Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PENGGUNAAN WhatsApp Messenger

TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

Oleh : Moro, H.K.E.P

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengkaji dampak penggunaan WhatsApp Messenger terhadap
prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan Universitas
Ahmad Dahlan Yogyakarta mata kuliah Klasifikasi & Keanekaragaman Hewan II. Keberadaan
WhatsApp Messenger dapat berdampak positif dan sekaligus berdampak negatif bagi rmahasiswa.
Dengan WhatsApp Messenger semua informasi bisa diakses dengan mudah. Penggunaan internet
dapat membantu para akademisi dalam belajar. Adanya ketertarikan dalam kegiatan perkuliahan
akan membuat mahasiswa terpacu ingin mendapatkan prestasi yang baik. Prestasi merupakan
tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang untuk tujuan tertentu. Salah satu faktor yang membuat
keberhasilan prestasi belajar yaitu media belajar yang menarik.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi lapangan. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan
2013 yang tergabung dalam forum, berjumlah 41 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan
dokumentasi. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan WhatsApp messenger terhadap prestasi
belajar mahasiswa Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif penggunaan
WhatsApp Messenger sebagai media belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa pendidikan biologi
Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta angkatan 2013.

Kata kunci : WhatssApp messenger, prestasi belajar

Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, penggunaan alat-alat komunikasi sudah menjadi kebutuhan penting. Hal ini

terbukti dengan tingkat tingginya masyarakat Indonesia dalam menggunakan fasilitas telekomunikasi

modern seperti handphone (telepon seluler) dan internet. Dahulu, telepon seluler hanya berperan

sebagai media komunikasi telepon dan pesan singkat. Sekarang ini berbagai fitur dapat dipakai

menggunakan telepon seluler, misalnya layanan internet.

Internet merupakan salah satu hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi buatan

manusia. Internet adalah singkatan dari Interconnected Networking yang apabila diartikan dalam

bahasa Indonesia berarti rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian jaringan.

Dengan adanya internet setiap orang dapat mengakses informasi dengan lebih cepat, efisien serta

dapat melakukan berbagai hal dengan siapapun, dimanapun dan kapanpun tanpa batas waktu dan
tempat (Surya, dkk., 2006). Internet menyediakan berbagai layanan yang dapat dimanfaatkan

dengan mudah oleh penggunanya. Internet telah ditanamkan dalam perangkat handphone / telepon

genggam untuk meningkatkan fungsi komunikasi. Di dalam telepon genggam, internet dapat

digunakan untuk mengakses informasi melalui browser, mengikuti situs jejaring sosial dan

mendownload materi dari website tertentu. Contoh situs jejaring sosial adalah Friendster, Myspace,

Flickr, You Tube, Facebook, Twitter, WhatsApp Messenger, BBM, Line, dan lain-lain. Keberadaan situs

jejaring sosial memudahkan penggunanya untuk berinteraksi dengan orang-orang dari seluruh dunia

dengan biaya yang lebih murah dibandingkan menggunakan telepon.

Penggunaan situs jejaring sosial yang berlebihan dapat menurunkan motivasi belajar siswa.

Selain itu penggunaan situs ini juga dapat mengubah gaya hidup, bahkan mengubah cara

berperilaku, berkomunikasi, dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Terlepas dari dampak negatif,

situs jejaring sosial juga memiliki manfaat yang positif bagi pelajar. Situs jejaring sosial memberikan

dampak yang positif jika penggunaannya tidak berlebihan. Situs jejaring sosial dapat memberikan

informasi yang dibutuhkan dengan cepat, menambah wawasan dengan mencari tugas melalui

aplikasi pendidikan yang ada, menambah teman, menyelesaikan tugas dengan membuat grup-grup

khusus untuk berdiskusi bersama (Isjoni dkk., 2008). Dari berbagai fitur-fitur aplikasi yang canggih,

aplikasi WhatsApp Messenger adalah salah satu alat untuk berkomunikasi digunakan oleh semua

kalangan, termasuk mahasiswa yang tidak dapat terlepas dari kebutuhan akan berkomunikasi.

