Anda di halaman 1dari 15

GAMBARAN STATUS KESEHATAN DAN ANALISIS TERHADAP

PELAYANAN DI UPTD PUSKESMAS KARANGAMPEL

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah


Keperawatan Komunitas I
Dosen Pengampu : Ns. Asmadi., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom

Disusun oleh

Nama : Melani
NIM : CKR0180212

Kelas : A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


KAMPUS 2 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
(STIKKU)
TAHUN 2020
1. Gambaran status kesehatan diwilayah Karangampel
a. Untuk saat ini tidak ada penyakit yang banyak menyerang masyarakat
diwilayah Karangampel tetapi beberapa dari warga di Karangampel
terinfeksi penyakit dari Covid-19, Kader beserta tim kesehatan di
Puskesmas daerah karangampel sedang melakukan pelayanan terbaik
untuk penyembuhan pasien Covid-19 dan mereka berusaha mencegah
agar tidak ada lagi warga yang terinfeksi kasus Covid-19.
b. Rata-rata masyarakat berobat ke puskesmas tetapi ada beberapa warga
yang memilih berobat ke mantri.
c. Alasan masyarakat lebih memilih berobat ke Puskesmas adalah karena
Puskesmas tidak menarik biaya bagi warga yang datang berobat,
sedangkan Mantri akan menarik biaya bagi warga yang datang
berobat.
d. Masyarakat selalu berusaha untuk menerapkan pola hidup sehat
dilingkungannya agar tercipta wilayah yang bersih dan nyaman,
apalagi saat pandemi seperti ini mereka berusaha menaati protocol
kesehatan dengan selalu memakai masker saat keluar rumah,
membersihkan lingkungannya, dan memakan makanan yang bergizi
serta membiasakan diri dengan hidup sehat.
2. Analisi pelayanan Puskesmas
a. Alur Pelayanan Keperawatan Komunitas
1) Persiapan bahan dan alat :
a) PHN KIT
b) Register Kohort Keluarga Binaan perdesa
c) Register laporan bulanan
d) Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga
e) Format Pengkajian Asuhan Keperawatan
Kelompok/Komunitas
2) Langkah – Langkah Prosedur :
a) Temuan Kasus
- Diperoleh dari BP Umum, Pustu, Pusling, BP Desa,
Posyandu, PONED, Rawat Inap, Lintas Programdan Sektoral
terkait
- Temuan Kasus dicatat dalam buku Register sasaran
Keperkom Kemudian di Informasikan ke Binwil masing-
masing untuk segera di tindak lanjuti.
- Kasus-kasus yang masuk dalam variabel keperkom meliputi :
Maternal Resti/Rawan, Balita Resti, Usila, Bayi, TBC, Kusta
dan tindak lanjut keperawatan/DO pelayanan Kesehatan.
- Tiga Program terpadu : Surveilans Epidemologi, Kesling dan
Keperkom melakukan koordinasi dengan lintas program
terkait sesuai dengan temuan kasus.
b) Kunjungan Rumah
Setelah melakukan koordinasi dengan Kepala Puskesmas,
Program terkait, dan Binwil kemudian melakukan kunjungan
rumah untuk memberikan asuhan keperawatan langsung
kepada individu, keluarga dan masyarakat terkait.
c) Asuhan Keperawatan
Dalam melakukan kunjungan rumah, hasil kunjungan di
dokumentasikan dalam sebuah dokumentasi keperawatan
berupa asuhan keperawatan komunitas.
d) Pencatatan dan Pelaporan
Semua Kegiatan dicatat dalam :
- Formulir Pengkajian Keperawatan
- Buku Register Sasaran Keperkom
- Buku catatan Harian Kunjungan Petugas
- Buku register Kohort Keperkom.
b. Asuhan Keperawatan Keluarga dan Asuhan Keperawatan Komunitas
Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan Keperawatan Keluarga adalah proses pemberian
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik
keperawatan. Tujuan dari asuhan keperawatan keluarga adalah
kemandirian keluarga dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Tujuan khusus dari asuhan keperawatan keluarga
adalah keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan
keluarga dan mampu menangani masalah kesehatannya berikut ini.
1) Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarga
Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan seluruh
anggota keluarga. Contohnya, apakah keluarga mengerti tentang
pengertian dan gejala kencing manis yang diderita oleh anggota
keluarganya?
2) Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi
masalah kesehatan anggota keluarga
Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk
membawa anggota keluarga ke pelayanan kesehatan. Contoh,
segera memutuskan untuk memeriksakan anggota keluarga yang
sakit kencing manis ke pelayanan kesehatan.
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan
Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit. Contoh, keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
sakit kencing manis, yaitu memberikan diet DM, memantau
minum obat antidiabetik, mengingatkan untuk senam, dan kontrol
ke pelayanan kesehatan.
4) Memodifikasi lingkungan yang kondusif
Kemampuan keluarga dalam mengatur lingkungan, sehingga
mampu mempertahankan kesehatan dan memelihara pertumbuhan
serta perkembangan setiap anggota keluarga. Contoh, keluarga
menjaga kenyamanan lingkungan fisik dan psikologis untuk
seluruh anggota keluarga termasuk anggota keluarga yang sakit.
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeliharaan
dan perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan. Contoh, keluarga memanfaatkan Puskesmas, rumah
sakit, atau fasilitas pelayanan kesehatan lain untuk anggota
keluarganya yang sakit.

