Anda di halaman 1dari 7

Manajemen Susut PT.

PLN (Persero) Rayon Siak dengan Menggunakan Metode


Perhitungan Rumus Susut Jogja

Ainur Rohmah1), Ir. Edy Ervianto2)


1)
Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Riau , 2)Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau
Program Studi Teknik Elektro S1, Fakultas Teknik Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. HR Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru, Panam,
Pekanbaru 28293
Email: ain.ainurrohmah@gmail.com

ABSTRACT
As solely company to manages electricity in Indonesia PT. PLN (Persero) often suffer from
business loss due to the following reason, i.e. vulnerability power, unsecure risk, improper
finance cost, unknown billing target for street’s lighting. To anticipate those problem PLN has
conducted best practice in term of losses management which known by Rumus Susut Jogja. This
paper proposed this method for PT. PLN (Persero) Rayon Siak to overcome above mentioned
problems. Rumus Susut Jogja method has several mechanisms to perform analysis. Firstly,
collect the data assets, production’s data, and selling’s data according to the unit’s condition.
Then, the process continue by Rumus Susut Jogja to get each losses value. The result of Rumus
Susut Jogja was presented in Chart Dupont which divide losses into two part, i.e. technical
losses and non-technical losses, so we can evaluate and analyst the losses. Based on the data
calculation, PLN Rayon Siak on February 2016 shows the high range losses still remain with
11,59% total losses. This value is approaching the value that showed by [Khord, H.M.,
et.al.,2002]. Overalls, Rumus Susut Jogja has proven for PLN Rayon Siak able to obtained the
exact value of total losses line distribution and successfully to achieve the target into 7,35% by
December 2016.

Keywords: losses, calculation method, rumus susut jogja

1. PENDAHULUAN Susut pada jaringan distribusi dalam


sistem ketenagalistrikan merupakan
PT. PLN (Persero) sebagai satu-satunya kehilangan kwh energi yang tidak dapat
perusahaan listrik negara yang dimanfaatkan, sehingga hal ini merupakan
bertanggungjawab pada sistem kelistrikan di salah satu bentuk pemborosan energi serta
Indonesia masih sering mengalami kendala menurunkan efisiensi. Pada dasarnya susut
dalam melaksanakan proses bisnis jaringan distribusi dapat dibedakan menjadi
ketenagalistrikan. Salah satunya yakni dua bagian yaitu:
kerugian yang menyangkut energi yang 1. Susut teknis
hilang. Menurut temuan pemeriksaan BPK 2. Susut non teknis
tahun 2007 dan 2008 PLN kehilangan Berbagai usaha penekanan susut teknis
potensi pendapatan penjualan tenaga listrik maupun non teknis dilakukan untuk
yang berasal dari Inkonsistensi data mengurangi kerugian yang diderita
lapangan dengan SILM dan cara perusahaan akibat kehilangan kwh. Dengan
perhitungan susut TM dan TR. Hal ini mengidentifikasi penyebab tingginya angka
disebabkan karena dalam setiap verifikasi susut secara tepat maka selanjutnya dapat
susut cara menghitung BPP masih tidak ditentukan langkah-langkah yang efektif dan
seragam. efisien dalam menekan susut tersebut.

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 1


II. SUSUT (LOSSES) menghitung rumus susut yani antara lain :
“Susut (losses) adalah sejumlah energi 1. Form 12RB (Neraca Energi)
yang hilang dalam proses pengaliran energi 2. Form 12C (Data Aset Jaringan) yang
listrik mulai dari Gardu Induk sampai terdiri dari :
dengan konsumen. Apabila tidak terdapat a. Form 12C1 (Data Aset JTM)
gardu induk, susut (losses) dimulai dari b. Form 12C4 (Data Aset Trafo)
gardu distribusi sampai dengan konsumen”. c. Form 12C6-1 (Data Aset JTR)
(Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 3. TUL 309 (Laporan Penjualan)
431/KMK.06/2002, 2002,4) 4. Laporan FGTM
Pada PT. PLN (Persero) susut memiliki
arti yakni selisih antara energi yang III. RUMUS SUSUT JOGJA
dibangkitkan dengan energi yang dijual pada Rumus Susut Jogja terdiri dari tiga
konsumen. Banyak factor yang dapat bagian yakni perhitungan susut secara
menyebabkan susut antara lain, dari segi langsung, data seperti yang telah dijelaskan
teknis yakni susut jaringan dan dari segi non sebelumnya, dan Rumus Susut Jogja itu
teknis yakni adanya tindakan dikarenakan sendiri. Ketiga komponen tersebut berada
factor manusia (human eror) yang dalam satu file sehingga memudahkan
menyebabkan energi tersebut hilang. Dalam dalam menggunakan nya dan melakukan
menganalisa kedua factor tersebut (teknis perhitungan maupun analisa.
dan non teknis) akan dijabarkan penyebab 1. Perhitungan Primer
terjadinya susut dalam metode fishbone Perhitungan data primer merupakan
berikut ini : langkah awal untuk memperoleh kWh
Produksi Netto yang sudah siap dijual
atau disalurkan ke jaringan listrik.

