PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hingga saat ini sudah banyak program-program pembangunan kesehatan di
Indonesia yang ditujukan pada penanggulangan masalah-masalah kesehatan ibu
dan anak. Pada dasarnya program-program tersebut lebih menitik beratkan pada
upaya- upaya penurunan angka kematian bayi dan anak, angka kelahiran kasar dan
angka kematian ibu. (T.Mass, 2004)
Penyebab AKI di Indonesia menurut Direktorat Kesehatan Ibu pada tahun
2013 adalah perdarahan 30,3%, hipertensi 27,1%, infeksi 7,3%,dan partus lama
1, 8%. Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Tengah pada tahun 2016 pada triwulan
kedua di menurut hasil survey Dinas Kesehatan Jawa Tengah, sebesar 365 kasus.
Dari data yang ada AKI Kabupaten Kendal tahun 2016 sebanyak 21 kasus, 19
kasus pada tahun 2017, 25 kasus pada tahun 2018 dan sampai Maret 2019
sebanyak 3 kasus. Jumlah persalinan dengan pertolongan tenaga kesehatan di
Kabupaten Kendal pada tahun 2016 sebesar 15.594 ibu bersalin (96,8%). (“Profil
Kesehatan Kabupaten Kendal,” 2016)
Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu sewaktu
hamil atau dalam waktu 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung
pada tempat atau usia kehamilan. Indikator yang umum digunakan dalam
kematian ibu adalah Angka Kematian Ibu ( Maternal Mortality Ratio ) yaitu
jumlah kematian ibu dalam 100.000 kelahiran hidup.(Prawirohardjo, 2009).
Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Tengah tahun 2016 sebesar 273
kasus(6,94 per 1.000 kelahiran hidup). Dari data yang ada AKB Kabupaten
Kendal tahun 2015sebanyak 35 kejadian, 21 kasus tahun 2016, 25 kasus tahun
2017, 16 kasus tahun 2018 dan sampai Maret 2019 sebanyak 15 kasus AKB di
Kabupaten Kendal.(“Profil Kesehatan Kabupaten Kendal,” 2016)
Penyebab kematian Ibu pada tahun 2016 di Provinsi Jawa Tengah
disampaikan oleh Pengurus Daerah IBI Jawa Tengah, terdapat beberapa kasus,
antara lain, hipertensi sebanyak 26%, perdarahan 21 %, dan sisanya lain-lain
seperti karena penyakit jantung, DM, dll.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mempercepat penurunan AKI yaitu
dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu
yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca
persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi
1
komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan, dan pelayanan
keluarga berencana. (Profil Kesehatan Indonesia, 2015; h.135).
Berdasarkan kerangka konsep ini, intervensi dapat dilakukan dengan
mengurangi kemungkinan seorang perempuan menjadi hamil dengan upaya
Keluarga Berencana; mengurangi kemungkinan seorang perempuan hamil
mengalami komplikasi dalam kehamilan, persalinan, atau masa nifas dengan
melakukan asuhan antenatal dan persalinan bersih dan aman; mengurangi
kemungkinan komplikasi persalinan yang berakhir dengan kematian atau
kesakitan melalui Pelayanan Obstetri dan Neonatal Esensial Dasar dan
Komprehensif. Upaya ini yang dilandasi intervensi determinan antara dan
determinan jauh dikenal sebagai 4 pilar Upaya Safe Motherhood. Intervensi
melalui bidang kesehatan mempunyai dampak langsung, sedangkan intervensi
terhadap determinan lainnya mempunyai dampak menengah atau dampak jangka
panjang. (Prawirohardjo, 2009)
Hubungan yang terbentuk antara tenaga kesehatan profesional dengan klien
dalam pendampingan yang berkelanjutan, dapat memberikan pelayanan yang
holistik terhadap klien sehingga dapat menemukan masalah-masalah seperti
psikologis yang dialami ibu dan dapat memberikan penanganan yang tepat untuk
mencegah masalah potensial yang akan terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa
pelayanan yang berkelanjutan atau biasa disebut dengan Continuity of Care perlu
diberikan pada ibu untuk memberikan pelayanan yang baik pada masa kehamilan,
persalinan, nifas dan KB serta bayi baru lahir.
Pelayanan yang berkelanjutan atau yang disebut dengan Continuity of
midwifery care adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang
terus-menerus antara seorang wanita dan bidan. Seorang bidan memberikan
asuhan yang berkelanjutan berkaitan dengan kualitas pelayanan dari waktu
kewaktu yang membutuhkan hubungan terus menerus antara pasien dengan tenaga
profesional kesehatan. Layanan kebidanan disediakan untuk semua wanita mulai
dari prakonsepsi, hamil, bersalin dan nifas, baik dengan resiko rendah maupun
dengan resiko tinggi yang berhubungan dengan obstetri (Sandall, 2014; h. 5).
Continuity of care atau pelayanan yang komprehensif memiliki tiga manfaat
utama yaitu berfungsi untuk merencanakan asuhan yang akan diberikan,
memberikan informasi yang dibutuhkan pasien dan menciptakan hubungan yang
baik antara bidan dengan pasien (Sandall et al., 2013)
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan studi
kasus tentang “Asuhan Kebidanan secara Komprehensif pada Ny. A Umur 22
Tahun G1P0A0 usia kehamilan 37 minggu di Puskesmas Cepiring Kabupaten
Kendal”. Asuhan kebidanan dilakukan mulai dari ibu hamil TM III, ibu bersalin,
ibu nifas, hingga pelayanan KB dan juga bayi baru lahir (BBL). Dengan asuhan
kebidanan yang komprehensif diharapkan ibu dapat selalu terpantau keadaannya
sehingga dapat dilakukan pencegahan dan penanganan bila ada keluhan. Sehingga
dengan asuhan yang komprehensif ini diharapkan dapat mengurangi kejadian
angka kematian ibu dan bayi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif pada Ny.
A mulai dari hamil, bersalin, nifas, pelayanan keluarga berencana dan
pelayanan bayi baru lahir sesuai dengan standar asuhan pelayanan kebidanan
dan kewenangan bidan dengan menggunakan pendokumentasian SOAP serta
dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan mulai dari pengkajian,
interpretasi data, diagnosa masalah, rencana asuhan dan evaluasi dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan sebagai berikut :
a. Memberikan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny.A secara komprehensif.
b. Memberikan asuhan kebidanan persalinan pada Ny.A secara komprehensif.
c. Memberikan asuhan kebidanan masa nifas dan KB pada Ny.A secara
komprehensif.
d. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi Ny. A secara komprehensif.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang tercakup dalam proposal ini adalah sebagai berikut :
1. Sasaran
Asuhan kebidanan secara komprehensif akan diberikan pada Ny. A (ibu hamil
fisiologis trimester III dengan usia kehamilan minimal 35 minggu dan tidak
memiliki komplikasi atau tanpa penyulit ) dan bayi Ny. A
2. Tempat
Tempat pelaksanaan pengambilan kasus dan dilakukannya asuhan kebidanan
komprehensif ini adalah di Puskesmas Cepiring Kabupaten Kendal..
3. Waktu
Waktu pembuatan laporan Continuity of Care adalah Agustus 2019-September
2019
D. Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat bagi ibu hamil
Manfaat dari asuhan kebidanan yang dilakukan secara komprehensif terhadap
ibu hamil normal trimester III diharapkan dapat memantau dan mendeteksi dini
secara berkala mengenai kesehatan ibu dan janin.
2. Manfaat bagi bidan
Manfaat bagi bidan adalah terjalinnya kerjasama dalam melakukan pemantauan
kesehatan terhadap ibu hamil normal trimester III.
3. Manfaat bagi institusi pendidikan
Penyusunan laporan tugas akhir dapat dijadikan sebagai bahan ajar dalam
memberikan pembelajaran mengenai penyusunan laporan tugas akhir.
4. Manfaat bagi penulis
Kemampuan untuk mengaplikasikan teori dan praktek pada kasus nyata dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, kebidanan pada ibu bersalin,
asuhan kebidanan pada ibu nifas dan KB, dan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir secara komprehensif dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
E. Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan pada responden secara langsung untuk mengetahui
identitas, keluhan, riwayat kesehatan dan riwayat obstetri dan ginekologi
responden.
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung kepada responden
dengan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
3. Dokumentasi
Hasil dari wawanca dan observasi didokumentasikan.
F. Sistematika Penulisan
1. Bagian Awal
Pada bagian awal LTA berisi halaman cover, halaman judul, halaman
persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, dan
daftar tabel.
2. Bagian Isi
Pada bagian isi terdiri dari lima bab, yaitu :
a. Bab I yaitu pendahuluan yang berisi latar belakang kasus, tujuan, ruang
lingkup, manfaat penelitian, metode pengambilan data, dan sistematika
penulisan.
b. Bab II yaitu tinjauan pustaka yang berisi tinjauan teori medis dan tinjauan
teori asuhan kebidanan. Tinjauan teori medis mulai dari kehamilan,
persalinan, nifas, KB, dan BBL.
c. Bab III yaitu Tinjauan Kasus
d. Bab IV yaitu Pembahasan
e. Bab V yaitu Penutup
3. Bagian Akhir
Bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. DATA SUBYEKTIF
a. ALASAN DATANG
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
b. KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Uraian Keluhan Utama:
c. RIWAYAT KESEHATAN:
Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit
menular seperti TBC: batuk berdahak disertai darah; hepatitis: mual
muntah hingga diare; PMS/ HIV/ AIDS: keputihan berwarna kuning
atau hijau dan berbau dan penyakit menurun seperti asma: sesak napas;
jantung: nyeri dada; hipertensi: sering pusing berlebihan; DM: sering
berkeringat pada malam hari, sering kencing dan tidak ada alergi obat
atau makanan.
Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, PMS/ HIV/ AIDS dan
penyakit menurun seperti asma, jantung, hipertensi, DM dan tidak ada
keturunan kembar.
d. RIWAYAT OBSTETRI
1) Riwayat Haid:
Menarche : 13 tahun Nyeri Haid : Ya
Siklus : 28 hari Lama : 7 hari
Warna Darah : Merah Leukhore : Tidak
Banyaknya : 2-3x ganti pembalut
2) Riwayat Kehamilan sekarang :
a) Hamil ke 2, usia 37+3 minggu
b) HPHT :14-12-2018
c) HPL : 21-08-2019
d) Gerak janin
Pertama kali : ibu mengatakan merasakan gerakan janin
saat umur kehamilan 4 bulan.
Frekuensi dalam 12 jam : ±10-12 kali.
e) Tanda bahaya : ibu tidak merasakan pusing atau sakit kepala
yang hebat, penglihatan kabur, bengkak pada wajah dan jari-
jari tangan, gerak janin tidak terasa dan nyeri perut yang hebat.
f) Kekhawatiran khusus : ibu mengatakan ada kekhawatiran
khusus pada kehamilannya.
g) Konsumsi tablet Fe : tablet Fe yang diberikan hingga saat ini
sebanyak 120 tablet.
h) Imunisasi TT : TT4
i) ANC : ibu sudah melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC)
sebanyak 4x di Puskesmas Cepiring. Pada trimester I keluhan
ibu adalah pusing. Pada trimester II ibu tidak ada keluhan dan
pada trimester III keluhan ibu adalah nyeri punggung dan
sembelit.
Tabel 4.1. Riwayat ANC
ANC Tanggal Tempat Suplemen& Masalah Tindakan/ Pendidikan
ke Fe Kesehatan
(Jenis&Jum
lah)
1. 14/01/2019 PKM - Mual Pemeriksaan ANC
Istirahat yang cukup
Makan sedikit tapi sering
Kontrol ulang 1 bulan
2. 18/05/2019 PKM SF T.A.K Pemeriksaan ANC
Kalk Istirahat yang cukup
Anjurkan untuk ANC
Terpadu
Kontrol ulang 1 bulan
3. 02/05/2019 PKM SF Nyeri Kompres Hangat
Kalk Punggung Senam Hamil
Sembelit Makanan tinggi serat
Konsumsi pisang raja, air
mineral dan jalan jalan
pagi
Kontrol ulang 2 minggu
4. 06/08/2019 PKM SF T.A.K Pendkes Tanda tanda
Kalk persalinan
Persiapan Persalinan
Tanda Bahaya
Kehamilan Trimester III
Prenatal Yoga
Kontrol 1 minggu lagi
Sumber: Buku KIA Ibu
3) Riwayat Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu:
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertama.
e. RIWAYAT KB
Ibu mengatakan sebelum kehamilan ini ibu tidak KB. Setelah
melahirkan ibu merencanakan untuk KB suntik 3 bulan.
4. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI:
Sebelum hamil :
1) Nutrisi
a) Makan
(1) Frekuensi makan pokok : 2x perhari
(2) Komposisi :
Nasi :2 x @ 1 piring (sedang)
Lauk :2 x @ 1 potong (sedang), jenisnya ikan,telur,
ayam, tahu, tempe.
Sayuran: 2x @½ mangkuk sayur ; jenis
sayuranbrokoli, wortel, sawi, bayam.
Buah : 3 x seminggu; jenis pisang, jeruk.
Camilan: 1 x sehari; jenis jajanan pasar.
(3) Pantangan : ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan.
b) Minum
(1) Jumlah total 6 gelas perhari; jenis air putih.
(2) Susu 0 gelas perhari; jenis susu.
c) Perubahan selama hamil ini :
Selama hamil ini, ibu makan 3 x sehari dengan porsi 1
piring sedang, menu nasi dengan lauk nabati (tahu/tempe) dan
hewani (telur/ayam/ati ayam), dan sayur (brokoli/kol/sawi),
ditambah dengan konsumsi buah 3 x seminggu dengan jenis
pisang/jeruk/pepaya dan cemilan biskuit. Untuk konsumsi
minumnya, ibu sehari minum 8-10 gelas air putih dan
ditambah 1 gelas susu perhari. Selama hamil tidak ada
makanan yang dipantang oleh ibu.
d) Keluhan/ Masalah
Pada kehamilan yang kedua ini ibu tidak mengalami
keluhan atau masalah pada pola makan dan minumnya.
2) Eliminasi
a) Sebelum hamil
(1) Buang air kecil :
Frekuensi perhari : ± 4-5 x warna kuning jernih.
Keluhan/masalah : ibu mengatakan tidak ada keluhan
saat buang air kecil.
(2) Buang air besar :
Frekuensi perhari : 1 x ; warna kuning konsistensi
lembek.
Keluhan/masalah : ibu mengatakan tidak ada keluhan
saat buang air besar.
b) Perubahan selama hamil ini :
Ibu mengatakan frekuensi buang air kecil semakin sering
selama hamil ini, sehari ± 7-8 x warna kuning jernih.
3) Personal hygiene
a) Sebelum hamil :
(1) Mandi 2 x sehari
(2) Keramas 3x seminggu
(3) Gosok gigi 2 x sehari
(4) Ganti pakaian 2 x sehari; celana dalam 2 x sehari
(5) Kebiasaan memakai alas kaki : sandal.
b) Perubahan selama hamil ini :
Ibu mengatakan tidak ada perubahan selama hamil ini.
4) Hubungan seksual
a) Sebelum hamil :
(1) Frekuensi : 3x seminggu
(2) Contact bleeding : Tidak ada
(3) Keluhan lain : Tidak ada
b) Perubahan selama hamil ini :
Ibu mengatakan saat usia kehamilannya 4 sampai 6 bulan tidak
melakukan hubungan seksual tetapi saat usia kehamilannya
memasuki usia 7 bulan sampai saat ini, ibu melakukan
hubungan seksual seminggu sekali.
5) Istirahat/tidur
a) Sebelum hamil :
(1) Tidur malam 7 jam
(2) Tidur siang 0 jam
(3) Keluhan/masalah : Tidak ada
b) Perubahan selama hamil ini :
Ibu mengatakan selama hamil, ibu selalu tidur siang selama 30
menit sampai 1 jam.
6) Aktivitas fisik dan olah raga
a) Sebelum hamil :
(1) Aktivitas fisik (beban pekerjaan) : Ibu beraktivitas sebagai
ibu rumah tangga menjalankan kegiatan seperti memasak,
menyapu, mencuci piring, mengurus suamidan
keluarganya sendiri. Tidak ada keluhan pada aktivitas ibu.
(2) Olah raga : ibu mengatakan tidak olahraga.
b) Perubahan selama hamil ini :
Ibu mengatakan selama hamil melakukan senam hamil dan
melakukan olahraga ringan.