Mahasiswa cenderung hanya belajar saat ada perkuliahan tatap muka saja, dan kurang

mandiri dalam belajar. Diskusi tidak berjalan dengan baik, karena mahasiswa jarang mengajukan

pertanyaan di dalam kelas. Mahasiswa memilih pasif di kelas dan tidak terlibat dalam perkuliahan.

Beberapa kemungkinan penyebab mahasiswa pasif, diantaranya adalah : mahasiswa tidak

memahami materi, mahasiswa malu jika bertanya di kelas, mahasiswa tidak tertarik dan tidak peduli

dengan perkuliahan. Akibatnya, ketika dilakukan tes nilai mereka kurang memuaskan. Keadaan

tersebut menjadi tantangan bagi para dosen pengajar khususnya dosen mata kuliah Klasifikasi &

Keanekaragaman Hewan II. Proses perkuliahan selama ini hanya didefinisikan sebagai proses
pembelajaran melalui tatap muka di kelas. Padahal, melalui suatu media yang memungkinkan

belajar tanpa tatap muka, proses perkuliahan masih bisa berlangsung dan interaksi belajar antara

dosen dan mahasiswa masih bisa terlaksana (Surya dkk., 2006).

Pada penelitian ini, dosen mem-posting materi perkuliahan dalam bentuk gambar,

mengajukan pertanyaan dalam bentuk chat, atau sekedar menanggapi percakapan mahasiswa untuk

diarahkan ke diskusi akademis, selanjutnya mahasiswa dapat menanggapi dan berdiskusi mengenai

materi melalui kolom komentar. Dengan terjaganya aktivitas belajar mahasiswa tersebut diharapkan

akan meningkatkan hasil belajar mahasiswa (Riyanto, 2009). Hasil belajar merupakan bagian

terpenting dalam pembelajaran dan menjadi salah satu unsur dari proses belajar-mengajar. Nana

Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 3-4) disebutkan bahwa hasil belajar

merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar. Dari sisi dosen pengajar, proses

perkuliahan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Sedangkan dari sisi mahasiswa, hasil

belajar merupakan berakhirnya perkuliahan dari puncak proses belajar. Hasil belajar dapat dilihat

melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan

menunjukkan tingkat kemampuan mahasiswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Faktor internal

maupun eksternal dapat mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh. Penggunaan media

pembelajaran WhatsApp Messenger dapat menjadi faktor eksternal bagi peningkatan hasil belajar

mahasiswa.

Menurut Harun dkk. (2003) manfaat internet bagi pendidikan adalah dapat menjadi akses

kepada sumber informasi, akses kepada nara sumber, dan sebagai media kerjasama. Penggunaan

internet yang intensif dan tepat guna akan mempunyai korelasi yang signifikan terhadap prestasi

belajar. Ibrahim (1982) dalam Dubatar (2008) mengatakan bahwa media belajar mampu

membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam belajar. Fasilitas internet sebagai penunjang

kegiatan belajar mengajar di kalangan siswa sekolah menengah atas sudah mulai diterapkan.
Motivasi belajar yang tinggi akan mampu menunjang prestasi siswa. Hal ini dikuatkan oleh Supartini

(2008), bahwa motivasi belajar yang diukur dengan benar dapat melihat pengaruh secara signifikan

terhadap hasil belajar atau prestasi belajar siswa.

