
untuk layanan informasi
Guru membuat group belajar
melalui whatsapp
Guru membuat absensi
Guru membuka pelajaran
Guru menyampaikan materi
menggunakan media
whatsapp
Guru membagikan poster
2 Aspek Pelaksanaan agar mudah dipahami
Guru membagikan link
youtube agar peserta didik
dapat melihat pembahasan
yang lebih detail dalam
bentuk video
Guru menutup pelajaran
Guru memberikan link
dokumen sebagai rujukan
3 Aspek Penutup informasi yang lebih detail
untuk siswa yang tertarik
dengan informasi yang
diberikan
Guru memeriksa perubahan
4 Evaluasi perilaku siswa sesuai dengan
infomasi yang diberikan
(Sumber: Dimodifikasi dari Mulyadi, 2020)
Hasil dan Pembahasan
Setelah melakukan observasi dan wawancara kepada guru dan peserta didik SMPN 3
Tebing Tinggi, sesuai dengan kisi-kisi observasi yang diadaptasi dari Mulyadi (2020), diperoleh
hasil tahapan-tahapan yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan layanan informasi dengan
memanfaatkan media WhatsApp pada masa pandemic adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Persiapan yang dilakukan oleh guru BK sebelum memberikan layanan informasi adalah
dengan mempersiapkan RPP daring, mempersiapkan materi yang sesuai dengan informasi
yang diberikan dalam bentuk poster, video youtube, dan dokumen yang akan dikirimkan
melalui aplikasi WhatsApp.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan proses pemberian layanan informasi yang dilakukan berdasarkan hasil observasi,
yaitu dimulai dengan guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, melihat kesiapan
peserta didik, kemudian mulai membagikan poster yang berisi informasi singkat tentang
materi yang disampaikan, setelah itu guru BK menjelaskan kembali melalui pesan teks
3. Penutup
Di akhir guru BK membagikan link bacaan atau link youtube agar siswa dapat melihat
kembali penjelasan yang lebih rinci dan lengkap terkait informasi yang sudah dibagikan
tersebut dan diharapkan informasi sampai kepada peserta didik, setelah itu guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika memiliki pertanyaan, dan di akhir ditutup
dengan salam.
4. Evaluasi
Sebagai bentuk evaluasi, setelah layanan informasi diberikan, selanjutnya guru BK memantau
dan memperhatikan siswa melalui grup kelas, apakah informasi yang diberikan sebelumnya
dapat membuat perubahan terhadap perilaku siswa sesuai dengan materi yang diberikan
tersebut.
Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan, kelebihan dan kekurangan
penggunaan WhatsApp sebagai media pelaksanaan layanan informasi, peneliti melakukan
wawancara bersama guru bimbingan konseling dan siswa SMPN 3 Tebing Tinggi yang hasilnya
adalah sebagai berikut.
a. Bagaimana kesan yang didapatkan ketika menggunakan media WhatsApp
untuk pelaksanaan layanan informasi?
Berdasarkan hasil wawancara bersama guru bimbingan konseling SMPN 3 Tebing
Tinggi menyampaikan memiliki kesan cukup baik terkait penggunaan aplikasi
WhatsApp sebagai media pelaksanaan layanan informasi, informasi yang
disampaikan bisa menjangkau banyak siswa dengan waktu yang singkat, dan
menjadi tantangan tersendiri baginya untuk menggunakan teknologi-teknologi yang
ada untuk memberikan layanan ini melalui aplikasi WhatsApp.
Berdasarkan hasil wawancara bersama siswa, penggunaan data yang sedikit, fitur
yang memungkinkan guru bimbingan dan konseling mengirimkan gambar dan
dokumen cukup membantu siswa mendapatkan informasi yang coba diberikan,
karena biasanya mereka cukup malas membaca tulisan dan hanya membaca sekilas
saja, namun karena ada gambar poster yang dikirimkan membuat mereka lebih
tertarik untuk membacanya.
b. Bagaimana proses atau langkah pelaksanan layanan informasi melalui media
Whatsapp?
Proses pelaksanaan pemberian layanan informasi melalui media WhatsApp yaitu di
mulai dengan guru memberikan materi di dalam grup kelas yang sudah dibentuk oleh
wali kelas, dalam bentuk poster atau foto, kemudian dijelaskan juga dalam bentuk
teks pesan singkat, setelah itu diakhir ibu bagikan link dokumen atau youtube dan
siswa diarahkan untuk menonton ataupun membacanya, ini agar informasi yang
dibagikan lebih optimal dengan penjelasan yang lebih rinci di bandingkan yang
dibagikan di grup kelas sebelumnya.