Gambar 1. Diagram Fishbone Penarikan


Akar Masalah Susut
Metode perhitungan Susut dengan
menggunakan Rumus Sust Jogja pertama Gambar 2. Perhitungan Primer
kali diperkenalkan untuk digunakan Rumus Susut Jogja
di PT. PLN (Persero) pada tahun 2012. Susut Total pada perhitungan primer
Kumpulan rumus ini disepakati di Jogja yakni Penerimaan dikurangi Penjualan
pada saat pertemuan pembahasan Strategi Total dan kWh kirim ke unit lain serta
Penurunan Susut.Seperti telah dijelaskan pemakaian sendiri maka diperolehnya
sebelumnya, hal yang melatarbelakangi kWh Susut Total.
pembuatan kesepakatan ini dikarenakan 2. Perhitungan Data Teknis
tidak adanya keseragaman pada semua Unit Sebelum melakukan perhitungan pada
di PLN dalam menghitung susut sehingga rumus susut jogja, data asset yang telah
menyulitkan tolok ukur yang pas guna diperoleh dari data di lapangan dan
menentukan strategi penurunan susut yang dicatat pada Form 12C perlu diolah
tepat dan keseluruhan. terlebih dahulu dalam perhitungan
berikut :
Data Perhitungan yang digunakan untuk

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 2


e. Perhitungan SR

Gambar 9. Perhitungan Data Teknis SR


Gambar 3. Perhitungan Tahanan
Data Teknis 3. Perhitungan Susust
Komponen Perhitungan Data Teknis antara Perhitungan inti Rumus Susut Jogja
lain : terdapat pada lembar perhitungan susut.
a. Perhitungan Jaringan SKTM Ada tiga bagian dalam perhitungan ini :
perhitungan primer yang telah dijelaskan
sebelumnya untuk memperoleh susut
total, perhitungan faktor yang
memperngaruhi susut dan perhitungan
susut teknis.
a. Faktor Susut
Gambar 4. Perhitungan Data Teknis SKTM Sebelum menghitung susut, perlu
b. Perhitungan Jaringan SUTM dihitung terlebih dahulu factor-faktor
yang mempengaruhi besaran susut
tiap-tiap komponen jaringan distribusi.
Komponen tersebut yakni : Faktor
Beban (LF), Faktor Susut (LLF),
Gambar 5. Perhitungan Data Teknis SUTM Faktor Kerja (FK/Cosphi), Tahanan
Penghantar (R), Faktor Koreksi (FK)
c. Perhitungan Jaringan TR
dan periode perhitungan.

Gambar 6. Perhitungan Data JTR


d. Perhitungan Trafo Distribusi

Gambar 10. Faktor yang Mempengaruhi


Perhitungan Susut Teknis
Gambar 7. Perhitungan Data Transformator
Faktor Beban diperoleh dari lembar
Berbeda dengan perhitungan jaringan, LF sebelumnya yakni perhitungan dari
pada transformator bagan rumus terlihat data TUL 309 (Penjualan) dengan
pada gambar berikut : bagan sebagai berikut :

Gambar 8. Bagan Perhitungan Rugi-rugi Gambar 11. Bagan Perhitungan


Trafo Distribusi Faktor Beban

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 3


b. Susut Teknis - Perhitungan rugi beban puncak dapat
Susut teknis dihitung pada masing- dilihat pada bagan:
masing jaringan dengan data teknis
sebelumnya. Berikut tampilan
perhitungan susut teknis :

Gambar 15. Bagan Perhitungan


Rugi Beban Puncak

- Susut I2R merupakan susut teknis pada


masing-masing jaringan dengan rumus :
Gambar 12. Perhitungan Teknis Jaringan =(Jumlah*Rugi Beban Puncak*Faktor Susut*Periode)