Dari uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahannya, yaitu “Bagaimana dampak

penggunaan WhatsApp Messenger terhadap prestasi belajar mahasiswa”. Peneliti membatasi ruang

lingkup permasalahan yang akan diteliti yaitu: 1.Subyek yang diteliti adalah mahasiswa kelas C

angkatan 2013 yang menggunakan aplikasi WhatsApp Messenger dan terhubung dengan kontak

forum WhatsApp Messenger peneliti. 2.Penelitian hanya dilakukan terhadap aplikasi WhatsApp

Messenger. Manfaat Penelitian : 1. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat

menambah wawasan dan melengkapi ilmu pengetahuan khususnya mengenai perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi. 2. Bagi pelaku akademik, penelitian ini diharapkan dapat

menjadi bahan referensi bersama dan menjadi masukan bagi pengguna aplikasi WhatsApp

Messenger khususnya pada dosen dan mahasiswa

Isjoni dkk. (2008) mendefinisikan teknologi komunikasi adalah peralatan-peralatan

perangkat keras, struktur organisasi, dan nilai sosial dengan mana individu mengumpulkan,

memproses dan terjadi pertukaran informasi dengan individu lain. Teknologi komunikasi mempunyai

peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena dapat menjadi alat pemersatu

bangsa dan masuk ke berbagai ranah kehidupan. Dampak dari teknologi komunikasi yaitu terjadinya

perubahan pada tingkah laku individual yang meliputi pengetahuan,sikap, atau tindakan yang terjadi

sebagai akibat dari penyampaian pesan komunikasi (Harun, 2003).

WhatsApp Messenger merupakan aplikasi online chat yang kompatibel dengan beberapa

jenis handphone, antara lain Iphone, Android, Blackberry, dan merk handphone lainnya. Akun

WhatsApp pada awalnya dibuat free, namun ada batasannya. Masa expire atau masa kadaluwarsa

akun WhatsApp adalah setahun. Jika ingin memakai lebih lama,bisa melakukan pembayaran sesuai

ketentuan dari WhatsApp. b. Melakukan percakapan melalui menu chat ,dapat meng-copy, men-

delete, atau memforward pesan. Gambar yang terkirim bisa di-forward. Selain itu juga dapat
mengirim pesan suara maupun share lokasi keberadaan pengguna. Juga menyediakan fitur grup

chat, dimana pengguna bisa mengumpulkan beberapa kontak untuk membuat sebuah grup chat.

Fungsi media komunikasi yang berteknologi tinggi ialah : a. Efisiensi penyebaran informasi b.

Memperkuat eksistensi informasi c. Mendidik/ mengarahkan/ persuasi d. Menghibur/ entertain/

joyfull e. Kontrol sosial (Munadi, 2008). Kesamaan Artikel berjudul The People’s Choice yang ditulis

oleh Paul Lazarfeld, Bernard Barelson dan H. Gaudet pada tahun 1944 menjadi titik awal munculnya

teori difusi-inovasi. Menurut teori ini sesuatu yang baru akan menimbulkan keingintahuan

masyarakat untuk mengetahuinya. Seseorang yang menemukan hal baru cenderung untuk

mensosialisasikan dan menyebarkan kepada orang lain.

Munadi (200) merinci proses belajar melalui media internet adalah akses sumber yang

relevan, download informasi yang relevan, berinteraksi dengan sumber, berinteraksi dengan orang

lain tentang sumber, membuat analisis tentang sumber, dan memiliki saran atau respon tentang

sumber. Sardirman (2000) menyebutkan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar

diantaranya adalah selalu ingin tahu dan adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan di masa

lalu dengan usaha yang lebih keras.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan peneliti adalah dengan metode studi lapangan. Jenis

penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Adanya data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar,

dan bukan angka-angka, hal ini disebabkan oleh adanya penerapan kualitatif. Selain itu data yang

dikumpulkan kemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang telah diteliti. (Moleong, 2001: 6).

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah remaja akhir usia 18-21 tahun

dengan menggunakan teknik purposif sampling. Pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik

tertentu yang dianggap memiliki hubungan dalam penelitian ini. Dimana sampel yang digunakan

sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu, dalam penelitian ini adalah masuk forum WhatsApp

berdasarkan tujuan penelitian. Data Primer merupakan data yang didapat dari sumber informan
pertama yaitu individu atau perseorangan seperti hasil chat / wawancara yang dilakukan oleh

peneliti. Pengguna WhatsApp Messenger selaku subyek penelitian yang terhubung dalam kontak

peneliti. Data Sekunder merupakan data nilai ujian tengah semester (UTS) yang telah diolah oleh

peneliti sebelumnya. Data ini digunakan untuk mendukung infomasi primer yang diperoleh baik dari

dokumen, maupun dari observasi langsung ke lapangan (Sugiyono, 2008).