7) Kebiasaan yang merugikan kesehatan :
a) Merokok : Tidak merokok
b) Minuman beralkohol : Tidak mengonsumsi alkohol
c) Obat-obatan : Tidak mengonsumsi obat-obatan
d) Jamu : Tidak mengonsumsi jamu
5. RIWAYAT PSIKOSOSIAL-SPIRITUAL
1) Riwayat perkawinan :
a) Status perkawinan : menikah, umur waktu menikah : 18 tahun.
b) Pernikahan ini yang ke 1 sah lamanya 4 tahun.
c) Hubungan dengan suami : baik.
2) Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga;
Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : sangat
mendukung.
3) Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) yaitu dengan
bermusyawarah dengan suami dan keluarga
4) Ibu tinggal serumah dengan suami dan anak.
5) Pengambil keputusan utama dalam keluarga adalah suami.
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
6) Orang terdekat ibu adalah suami.
Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC adalah suami.
7) Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan tidak
ada.
8) Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan di
Puskesmas dengan bidan.
9) Penghasilan perbulan:Rp 2.500.000,- Cukup.
10) Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan : ibu tidak
berpuasa selama hamil ini.
11) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nakes wanita maupun pria;
tidak boleh menerima transfusi darah;
tidak boleh diperiksa daerah genitalia,
lainnya
12) Tingkat pengetahuan ibu :
Hal-hal yang sudah diketahui ibu : Ibu sudah mengetahui
pentingnya pemeriksaan ANC.
Hal-hal yang ingin diketahui ibu: Ibu ingin mengetahui kondisi
janinnya saat ini.
6. DATA OBYEKTIF:
a. PEMERIKSAAN FISIK:
1) Pemeriksaan Umum:
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) BB Sebelum/Sekarang : 40/ 60 kg.
d) TB :150 cm.
e) LILA : 26 cm.
f) Tensi :100/80 mmHg
g) Nadi : 84 x/ menit.
h) Suhu : 36, 30 C.
i) RR : 22 x/ menit.
j) IMT : 26,67
2) Status present
Kepala :meshocepal, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe
Mata : simetris, konjungtiva tidak ananemis, sklera tidak
ikterik.
Hidung : simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip.
Mulut : bersih, bibir lembab, tidak stomatitis, tidak
ginggivitis, tidak ada karies gigi.
Telinga : simetris, bersih, tidak ada penumpukan serumen.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, vena
jugularis.
Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
wheezing.
Perut : tidak ada luka bekas operasi, tidak ada pembesaran
limpa, tidak nyeri tekan.
Lipat paha : tidak ada varises
Vulva : tidak ada odem, tidak ada varises
Ekstremitas : tidak ada odem, tidak ada varises
Reflek patella: + / +
Punggung : tidak ada kelainan tulang belakang.
Anus : tidak hemorhoid.
3) Status Obstetrik
a) Inspeksi
(1) Muka :tidak ada cloasma gravidarum
(2) Mamae :payudara membesar, putting menonjol,
hiperpigmentasi areola, belum keluar kolostrum.
(3) Abdomen :ada linea nigra, ada striae gravidarum
(4) Vulva :tidak ada PPV (pengeluaran pervaginam).
b) Palpasi
(1) Leopold I : TFU 3 jari di bawah px xypedeus.
Bagian fundus teraba satu bagian bulat lunak tidak
melenting (bokong).
(2) Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba bagian
kecil-kecil (ekstremitas). Bagian kanan ibu teraba satu
bagian keras memanjang ada tahanan (punggung).
(3) Leopold III : Bagian bawah perut ibu teraba satu
bagian bulat keras melenting (kepala).
(4) Leopold IV : Bagian bawah janin sudah masuk PAP.
(5) TFU dengan Mc. Donald = 30 cm
(6) TBJ = (TFU-11) x 155 = (30-11) x 155 = 2945 gram.
c) Auskultasi
DJJ : 142 x/ menit Frekuensi: Hitungan 1 menit.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Sampel darah
HB : 11,3 gr %.
Gol. Darah :A
GDS : 100 mg/ dl
HbSAg : Negatif
VCT : NR
b. Protein Urine : Negatif
8. ANALISA
Ny. A Usia 22 tahun G 2P1A0 hamil 37 minggu janin tunggal hidup intrauteri
letak membujur puki sudah masuk PAP.
Masalah :-
Kebutuhan :-
9. PENATALAKSANAAN Tanggal: 05 Agustus 2019 Jam: 09.00 WIB.
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin sehat.
Hasil : Ibu mengerti dan terlihat senang setelah mengetahui hasil
pemeriksaan.
b. Menjelaskan pada ibu Tanda-tanda persalinan yaitu perut mules yang
teratur, timbulnya semakin sering dan semakin lama; keluar lendir
bercampur darah dari jalan lahir atau keluar cairan ketuban dari jalan
lahir. Jika muncul salah satu tanda diatas, segera bawa ibu hamil ke
pelayanan kesehatan.
Hasil : Setelah dilakukan evaluasi yaitu menanyakan kembali kepada
ibu tentang tanda-tanda persalinan, ibu dapat menjelaskan tanda-tanda
persalinan.
c. Menjelaskan Tanda Bahaya Kehamilan yaitu muntah terus-menerus dan
tak mau makan; demam tinggi; bengkak kaki, tangan dan wajah atau
sakit kepala disertai kejang; janin dirasakan kurang bergerak
dibandingkan sebelumnya; pendarahan pada hamil tua atau muda; air
ketuban keluar sebelum waktunya. Jika muncul salah satu tanda diatas,
segera bawa ibu ke Pelayanan Kesehatan
Hasil : Setelah dilakukan evaluasi yaitu menanyakan kembali kepada
ibu tentang tanda bahaya kehamilan, ibu dapat menjelaskan tanda
bahaya persalinan.
d. Mengajarkan ibu gerakan Prenatal Yoga sederhana yangdapat
dilakukan dirumah untuk relaksasi, olah nafas, cemas. Selain itu Yoga
Antenatal juga dapat digunakan untuk pengurangan nyeri punggung
yang terjadi pada trimester 3.
Hasil : Setelah dilakukan Antenatal Yoga, ibu merasa lebih nyaman.
e. Memberikan tablet SF 1x1, Kalk1x1 serta menganjurkan ibu untuk
mengkonsumsi obat secara teratur dan meminumnya dengan air putih
atau dengan air jeruk karena untuk membantu proses penyerapan obat.
Hasil : Ibu sudah menerima obat yang diberikan dan ibu mengatakan
sudah mengkonsumsi obat secara teratur sesuai dengan anjuran bidan
yaitu tablet SF diminum 1 x 1 tablet sehari saat malam hari untuk
mencegah anemia saat kehamilan dan mencegah perdarahan saat
persalinan serta Kalk diminum 1x1 tablet sehari saat pagi hari untuk
pertumbuhan tulang dan gigi.
f. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan 1 minggu lagi atau
jika ibu ada keluhan bisa periksa ke tenaga kesehatan.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
Tanda
Jam KU TD N RR T HIS DJJ PPV BR
Kala II
120/ VT Ø 6
20.30 Baik 80 22 36,7 2x10’20” 140 - -
80 cm
Lendir
21.00 Baik - 86 20 - 3x10’35” 140 - -
darah
Lendir
21.30 Baik - 90 20 - 4x10’45” 144 - -
darah
Lendir VT Ø
22.00 Baik - 88 20 - 5x10’50” 146 -
darah 10cm
CATATAN PERKEMBANGAN IBU BERSALIN
(SOAP)
Nama Pasien : Ny. A
Tanggal : 15 Agustus 2019
Jam : 22.00 WIB
Tempat : Puskesmas Cepiring
S (Subyektif) Ibu mengatakan perutnya semakin kenceng tambah sakit dan rasanya
sudah ingin BAB dan ingin meneran.
O (Obyektif) Terlihat ada tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka
Keadaan Umum: baik
Kesadaran: composmentis
TD: 120/80 mmHg
Nadi: 80 x/ menit
RR: 22 x/ menit
Suhu: 36, 30 C.
Hiss: 5x10’50”
DJJ: 144 x/ menit.
Pemeriksaan dalam: vulva/ vagina elatik, serviks elastik, lunak,
pembukaan 10 cm, efficement 100 %, KK (-) pecah spontan warna
jernih, presentasi belakang kepala, POD UUK, penyusupan 0, bagian
terbawah turun Hodge III.
A (Analisa) Ny. A usia 22 tahun G2P1A0 hamil 38+3 minggu janin tunggal hidup
intrauteri letak membujur puki U PAP inpartu kala II.
Masalah: ingin meneran
Kebutuhan: pimpinan meneran
P (Penatalaksanaan) 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
Hasil: ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan
2. Mendekatkan alat dan mengecek kembali partus set, heatching set,
resusitasi set ke dekat ibu.
