Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Mts Darul Ulum Palangka Raya
Nurul Komariyah
Program Studi Tadris Fisika, FMIPA, Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya, Indonesia
E-mail : nurulkoma06@gmail.com
Abstrak
Media sosial adalah layanan paling populer dan paling banyak di gunakan saat ini. Para
penggunanya bisa berkomunikasi satu sama lain, berinteraksi, berbagi, berbagai kegiatan,
berdiskusi, dan berbagai kegiatan lainnya. Saat ini, salah satu media sosial yang sangat
mudah dan paling banyak digunakan dengan mudah oleh peserta didik adalah aplikasi WA.
Penggunaan WA dalam proses pembelajaran akan memberi peserta didik kemampuan untuk
mendapatkan lebih banyak informasi, lebih terhubung dengan pendidik, kelompok belajar,
dan sistem lainnya yang memiliki topikdan masalah yang smaa. Hal ini membuat proses
pembelajaran akan menjadi lebih menarik. Observasi penelitian ini untuk melihat peran
aplikasi WA sebagai media dalam mempelajari metodologi penelitian untuk meningkatkan
kegiatan belajar siswa. Tujuan dari observasi penelitian ini adalah untuk mengetahui seajuh
mana peran aplikasi WA digunakan untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran dalam
mempelajari mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) pada materi zat aditif & zat
adiktif. Data observasi penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif degan
menggunakan presentase
Kata Kunci ; WA, Belajar, sosial media.
Abstract
Social media is the most popular and most used service today. Its users can communicate
with each other, share, various activities, discuss, and various other activities. Currently, one
of the social media that is very easy and the most commonly used easily by students is the WA
application. The use of WA in the learning process will give students the ability to get more
information, be more connected to educators, study groups, and other systems that have the
same topics and problems. This make the learning process more interesting. The research
observation is to see the role of the WA application as learning medium in studying research
methodologies to improve student activities. The purpose of this research observation is to
finde out to what extent the role of the WA application is used to improve learning activities
in natural science (IPA) in additive & addictive substances. The observational data of this
study were analyzed using descriptive methode using percentanges.
Keywords : WA, learn, study, social media.
PENDAHULUAN
Menurut data satuan tuga Covid-19 lebih dari 300.000 orang di Indonesia telah
terpapar Covid-19 (Satgas Covid-19). Hal tersebut tentu membawa dampak luar biasa bukan
hanya bidang perekonomian tapi juga dunia pendidikan. Pandemi Covid-19 telah mengubah
sistem pendidikan, mulai dari jenjang bawah hingga Perguruan Tinggi, dan sistem tatap muka
(konvensional) menjadi sistem daring (E-Learning) (Surat Edaran Kemendikbud Dikti Tahun
2020). Pembelajaran daring adalah sistem pembelajaran yang dapat mempertemukan
mahasiswa dan dosen untuk melakukan interaksi pembelajaran dengan bantuan internet
(Kuntarto E, 2017). Sistem daring disinyalir mampu menekan angka penyebaran Covid-19.
Sistem pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran menggunakan media
internet (E-Learning) (KBBI 2020). E-Learning menyajikan pembelajaran yang fleksibel,
aksebilitas, konektivitas dan dapat menerapkan pembelajaran kolaboratif sehingga dapat
meningkatkan pemahaman dan keaktifikan peserta didik. E-Learning yang dirancang dengan
baik dapat memotivasi pelajar untuk menjadi lebih aktif dalam menggunakan konten
pembelajaran sehingga proses pembelajaran lebih interaktif. Interaktif membuat minat pelajar
sangat tinggi untuk mempelajari konten pembelajaran (Al-adwan, dan Smedly, 2012).
Teknologi E-Learning membuat peserta didik dapat mengontrol konten pembelajaran,
kecepatan belajar, waktu belajar, dan memungkinkan peserta didik untuk menyesuaikan gaya
belajar mereka (Arkorful, 2014). E-Learning telah mengubah cara penyampaian pengetahuan
dan dapat menjadi alternatif pembelajaran di dalam kelas (Zhang et al, 2004). Dengan
menerapkan pembelajaran secara praktis dapat menghasilkan pengalaman belajaryang lebih
efektif dan efisien, serta dapat meningkatkan partisipasi aktif dari pelajar (Algahtani, 2011).