Teknik analisa data kualitatif untuk proses analisis data dalam penelitian ini melalui

beberapa tahap. Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat tahapan-tahapan yang dilakukan,

diantaranya : a. Mengorganisasikan data b. Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema dan model

jawaban c. Menguji asumsi atau permasalahan yang ada terhadap data d. Menulis hasil penelitian

dari analisa statistik deskriptif (Irawan, 1995).

Hasil dan Pemabahasan

Informan yang dijadikan sebagai sampel penelitian adalah 41 (empat puluh satu) pengguna

aplikasi WhatsApp Messenger aktif yang mewakili populasi mahasiswa kelas C mata kuliah Klasifikasi

& Keanekaragaman Hewan II (KKH II). Berdasarkan hasil penelitian melalui chatting/wawancara

terhadap 36 mahasiswa aktif di forum menunjukkan bahwa WhatsApp Messengger dapat digunakan

sebagai media komunikasi untuk sumber berbagi informasi khususnya materi kuliah. Pengguna

tertarik memanfaatkan aplikasi ini sebagai sumber informasi disebabkan karena aplikasi ini dapat

memberikan informasi, tampilannya yang sederhana dan lebih kreatif serta mengikuti

perkembangan teknologi. Sebagian besar mahasiswa pengguna aplikasi ini tertarik memanfaatkan

sebagai media untuk pengumuman tugas dan kuliah, tanya jawab materi, dan berbagi foto. Fasilitas

yang menarik dan cenderung digunakan berupa audio (satu kali), video (belum pernah), gambar (144

kali).

Terciptanya sebuah proses komunikasi dalam media berupa WhatsApp Messenger tersebut

membuat komunikasi antarpribadi yang terjalin akan sangat potensial untuk mempengaruhi atau

membujuk orang lain. Dosen terlibat dalam 102 percakapan untuk memancing pertanyaan atau
mengarahkan diskusi, sedangkan 36 orang mahasiswa dari 41 mahasiswa pengguna WhatsApp

melakukan chat menjawab, berdebat, bertanya atau sekedar menanggapi bervariasi antara 1 sampai

39 percakapan perorang.

Jika dikaitkan dengan teori penetrasi sosial (Lazarfeld et al., 1944), dijelaskan bagaimana

dalam proses berhubungan dengan orang lain, terjadi berbagai proses gradual, di mana terjadi

semacam proses adaptasi di antara keduanya. Pada awal pembuatan grup / forum tanggal 25

Februari 2015 masih terbatas aktifitas memasukkan grup dan permintaan bergabung. Baru pada

tanggal 1 April 2015 forum lebih banyak digunakan untuk konfirmasi tugas, berbagi informasi, dan

komentar perkuliahan. Pada tanggal 23 April 2015, merupakan aktifitas yang didokumentasi terakhir

dengan aktifitas lebih ke tanya jawab materi, saling mengkoreksi pemahaman materi, dan berbagi

latihan soal. Dalam komunikasi di WhatsApp terdapat tiga aspek yang mendukung motivasi seperti

pendapat Uno (2006). Pertama, komunikasi forum akan berhasil jika terdapat perhatian yang positif

terhadap diri seseorang. Kedua, komunikasi forum akan terpelihara dengan baik jika dukungan

terhadap orang lain dikomunikasikan. Ketiga, suatu perasaan positif dalam situasi chat, bermanfaat

mengefektifkan diskusi.

