R DENGAN ISOLASISOSIAL:
MENARIK DIRI AKIBAT SKIZOFRENIA DI RUANG TANJUNG
BLUD RUMAH SAKIT UMUM KOTA BANJAR
Disusun oleh :
KAUS AR MAULANA
NIM :13DP277033
KAUSAR MAULANA
NIM: 13DP277033
INTISARI
Karya tulis ini dilator belakangi oleh adanya penderita gangguan jiwa diRuang
Tanjung Rumah Sakit Umum Kota Banjar dari bulan Januari 2014 sampai dengan Juni
2016 didapatkan data yang paling sering muncul diagnosa gangguan jiwa adalah kasus
skizofrenia yaitu sebanyak 210 kasus. Dari kasus gangguan jiwa yang diakibatkan
skizofrenia muncul isolasi sosial: menarik diri yang dapat mengakibatkan terganggunya
pemenuhan kebutuhan dasar, sehingga perlu segera mendapatkan perawatan secara
komprehensif.
Tujuan dalam penulisan ini adalah: untuk memperoleh pengalaman secara nyata
dalam melaksanakan asuhan keperawatan langsung dan komprehensif meliputi aspek
bio-psiko-sosio-spiritual dengan pendekatan proses keperawatan pada klien dengan
isolasi sosial: menarik diri.
Metode yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah metode
deskriptif yang berbentuk studi kasus dengan menggunakan pendekatan proses asuhan
keperawatan dengan cara observasi, wawancara, studi literatur dan studi dokumentasi.
Hasil dari pengkajian klien cukup kooperatif dalam mengemukakan semua
perasaan dan masalahnya. Data yang muncul pada saat pengkajian adalah isolasi sosial:
menarik diri. Masalah keperawatan yang ditemukan pada klien diantaranya: isolasi sosial:
menarik diri. Penulis melakukan tindakan bina hubungan saling percaya, identifikasi
masalah, identifikasi aspek positif yang dimiliki klien, nilai kemampuan yang dapat
dilakukan saat ini, pilih kemampuan yang akan dilatih, nilai kemampuan pertama yang
telah dipilih, pilih kemampuan ke dua yang dapat dilaksanakan, pilih kemampuan ke tiga
yang dapat dilakukan dan masukan dalam jadwal kegiatan pasien.
Kesimpulan dalam penulis melakukan tindakan asuhan keperawatan pada klien
dilakukan dengan cara wawancara dengan klien secara langsung, karena klien bersikap
kooperatif dalam tahap pelaksanaan tidak ditemukan perbedaan antara teori dengan
kenyataan di lapangan, dan penulis tidak mendapat hambatan dalam melakukan SP,
serta tidak ada hambatan pada SP keluarga karena pihak keluarga kooperatif. Untuk ilmu
keperawatan sebaiknya dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap klien perlu
diperhatikan catatan pengkajian yang sistematis untuk perawat.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa yaitu suatu sindrom atau pola prilaku yang secara
(Keliat, 2011).
Kesehatan Dunia 2014 itu menunjukkan hampir 3/4 beban global penyakit
saat ini, 25% diperkirakan akan mengalami gangguan jiwa pada usia
tertentu.
juta jiwa pasien gangguan jiwa berat dan 19 juta pasien gangguan jiwa
1
2
penderita gangguan jiwa di Jawa Barat melonjak tajam. Pada tahun 2014
pendataan tim Dinkes Jabar pada 2015, jumlah penderita gangguan jiwa
ayat 155:
…وبََ َول
َ ُك ول َو
ّ ءِي َوِ َ َم َ َ َوِمَ َ َََ ء َِ ٍ ءص َق و
وَ َ عَ ُّ ول َوُ وبم َو َِلو َوِبمٍ و َ ِو ٍ ِبِ َوِ َبََ َ َء و َو
بمَ َل ََب و َِ و
bersabar.
Kota Banjar penderita gangguan jiwa pada tahun 2014 tercatat ada 156
19 kasus dan 179 kasus skizoprenia. Dan pada tahun 2016 dari bulan
Umum Kota Banjar yang dirawat inap dalam periode tahun 2014 sampai
Tabel 1.1
Daftar Penderita Gangguan Jiwa di RSU Kota Banjar
Periode Januari 2014-Juni 2016
TAHUN
No Diagnosa Jumlah
2014 2015 Juni 2016
1 Skizofrenia 48 63 31 111
2 Depresi 18 32 16 66
3 Retardasi Mental 0 0 2 2
Jumlah 66 95 49 179
Sumber : Catatan Rekam Medik RSU Kota Banjar
4
Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa klien penderita gangguan jiwa di
RSU Kota Banjar dari tahun 2014 sampai bulan Januari-Juni 2016
(2005) gejala skizofrenia terdiri dari gejala primer muncul kelainan atau
diri.
komunikasi dengan orang lain (Yosep, 2011: 229). Dampak dari isolasi
ayat 164 :
5
yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari
164).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. MetodeTelaahan
sebagai berikut :
1. Observasi
2. Wawancara
3. Studi Literatur
4. Studi Dokumentasi
D. Sistematika Penulisan
BAB I: PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode telaah dan
sistematika penulisan.
8
dan gejala, dan dampak gangguan Isolasi Sosial: Menarik Diri terhadap
dan evaluasi.
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep dasar
Dalam sub bab ini akan dibahas tentang skizofrenia sebagai sumber
Menarik Diri.
1. Skizofrenia
a. Definisi
b. Etiologi
1) Keturunan
9
10
2) Endokrin
dibuktikan.
3) Metabolisme
halusinogenik.
7) Eugen Bleuler
lain).
8) Teori lain
diketahui.
9) Ringkasan
c. Gejala-gejala Skizofrenia
1) Gejala Primer
b) Gangguan Kemauan
2) Gejala-gejala Sekunder
a) Waham
b) Halusinasi
14
a) Masalah Koginitif
Tabel 2.1
Masalah-masalah Perilaku
Kognitif
Memori Pelupa
Tidak berminat
Perhatian Kesulitan menyelesaikan tugas
Kesulitan berkonsentrasi pada tugas
Bentuk dan Isi Kesulitan mengkomunikasikan pikiran dan
pikiran perasaan
Pengambilan Kesulitan melakukan dan menjalankan
keputusan aktivitas pikiran konkrit :
- Ketidakmampuan untuk menjalankan
perintah multiple
- Masalh dalam pengelolaan waktu
- Kesulitan mengelola keuangan
Isi piker Waham
( Stuart & Gail W, 2007: 244 )
15
b) Respon Emosional
penguraian emosi.
kepedulian.
psikotropika
(4) Menyeringai
(8) Menerisme
(2) Agresi/agitasi
d. Jenis-Jenis Skizofrenia
1) Skizofrenia Simplek
2) Skizofrenia Hebefrenia
sekali.
17
3) Skizofrenia Katatonia
4) Skizofrenia Paranoid
6) Skizofrenia Residual
1) Faktor predisposisi
a) Biologis
b) Psikologis
profesional.
19
c) Sosial Budaya
2) Faktor Presipitasi
a) Biologis
248 )
b) Pemicu Gejala
c) Stress Lingkungan
2. Isolasi Sosial
a. Definisi
229).
Gejala subjektif:
orang lain.
21
lain.
ditemukan:
mobilisasinya.
c. Karakteristik Perilaku
1) Kurang sopan
2) Apatis
4) Afek tumpul
7) Mengisolasi diri
107)
sebagai berikut :
1) Respon Adaftif
a) Menyendiri (solitude)
b) Otonomi
menerima.
(Erlinafsiah, 2010:105).
2) Respon Maladaptif
25
a) Menarik diri
b) Tergantung (dependen)
c) Manipulasi
d) Impulsif
dapat diandalkan.
e) Narsisme
e. Etiologi
1) Faktor Predisposisi
a) Faktor perkembangan
orang tua.
b) Faktor biologi
2) Faktor Presipitasi
a) Stressor Sosiokultural
b) Stressor Psikologik
c) Sumber koping
teman.
d) Mekanisme koping
antisosial
(a) Proyeksi
(b) Splitting
ambang
(a) Splitting
(c) Proyeksi
(d) Isolasi
3. Menarik Diri
a. Definisi
atau menetap.
b. Penyebab
1) Aspek fisik
d) Keberanian kurang
30
2) Aspek emosi
3) Aspek sosial
a) Duduk menyendiri
b) Selalu tunduk
c) Tampak melamun
4) Aspek intelektual
a) Putus asa
d. Gejala Klinis
5) Mencedrai diri
31
Manusia
1) Kebutuhan fisiologis
2) Kebutuhan oksigen
oksigen.
3) Kebutuhan nutrisi
Perasaan rendah diri atau harga diri rapuh banyak ditemui pada
meliputi:
33
1. Pengkajian
dan dasar utama dari proses keperawatan. Hal yang perlu diperhatikan
a. Pengumpulan Data
objektif yaitu data yang dapat secara nyata melalui observasi atau
meliputi:
jawab.
keluarganya :
jiwa.
diri.
rumah.
11) Aspek medik, obat-obatan klien saat ini baik obat fisik,
b. Analisa data
permasalahannya.
1) Data subjektif
lain
2) Data objektif
yang dekat
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan
Dalam hal ini adanya perhatian dan kerja sama antara klien dan
tim kesehatan lain sangat diperlukan agar tujuan dapat dicapai dengan
Tabel 2.2
Rencana Asuhan Keperawatan
Dengan Isolasi Sosial: Menarik Diri
Diagnosa Perencanaan
No Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Isolasi sosial: Klien mampu : Setelah….x pertemuan SP 1 (Tgl ……… )
Menarik Diri a. Menyadari klien dapat : a. Bina hubungan saling a. Dengan membina
penyebab a. Membina hubungan percaya dengan teknik saling percaya
isolasi sosial saling percaya therapeutik baik verbal memudahkan
b. Berinter-aksi b. Menyadari penyebab maupun non verbal intervensi
dengan isolasi sosial, b. Identifikasi penyebab selanjutnya
orang lain keuntungan dan 1) Siapa yang satu b. Dengan
kerugian berinteraksi rumah dengan klien mengidentifikasi
dengan orang lain 2) Siapa yang dekat penyebab
c. Melakukan interaksi dengan klien? Apa diharapkan akan
dengan orang lain penyebabnya? menyadarkan klien
secara bertahap 3) Siapa yang tidak terhadap masalah
dekat dengan klien yang terjadi.
apa sebabnya?