Sasaran Asuhan Keperawatan Keluarga


1) Keluarga sehat
Keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi
tidak mempunyai masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan
antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan
tahapan tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan
terutama pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
2) Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan
Keluarga risiko tinggi dapat didefinisikan, jika satu atau lebih
anggota keluarga memerlukan perhatian khusus dan memiliki
kebutuhan untuk menyesuaikan diri, terkait siklus perkembangan
anggota keluarga dan keluarga dengan faktor risiko penurunan
status kesehatan.
3) Keluarga yang memerlukan tindak lanjut
Keluarga yang memerlukan tindak lanjut merupakan keluarga
yang mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak
lanjut pelayanan keperawatan atau kesehatan, misalnya klien
pasca hospitalisasi penyakit kronik, penyakit degeneratif,
tindakan pembedahan, dan penyakit terminal.

Peran Dan Fungsi Perawat Di Keluarga Adalah Sebagai Berikut


1) Pelaksana
Peran dan fungsi perawat sebagai pelaksana adalah memberikan
pelayanan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan,
mulai pengkajian sampai evaluasi. Pelayanan diberikan karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,
serta kurangnya keamanan menuju kemampuan melaksanakan
kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan
bersifat promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif.
2) Pendidik
Peran dan fungsi perawat sebagai pendidik adalah
mengidentifikasi kebutuhan, menentukan tujuan,
mengembangkan, merencanakan, dan melaksanakan pendidikan
kesehatan agar keluarga dapat berperilaku sehat secara mandiri.
3) Konselor
Peran dan fungsi perawat sebagai konselor adalah memberikan
konseling atau bimbingan kepada individu atau keluarga dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman
yang lalu untuk membantu mengatasi masalah kesehatan
keluarga.
4) Kolaborator
Peran dan fungsi perawat sebagai kolaborator adalah
melaksanakan kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait
dengan penyelesaian masalah kesehatan di keluarga.

Selain peran perawat keluarga di atas, ada juga peran perawat


keluarga dalam pencegahan primer, sekunder dan tersier, sebagai
berikut.
1) Pencegahan Primer
Peran perawat dalam pencegahan primer mempunyai peran yang
penting dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit dan
memelihara hidup sehat.
2) Pencegahan sekunder
Upaya yang dilakukan oleh perawat adalah mendeteksi dini
terjadinya penyakit pada kelompok risiko, diagnosis, dan
penanganan segera yang dapat dilakukan oleh perawat.
Penemuan kasus baru merupakan upaya pencegahan sekunder,
sehingga segera dapat dilakukan tindakan. Tujuan dari
pencegahan sekunder adalah mengendalikan perkembangan
penyakit dan mencegah kecacatan lebih lanjut. Peran perawat
adalah merujuk semua anggota keluarga untuk skrining,
melakukan pemeriksaan, dan mengkaji riwayat kesehatan.
3) Pencegahan tersier
Peran perawat pada upaya pencegahan tersier ini bertujuan
mengurangi luasnya dan keparahan masalah kesehatan, sehingga
dapat meminimalkan ketidakmampuan dan memulihkan atau
memelihara fungsi tubuh. Fokus utama adalah rehabilitasi.
Rehabilitasi meliputi pemulihan terhadap individu yang cacat
akibat penyakit dan luka, sehingga mereka dapat berguna pada
tingkat yang paling tinggi secara fisik, sosial, emosional.