Pemanfaatan WhatsApp dilihat dari segi pengaruhnya terhadap prestasi belajar

dibandingkan dari mahasiswa yang mengikuti forum WhatsApp Messenger KKH II dengan yang tidak

mengikuti, serta mahasiswa yang aktif dalam chat dengan yang tidak aktif. Tiga orang yang aktif

(lebih dari 25 percakapan) adalah Nurmaida, Vellin, dan Audyna Riomi, sedangkan yang kurang aktif

(kurang dari 5 percakapan) adalah Renny H, Weni Listia, Rosalina, Atikah, Nining, Arif Erlangga dan

Wahyu W. Nilai UTS kelas rata-rata 67 dari 61 mahasiswa. Nilai tertinggi 92 diperoleh Rosalina

(kurang aktif dalam forum), sedangkan Vellin 88, Nurmaida 80, dan Audyna Riomi 88, yang termasuk

aktif di forum WhatsApp. Nilai terendah 20 diperoleh Ratih, Rifki dan Robiatun yang tidak masuk

forum WhatsApp. Dari hasil ini terlihat adanya pengaruh keaktifan dalam forum WhatsApp terhadap

prestasi belajar dalam hal ini nilai UTSnya.


Ada yang menarik dalam penelitian ini, dimana peraih nilai UTS tertinggi (92) justru bukan

yang aktif dalam forum. Rosalina hanya terlibat dalam satu kali percakapan dengan isi konfirmasi

materi. Hal ini menunjukkan bahwa tidak selalu keaktifan dan penggunaan WhatsApp Messenger

memberikan pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar. Faktor yang menyebabkan adalah 1. Aktif

dalam forum dengan sejumlah chat bukan merupakan ukuran belajar sebenarnya, namun isi chat

nya yang lebih menentukan 2. Belajar merupakan kombinasi unik dari aktif bertanya, dan

mengkonfirmasi permasalahan, bukan hanya bertanya dan menjawab. Hal ini sama seperti pendapat

Sagala (2008) dan Djamarah Z (2006).

Kesimpulan

Dari hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan yaitu: Aplikasi Whatsapp dapat digunakan

sebagai media pembelajaran di luar kelas antar dosen dengan mahasiswa dan mahasiswa dengan

mahasiswa lain, khususnya sebagai media belajar yang lebih sederhana dan efisien. Penggunaan

WhatsApp memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa, walaupun bukan sebagai

faktor satu-satunya.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Rhineka Cipta. Jakarta.
Dubatar, Jalarwin. Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Pengelasan Pada Siswa
Yang Berprestasi Tinggi Dan Rendah Di SMK SWASTA 1 Trisakti Laguboti -Kabupaten Toba
Samosir [skripsi]. 2008.
Harun, Jamalludin dan Zaidatun Tasir. 2003. Multimedia Dalam Pendidikan. PTS. Publications:
Bentong. Tersedia: http://www.jz-media.com [18 Maret 2007] dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang.
Irawan, S. 1995. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Isjoni, Ismail, dan Mahmud. 2008. ICTU ntuk Sekolah Unggul. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Lazarfeld P; B Barelson; H Gauget. 1944. The People Choice. US
Moleong. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Munadi, Y. 2008. Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru. Gaung Persada Press. Jakarta.
Riyanto, Y. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Kencana. Jakarta.
Sagala, S. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta.Bandung.
Sardiman, A,M. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.
Supartini. Hubungan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa di SMK Al-Hidayah I Jakarta
Selatan [skripsi]. Jakarta: Fakultas PDU/Administrasi Perkantoran, Sekolah Tinggi Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (STIKP) Purnama. 2008
Surya, Mohamad. Potensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Penigkatan Mutu
Pembelajaran di Kelas. Di dalam: Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk
Pendidikan Jarak Jauh dalam Rangka Peningkatan Mutu Pembelajaran; Jakarta, 12
Desember 2006
Uno, H.B. 2006. Teori Motivasi & Pengukurannya : Analisis di Bidang Pendidikan. Bumi Aksara.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai