Anda di halaman 1dari 7

F1 – Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat -1

Tgl mulai: 5 September 2020


Tgl Akhir: 5 September 2020

Judul Laporan: Sosialisasi Protokol Kesehatan di Posyandu bagi Kader Posyandu UPTD
Puskesmas Selogiri

Latar Belakang:
Peningkatan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Kabupaten Wonogiri masih menjadi
perhatian. Data dari pemerintah Kabupaten Wonogiri menyatakan bahwa kasus terkonfirmasi
194 kasus, dirawat di rumah sakit 8 orang, karantina khusus 1 orang, sembuh 179 orang, dan
meninggal 6 orang.

Permasalahan:
- Pelaksanaan posyandu yang tertunda seminggu semenjak pandemic COVID-19
- Pelaksanaan kembali posyandu perlu dibekali dengan pengetahuan mengenai
protocol kesehatan selama pandemic COVID-19
- Mencegah kelalaian protokol kesehatan yang dapat menyebabkan peningkatan
penyebaran virus SARS-COV-2.

Perencanaan dan Pemilihan intervensi:


Menggunakan metode ceramah dan diskusi dua arah untuk pencapaian materi mengenai
protokol kesehatan di posyandu bagi kader posyandu UPTD Puskesmas Selogiri di gedung
IPHI Selogiri.

Pelaksanaan:
Sosialisasi dilakukan secara tatap muka langsung antara dokter internsip dan bagian promkes
puskesmas selogiri dan para kader posyandu UPTD Puskesmas Selogiri di Gedung IPHI
Selogiri pukul 09.00 – 10.30. Penyuluhan ini diikuti oleh 40 orang kader posyandu UPTD
Puskesmas Selogiri. Penyuluhan dilakukan secara interaktif dengan peserta dan membuka
sesi tanya jawab. Diskusi mengenai betapa pentingnya protokol kesehatan selama pandemi
COVID-19, perkembangan COVID-19, dan cara menerapkan protokol kesehatan pada bayi,
anak, dewasa dan orang tua.

Monitoring & evaluasi:


- Mampu mengetahui protokol kesehatan yang benar di posyandu UPTD Puskesmas
Selogiri. Kader dapat menjelaskan protokol kesehatan di posyandu.
- Para kader posyandu UPTD memahami protokol kesehatan di Posyandu UPTD
Puskesmas Selogiri
F1 – Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat -2

Tgl mulai: 22 Agustus 2020


Tgl Akhir: 22 Agustus 2020

Judul Laporan:
Pentingnya cuci tangan saat pandemi Covid 19

Latar Belakang:
Tangan merupakan media pemindahan penyakit dari orang ke orang lain. Dengan cara
bersentuhan dan memegang sesuatu . Dengan Mencuci tangan juga dapat menghilangkan
sejumlah besar virus yang menjadi penyebab berbagai penyakit, terutama penyakit yang
menyerang saluran cerna, seperti diare dan saluran nafas seperti influenza. ini merupakan
salah satu cara termudah dan paling penting untuk mencegah penyebaran virus adalah
mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air, terlebih selama terjadi pandemi
global.

Permasalahan:
Sebagian masyarakat mengetahui akan pentingya mencuci tangan, namun dalam
kenyataannya masih sangat sedikit mengetahui bagaimana cara melakukanya dengan
benar. Hal ini sangat penting untuk di ajarkan pada masyarakat agar bisa mencegah
terjadinya penyakit.

Perencanaan dan Pemilihan intervensi:


mensosialisasikan kepada masyarakat penting nya cuci tangan pada saat pandemic
ini
Manfat mencuci tangan
Memberitahukan kepada masyarakat bagaimana mencuci tangan yang benar

Pelaksanaan:
Sosialisasi pentingnya cuci tangan ini dilakukan sesuai protokol kesehatan di era pandemic
ini. Yang mengharuskan masyarakat memakai masker dan physical distancing ( menjaga
jarak ) antara warga satu dengan yang lain. Penyuluhan dilakukan di ruang tunggu pasien di
Puskesmas Selogiri.