Hasil: semua alat sudah lengkap dan sudah di dekat ibu.
3. Memakai APD dan cuci tangan
Hasil: APD sudah dipakai dan sudah cuci tangan.
4. Memantau DJJ setiap selesai kontraksi 5-10 menit.
Hasil: DJJ 144 x/ menit.
5. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap dan
memberitahu suami untuk membantu ibu untuk memposisikan ibu.
Hasil: suami sudah berada di dekat ibu dan membantu memposisikan
ibu.
6. Memimpin ibu untuk meneransaat ada kontraksi yang kuat.
Memberitahu ibu untuk mengejan seperti saat ingin BAB.
Hasil: ibu mampu meneran dengan benar
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat minum jika sudah tidak kontraksi
dan mengecek DJJ
Hasil: suami memberi minum ibu, DJJ 144 x/ menit.
8. Membantu ibu memilih posisi yang nyaman
Hasil: ibu memilih posisi dorsal recumbent.
9. Jika kepala sudah membuka vulva 5-6 cm, meletakkan handuk bersih
di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi, kain segitiga di bawah
bokong ibu, membuka partus set dan memakai sarung tangan steril.
Hasil: handuk, kain segitiga sudah terpasang, partus set sudah
dibuka, sarung tangan sudah dipakai di kedua tangan.
10. Setelah tampak kepala bayi 5-6 cm, melindungi perineum dengan
satu tangan kanan di ataskain segitiga dan tangan kiri menahan
kepala bayi.
Hasil: perineum dan kepala sudah dilindungi dengan tangan.
11. Jika kepala sudah lahir, cek lilitan tali pusat, tunggu putaran paksi
luar dan memegang kepala bayi dengan biperietal, melahirkan bahu
depan dengan menarik curam ke bawah dan curam ke ataas untuk
melahirkan bahu belakang dan menyangga badan bayi dengan tangan
kanan, tangan kiri menyusuri badan bayi sampai kaki.
Hasil: bayi lahir spontan tanggal 15 Agustus 2019 jam 22.25 WIB,
menangis keras, gerakan aktif, warna kemerahan, jenis kelamin laki-
laki.
12. Meletakkan bayi di atas perut ibu dan mengeringkan dengan kain,
mengklem tali pusat 3 cm dari pusat dengan umbillical cord dan 2
cm dari klem yang pertama dan memotong tali pusat diantara 2 klem.
Hasil: tali pusat sudah dijepit dan dipotong.
13. Melakukan IMD bayi dengan ibu
Hasil: bayi sudah di IMD.
S (Subyektif) Ibu mengatakan merasa lega karena bayinya sudah lahir dan perutnya
terasa mules
O (Obyektif) Keadaan umum: baik
Kesadaran: composmentis
TFU setinggi pusat, kontraksi keras
Terlihat tanda pelepasan plasenta: tali pusat memanjang, ada semburan
darah tiba-tiba, uterus globuler.
A (Analisa) Ny. A usia 22 tahun P2A0 inpartu kala III
Masalah: mules
Kebutuhan: managemen aktif kala III
P (Penatalaksanaan) 1. Memastikan bahwa tidak ada janin ke dua
Hasil: tidak teraba janin kedua.
2. Memberitahu ibu untuk disuntik oksitosin untuk membantu lahirnya
plasenta dan menyuntikkan oksitosin 10 IU IM di paha anterolateral
ibu.
Hasil: oksitosin sudah disuntikkan.
3. Memindahkan klem 5-10 cm di depan vulva, meletakkan tangan kiri
di atas fundus dan melakukan dorso kranial dan tangan kanan
menegangkan tali pusat.
Hasil: terlihat tanda pelepasan plasenta
4. Melahirkan plasenta jika plasenta sudah tampak di depan vulva
dengan gerakan ke bawah dan ke atas dan memilinnya hingga
terlepas.
Hasil: plasenta lahir jam 22.40 WIB.
5. Melakukan masase uterus selama 15 detik dan mengajarkan ibu/
keluarga untuk masase.
Hasil: uterus keras, kontraksi baik
6. Mengecek plasenta
Hasil: plasenta lengkap, kotiledon lengkap, diameter 20 cm, insersio
sentralis, tebal 3 cm, panjang tali pusat 45 cm, selaput ketuban
lengkap, berat ± 500 gram.
7. Mengecek robekan perineum dan jumlah perdarahan
Hasil: tidak ada laserasi, jumlah perdarahan ±300 cc.
8. Membersihkan ibu dengan air bersih dan mengganti pakaian ibu.
Hasil: ibu sudah merasa nyaman.
9. Mendekontaminasi semua alat dalam larutan clorin 0,5 %
Hasil: semua alat sudah didekontaminasi.
10. Melepas APD dan cuci tangan
Hasil: APD sudah dilepas dan sudah cuci tangan.
S (Subyektif) Ibu mengatakan merasa senang, lega dan perutnya masih terasa mules.
O (Obyektif) Keadaan Umum: baik
Kesadaran: composmentis
TD : 110/ 80 mmHg
Nadi : 88 x/ menit
RR: 20 x/ menit.
Suhu/ T : 36, 30 C.
TFU : 2 jari di bawah pusat, Kontraksi uterus: keras
A (Analisa) Ny. A usia 22 tahun P2A0 inpartu kala IV
Masalah: mules
Kebutuhan: pemantauan 2 jam postpartum
P (Penatalaksanaan) 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa rahimnya keras adalah
hal yang normal
Hasil: ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
2. Menganjurkan ibu untuk masase uterus jika terasa lembek
Hasil: ibu bersedia untuk masase uterusnya
3. Mengecek tekanan darah, nadi, Tinggi Fundus Uteri, kontraksi
uterus, kandung kemih, darah yang keluar setiap 15 menit pada 1 jam
pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam ke dua dan mengecek suhu
setiap 1 jam.
Hasil: hasil pemantauan didokumentasikan.
4. Melakukan penatalaksanaan asuhan pada BBL yaitu pengukuran
antropometri setelah 1 jam dilakukannya IMD.
Hasil: bayi telah dikeringkan dan dihangatkan, IMD telah dilakukan,
telah dilakukan pengukuran antropometri, dipakaikan baju dan
dibedong.
BB : 2800 gram
PB : 50 cm
LK : 33 cm
LD : 34 cm
Bayi telah disuntikkan injeksi vitamin K1 dan telah dioleskan salep
mata pada mata kanan dan kiri bayi.
5. Menyuntikkan vaksin imunisasi HB0 pada paha kanan atas
anterolateralbayi.
Hasil:bayi telah disuntik vaksin imunisasi HB0.
6. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat.
Hasil:Ibu bersedia untuk banyak istirahat untuk memulihkan tubuh
pascapersalinan.
7. Menganjurkanibu untuk segera makandanminum.
Hasil:Ibu bersedia untuk segera makan dan minum untuk mengganti
energi selama persalinan. Ibu mau makan 1 porsi nasi, ikan, dan
sayur serta minum1 gelas air putih.
8. Membereskan alat-alat dan merendam dalam larutan klorin 0,5%
selama10 menit.
Hasil:Semua alat telah direndam didalam larutan klorin selama10
menit.
9. Memantau keadaan ibu (TTV, Kontraksi, TFU, Kandung Kemih,
Perdarahan) setiap 15 menit sekali pada 1 jam pertama dan 30 menit
sekali pada1 jam kedua.
Hasil:Terlampir pada partograf.
10. MemberikanVitamin A dosis 100.000 IU sebanyak 4tablet dan
menganjurkan meminum 2 tablet segera setelah makan,dan 2 tablet
kedua 24 jam setelahnya.
Hasil: Ibu bersedia mengonsumsitablet Vitamin A sesuai dengan
anjuran dan telah meminum 2 tablet setelah makan
I. PENGKAJIAN
Nama Pasien : Ny. A
Tanggal : 16 Agustus 2019
Jam : 08.00 WIB
Tempat : Puskesmas Cepiring
II. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG
Ibu mengatakan melahirkan 8 jam yang lalu.
2. KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan ASI yang keluar masih
sedikit.