Dengan demikian pembelajaran daring mengguakan teknologi dapat membuat peserta didik
menjadi lebih aktif.
Pelajar dan pengajar saat ini hidup di dunia Facebook, Twitter, Wikipedia, YouTube
dan WA. Banyak aplikasi jejaring sosial lainnya yang merupakan bagian dari apa yang
disebut Web Sosial. Hal ini ditandai dengan gagasan interaksi sosial, berbagi konten, dan
kecerdasan kolektif. Selain itu, peserta didik saat ini telah menghabiskan sebagian besar
waktu mereka di komputer, bermain game, pemutar musik digital, kamera video, ponsel,
serta Web itu sendiri. Karena terbiasa dengan ketelibatan yang terus-menerus dan melakukan
banyak tugas dalam kegiatan sehari-hari mereka, peserta didik memerlukan tingkat sosial dan
keaktifan belajar yang tinggi dalam pembelajaran.sedangkan pendekatan pengajaran fokus
pada konten pasif, oleh sebab itu, tidak lagi berlaku dan harus diganti, atau setidaknya
dilengkapi dengan proses pembelajaran yang sangat interakti (Raymond Chiong dkk, 20212 :
39).
Masa pandemi Covid-19 telah mengubah sistem pembelajaran tatap muka menjadi
sisrem daring (E-Learning). Pembelajaran E-Learning bukan hanya dapat menekan angka
penyebaran Covid-19 tetapi juga dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan bantuan
kecanggihan teknologi digital. Beberapa media E-Learning seperti kelas-kelas virt ual yang
menggunakan layan Zoom meeting, googlemeet, UmeetMe dan lain-lain membutuhkan akses
jaringan internet yang kuat dan kuota data internet yang cukup besar sehingga memberatkan
mahasiswa maupun siswa. Salah satu metode E-Learning yang mudah, murah, dan instan
digunkaan adalah aplikasi Whatsapp. Media ini bersifat portabel, kompak, dan praktis yang
dapat digunakan dimanapun peserta didik berada. Pemanfaatan fitur-fitur pada Whatsapp
diharapkan dapat membantu meningkatkan “gairah”pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) di masa Covid-19 di Mts Darul Ulum Kota Palangka Raya.
Selain itu, aplikasi WA memilikibanyak fitur obrolan salah satunya adalah obrolan
grup atau group chat. Fitur tersebut memungkinkan banyak pengguna WA mengobrol dalam
sebuah ruang obrolan yang biasa disebut sebagai grup, dengan jumlah maksimal anggota 250
pengguna. Obrolan grup dalam layanan WA dapat dibuat tanpa syarat, dan pembuat grup
dapat menmbahkan anggota hingga mencapai batas maksimal (Singgih Hutomo Aji, 2018 :
7).
Bertolak dari fakta-fakta tersebut, lewat peneitian ini penulis berupaya memanfaatkan
fasilitas yang disediakan layanan pesan instan WA untuk digunakan sebagai salah satu
sumber belajar mandiri pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) untuk
meningkatkan keaktifan belajar peserta didik. Guru dapat menyampaikan materi-materi yang
telah teringkas dalam bentuk file PDF menggunakan fitur pengiriman lampiran pada obrolan.
Aplikasi WA sendiri dipilih dengan pertimbangan bahwa layanan ini yang dianjurkan oleh
pihak sekolah dan paling banyak penggunanya dibandingkan dengan layanan lain yang
sejenis.penggunaan layanan pesan instan WA sebagai media pembelajaran diharapkan dapat
membantu peserta didik mendapatkan sumber belajar tambahan untuk mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam sehingga dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam belajar
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mereka.
Penggunaan media sosial yang sesuai harus dapat dimanfaatkan dengan optimal.