Monitoring & evaluasi:


-kegiatan berjalan dengan tertib
- masyarakat antusias mendengarkan
-masyarakat semakin paham pentingnya mencuci tangan
-tetap menerapkan protokol kesehatan di era pandemic ini
F1 – Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat -3

Tgl mulai: 02 Oktober 2020


Tgl Akhir: 02 Oktober 2020

Judul Laporan: Penyuluhan dan Pemeriksaan Swab pada Ibu Hamil Trimester III

Latar Belakang:

Virus Corona atau SARS-CoV-2 merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan. Virus
ini ditularkan dari manusia ke manusia. Penularan dari binatang mungkin terjadi, namun
belum ditemukan binatang yang pasti dapat menularkan virus ini. Infeksi virus Corona
ditandai dengan beberapa gejala, seperti demam, batuk, dan sesak napas. Pada kondisi yang
parah, infeksi virus ini dapat menyebabkan gagal napas akut, pneumonia (infeksi paru) yang
berat, edema paru, kegagalan fungsi organ-organ tubuh, hingga kematian.

Para ahli masih mempelajari pengaruh COVID-19 atau infeksi virus Corona pada ibu hamil.
Namun, perubahan sistem imun yang terjadi pada kehamilan dapat membuat ibu hamil lebih
rentan terkena infeksi virus Corona dan lebih berisiko mengalami gejala penyakit yang berat
dan fatal. Selain itu, demam tinggi yang terjadi akibat COVID-19 di trimester pertama
kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya cacat lahir pada anak.

Berdasarkan kejadian yang lalu, ibu hamil dengan SARS atau MERS juga berisiko lebih
tinggi mengalami keguguran atau melahirkan bayi prematur. Kejadian ini juga bisa terjadi
pada ibu hamil dengan COVID-19, namun laporan kejadiannya masih sangat sedikit. Sejauh
ini, penularan utama virus Corona adalah melalui percikan air liur pada batuk atau bersin.
Belum ada data yang jelas terkait penularan virus Corona dari ibu ke janin selama kehamilan
atau saat melahirkan. Namun, dari kasus yang baru-baru ini terjadi, bayi yang lahir dari ibu
dengan COVID-19 tidak terbukti positif tertular virus ini.

Permasalahan:
Infeksi virus Corona pada ibu hamil tidak hanya bisa menyebabkan gejala yang berat
pada ibu, tapi juga berisiko membahayakan bayi yang dikandungnya. Oleh karena itu,
tindakan pencegahan perlu dilakukan agar ibu hamil tidak mudah tertular virus
Corona.

Perencanaan dan Pemilihan intervensi:


PENYULUHAN: CARA MENCEGAH INFEKSI VIRUS CORONA PADA IBU HAMIL

Sistem imun yang menurun selama kehamilan menyebabkan ibu hamil harus lebih waspada
terhadap virus Corona. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah
infeksi virus Corona pada ibu hamil:

Mencuci tangan : Membiasakan cuci tangan menggunakan air dan sabun dapat mencegah
infeksi virus Corona pada ibu hamil. Mencuci tangan dengan benar dapat membunuh virus
dan kuman yang ada di tangan. Setelah itu, keringkan tangan menggunakan tisu, handuk
bersih, atau mesin pengering tangan.Jika tidak ada air dan sabun, Bumil bisa menggunakan
hand sanitizer. Hand sanitizer dengan kadar alkohol minimal 60% cukup efektif untuk
membasmi kuman di tangan.

Menjaga daya tahan tubuh: Infeksi virus Corona pada ibu hamil dapat dicegah dengan
daya tahan tubuh yang baik. Agar daya tahan tubuh kuat, Bumil disarankan untuk
mengonsumsi makanan sehat, misalnya sayur, buah, dan makanan tinggi protein. Bumil juga
bisa mengonsumsi suplemen atau vitamin prenatal sesuai anjuran dokter untuk meningkatkan
daya tahan tubuh dan menjaga kesehatan. Selain itu, berolahraga secara rutin dan beristirahat
yang cukup juga penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Menggunakan masker saat bepergian: Ibu hamil disarankan untuk menggunakan masker
saat berada di dekat orang sakit atau berada di keramaian. Contoh masker yang dapat
mencegah penularan virus Corona adalah masker bedah dan masker N95. Selain
menggunakan masker, Bumil juga disarankan untuk menjaga jarak kira-kira 1 meter dari
orang-orang yang sedang batuk dan bersin.Ibu hamil perlu lebih waspada terhadap COVID-
19, karena infeksi virus Corona pada ibu hamil bisa menyebabkan gejala dan dampak yang
berat, baik untuk ibu maupun janin. Bumil bisa menghindari infeksi virus Corona dengan
cara-cara yang sederhana, seperti mencuci tangan dan memakai masker. Selain itu, jangan
lupa untuk rutin memeriksakan diri ke dokter agar kesehatan tubuh dan kehamilan tetap
terjaga. Jadwal pemeriksaan kehamilan selama wabah COVID-19 melanda bisa jadi akan
dibatasi menjadi seminimal mungkin. Namun, jadwal ini tetap akan disesuaikan dengan
kondisi Bumil dan janin.