3. RIWAYAT PERSALINAN SEKARANG
a. Paritas 2 Abortus 0
b. Tempat persalinan di Puskesmaas
c. Jenis persalinan spontan
d. Tidak ada masalah selama persalinan
e. Keadaan plasenta dan tali pusat lengkap, kotiledon lengkap, diameter 20
cm, insersio sentralis, tebal 3 cm, panjang tali pusat 45 cm, selaput
ketuban lengkap, berat ± 500 gram.
f. Keadaan bayi:
Ditolong oleh : bidan
Jenis kelamin : perempuan
Tanggal/ jam lahir : 15 Agustus 2019 / 22.25 WIB
BB = 2800 gram PB = 50 cm LK = 33 cm LD = 34 cm
Tidak ada kelainan bawaan
4. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI
a. Pola Nutrisi
Ibu mengatakan sudah makan minum pada jam 07.00 WIB habis 1 porsi
jenis nasi, sayur oseng sawi dan ayam 1 potong, serta minum teh manis 1
gelas setelah persalinan ini. Lalu pada jam 08.00 WIB ibu minum 1 gelas
air putih.
b. Pola Eliminasi
Ibu mengatakan belum BAB dan BAK karena takut jahitan nya lepas.
c. Personal Hygiene
Ibu mengatakan belum mandi dan badannya hanya disibin dengan air
hangat dan ganti pakaian saja setelah persalinan ini.
d. Istirahat/ tidur
Ibu mengatakan tidur tidak nyenyak.
e. Pola Aktivitas
Ibu mengatakan sudah bisa duduk, miring ke kanan dan kiri, serta berdiri
dibantu keluarga.
f. Pola Sexual
Ibu mengatakan belum melakukan hubungan seksual setelah persalinan
ini.
g. Pola Kebiasaan Hidup Sehat
Ibu mengatakan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
h. Pola Psikososial, Spiritual
Ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran anak pertamanya dan
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena persalinannya diberikan
kelancaran.
i. Pola Menyusui
Ibu mengatakan sudah menyusui bayinya dan ASI nya sudah keluar.
j. Tingkat Pengetahuan
Ibu mengatakan sudah mengetahui bahwa dirinya dalam masa nifas.
III. DATA OBYEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TD : 120/ 80 mmHg
4. Nadi : 80 x/ menit
5. RR : 20 x/ menit
6. Suhu/ T : 36, 50 C
7. Pemeriksaan Obstetri
Muka : Tidak ada cloasma gravidarum
Mamae : Payudara membesar, putting menonjol,
hiperpigmentasi areola, keluar kolostrum
Abdomen : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi keras.
Genetalia : Lokea rubra, tidak ada laserasi
8. Jumlah perdarahan : ± 30 cc.
IV. ANALISA
Ny. A usia 22 tahun P2A0 1 hari postpartum
Masalah : mules
Kebutuhan :-
V. PENATALAKSANAAN Tanggal/ Jam: 17 Agutus 2019/ 09.00 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa proses kembalinya rahim normal
Hasil: ibu mengerti dan merasa lega dengan hasil pemeriksaan.
2. Melakukan pijat oksitosin pada ibu untuk membantu melancarkan keluarnya
ASI serta mengajarkan keluarga untuk pijat oksitosin
Hasil: ibu merasa senang, nyaman dan setelah dilakukan pemijatan
oksitosin, ASI yang keluar menjadi lancar.
3. Membantu ibu untuk mobilisasi dari duduk, berdiri, berjalan pelan-pelan.
Hasil: ibu mampu melakukannya tanpa merasa pusing.
4. Memberikan pendidikan kesehatan kebutuhan nutrisi ibu nifas yaitu tetap
mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang yaitu yang mengandung
karbohidrat seperti nasi/kentang/roti, yang mengandung protein nabati
seperti tahu/tempe atau protein hewani seperti telur atau ayam, yang
mengandung vitamin seperti sayur dan buah, yang mengandung mineral
serta jangan ada pantangan makanan apapun.
Hasil: ibu mengeri dan bersedia mengkonsumsi makanan bergizi seimbang
dan tidak memantang makanan.
5. Memberikan konseling tentang ASI Eksklusif dan cara menyusui yang baik
dan benar kepada ibu dengan didampingi suami.
Hasil: ibu mengerti dan ASI diberikan setiap 2 jam sekali,dan suami selalu
mengingatkan. ASI keluar lancar, bayi menyusu kuat, dan tidak ada
penyulit selama ibu menyusui. Ibu bersedia memberikan ASI saja pada
bayi selama 6 bulan
6. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan dan kebersihan bayinya,
dengan cara apabila bayi BAK maka harus langsung segera di ganti popok
dan bedongnya.
Hasil: ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan. Bayi
sudah dipakaikan baju dan dibedong.
7. Memberikan tablet amoxilin 500 mg 3x1 untuk mencegah terjadinya infeksi,
memberikan tablet asam mefenamat 500 mg 3x1 untuk membantu
mengurangi nyeri luka perineum, Vitamin A 100.000 IU 2x1 dan
menjelaskan cara minumnya kepada ibu yaitu dengan menggunakan air
putih atau air jeruk untuk mempercepat proses penyerapan obat.
Hasil: ibu sudah menerima obatnya dan ibu sudah meminum obatnya tadi
malam setelah makan serta ibu bersedia mengkonsumsi obat secara teratur.
8. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan pada hari ke tigaatau
sebelumnya jika ada keluhan ibu bisa menghubungi tenaga kesehatan
Hasil: ibu menyatakan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 16 Agustus 2019
Waktu : 08.00 WIB
Tempat : Puskesmas Cepiring
II. IDENTITAS BAYI
Nama : By. Ny. A
Tanggal/ Jam Lahir : 15 Agustus 2019 / 22.25 WIB.
Jenis Kelamin : perempuan
III. DATA SUBYEKTIF
1. RIWAYAT NATAL
Tanggal lahir : 15 Agustus 2019
Jenis Kelamin : perempuan
Tunggal/ Gemelli : Tunggal
Lama Kala I : 1,5 jam
Lama Kala II : 30 menit
Komplikasi Persalinan : Tidak ada
2. RIWAYAT PERINATAL
Penialaian Apgar Score
Tabel 4.6. Penilaian Apgar Score
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada studi kasus laporan tugas akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Komprehensif pada Ny. A Usia 22 tahun di Puskesmas Cepiring Kabupaten
Kendal” penulis akan membandingan kesenjangan antara kesesuaian teori dan
praktik di lapangan yang dilakukan mulai dari hamil, bersalin, nifas, bayi baru
lahir dan KB.
1. Kehamilan
Penulis melakukan pengkajian pada ibu hamil trimester III.
Berdasarkan pengkajian pertama yang dilakukan pada tanggal 05 Agustus
2019 di Puskesmas Cepiring penulis menemukan bahwa Ny. A berusia 22
tahun, hamil yang kedua usia 37 minggu dihitung dari HPHT.
Data obyektif diperoleh melalui pemeriksaan fisik meliputi keadaan
umum, tanda-tanda vital, pemeriksaan head to toe, pemeriksaan status
obstetri meliputi inspeksi pada muka, mamae, abdomen dan vulva, palpasi
leopold, pengukuran TFU dan TBJ yang dihitung dari perolehan TFU, dan
pemeriksaan DJJ. Pada pemeriksaan pertambahan berat badan ibu yaitu
mengalami peningkatan 20 kg.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan yaitu melalui pengambilan
sampel darah untuk diperiksa Hb, Golongan Darah, GDS, HbSAg, VCT
dan pemeriksaan urin untuk pemeriksaan protein urine. Asuhan yang
dilakukan penulis sesuai dengan standar minimal 10T.
Berdasarkan data subyektif dan obyektif yang diperoleh penulis
memberikan asuhan sesuai dengan evidance base dan tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan. Asuhan yang diberikan
yaitu memberikan pendidikan kesehatan tanda-tanda persalinan,
memberikan pendidikan kesehatan tanda bahaya kehamilan, mengajarkan
ibu yoga antenatal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Mediarti, 2014) untuk mengurangi ketidaknyamanan pada ibu hamil.
Memberikan tablet Fe yang dikombinasi dengan Vitamin C untuk
membantu penyerapan tablet Fe. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh(Wuryanti, 2010) bahwa ibu yang terkena anemia saat hamil
memiliki resiko tinggi terjadi perdarahan postpartum. Konsumsi tablet Fe
dapat mencegah perdarahan post partum.
