JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG POLTEKES KEMENKES SEMARANG
2020/2021 A. Mekanisme Terjadinya Ovulasi 1. Fase Ovulasi
Ovulasi merupakan proses lepasnya sel telur dari ovarium menuju
tuba falopii, hari ke-14 pada siklus menstruasi 28 hari. Ovulasi (pelepasan sel telur) merupakan bagian dari siklus menstruasi normal,yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang dilepaskan bergerak ke ujung tuba falopii (saluran telur) yang berbentuk corong, yang merupakan tempat terjadinya pembuahan. Jika tidak terjadi pembuaha, sel telur akan mengalami kemunduran (degenerasi) dan dibuang melalui vagina bersamaan dengan darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan, maka sel telur yang telah dibuahi oleh sperma ini akan mengalami serangkaian pembelahan dan tumbuh menjadi embrio (bakal janin). Hal ini terjadi ketika pecahnya folikel telur yang matang dan melepaskan sel telur tersebut melalui tuba falopi ke arah rahim untuk mendapatkan pembuahan. Pada saat mendekati fase ovulasi terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan terjadinya hambatan terhadap pelepasan lanjutan FSH dari hipofisis. Turunnya konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan (luteinizing hormone) LH yang merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graff. Kondisi tersebut disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graff . Ovulasi terjadi secara teratur setiap bulannya yang berbanding lurus dengan siklus menstruasi yang teratur juga. 2. Fase Pasca Ovulasi Fase yang terjadi setelah ovulasi disebut sebagai postovulatory atau fase luteal. Setelah itu terjadi transformasi dari folikel yang telah hancur menjadi corpus luteum (corpus : tubuh, luteus : kuning), nama untuk pigmen kuning dan cadangan lemaknya. Corpus luteum mensekresi hormon – hormon yang melanjutkan persiapan untuk kehamilan. Apabila kehamilan tidak terjadi, maka corpus luteum menghentikan fungsinya setelah sekitar dua minggu dan siklus ovarium berulang Kembali. Fase pascaovulasi yang berlangsung pada hari kelima belas hingga hari kedua puluh delapan. Pada fase ini, folikel yang pecah berubah menjadi badan padat berwarna kuning yang disebut korpus luteum. Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron. Bersama hormon estrogen, hormon progesteron ini berperan dalam memelihara pertumbuhan endometrium sehingga siap untuk penanaman embrio. Namun demikian, apabila sel telur pada uterus tidak dibuahi, korpus luteum mengalami degenerasi menjadi korpus albikan. Akibatnya, sekresi hormon estrogen dan progesteron semakin menurun dan sebaliknya sekresi hormon FSH dan LH naik kembali. Karena darah tidak mengandung hormon estrogen dan hormon progesteron, endometrium tidak bisa bertahan dan luruh bersama darah. Ini menunjukkan fase pascaovulasi berganti menjadi fase menstruasi.
B. Mekanisme Terjadinya Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses pembuahan dimana terjadi penyatuan antara sel telur dan sel sperma. Pada saat dilakukan senggama, pria dapat mengeluarkan ratusan juta sperma Proses fertilisasi ini terjadi di dalam Tuba Fallopi tepatnya pada bagian ampulla. Ampulla Tuba Fallopi ini letaknya di dekat ovarium dan merupakan bagian terluas dari saluran telur. Selanjutnya sel telur akan bergerak menuju ke Tuba Fallopi. Pada Tuba Fallopi, sel telur akan mengalami pematangan dan menunggu untuk dibuahi sperma yang datang dari arah leher rahim, lewat uterus lalu tiba di Tuba Fallopi. Pada saat fertilisasi terjadi, sperma akan mengalami proses kapasitasi ketika bertemu dengan ovum. Kemudian sperma menembus zona pellucida sel telur. Saat sperma dapat menembus sel telur, hanya kepala sperma yang bisa masuk. Dari ratusan juta sperma, hanya akan ada satu sperma yang berhasil menembus. Jika proses fertilisasi atau pembuahan berhasil maka akan terbentuklah ZIGOT. Zigot ini kemudian akan bergerak dan melewati saluran oviduk kemudian menempel pada dinding rahim. a. Tahapan proses fertilisasi : 1. Penembusan sel -sel cumulus oofurus oleh spermatozoa 2. Ikatan spermatozoa – Zina Pelusida (protein ZP3) 3. Reaksi Akrosom, pengeluaran enzim hidrolitik oleh spz 4. Penetrasi ZP oleh spermatozoa 5. Ikatan spermatozoa dengan membran plasma sel telur (oolemma) 6. Peleburan membran plasma spermatozoa dengan oolemma (membrane plasma sel telur), spz masuk ke dalam sitoplasma sel telur 7. Aktivitas sel telur (melanjutkan pembelahan meiosis dan pencegahan polispermia) 8. Pembentukan pronucleus jantan dan betina 9. Syngami (penyatuan pronukleus jantan dan pronukleus betina) membentuk zigot C. Penjelasan Link Video Feto Maternal Youtube Setelah melihat video pada link youtube, video tersebut menceritakan tentang bagaimana proses perkembangan janin yang ada di dalam kandungan ibu yang diawali dengan proses pembuahan antara sel sperma dan sel telur. Sekitar 120 juta sperma yang dilepaskan oleh pria ketika senggama, hanya satu sperma yang dapat membuahi sel telur atau hanya satu sperma yang bertahan. Kemudian setelah sperma berhasil mencapai sel telur dengan menembus zona pellucida terjadilah proses pembuahan. Setelah proses pembuahan berhasil terjadi, terbentuklah zigot dengan satu sel tunggal pada hari pertama, dua sel pada hari kedua, empat sel pada hari ketiga, 16 sel (morula) pada hari keempat, kemudian membelah lagi menjadi blastokista melalui proses blastula, hingga pada hari ketujuh embrio akan berimplantasi dan menetap di dalam rahim hingga 9 bulan. Setelah embrio berimplantasi di dalam rahim, embrio akan terbentuk sesuai dengan bertambahnya usia kehamilan. Organ pertama yang terbentuk dan berdetak adalah jantung. Pada usia kehamilan keempat minggu tangan dan kaki mulai terbentuk atau bertunas, kemudian selanjutnya disusul dengan terbentuknya profil wajah secara perlahan. Embrio terus bertumbuh dan berkembang hingga berubah menjadi janin. Pada usia kehamilan 9 minggu, gerakan reflek syaraf mulai aktif. Pada usia kehamilan 10 minggu janin sudah dapat dilihat melalui USG 2 dimensi atau 4 dimensi. Pada usia kehamilan 11 minggu janin di dalam kandungan sudah dapat melakukan tendangan yang mungkin belum dirasakan oleh ibu. Kelamin janin mulai terbentuk pada usia kehamilan 12 minggu tetapi belum terlihat jelas, jari-jari tangan dan kaki mulai terbentuk pada usia kehamilan 16 minggu dan janin sudah belajar melakukan reflek menggenggam. Saat kehamilan memasuki usia 18 minggu janin mulai aktif menendang dan ibu sudah dapat merasakan tendangannya. Dari video tersebut dapat diketahui bahwa berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dengan melakukan USG dapat meningkatkan hubungan antara ibu dan janin. Usia kehamilan 24 minggu seluruh panca indera janin mulai bekerja, janin mulai merasakan makanan yang juga dimakan oleh ibunya melalui air ketuban serta pengenalan pada rasa ASI. Janin mulai mendengar yang ada di luar meskipun belum jelas serta reflex menghisap jarinya sudah dimulai dari dalam rahim. Selama masa kehamilan, suasana hati ibu hamil sangat berpengaruh pada janin, ibu hamil yang mengalami stress, dapat meningkatkan stress pada janin dan dapat berakibat pada kesehatan janin dimasa yang akan datang. Usia kehamilan 28 minggu lemak tubuh mulai banyak terbentuk, janin mulai dapat mengingat, mendengar dan mengenali suara ibunya, mengenali suara music klasik dan relaksasi yang dapat membuatnya tenang. Saat usia kehamilan memasuki 33 minggu, janin mulai bermimpi. Hingga usia kehamilan 40 minggu janin telah siap dilahirkan dan melihat dunia, hanya sekitar 5 % kehamilan yang tanggal tafsiran kelahirannya tepat, selebihnya lahir pada sekitar 2 minggu sebelum atau sesudah tanggal perkiraan. Perjuangan seorang ibu adalah perjuangan yang mulia. Proses kelahiran diawali dengan lahirnya bagian terendah janin, saat bayi lahir, tali pusatnya dipotong, bayi juga dapat langsung mencari putting susu secara alami. Selama 9 bulan, kemudian diawali dari sel menjadi embrio, kemudian menjadi janin yang berkembang menjadi triliyunan sel. Berawal dari pertemuan sel ayah dan ibunya menjadi terbentuk wajah, mata, sel syaraf, alat pencernaan, tangan, kaki dan jantungnya.