- Input merupakan kWh penjualan pada - Susut I2R vs Input merupakan


masing-masing jaringan perbandingan susut teknis terhadap input
- Jumlah dan Panjang jaringan sesuai masing-masing jaringan
dengan data teknis - Susut I2R vs Input total merupakan
- Panjang rata-rata diperoleh dengan perbandingan susut teknis terhadap input
membagi panjang jaringan dengan total yakni produksi kWh
jumlah jaringan
- Hubungan node dengan factor koreksi 3. Hasil Rumus Susut Jogja
dijelaskan pada bagan berikut :
Rumus Susut Jogja merupakan metode
yang digunakan untuk menganalisa susut
pada Unit PLN, yakni dengan menghitung
besaran susut dan memetakan sumber susut
agar dapat dilakukan manajemen susut yang
tepat dan efisien. Kedua fungsi tersebut
diharapkan dapat menjadi solusi untuk
menekan angka susut dan meningkatkan
Gambar 13. Bagan Perhitungan Faktor keandalan serta keamanan pasokan listrik
PLN. Berikut hasil yang didapatkan dari
Koreksi dan Node Penggunaan Rumus Susut Jogja:
- Rugi besi dan rugi tembaga adalah LFE
dan LCU pada data teknis 1. Dupont Chart
- Arus Ekivalen dapat dilihat komponen Adalah bagan pemetaan susut
penyusun nya pada bagan: berdasarkan sumber penyebab susut yang
disajikan dengan besaran susut masing-
masing komponen sesuai hasil yang
diperoleh dari perhitungan rumus susut
jogja disajikan dalam bentuk nilai.
Sesuai Dupont Chart dapat kita
identifikasi pada bagian mana penyebab
susut dengan nilai kWh terbesar,
Gambar 14. Bagan Perhitungan
Arus Ekivalen sehingga dalam penanganan nya pun

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 4


tepat. Berikut tampilan Dupont Chart
Rumus Susut Jogja :

Gambar 18. Diagram Pareto Upaya


Penurunan Susut
Gambar 16. Dupont Chart Rumus
Susut Jogja Dari diagram pareto tersebut terdapat
banyak kegiatan yang mempunyai
2. Manajemen Susut dampak besar dengan tingkat kesulitan
Manajemen Susut dimulai dengan rendah, namun dalam jangka panjang
menghitung susut secara akurat, diperlukan pula upaya yang terus
kemudian mengidentifikasi sumber susut, berlanjut. Oleh karena itu disusun Action
hingga menyusun tindakan yang tepat. For Improvement dimana upaya-upaya
Berikut tren susut PLN Rayon Siak tersebut dapat dilakukan oleh Unit
menggunakan Rumus Susut Jogja : secara bertahap dan berkesinambungan.
Berikut beberapa Action For
Improvement yang dilaksanakan.

1. Pengecekan Sambungan JTM


Pengecekan sambungan dapat dilakukan
dengan menggunakan Thermovision
seperti gambar berikut :

Gambar 17. Tren Susut PLN Rayon Siak

Setelah dilaksanakan identifikasi


permasalahan diperoleh beberapa peluang
untuk ditindaklanjuti sehingga dapat
mencapai target penurunan susut. Action
For Improvement (AFI) dimaksudkan
untuk menganalisa peluang tersebut
Gambar 19. Pengecekan Sambungan JTM
hingga mencapai suatu solusi.
Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 5
2. Pemeliharaan Gardu Distribusi 5. Penggantian kWh Meter
Pemeliharaan gardu distribusi dapat KWH Meter merupakan komponen
dilakukan dengan dua cara yakni penting dalam proses bisnis PLN dimana
memeriksa dan memperbaiki kondisi kWh Meter merupakan tolok ukur
fisik Gardu dan menyeimbangkan beban penjualan energi listrik disisi pelanggan.
trafo. Salah satu cara memperbaiki susut Saat ini terdapat dua jenis kWh Meter
pada Trafo Distribusi yang memiliki yang dipergunakan PLN yakni kWh
dampak besar namun sedikit upaya Meter jenis Prabayar dengan Pascabayar.
adalah dengan menyesuaikan Tap Trafo Dengan mengelompokkan jenis
sehingga meningkatkan mutu tegangan kerusakan kWh kita dapat
serta keandalan jaringan. mengidentifikasi permasalahan kWh
rusak/macet di PLN dan melakukan
3. Perbaikan SR Deret tindakan yang tepat dalam menangani
masalah kWh Meter Macet/Rusak.
SR Deret yang diperboleh oleh PLN tidak
lebih dari 7 tarikan dari tiang JTR
sehingga perlu dilakukan perbaikan yakni
dengan memindahkan tarikan SR Deret
yang tidak sesuai agar terjadi
keseimbangan beban dan mengurangi
drop tegangan.