Pada kunjungan ke dua dilakukan pada tanggal 11 Agustus 2019. Usia
kehamilan Ny. A 37+6 minggu dihitung dari HPHT. Ibu mengeluh sering
kenceng-kenceng dan lebih sering kenceng. Pemeriksaan yang dilakukan
sama dengan pemeriksaan yang dilakukan pada kunjungan pertama dan
tidak ada kesenjangan teori dan praktik. Asuhan yang diberikan
berdasarkan data tersebut adalah memberikan pendidikan kesehatan
perbedaan his palsu dan his persalinan, memberikan pendidikan kesehatan
perubahan fisiologis sering kencing, melatih senam yoga dan melanjutkan
konsumsi tablet Fe.
2. Persalinan
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 15 Agustus 2019 pukul 20.30
WIB pada Ny. A usia 22 tahun G2P1A0 hamil 38+3 minggu ibu mengeluh
kenceng-kenceng sering dan teratur dengan sejak jam 17.00 WIB ada
pengeluaran darah serta merasa ketidaknyamanan didaerah punggung.
Pemeriksaan dalam yang dilakukan memperoleh hasil bahwa vulva/vagina
elastik, serviks elastik lunak, pembukaan 6 cm, efficement 60 %, KK (+),
presentasi belakang kepala, POD UUK, penyusupan 0, bagian terbawah
turun Hodge II. Berdasarkan pemeriksaan bahwa ibu sudah mengalami
inpartu kala I fase aktif. Asuhan yang diberikan yaitu menganjurkan ibu
untuk tehnik relaksasi napas dalam, menganjurkan ibu untuk jalan-jalan
dan istirahat serta makan minum jika capek, dan menganjurkan suami
untuk menemani ibu serta masase punggung ibu untuk mengurangi nyeri
pada persalinan mengingat penelitian yang dilakukan oleh (Kiswoyo,
2012).
Pada tanggal 15 Agustus 2019 jam 22.00 WIB ibu mengeluh kenceng
semakin sering dan sudah ingin BAB serta rasa mengedan tidak bisa
ditahan. Pemeriksaan yang dilakukan terlihat tanda gejala kala II yaitu
adanya tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva membuka, hasil
pemeriksaan dalam pembukaan 10 cm, efficement 100 %, KK (-) pecah
spontan warna jernih, presentasi belakang kepala, POD UUK, tidak ada
penyusupan bagain terbawah turun Hodge III.. Penulis melakukan asuhan
kebidanan dengan 60 langkah APN. Bayi lahir tanggal 18 Agustus 2019
jam 22.30 WIB. Tidak ada kesenjangan antara 60 langkah APN dengan
praktik di lapangan. Asuhan kebidanan yang diberikan yaitu menentukan
posisi mengejan ibu yang nyaman yaitu ibu mengatakan lebih nyaman
mengejan dalam posisi telentang/ dorsal recumbent. Hal ini sesuai dengan
penelitia yang dilakukan oleh (Asiyah, 2013) untuk menghindari ruptur
perineum pada persalinan kala II.
Pada kala III tanggal 15 Agustus 2019 jam 22.30 WIB ibu merasa
perutnya mules. Pemeriksaan yang dilakukan pengkuran TFU setinggi
pusat dan melihat tanda-tanda pelepasan plasenta. Asuhan yang dilakukan
sesuai dengan managemen aktif kala III. Plasenta lahir lengkap jam 22.40
WIB. Waktu kala III Ny. H adalah 10 menit tanpa adanya penyulit apapun.
Sesaat setelah bayi lahir dilakukan IMD sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Agung 2015 yaitu dilakukan IMD mempercepat pelepasan
plasenta dan mengurangi perdarahan.
Pada kala IV dilakukan pengawasan selama 2 jam. Asuhan yang
diberikan yaitu memantau tekanan darah, nadi, TFU, kandung kemih,
kontraksi, jumlah perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan
setiap 30 menit pada 1 jam ke dua. Pemantauan suhu setiap 1 jam. Asuhan
yang diberikan pada kala IV yaitu dengan memberikan pijat endorphine
dapat mengurangi jumlah pengeluran darah pada kala 4, hal ini dibuktikan
dengan sebuah penelitian yang dilakukan oleh (Koriah, Supardan, &
Soewondo, 2014)
3. Nifas dan KB
Penulis melakukan pengkajian pada Ny. A pada tanggal 16 Agustus
2019 jam 08.00 WIB. Pasien masih merasa mules sejak setelah persalinan.
Persalinan ini merupakan persalinan yang kedua. Keadaan bayi baik dan
plasenta lengkap, tidak ada masalah dalam persalinan. Pada pemeriksaan
mamae didapat bahwa payudara membesar, putting menonjol,
hiperpigmentasi areola dan kolostrum yang keluar baru sedikit. TFU
berada 2 jari di bawah pusat, lokea rubra dan ada laserasi jalan lahir derajat
2 yaitu di mukosa dan dinding vagina. Dari pengkajian dan pemeriksaan
tersebut bahwa ibu berada dalam 8 jam postpartum yang merupakan KF1.
Asuhan yang diberikan yaitu melakukan pijat oksitosin yang terbukti
membantu pengeluaran ASI, hal ini sesuai dengan pnelitian yang
dilakukan oleh (Ummah, 2014) Memberikan pendidikan kesehatan
kebutuhan nutrisi, memberikan pendidikan kesehatan tanda bahaya masa
nifas, memberikan tablet Amoxilin dan Vitamin A, mengajarkan
mobilisasidini mulai dari miring ke kanan/ ke kiri, duduk dan berjalan. Hal
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Prihartini, 2014)
Kunjungan ke dua dilakukan pada hari ke 5 hari postpartum (KF2),
yaitu pada tanggal 20 Agustus 2019 jam 08.00 WIB. Ibu sudah tidak ada
keluhan, hasil pemeriksaan bahwa ASI sudah keluar lancar, TFU setinggi
pertengahan pusat sympisis, dan lokea serosa. Asuhan yang diberikan
memastikan ibu cukup nutrisi, cukup istirahat, ibu sudah mampu merawat
bayinya, mengajarkan memandikan bayi dan mengajarkan ibu senam nifas
yang dapat membantu proses involusi mengingat penelitian yang dilakukan
oleh Saputri dkk (2015).
KF3 dilaksanakan pada tanggal 15 September 2019 jam 08.00 WIB
pada hari ke-30 postpartum, ibu sudah tidak ada keluahan. Hasil
pemeriksaan bahwa ASI keluar lancar, TFU sudah tidak teraba, lokea
serosa. Asuhan yang diberikan konseling dini mengenai KB khususnya
untuk ibu menyusui dan ibu memilih KB Suntik 3 bulan.
4. Bayi Baru Lahir
Bayi Ny. A lahir pada tanggal 15 Agustus 2019 jam 22.30 WIB jenis
kelamin perempuan bayi cukup bulan, lama kala I 1,5 jam dan lama kala II
30 menit dan tidak ada komplikasi persalinan. Riwayat Apgar Score 9-10-
10. Bayi dilakukan IMD selama 1 jam. Saat dilakukan IMD bayi sudah
bisa mencari putting susu ibunya. Pada pengukuran antropometri diperoleh
hasil berat badan 2800 gram, panjang badan 50 cm, lingkar kepala 33 cm,
lingkar dada 34 cm. Pada pemeriksaan status present (head to toe) bahwa
bayi tidak ada kelainan, reflek rooting, sucking reflex, grasping reflex,
moro reflex, tonicneck reflex dan babinski reflex normal. Bayi diberikan
injeksi Vitamin K dan salep mata.
Kunjungan pertama dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2019 jam
08.00 WIB saat bayi sudah berusia 1 hari. Data subyektif yang diperoleh
bawa bayi sudah bisa menyusu, sudah BAK dan BAB, sudah tidur dan
bergerak aktif. Pernafasan bayi normal dan denyut jantung normal. Asuhan
yang diberikan pada bayi baru lahir usia 8 jam yaitu memandikan bayi,
mengajarkan cara merawat tali pusat, memberikan imunisasi
Hb0,menganjurkan memberikan ASI ekslusif serta memberikan konseling
mengenai ASI ekslusif mengingat penelitian yang dilakukan oleh
Ambarwati, Muis and Susantini tahun 2013, dan menganjurkan ibu untuk
menjaga kehangatan bayi serta memberikan pendkes tanda bahaya bayi
baru lahir.
Kunjungan ke dua (KN2), dilakukan pada tanggal 20 Agustus 2019
yaitu bayi berusia 5 hari. Data subyektif yang diperoleh bahwa bayi sehat,
bergerak aktif, menangis kuat. Ibu sudah memberikan ASI secara on
demand, pola eliminasi, pola istirahat dan pola aktifitas tidak ada keluhan.
Data obyektif berdasarkan hasil pemeriksaan bahwa berat badan bayi 2800
gram dengan panjang badan 50 cm, tali pusat bayi sudah kering dan lepas
pada hari ke 3, tidak ada tanda-tanda infeksi, kulit normal tidak sianosis.
Asuhan yang diberikan yaitu menjelaskan tentang cara cuci tangan,
manfaat cuci tangan dan kapan waktu untuk cuci tangan, mengajarkan pijat
bayi yang sudah terbukti meningkatkan kualitas tidur bayi, menganjurkan
ibu untuk tetap menjaga kehangatan dan kebersihan pada bayi.
Kunjungan ke 3 dilakukan pada tanggal 25 Agustus 2019 yaitu saat
bayi berusia 10 hari. Data subyektif yang diperoleh bahwa bayi sering
gumoh saat habis menyusu. Bayi masih menyusu secara on demand. Data
obyektif yang diperoleh yaitu berat badan bayi 2850 gram, panjang badan
50 cm, tidak sianosis, tidak ikterik. Asuhan yang diberikan mengajarkan
ibu cara menyendawakan bayi, memantau tumbuh kembang bayi dan
melanjutkan anjuran pada kunjungan kemarin.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi kaus yang penulis lakukan pada Ny. A umur 22 tahun
dari masa kehamilan 37 minggu, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan KB di
Puskesmas Cepiring Kabupaten Kendal pada bulan Agustus-September 2019,
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik asuhan kebidanan yang ada di
lahan.
1. Asuhan kebidanan komprehensif yang
dilakukan pada Ny. A pada masa kehamilan sudah sesuai denganteori yang
ada yaitu Ibu melakukan pemeriksaan sebanyak 4 kali, dan pada trimester ke
3 penulis sudah melakukan kunjungan sebanyak 2 kali kerumah Ny. A
dengan hasil ibu dan janin dalam kondisi sehat tanpa ada penyulit.
2. Asuhan kebidanan komprehensif ibu bersalin
yang dilakukan pada Ny. A mulai dari kala I, kala II, kala III, dan kala IV
dilakukan dengan menerapkan asuhan sayang ibu. Telah dilakukan asuhan
kebidanan persalinan dengan pemeriksaan pembukaan 6 cm, segera dilakukan
pengawasan 10 dan mengajarkan teknik relaksasi dengan hasil lama kala I
yaitu 1,5 jam. Setelah pembukaan lengkap ibu dipimpin mengejan selama 30
menit sehingga waktu kala II yaitu 30 menit
3. Asuhan kebidanan komprehensif bayi baru lahir
pada By Ny. A dilakukan sesuai teori yakni menjaga kehangatan bayi dan
mencegah terjadinya hipotermi pada bayi, pemberian vitamin K 0,1 cc;
pemberian tetes mata antibiotika gentamycin pada kedua mata, pemberian
imunisasi Hb 0, perawatan tali pusat. Berat bayi lahir Ny. H dalah 2800 gram
dan kunjungan bayi baru lahir 3 kali sesuai dengan teori yakni pada tanggal
16 Agustus 2019, 20 Agustus 2019 dan 25 Agustus 2019 sehingga kondisi
bayi Ny.A dalam keadaan sehat tidak ada penyulit.
4. Asuhan kebidanan nifas dan pelayanan KB.
Pada asuhan kebidanan nifas pada Ny. A sudah sesuai teori. Kemudian pada
asuhan kebidanan KB pada Ny. A diberikan dengan cara memberikan
pendidikan kesehatan konseling dini mengenai alat KB yang dipakai setelah
melahirkan yang tidak menggangu produksi ASI. Ibu menginginkan KB
suntik 3 bulan.
B. Saran
1. Bagi Pasien
Sebaiknya pasien tetap menjaga atau meningkatkan kesehatan Ny. A sendiri
dan bayinya sebagai ibu menyusui seperti makan-makanan yang mengandung
gizi seimbang dan menganjurkan Ny.A untuk memberikan ASI ekslusif pada
bayinya.
2. Bagi Lahan Praktik
Hendaknya bidan meningkatkan kualitas di dalam memberikan asuhan
kebidanan yang dimulai dari ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas
dan KB dengan melakukan pendampingan dan kunjungan rumah kerumah
pasien sehingga hubungan kesehatan dan kondisi pasien dapat dipantau
dengan lebih baik.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebaiknya institusi pendidikan menjadikan tugas akhir ini sebagai referensi
asuhan kebidanan secara komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan,
nifas, BBL, dan KB
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bahri Saifuddin. (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta:PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Affandi Biran, Adriaansz George, Gunardi Rusdianto Eka, K. H. (2014). Buku
Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Agung, J. T. (2015). The Differences of time Release of Placenta and the Amount of
Bleeding in the Mother with and without Implement the Early Initiation of
Breastfeeding ( EIB ) Perbedaan Lama Pelepasan Plasenta dan Jumlah
Perdarahan pada Ibu yang Melaksanakan dan Tidak Mela, 4(1), 681–686.
Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia yulianti. (2011). Konsep Kebidanan. Jakarta:Rineka
Cipta.
Apriliyanti Mafikasari, R. I. K. (2014). POSISI TIDUR DENGAN KEJADIAN
BACK PAIN (NYERI PUNGGUNG) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III
Apriliyanti Mafikasari*, Ratih Indah Kartikasari**.
Asiyah, N. (2013). Perbedaan Kejadian Ruptur Perineum. Jikk, 4, 70–77.
Aulia, H., & Hindun, S. (2010). Pengaruh Senam Hamil terhadap Proses Persalinan
Normal di Klinik YK Madira Palembang. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan
Fakultas …. Retrieved from
http://eprints.unsri.ac.id/911/1/pengaruh_senam_hamil.pdf
Azizah, I. N., Widyawati, M. N., & Anggraini, N. N. (2011). Pengaruh Endorphin
Massage Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Persalinan Normal Ibu Primipara di
BPS S dan B Demak Tahun 2011. Kebidanan, 53(9), 90–96.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Bahiyatun. (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC, 1–
43.
Bobak, Lowdermilk, J. (2012). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Cameron, S. T., Glasier, A., Chen, Z. E., Johnstone, A., Dunlop, C., & Heller, R.
(2012). Effect of contraception provided at termination of pregnancy and
incidence of subsequent termination of pregnancy. BJOG: An International
Journal of Obstetrics and Gynaecology, 119(9), 1074–1080.
https://doi.org/10.1111/j.1471-0528.2012.03407.x
Chaidir, R. (2016). Pengaruh Inisiasi Menyusui Dini terhadap Suhu Tubuh Bayi Baru
Lahir di BPM Padang Panjang, 1, 20–26.
Dewi, H. K. (2015). Hubungan mekanika tubuh ( body mekanik ) dengan Nyeri
Punggung pada Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas
Kambangan Kecamatan lebaksiu Kabupaten Tegal.
Dewi Rahmawati Abyu, R. D. P. (2015). PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES
AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU
HAMIL TRIMESTER, (26), 11–18.
Dwi Sogi Sri Redjeki, H. (2012). Perbedaan Lama Pupus Tali Pusat dalam hal
Perawatan Tali Pusat antara Penggunaan Kassa Steril dengan kassa alkohol 70%
di BPS HJ. Maria Olfah tahun 2012, 34–43.
Emi Nurjasmi. (2016). Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta:Pengurus Pusat Ikatan
Bidan Indonesia.
Ernawati, R. N. F. S. (2017). Penundaan Pemotongan Tali Pusat terhadap Tingkat
Kebugaran Bayi Asfiksia di BPM Ernawati Kabupaten Garut tahun 2017, 101–
115.
Farid Husin. (2013). Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Bandung:Sagung Seto.
Fevironica Y.O1, Hj. Mumpuni D.N2, dr. A. I. (2014). ( The Factors of Causing
Acceptor Choosing KB Injection 3 Months in BPM Ny . Kholidah florets , SST
in Diwek Village Jombang ) Program Studi D3
KebidananStikesPemkabJombang Stikes Pemkab Jombang Program Studi D3
KeperawatanStikesPemkab Jombang.
Ida Bagus Rendra Kurniawan Artha, Ketut Putera Kemara, I. W. M. (2011).
Penundaan Penjepitan Tali Pusat sebagai strategi yang efektif untuk
menurunkan insiden Anemia Defisiensi Besi pada Bayi Baru Lahir.