Asuhan Keperawatan Komunitas


Asuhan Keperawatan komunitas merupakan praktik untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan
menggunakan pengetahuan dari ilmu keperawatan, ilmu sosial dan
ilmu kesehatan masyarakat.
Tujuan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut.
1) Promosi kesehatan
Promosi kesehatan pada tujuan keperawatan komunitas ini
berarti adalah suatu upaya untuk membantu masyarakat
menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang
optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik,
emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Promosi kesehatan tidak
sekadar mengubah gaya hidup, tetapi mempertahankan dan
meningkatkan perilaku sehat adalah tujuan yang akan dicapai
pula.
2) Proteksi kesehatan
Proteksi kesehatan merupakan upaya perlindungan
kelompok masyarakat terhadap terpaparnya suatu penyakit.
3) Pencegahan penyakit dan penyembuhan
Pencegahan penyakit merupakan upaya dalam mencegah
terjadinya penyakit pada kelompok yang berisiko, sedangkan
penyembuhan adalah upaya yang dilakukan pada kelompok
masyarakat yang telah terkena penyakit. Upaya penyembuhan
bertujuan untuk menyembuhkan kelompok masyarakat yang sakit
dan mencegah terjadinya komplikasi.
Sasaran asuhan keperawatan komunitas adalah individu, keluarga dan
kelompok berisiko tinggi (keluarga atau penduduk di daerah kumuh,
daerah terisolasi, daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok
bayi, balita dan ibu hamil).
Peran dan fungsi perawat komunitas
1) Manager kasus
a) Mengidentifikasi kebutuhan komunitas terhadap pelayanan
kesehatan. Hal ini penting dilakukan agar pelayanan kesehatan
yang diberikan sesuai dengan kebutuhan komunitas.
b) Menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas. Rencana
ini dibuat berdasarkan hasil pengkajian kebutuhan komunitas
terhadap pelayanan kesehatan.
c) Mengoordinasikan aktivitas tim kesehatan multidisiplin
sehingga pelayanan yang diberikan dapat optimal dan tepat
sasaran.
d) Menilai kualitas pelayanan keperawatan dan pelayanan
kesehatan yang telah diberikan. Sebagai manager, hal ini
penting untuk meningkat
2) Pelaksana Asuhan keperawatan
a) melakukan pengkajian secara komprehensif;
b) menetapkan masalah keperawatan komunitas;
c) menyusun rencana keperawatan dengan mempertimbangkan
kebutuhan dan potensi komunitas;
d) melakukan tindakan keperawatan langsung mencakup tindakan
mandiri (seperti melakukan perawatan luka, melatih napas
dalam dan batuk efektif, melatih latihan rentang gerak/rom,
dan sebagainya), serta tindakan kolaboratif (seperti
pemberian obat TBC dan sebagainya);
e) mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah diberikan;
f) mendokumentasikan semua tindakan keperawatan.
3) Pendidik
a) Mengidentifikasi kebutuhan belajar, yaitu apa yang ingin
diketahui oleh komunitas, ini bisa diketahui saat perawat
melakukan pengkajian komunitas.
b) Memilih metode pembelajaran (ceramah, diskusi, atau
demonstrasi), dan materi yang sesuai dengan kebutuhan.
c) Menyusun rencana pendidikan kesehatan.
d) Melaksanakan pendidikan kesehatan.
e) Melatih komunitas/kelompok/keluarga tentang
keterampilan yang harus dimiliki sesuai kebutuhannya.
f) Mendorong keluarga untuk melatih keterampilan yang sudah
diajarkan perawat.
g) Mendokumentasikan kegiatan pendidikan kesehatan.
4) Pembela (Advocate)
a) menyediakan informasi yang dibutuhkan komunitas atau
keluarga untuk membuat keputusan;
b) memfasilitasi komunitas atau keluarga dalam mengambil
keputusan;
c) membuka akses ke provider agar komunitas atau keluarga
mendapatkan pelayanan yang terbaik (membangun jejaring
kerja);
d) menghormati hak klien;
e) meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan;
f) melaksanakan fungsi pendampingan komunitas atau keluarga;
g) memberikan informasi terkait sumber-sumber pelayanan yang
dapat digunakan;
h) memfasilitasi masyarakat dalam memanfaatkan sumber-
sumber tersebut.
5) Konselor
Perawat konselor membutuhkan keterampilan khusus, yaitu
perawat tersebut adalah orang yang memahami (expert) di bidang
keahliannya, dapat dipercaya untuk membantu komunitas atau
keluarga dan mengembangkan koping yang konstruktif dalam
penyelesaian masalah. Perawat juga dapat memberikan berbagai
solusi dalam rangka menetapkan cara yang lebih baik untuk
penyelesaian masalah.
6) Role Model
Pelayanan keperawatan komunitas bersifat berkelanjutan dan
berkesinambungan, tentu saja ini menuntut perawat untuk mampu
berinteraksi baik dengan komunitas. Dalam interaksi, ada proses
transformasi perilaku perawat yang dapat dipelajari oleh komunitas
atau keluarga. Proses inilah yang sebenarnya, bahwa perawat
sedang menjalankan perannya sebagai role model (contoh).
7) Penemu Kasus
Peran selanjutnya yang dapat dilakukan oleh perawat
komunitas adalah melibatkan diri dalam penelusuran kasus di
komunitas atau keluarga, untuk selanjutnya dilakukan kajian apa
saja yang dibutuhkan komunitas.
8) Pembaharu
a) Mengidentifikasi kekuatan dan penghambat perubahan. Hal
ini penting dilakukan
b) karena suatu perubahan merupakan suatu hal yang
baru yang membutuhkan dukungan.
c) Membantu pencairan dan memotivasi untuk berubah.
d) Membantu komunitas menginternalisasi perubahan.
c. Program-Program Puskesmas Karangampel
1) Promosi Kesehatan
2) Kesehatan Lingkungan
3) Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular
4) Kesehatan Keluarga dan Reproduksi
5) Perbaikan Gizi dan Masyarakat
6) Penyembuhan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan
d. Pelaksanaan Dari Program-Program di Puskesmas Karangampel
1) Promosi Kesehatan
Pelaksanaan Program ini bertujuan agar tercapainya perubahan
prilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan
memelihara prilaku sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Yang menjadi sasaran dari pelaksanaan program ini yaitu:
a) Pelaksanaan posyandu dan Pembinaan kader
b) Penyuluhan Kesehatan
- Penyuluhan dalam gedung
- Penyuluhan luar gedung
Penyuluhan kelompok :
- Kelompok posyandu
- Penyuluhan masyarakat
- Anak sekolah
Penyuluhan perorangan : PHN
c) Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