Selain itu, komunikasi dan interaksi dalam media sosial juga harus diperhatikan. Karena
terkadang media sosial selain memberikan manfaat juga tidak jarang menimbulkan dampak
negatif bagi pengguna yang kurang bijaksana. Sebagai pendidik masa depan, sudh sepatutnya
seorang pendidik mampu memnfaatkan segala yang tersedia dan berusaha mengubah potensis
negatif menjadi bermanfaat. Potemsi inilah yang dapat ditemukan dalam media sosial yang
sudah menjamur bahkan mempengaruhi pola pikir masyarakat. Salah satu contoh media
sosial yang sudah cukup menjamur bahkan hampir semua masyarakat telah menggunakannya
adalah aplikasi WA. Aplikasi yang jumlah penggunanya sudah bertambah banyak dari segala
tingkat sosial (Agus Suyudi & Khusaini, 2017 : 1-2).
Pentingnya pemanfaatan WA dalam pembelajaran inilah yang mendorong perlunya
penelitian dalam pengaplikasian sosial media terutama WA untuk meningkatkan
keprofesionalan pendidik masa depan. Penilitian ini berusaha memberikan gambaran awal
pengaplikasian WA dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam. Tulisan ini akan
memberikan gambaran pentingnya interaksi dan peningkatan kualitas komunikasi pendidik-
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Gambaran ini yang selanjutnya jadi pemicu bagi
meningkatnya profesionalitas pendidik masa depan dalam melayani dan mendorong peserta
didik untuk belajar lebih aktif.
LANDASAN TEORI
1. Media Pembelajaran
Proses belajar tidak sekedar menghafalkonsep atau fakta belka, tetapi lebih
merupakan kegiatan internalisasi antar konsep guna menghasilkan pemahaman utuh.
Menuruh Ahmadi dan Amri belajar lebih bermakna jika individu mengalami langsung apa
yang dipelajari dengan cara mengaktifkan secra maksimal potensi inderawi mereka
daripada hanya mendengarkan. Selain itu, salah satu faktor yang ada di luar diri peserta
didik adalah tersedianya media pembelajaran, yang memberikan kemudahan bagi peserta
didik untuk mempelajari materi pembelajaran sehinga menghasilkan belajar yang lebih
berkembang lagi (Ahmadi dan Amri Sofyan, 2011).
Penggunaan media pembelejaran pada tahap pembelajaran akan sangat membantu
keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi pelajaran pada saat itu.
Sadiman berpendapat bahwa media adalah segala sesuatu yang dpaat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Arif
S. Sadiman, dkk, 2010 : 7).
Penggunaan media tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan medianya, tetapi
yang paling penting adalah fungsinya dalam membantu mempertinggi proses
pembelajaran. Oleh karena itu dalam memilih media, seorang pendidik harus
memperhatikan dan mempertimbangkan media mana yang dianggap tepat untuk
menunjang pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, hadirnya media
sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan
hal-hal yang konkrit, baik dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya
belajar seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya dan berada
dibalik realitas. Karena itu media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal yang abstrak
dan menunjukkan hal-hal tersembunyi (Jamil Suprihatiningrum, 2013 : 319).
Manfaat dari WA ini juga pendidik dapat memberikan pengumuman terbaru melalui WA.
Pengumuman ini dapat memberikan notifikasi sarana WA untuk memebrikan informasi
terbaru ini juga mendapat respon yang bagus dari responden karena 72.12% menghindarkan
kesalahpahaman dan memebrikan kemudahan dalam mengikuti pembelajaran berikutnya.
Penggunaan WA yang ebrtujuan untuk berbagi bahan ajar secara daring juga
mendapat sambutan yang bagus dari peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara, responden
menyatakan bahwa kemudahan mempermudah memperoleh bahan ajar karena untuk
mempermudah belajar dimanapun dan kapanpun. Akan tetapi ada sebagaian peserta didik
yang tidak memiliki handphone untuk melaksanakan pembelajaran daring ini, atau juga ada
peserta didik yang meminjam atau menggunakan WA orang tuanya untuk kegaiatan
pembelajaran daring. Itu merupakan hambatan atau kesulitan peserta didik dalam
melaksankaan pembelajaran, karena bisa saja orang tua dari peserta didik berangkat bekerja
dan pada jam tersebut juga peserta didik itu ada pembelajaran, jadi peserta didik etrsebut
terpaksa tidak mengikuti pembelajaran dikarenakan tidak memiliki handphone pribadi.