Ika Pantiawati dan Saryono. (2010). Asuhan Kebidanan 1(Kehamilan).
Yogyakarta:Nuha Medika.
Isdiaty, F. N., & Ungsianik, T. (2013). PENGETAHUAN TANDA BAHAYA
KEHAMILAN DAN PERILAKU Pendahuluan Metode Hasil, 16(1), 18–24.
Islami, -, & Aisyaroh, N. (2012). Efektifitas Kunjungan Nifas Terhadap Pengurangan
Ketidaknyamanan Fisik Yang Terjadi Pada Ibu Selama Masa Nifas. Majalah
Ilmiah Sultan Agung, 50(127), 67–81. Retrieved from
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/majalahilmiahsultanagung/article/view/66
%5Cnhttp://jurnal.unissula.ac.id/index.php/majalahilmiahsultanagung/article/do
wnload/66/60%5Cnhttp://jurnal.unissula.ac.id/index.php/majalahilmiahsultanag
ung/article/view/66/60
Janet Medforth, et al. (2014). Kebidanan Oxford. Jakarta:EGC.
Jaringan nasional pelatihan klinik-kesehatan reproduksi. (2015). Asuhan Persalinan
Normal: Asuhan esensial, pencegahan dan penanggulangan segera komplikasi
persalinan dan bayi baru lahir. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Kiswoyo, P. G. dan E. H. (2012). Pengaruh Masase Punggung Terhadap
Pengurangan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada Ibu Bersalin Normal DI
BPM Wilayah Kerja Puskesmas Tegalrejo Kabupaten Magelang Tahun 2012.
Jurnal Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang, IV(2), 54–62.
Koriah, S., Supardan, S., & Soewondo, A. (2014). Pengaruh Pijat Endorphine
Terhadap Jumlah Pengeluaran Darah Pada Kala Empat Persalinan Normal Primi
Para Di Bidan Praktek Mandiri Kabupaten Indramayu Tahun 2013. Jurnal
Kebidanan, 3(6), 30–37.
Kusumaningrum, A. T. (2015). HUBUNGAN PEMENUHAN NUTRISI TINGGI
SERAT DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA IBU NIFAS 3-6 HARI,
7(3), 86–92.
Lestari, T., Wahyuni, S., & Kurniawan, A. (2012). Keadaan Perineum Lama Kala II
Dengan Posisi Dorsal Recumbent Dan Litotomi Pada Ibu Bersalin. Jurnal
Terpadu Ilmu Kesehatan, 1, 101–105.
Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta:EGC.
Manuaba. (2012). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC Penerbit Buku
Kedokteran.
Mediarti, D. (2014). Pengaruh Yoga Antenatal Terhadap Pengurangan Keluhan Ibu
Hamil Trimester III, 1(1), 47–53.
Mochtar dan Rustam. (2011). Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri
Patologi. Jakarta : Kedokteran EGC.
Mulyati, S., & Dairi, M. (2014). Penggunaan WHO WHEEL CRITERIA dan Alat
Bantu Pengambilan Keputusan ( ABPK ) Dalam Pemilihan Kontrasepsi. Jurnal
Ilmu Dan Teknologi Kesehatan, 2, 9–18.
Nur Aini Rahmawati, Titin Rosyidah, A. M. (2016). HUBUNGAN
PELAKSANAAN SENAM HAMIL DENGAN KETIDAKNYAMANAN IBU
HAMIL TRIMESTER III DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI SUPADMI,
KUNDEN BULU, SUKOHARJO, 4.
Nurjanah, S., Puspitaningrum, D., & Ismawati, R. (2017). Hubungan Karakteristik
Dengan Perilaku Ibu Nifas Dalam Pencegahan Infeksi Luka Perineum Di Rs
Roemani. Hubungan Karakteristik Dengan Perilaku Ibu Nifas Dalam
Pencegahan Infeksi Luka Perineum Di Rs Roemani, (September), 336–347.
Perintis, J., & Magelang, K. (2015). Uterine Involution Process in The Mothers Who
Take and Do Not Take Postpartum Exercise in Independent Practice Midwife
Proses Involusio Uterus pada Ibu yang Melaksanakan dan Tidak Melaksanakan
Senam Nifas di Bidan Praktek Mandiri Munayarokh Sri Winarsih E, 4(1), 722–
727.
Pisceski, N., Saputra, K., & Lasmini, P. S. (2015). Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini
terhadap Waktu Pengeluaran dan Perubahan Warna Mekonium Serta Kejadian
Ikterik Fisiologis, 87–94.
Poedji Rochjati. (2003). Skrining Antenatal pada Ibu Hamil. Surabaya:Airlangga
University Press.
Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. h:53.
Prihartini, S. D. (2014). Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Penurunan Tinggi
Fundus Uteri Pada Ibu Nifas Di Paviliun Melati RSUD Jombang. Jurnal Edu
Health, 4(1), 63–68.
Primasnia, P., Wagiyo, -, & Elisa, -. (2013). Hubungan Pendampingan Suami
Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Dalam Menghadapi Proses
Persalinan Kala I Di Rumah Bersalin Wilayah Kota Ungaran. Journal Ilmu
Keperawatan Dan Kebidanan, 1(4), 212–216. Retrieved from
http://pmb.stikestelogorejo.ac.id/e-
journal/index.php/ilmukeperawatan/article/view/184
Profil Kesehatan Kabupaten Kendal. (2016). Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal.
Purwanti, I. S. dan Y. (2010). Kajian Pengaruh Manajemen Aktif Kala III Terhadap
Pencegahan Perdarahan Postpartum.
Rohani, Saswita, R., & Marisah. (2013). Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan.
Jakarta: Salemba Medika.
Rohcmah, Elita Vasra, Dahliana, H. S. (2012). Panduan Belajar:Asuhan Neonatus,
bayi dan balita. Jakarta:EGC.
Runjati;, & Umar, S. (2018). Bidan dan Kebidanan Kebidanan Teori dan Asuhan.
Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Sandall, J., Soltani, H., Gates, S., Shennan, a, Devane, D., Sandall, J., … Devane, D.
(2013). Midwife-led continuity models versus other models of care for
childbearing women ( Review ) Midwife-led continuity models versus other
models of care for childbearing women, (8).
https://doi.org/10.1002/14651858.CD004667.pub3.Copyright
Sri Indah, A. Z. R. (2017). PENGARUH KONSUMSI BUAH PISANG RAJA,
MINUM AIR MINERAL DAN JALANJALAN PAGI TERHADAP
KEJADIAN KONSTIPASI PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI BPS
SUNARSIH YUDHAWATI, 5, 13–17.
Sulistyawati, A. (2010). Asuhan Kebidanan pada Masa PErsalinan. Jakarta:Salemba
Medika.
Sulistyawati, A. (2012). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta:Salemba Medika.
Suryani, L., Kebidanan, J., & Kemenkes, P. (2019). Efektifitas waktu penundaan
pemotongan tali pusat terhadap kadar hemoglobin pada bayi baru lahir di rs
anutapura kota palu, 1–6.
T.Mass, L. (2004). Kesehatan Ibu Dan Ank Persepsi Budaya Dan Dampak
Kesehatannya. Fakultas Kesehatan Masyarakat Uniersitas Sumatera Utara, 1–
7.
Ummah, F. (2014). Pijat Oksitosin Untuk Mempercepat Pengeluaran Asi Pada Ibu
Pasca Salin Normal Di Dusun Sono Desa Ketanen Kecamatan Panceng Gresik.
Surya, 12102(XVIII), 121–125. Retrieved from http://stikesmuhla.ac.id/wp-
content/uploads/jurnalsurya/noXVIII/121-125-Jurnal-Faiz.pdf
Ummah Faizatul. (2014). Ketidaknyamanan Pada Sistem Pencernaan Ibu Hamil
Berdasarkan Trimester Kehamilan di BPM Hj. Siti Istri Murtiningsih Desa
Babat Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan. Surya, 3(XIX), 2–7.
Vivian Nanny, L. D. (2010). Asuhan Neonatus, bayi dan Anak Balita.
Jakarta:Salemba Medika.
Wafi Nur Muslihatun, Mufdlilah, N. setyawati. (2010). Dokumentasi Kebidanan.
Yogyakarta : Fitramaya.
Wuryanti, A. (2010). Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Perdarahan
Postpartum Karena Atonia Uteri Di RSUD Wonogiri. Karya Tulis Ilmiah.
https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2
Yanti. (2010). Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta:Pustaka Rihana.