d) Advokasi program kesehatan dan program prioritas


Kampanye program prioritas antara lain : vitamin A, narkoba,
P2M DBD, HIV, malaria, diare
e) Promosi kesehatan tentang narkoba
f) Promosi tentang kepesertaan jamkesmas
g) Pembinaan dana sehat/jamkesmas
2) Kesehatan Lingkungan
Pelaksanaan program ini dengan kegiatan peningkatan
kesehatan lingkungan yang bertujuan terwujudnya kualitas
lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat
dari segala kemungkinan resiko kejadian yang dapat
menimbulkan gangguan dan bahaya kesehatan menuju derajat
kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik.
Kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang harus
dilakukan Puskesmas meliputi:
a) Penyehatan air
b) Penyehatan makanan dan minuman
c) Pengawasan pembuangan kotoran manusia
d) Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah
e) Penyehatan pemukiman
f) Pengawasan sanitasi tempat umum
g) Pengamanan polusi industri
h) Pengamanan pestisida
i) Klinik sanitasi
3) Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular
Pelaksanaan program ini dengan cara mengetahui penularan
penyakitnya dan melakukan pencegahan terhadap penyakit
menular tersebut, pemberantasan penyakit menular yaitu:
a) Program imunisasi
b) Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC
c) Program malaria dengan angka insiden malaria (AMI)
d) Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan
penaggulangan pneumonia
e) Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare
f) Program rabies
g) Program Surveilans
h) Pemberantasan P2B2 demam berdarah