4) Tanyakan
keuntungan dan
kerugian
berinteraksi dengan
orang lain
c. Tanyakan pendapat
klien tentang
c. Mendiskusikan
kebiasaan berinteraksi
dengan klien
dengan orang lain keuntungan
39
40
dorongan terus
menerus agar klien
tetap semangat
mengingatkan
interaksinya
e. Dengan membuat
jadwal kegiatan
klien, klien dapat
mengatur kegiatan
secara kontinu
SP 2 (Tgl ………… )
a. Evaluasi kegiatan yang a. Mengetahui
lalu (SP 1) perkembangan
klien dan data
dasar untuk
43
intervensi
selanjutnya.
b. Latih cara berkenalan b. Menumbuhkan
dengan dua orang atau keterbiasaan dan
lebih motivasi untuk
berinteraksi
c. Masukkan dalam c. Mendisiplinkan
jadwal kegiatan klien dan melaitih klien
untuk terus
berkenalan
SP 3 ( Tgl …………… )
a. Evaluasi kegiatan yang a. Mengetahui
lalu (SP 1 & 2) perkembangan
klien dan data
dasar untuk
intervensi
selanjutnya
b. Latih cara berkenalan b. Menumbuhkan
dengan dua orang atau keterbiasaan dan
lebih motivasi untuk
berinteraksi
dengan orang
yang lebih banyak
c. Memotivasi klien
untuk terus
c. Masukkan dalam berinteraksi
jadwal kegiatan klien dengan orang lain
– Keluarga Setelah,,, x pertemuan SP 1 Keluarga
mampu keluarga mampu untuk a. Identifikasi masalah a. Dengan
merawat klien menjelaskan tentang yang dihadapi keluarga mengidentifikasi
isolasi sosial di a. Masalah isolasi sosial dalam merawat klien. masalah
rumah dan dampaknya pada
44
klien diharapkan
b. Penyebab isolsi keluarga tidak
sosial mengalami
c. Sikap keluarga dalam kesulitan dalam
membantu mengatasi merawat klien
b. Jelaskan tentang
klien isolasi social isolasi sosial b. Dengan
menjelaskan
d. Pengobatan yang tentang isolasi
berkelanjutan dan sosial diharapkan
mencegah putus obat keluarga mengerti
e. Tempat rujukan dan tentang
fasilitas kesehatan penatalaksanaan
yang tersedia bagi pada klien isolasi
klien sosial di rumah
c. Jelaskan cara merawat c. Diharap keluarga
klien isolasi sosial dapat merawat
klien dengan
isolasi sosial di
rumah
SP 2 Keluarga
a. Evaluasi SP 1 a. Diharapkan
keluarga
mengingat cara
merawat klien
dengan benar
b. Latih (langsung pada b. Dengan melatih
klien) langsung kepada
klien diharapkan
keluarga terbiasa
dengan tindakan
yang dilakukan
c. Dengan membuat
45
SP 4 Keluarga
a. Evaluasi kemampuan a. Diharapkan
keluarga keluarga dapat
mengetahui
kemampuan yang
dimiliki dalam hal
yang telah
diajarkan di SP 1,
2 dan 3
b. Evaluasi kemampuan
b. Diharapkan klien
dapat mengetahui
klien
kemampuan yang
dimiliki dalam hal
yang telah
diajarkan di SP 1,
2 dan 3
c. Dengan follow up
dapat mengetahui
c. Rencana tindak lanjut tingkat
- Rujukan keberhasilan
- Follow up pengobatan dan
tindakan
keperawatan yang
dilakukan.
percaya adalah :
panggilan klien.
dan sering tidak mudah bagi klien untuk percaya pada orang lain.
kepada klien. Selalu penuhi janji adalah salah satu upaya yang bisa
berikut:
mereka.
dengan cara :
klien
meningkatkan interaksinya.
di rumah meliputi :
klien.
b) Menjelaskan tentang :
wajar.
2010: 98-104).
5. Evaluasi
dibagi dua, yaitu evaluasi proses atau formatif dilakukan setiap selesai
membandingkan respon klien pada tujuan khusus dan umum yang telah
ditentukan.
51
dilaksanakan.
dilaksanakan.
respons klien.
yang positif. Klien dan keluarga juga dimotivasi untuk melakukan self
d. Rencana atau diagnosa selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang
Depag RI, (2010) Al Baqoroh (155) dan Al – Imran (164). EGC Jakarta :
Aksara.
RSU Kota Banjar (2015) Catatan Rekam Medik Ruang Tanjung Rumah
Sakit Umum Kota Banjar.
Tim Diklat RSJ Provinsi Jawa Barat (2014) Kumpulan Materi Keperawatan
Jiwa. Bandung: RSJ Provinsi Jawa Barat.