c. Fitur apa saja yang digunakan dalam pelaksanaan layanan informasi dengan
media whatsapp ini?
Fitur utama yang digunakan adalah fitur grup chat, dimana di whatsapp ini fitur grup
chat memungkinkan guru untuk membentuk kelompok belajar dengan siswa sesuai
dengan kelasnya, dan membagikan materi informasi di grup tersebut. Selanjutnya
fitur chat personal yang digunakan untuk bertukar pesan secara pribadi, fitur ini
digunakan jika ada siswa yang ingin bertanya ke guru BK secara pribadi, selanjutnya
pemberian layanan informasi menggunakan fitur media untuk mengirimkan media
berupa dokumen dan gambar. Guru BK juga menggunakan fitur info pesan di
WhatsApp yang memungkinkan pengirim yang dalam hal ini adalah guru untuk bisa
melihat siapa saja yang sudah membaca pesan yang dikirimkan di grup untuk
memantau siswa mana yang menyimak mana yang tidak.
d. Apakah fitur whatsapp yang tersedia sangat membantu optimalisasi dalam
proses pemberian layanan?
Fitur yang ada dinilai cukup membantu karena pengunaannya lebih mudah dan
menjangkau siswa, dan dibandingkan aplikasi lain whatsapp adalah salah satu
aplikasi yang pasti digunakan oleh siswa setiap harinya, sehingga kemungkinan
informasi yang disampaikan dapat tersampaikan ke siswa lebih besar dibanding yang
lain. Selain itu fitur-fitur seperti grup chat, personal chat, media pengiriman gambar
dan dokumen membantu membuat informasi yang diberikan lebih menarik dan
membuat siswa lebih tertarik dengan informasi yang diberikan.
e. Apa saja faktor yang menghambat pelaksanaan layanan informasi dengan
menggunakan media whatsapp?
Berdasarkan hasil wawancara, faktor penghambatnya yang paling utama adalah
masalah jaringan dan kurangnya konsentrasi dan fokus siswa ke grup selama
pembelajaran berlangsung, hal ini karena siswa belajar menggunakan gadget dan
tidak di pantau secara langsung oleh guru, sedangkan di gadgetnya itu banyak
aplikasi-aplikasi media sosial lain yang bisa dibukanya, sehingga fokus dan
konsentrasi siswa berkurang terhadap pelajaran yang diberikan di grup WhatsApp
f. Apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut?
Untuk masalah jaringan, sekolah sudah berusaha memberikan kartu provider yang
berisi kuota belajar dengan jaringan yang cukup baik. Sedangkan masalah kurangnya
konsentrasi, guru BK akan mengingatkan siswa yang tidak fokus yang dapat dilihat
melalui info pesan yang dikirimkan, kemudian guru akan memanggil siswa tersebut
melalui fitur mention dan menanyai pengetahuannya tentang materi informasi yang
dibagikan, hal ini akan mendorong siswa untuk membaca kembali materi yang
dibagikan agar dia bisa menjawab dan tidak malu di depan teman-temannya yang
lain.
g. Apa kelebihan penggunaan WhatsApp sebagai media pelaksanaan layanan
informasi?
Kelebihan aplikasi WhatsApp yaitu mudah digunakan dengan fitur sederhana dan
tidak sulit untuk digunakan oleh siswa SMP maupun tenaga pendidiknya. Guru BK
bisa memanfaatkan berbagai fiturnya untuk pemberian informasi yang lebih menarik,
selain itu kuota yang dihabiskan tidak terlalu banyak dibandingkan aplikasi lainnya
yang membuat siswa cukup senang menggunakan aplikasi WhatsApp sebagai media
belajar dimasa pandemi. Waktu yang lebih fleksibel memberikan kesempatan guru
BK untuk dapat memberikan informasi yang rinci dan lengkap dari berbagai sumber
yang ada, sedangkan bagi siswa, waktu yang fleksibel memberikan kesempatan
kepada siswa agar bisa membaca dan memahami informasi yang diberikan dengan
santai tanpa terbatas waktu dan bisa dibaca lagi kapanpun jika ingin belajar lebih
lanjut lagi.
h. Apakah penggunaan whatsapp sebagai media pelaksanaan layanan informasi
ini akan terus dilaksanakan kedepannya?
Berdasarkan hasil wawancara bersama guru bimbingan konseling SMPN 3 Tebing
Tinggi, penggunaan WhatsApp sebagai media pelaksanaan layanan informasi ini
rencananya akan terus dilaksanakan selama ini memberikan manfaat yang baik,
apalagi menimbang dengan menggunakan aplikasi WhatsApp ini, guru BK tidak
perlu mengkhawatirkan terbatasnya waktu yang ada seperti pada pembelajaran tatap
muka, dan informasi yang dibagikan juga memungkinkan untuk menjangkau banyak
siswa sekaligus. Guru BK juga mempertimbangkan untuk memberikan layanan yang
lain juga melalui aplikasi WhatsApp ini.
Tabel dan Gambar

Gambar 1. Pemberian layanan informasi melalui WhatsApp


Gambar 2. Pemberian layanan informasi melalui WhatsApp

Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5.


Gambar 3,4,5. Poster layanan informasi melalui WhatsApp
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas, dapat di simpulkan sebagai berikut.
1. Penggunaan aplikasi WhatsApp sebagai media pelaksanaan layanan informasi pada masa
pandemi di SMP NEGERI 3 Tebing Tinggi ada tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi. Pelaksaaan pemberian layanan dilakukan dengan menggunakan fitur grup Chat
Group, chat personal, gambar, link, dokumen dan fitur info chat di WhatsApp yang
memungkinkan guru bisa melihat siapa saja yang sudah membaca pesan yang dikirimkan di
grup untuk memantau siswa mana yang menyimak mana yang tidak.
2. Proses pelaksanaan pemberian layanan informasi melalui media media WhatsApp di mulai
dengan pembukaan oleh guru dengan mengucapkan salam, melihat kesiapan peserta didik,
kemudian mulai membagikan poster yang berisi informasi singkat tentang materi yang
disampaikan, setelah itu guru BK menjelaskan kembali melalui pesan teks, dan di akhir guru
BK membagikan link bacaan atau link youtube agar siswa dapat melihat kembali penjelasan
yang lebih rinci dan lengkap terkait informasi yang sudah dibagikan tersebut dan diharapkan
informasi sampai kepada peserta didik, setelah itu guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya jika memiliki pertanyaan, dan di akhir ditutup dengan salam.
3. Kelebihan aplikasi WhatsApp yaitu mudah digunakan dengan fitur sederhana dan tidak sulit
untuk digunakan oleh siswa SMP maupun tenaga pendidik. Guru BK bisa memanfaatkan
berbagai fiturnya untuk pemberian informasi yang lebih menarik, kuota yang dihabiskan
tidak terlalu banyak dibandingkan aplikasi lain, waktu yang lebih fleksibel memberikan
kesempatan guru BK untuk dapat memberikan informasi yang rinci dan lengkap dari berbagai
sumber yang ada, dan memberikan kesempatan kepada siswa agar bisa membaca dan
memahami informasi yang diberikan dengan santai tanpa terbatas waktu dan bisa dibaca lagi
kapanpun jika ingin belajar lebih lanjut lagi.
4. Faktor yang menjadi penghambat penggunaan aplikasi WhatsApp sebagai media pelaksanaan
layanan informasi pada masa pandemi di SMP NEGERI 3 Tebing Tinggi adalah jaringan
yang tidak stabil, serta kurangnya konsentrasi dan fokus siswa ke grup selama pembelajaran
berlangsung, karena gadget yang digunakan dapat memecah perhatian siswa ke aplikasi lain.
Saran
Adapaun saran dari peneliti yaitu diharapkan penggunaan WhatsApp sebagai media
pelaksanaan layanan informasi ini dapat berlanjut untuk kedepannya meskipun pembelajaran
sudah dilaksanakan secara tatap muka, sehingga informasi dapat di sebarkan lebih luas lagi.
Hampir seluruh siswa menggunakan WhatsApp dan media sosial lain setiap harinya, dan hal ini
bisa dijadikan peluang guru BK untuk memberikan layanan BK melalui WhatsApp dan bahkan
berlanjut ke media sosial lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. CV Jejak (Jejak Publisher)
Afnibar & Fajhriani,Dyla.(2020).Pemanfaatan WhatsApp Sebagai Media Komunikasi Antara
Dosen dan Mahasiswa Dalam Menunjang Kegiatan Belajar.Jurnal Komunikasi dan
Penyiaran Islam.Vol 11 (1).70-83
Fitri, E., Ifdil, I., & Neviyarni, S. (2016). Efektivitas layanan informasi dengan menggunakan
metode blended learning untuk meningkatkan motivasi belajar. Jurnal Psikologi
Pendidikan dan Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Konseling, 2(2), 84-92.
Magdalena, I., Suhaemi, S., Inayah, S., Hidayati, N. D., & Jaya, K. (2021). Pemanfaatan
Whatsapp pada Pembelajaran di Pendidikan Sekolah Dasar Negeri Karawaci Baru 1 di
Masa Pandemi Covid-19. BINTANG, 3(2), 346-358.
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SURAT
EDARAN NOMOR 3 TAHUN 2O2O TENTANG PENCEGAHAN CORONA y/RUS
D/SEASE (COVID-l9) PADA SATUAN PENDIDIKAN.
Mulyadi, Eko. (2020). Pembelajaran Daring Fisika Melalui WhatsApp. Google Form, Dan Email
Dalam Pencapaian Presensi Aktif Dan Hasil Belajar Peserta Didik. Jurnal Karya Ilmiah
Guru.Vol.5(1). 34-41.
Musdalifah, A. (2021). Media Daring Layanan Bk Di Masa Pandemi Covid-19. Ristekdik Jurnal
Bimbingan dan Konseling, 6(1), 109-113
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014
Tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Jakarta: Kemdikbud.
Pustikayasa, I. M. (2019). Grup WhatsApp sebagai media pembelajaran. Widya Genitri: Jurnal
Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu, 10(2), 53-62.
Widarini, D. A. (2019). Pemanfaatan Media Sosial dalam Sosialisasi Kesehatan Reproduksi dan
Nutrisi untuk Perempuan. Jurnal KMP (Jurnal Komunikasi Pembangunan), 17(1), 92-
101.

Anda mungkin juga menyukai