Gambar 21. Faktor Internal Penyebab


kWh Meter Rusak

Gambar 20. Gambar Sebelum dan


Setelah Perbaikan SR Deret

4. Penertiban PJU Gambar 22. Faktor Eksternal Penyebab


PJU yang tidak terdaftar pada data PLN kWh Meter Rusak
merupakan PJU Illegal yang wajib
ditertibkan.Akan tetapi memutus PJU 6. Pelaksanaan P2TL
bukan lah satu-satunya solusi untuk Sesuai dengan SK No. 1486.K/DIR/2011
mengurangi susut. Langkah yang dapat tentang Penertiban Pemakaian Tenaga
dilakukan untuk mengatasi kWh yang Listrik PT. PLN (Persero) membagi jenis
hilang akibat PJU yakni dengan mendata pelanggaran pencurian listrik menjadi
PJU Illegal dan membuat tagihan susulan tiga yakni P1 (penggunaan kWh Meter
yang perlu dibayarkan oleh Pihak tanpa MCB yang sesuai), P2
Pemerintah yang bertanggungjawab. (Penggunaan energi listrik tanpa melalui
Penertiban PJU meliputi PJU (Legal) KWH Meter), P3 (Penggunaan energi
yang sudah terdaftar dan PJU yang belum listrik tanpa KWH Meter dan MCB) dan
terdaftar (Illegal). P4 Non Pelanggan.
Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 6
Dengan Action For Improvement tersebut Hermandos, Roni., M. Mujahidin, dan
kita dapat menyusun Action Plan dengan Nusyirwan, Deny. 2013. Perhitungan
Monitoring per Bulan sehingga dapat di Susut Tegangan Sistem Distribusi 20kVa
evaluasi dan di analisa lebih lanjut. Berikut pada Penyulang Panaran PT. PLN
bentuk Action Plan PLN Rayon Siak : Batam.Universitas Maritim Raja
Ali.Batam Center.

Yongping, Zhang. 2010. Line Losses


Management System Of Distribution
Network Based On Local Area Network.
Bohai Shipbuilding Vocational College.
China.

Sabputra, Yuniar Adi. 2010. Analisa


Susut Energi Non Teknis Pada Jaringan
Distribusi PT. PLN (Persero) UPJ
Kendal.Materi Seminar Tugas Akhir.
Gambar 23. Action Plan Penurunan Susut Universitas Diponegoro. Semarang.

4. Kesimpulan Handoyo, Amir. 2011. Analisa


Dalam pembuatan skripsi yang berjudul Perhitungan Susut Teknik Pada PT. PLN
“Manajemen Susut PT. PLN (Persero) (Persero) UPJ Semarang Tengah. Materi
Rayon Siak dengan Menggunakan Metode Seminar Tugas Akhir. Universitas
Perhitungan Rumus Susut Jogja” penulis Diponegoro. Semarang.
mendapatkan beberapa kesimpulan yakni :
1. Rumus Susut Jogja merupakan metode Nasir Malik, Muh. 2009. Analisis Losses
perhitungan yang sesuai dengan standar Jaringan Distribusi Primer Pada
PT. PLN (Persero) yakni mencakup Penyulang Adhyaksa Makassar.
semua komponen jaringan distribusi Makassar : Media Elektrik, Volume 4
20kV baik teknis maupun non teknis Nomor 1, Juni 2009.
2. Dengan menggunakan metode
perhitungan rumus susut jogja dapat H. M. Khodr, J. Molea, I. Gracia, C.
diketahui akurasi angka susut yang Hidalgo, P.C.Paiva, J.M. Yusta, and
ditampilkan pada Chart Dupont untuk Alberto J. Urdaneta, Senior Member,
kemudian disusun menjadi action plan IEEE, “Standard Levels of Energy Losses
penurunan susut. in Primary Distribusi Circuits for
3. Manajemen susut PLN Rayon Siak SCADA Application”, IEEE Trans.
menggunakan metode perhitungan rumus Power Syst., Senior Member,
susut jogja berhasil menurunkan susut IEEE,vol.17, no.3, Aug. 2002.
secara efektif terlihat pada tren susut siak
yang semakin menurun dari 11,52% pada Leonardo M. O. Queiroz, Marcio A.
awal tahun 2016 menjadi 7,35% pada Roselli, Celso Cavellucci, Member,
akhir tahun. IEEE, and Christiano Lyra, Senior
Member, IEEE, “Energy Losses
5. Daftar Pustaka Estimation in Power Distribution
Systems”, IEEE Trans. Power Syst.,
Sarimun, Ir. Wahyudi. 2011. Buku Saku vol.27, no.4, Nov. 2012.
Pelayanan Teknik. Edisi Kedua.
Garamond. Depok.

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 7

Anda mungkin juga menyukai