Penggunaan WA sebagai media pembelajaran pada mata pembelajaran IPA dengan
materi zat aditif & zat adiktif mneunjukkan respon positif serta bermanfaat dalam kegiatan
pembelajaran. Keefektifan ini disebabkan oleh mudahnya mengakses WA sebagai pesan
instan. Penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan WA ini sebaiknya dilakukan dengan
memfokuskan peranannya dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
Dalam penggunaan E-learning sebagai media pembelejaran harus didukung dengan
sarana dan prasarana yang memadai seperti adanya komputer atau handphone dan koneksi
internet agar pembelajaran tanpa e-learning dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi dan Amri Sofyan. PAIKEM GEMROT (Pengembangan Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, Menyenangkan, gembira dan Berbobot, Jakarta : PT Prestasi
Pustakarya, 2011.
Aji, Singgih Hutomo. “Pnegembangan Aplikasi Layanan Pesan Instan WA Sebagai Sumber
Belajar MAndiri Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Materi
Pokok Efek Rumah Kaca Peserta Didik Kelas XI SMAN 1 Purwokerto. “Program
Studi Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta, (2018) : 2, 7, 16, 45-46.
Al-Adwan A,. Dan Smedly J. (2012). Implementing E-Learning in the Jordanian Higher
Education System: Factors Affecting Impact. Unternational Journal of Education
and Development using Informayion and Communication Technology (IJEDICT),
8(1) : 121-135.
Alghantani A F. (2011). Evaluasting the Effectivencess of the E-Learning Experience in Some
Universities in Saudi Arabia from Male Students’ Perceptions. Durham theses.
Durhan University.
Alpiyah, Ulil. “Keaktifan Belajar Siswa Disekolah Ditinjau Dari Metode Pembelajaran Guru
dan Kelengkapan Fasilitas Pada Mata Pelajaran Collaborative Learning in Higher
Education.” ACHI (2012) 285-290.
Chiong, Raymond, dkk. “Social Networking, Teaching, and Learning, Interdiscip.”J.
Information, Knowledge, Manag, vol.7, (2012) : 39-43.
Hadi, Baskoro. Emanfaatan Aplikasi WA Pada Pembelajaran Berbasis Blendedn Learning di
SMKN 1 Sragen. “https://jurnal.fkip.uns.id/index.php/teknodika/article/view/8276,
(2015): 1
Khairina, Arini Izzati.“Pengembangan Media Sosial WA sebagai Media Pembelajaran
Bahasa Arab di SMP IT Masjid Syuhada Yogyakarta. “Program Studi Pendidikan
Islam, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, (2016) : 8.
Kuntarto, E. (2017). Keefektifan Model Pembelajaran Daring Dalam Perkuliahan Bahasa
Indonesia di Perguruan Tinggi. Indonesian Languagr Education and Literature,
3(1) : 99-100
Sadiman, Arif S, dkk. Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya.
Jakarta : Rajawali Press. 2010.
Singgih, H. A. & Suparwoto. 2018. Pengembangan Media Belajar Mandiri Bebrbasis
Aplikasi Whatsapp Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Kelas XI
SMA Negeri 1 Purwokerto. Jurnal Pendidikan Fisika Volume 7, Nomor 1 (36) : 29-
37.
Suprihatiningrum, Jamil. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: ARRuzz
Media, 2013.
Suyudi, Agus dan Khusaini Khuasaini. “Optimalisasi Penggunaan WA dalam Perkuliahan
Penliaian Pendidikan Fisika,” JRKPF UAD, 4. (1). Diakses pada tanggal 28 Januari.
Zhang, D., Zhao, J. L,. Zhou, I,. & Nunamaker, J. F (2004). Can e-learning replace classroom
learning? Communication of the ACM. https://doi.org/10.1145/986213.986216