MELAKUKAN TES SWAB


Daya tahan tubuh yang rendah pada ibu hamil disebabkan oleh perubahan hormonal. Di
tengah pandemi seperti sekarang ini, ada protokol keamanan yang harus dilakukan sebelum
persalinan guna memastikan kesehatan ibu, calon bayi, serta tim medis keadaan baik-baik
saja. Tes swab dilakukan guna mendeteksi virus pada ibu hamil dengan gejala ringan atau
tanpa gejala sekalipun. Saat hasil telah diketahui, hasil akan menentukan langkah penanganan
yang harus dijalani. Swab test pada ibu hamil dilakukan dengan mengambil spasimen dari
nasofaring

Pelaksanaan:
Hari/Tanggal : Jumat, 02 Oktober 2020
Waktu : 07.30 s/d 09.00 WIB
Tempat : Puskesmas Selogiri
Jumlah Peserta: 39 orang
Jenis Pengambilan Spesimen: Swab Nasofaring

Monitoring & evaluasi:


Kegiatan berjalan dengan tertib, ibu hamil terlihat antusias dalam pemeriksaan swab, ibu
hamil semakin paham untuk menjaga kehamilannya dimasa pandemic Covid-19 mengingat
infeksi virus dapat muncul tanpa menimbulkan gejala. Meskipun hingga saat ini belum ada
bukti yang menyebutkan adanya penularan ibu hamil pada janinnya, mencegah tetap lebih
baik daripada mengobati.
F1 – Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat -4

Tgl mulai: 26 Oktober 2020


Tgl Akhir: 26 Oktober 2020

Judul Laporan: Penyuluhan dan Pemeriksaan Swab pada Ibu Hamil Trimester III

Latar Belakang:
Kehamilan merupakan salah satu faktor yang mampu menurunkan sistem imunitas tubuh, dan
termasuk dalam salah satu golongan yang rentan terinfeksi virus corona. ibu hamil yang
terinfeksi virus corona dapat menyebabkan masalah pada janin.

Permasalahan:
Adakah langkah yang dapat dilakukan guna menurunkan risiko masalah pada janin saat ibu
dinyatakan positif terinfeksi? Apakah tes swab pada ibu hamil perlu dilakukan?

Perencanaan dan Pemilihan intervensi:


-Penyuluhan:
Langkah menjaga kehamilan di tengah pandemic Covid-19
Daya tahan tubuh yang melemah selama masa kehamilan menyebabkan ibu hamil harus lebih
waspada terhadap penularan COVID-19. Berikut beberapa langkah menjaga kehamilan di
tengah pandemi COVID-19:
Mencuci tangan
Jaga daya tahan tubuh
Gunakan masker

- Melakukan Tes Swab:


Daya tahan tubuh yang rendah pada ibu hamil disebabkan oleh perubahan hormonal. Di
tengah pandemi seperti sekarang ini, ada protokol keamanan yang harus dilakukan sebelum
persalinan guna memastikan kesehatan ibu, calon bayi, serta tim medis keadaan baik-baik
saja. Tes swab dilakukan guna mendeteksi virus pada ibu hamil dengan gejala ringan atau
tanpa gejala sekalipun. Saat hasil telah diketahui, hasil akan menentukan langkah penanganan
yang harus dijalani. Swab test pada ibu hamil dilakukan dengan mengambil spasimen dari
nasofaring

Pelaksanaan:
Hari/Tanggal : Senin, 26 Oktober 2020
Waktu : 07.30 s/d 09.00 WIB
Tempat : Puskesmas Selogiri
Jumlah Peserta: 29 orang
Jenis Pengambilan Spesimen: Swab Nasofaring

Monitoring & evaluasi:


F1 – Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat -5

Tgl mulai: 10 Oktober 2020


Tgl Akhir: 10 Oktober 2020

Judul Laporan: Penyuluhan Stunting dan Pemberian Makanan Tambahan di Posyandu Jaten

Latar Belakang:
Stunting adalah sebuah kondisi dimana tinggi badan seorang anak lebih pendek
dibandingkan dengan tinggi badan anak seusianya. Hal ini disebabkan karena kurangnya
asupan gizi sejak dalam kandungan hingga usia 6 tahun. Stunting baru akan nampak setelah
anak berusia 2 tahun. Selain asupan gizi yang kurang baik pada ibu hamil maupun anak
balita, terbatasnya layanan kesehatan berupa Antenatal Care dan Postnatal Care juga menjadi
penyebab terjadinya stunting. Sanitasi dan perilaku hidup bersih juga berperan penting
terhadap terhadap kejadian stunting.
Dari hasil riset kesehatan dasar tahun 2013, prevalensi stunting di Indonesia mencapai
37,2%. Pemantauan status gizi tahun 2016 mencapai 27,5%, sedangkan batasan dari WHO <
20%. Hal ini berarti pertumbuhan yang tidak maksimal dialami oleh sikitar 8,9 juta anak
Indonesia, atau 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting. Lebih dari 1/3 anak berusia di
bawah 5 tahun di Indonesia tingginya berada di bawah rata-rata.
Penanganan stunting dilakukan melalui intervensi spesifik dan sensitif pada sasaran 1000 hari
pertama kehidupan seorang anak sampai berusia 6 tahun. Oleh karena itu, agar intervensi
yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, maka perlu diadakannya penyuluhan mengenai
stunting dan pemberian makanan tambahan yang dilakukan di posyandu-posyandu

Permasalahan:
- Stunting di Indonesia menempati urutan 4 dunia.
- 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting
- Banyaknya masyarakat yang belum mengetahui pengertian, pencegahan dan bahaya
stunting
- Banyaknya ibu hamil yang belum mengetahui bahwa pemenuhan gizi anak untuk mencegah
stunting dimulai dari konsepsi sampai 1000 hari pertama kehidupan yaitu sekitar anak usia 2
tahun

Perencanaan dan Pemilihan intervensi:


Bentuk Kegiatan : Penyuluhan Stunting dan Gizi Seimbang serta Pemberian Makanan
Tambahan di Posyandu Jaten
Tujuan :
1. Memberikan pengetahuan mengenai stunting, pencegahan dan bahaya yang ditimbulkan
2. Memberikan pengetahuan mengenai Gizi Seimbang
3. Memberikan makanan tambahan bagi balita di Posyandu Jaten
Waktu : pukul 10.00-12.00
Lokasi : Posyandu Jaten

Pelaksanaan:
Telah dilaksanakan penyuluhan mengenai stunting dan pedoman gizi seimbang di
Posyandu Jaten pada 10 Oktober 2020 pukul 10.00-12.00. Pemberian materi dengan leaflet
untuk menjelaskan mengenai program gizi seimbang. Dilakukan pengukuran berat badan dan
tinggi badan pada balita lalu dicatat dalam KMS. Pemberian makanan tambahan berupa nasi,
sayur sop, tempe, dan buah-buahan kepada balita. Menu ini diharapkan dapat menjadi contoh
pemberian makanan tambahan agar memenuhi kebutuhan gizi balita.

Monitoring & evaluasi:


Peserta antusias dalam penyuluhan ini dilihat dari keaktifan peserta saat sesi tanya
jawab mengenai materi. Saat akan dimulai acara, masih ada beberapa peserta yang belum
hadir sehingga harus menunggu. Peserta senang terhadap menu makanan tambahan yang
diberikan. Diharapkan saat posyandu dapat selalu diberikan materi penyuluhan mengenai
kesehatan, karena antusiasme peserta cukup tinggi. Pemberian makanan tambahan
diharapkan dapat bervariasi sehingga balita tidak bosan dan kebutuhan gizinya terpenuhi.
Puskesmas dapat mengadakan program khusus untuk pencegahan stunting yang melibatkan
masyarakat secara aktif.

Anda mungkin juga menyukai