Selain dengan cara pemberantasan penyakit menular diatas ada


beberapa cara agar individu setiap warga dapat menjaga dirinya
dari penyakit menular tersebut yaitu:

a) Memakai masker saat keluar rumah


b) Selalu mencuci tangan saat sebelum memasak, sebelum
makan, setelah buang air besar, setelah memegang uang dan
setelah bepergian keluar rumah.
c) Menjaga jarak dengan warga yang terlihat sakit
4) Kesehatan Keluarga dan Reproduksi
Tujuan dari program ini yaitu meningkatkan kesadaran
kemandirian wanita dan keluarganya dalam mengatur biologik
keluarga termasuk fungsi reproduksinya serta berperan serta aktif
dalam mencegah dan menyelesaikan masalah kesehatan keluarga
serta meningkatkan kualitas hidup keluarga.
Kebijaksanaan Penyelenggaraan Pembinaan Kesehatan
Keluarga dan Reproduksi Sesuai dengan intervensi nasional
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi di indonesia
berdasarkan rekomendasi strategi regional WHO untuk negara-
negara Asia Tenggara, maka kegiatan pelayanan reproduksi
adalah:
a) Kesehatan Ibu Dan Anak
b) Kesehatan Anak Usia Sekolah
c) Kesehatan Remaja, termasuk pencegahan serta penanganan
PMS (Penyakit Menular akibat Hubungan Seks, HIV/AIDS)
d) Keluarga Berencana
e) Kesehatan Usia Lanjut (Program Pengembangan Puskesmas)
Indikator keberhasilan program di wilayah kerja dinilai dari:
a) Angka Kematian Bayi
b) Angka Kematian Ibu
c) Prosentase Ibu Hamil Yang Mempunyai Berat Badan Dan
Tinggi Yang Normal
d) Prosentase Ibu Hamil Dengan Anemia
e) Prosentase Balita Dengan Berat Badan Dan Tinggi Sesuai
Umur
5) Perbaikan Gizi dan Masyarakat
Upaya Perbaikan Gizi Puskesmas meliputi:
a) Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
b) Upaya Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)
c) Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi Yang Terdiri Dari:
- Pencegahan Dan Penanggulangan Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY)
- Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Besi (AGB)
- Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Kalori Energi
Protein (KEP) Dan Kurang Energi Kronis (KEK)
- Pencegahan Dan Penaggulangan Kekurangan Vitamin A
(KVA)
- Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Kekurangan
Gizi Mikro Lain
- Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Gizi Lebih
d) Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi (SKPG).

Tujuan Dari Program ini yaitu Menanggulangi masalah gizi dan


meningkatkan status gizi masyarakat.
Sasaran upaya perbaikan gizi adalah kelompok-kelompok yang
beresiko menderita kelainan gizi antara lain:
a) Bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak usia sekolah
b) Wanita Usia Subur (WUS) termasuk calon pengantin
(cantin), ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, dan usia lanjut
(usila)
c) Semua penduduk rawan gizi (endemik)
d) Semua anak dan dewasa mempunyai masalah gizi
e) Pekerja penghasilan rendah.
6) Penyembuhan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan
a) Pelayanan Medik Rawat Jalan
Tujuan pelayanan medik rawat jalan adalah terwujudnya
pengguna jasa dan keluarganya yang partisipatif, sehat
sejahtera, badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
anggota keluarga hidup produktif secara sosial dan ekonomi
dengan baik
Sasaran pelayanan medik rawat jalan yang
diselenggarakan Puskesmas adalah semua anggota
masyarakat dengan tidak memandang umur, dan tidak
membedakan strata sosial.
b) Pelayanan Kedaruratan Medik
Tujuan pelayanan kecelakaan dan kedaruratan medik
adalah memberikan pertolongan medik segera dengan
menyelesaikan masalah kritis yang ditemukan untuk
mengambil fungsi vital tubbuh serta meringankan
penderitaaan dari pengguna pelayanan. Pelayanan
kedaruratan medik mempunyai prinsip-prinsip kerja khusus
yang harus dilaksanakan, yaitu:
- Pertolongan harus cepat dan tepat
- Pertolongan harus memenuhi standar pelayanan tingkat
primer, yaitu : Menstabilkan kondisi medik untuk evakuasi
ke tempat rujukan; Memperbaiki jalan nafas dan
pernafasan spontan, agar terjaminnya oksigenasi yang
adekuat ke seluruh tubuh terutama otak; Memperbaiki
sirkulasi darah; Menghilangkan dan mengurangi rasa
nyeri; Melakukan tindakan invasif medik yang diperlukan
- Memberikan informed consent kepada keluarga penderita.

c) Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut


Tujuan pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah
meningkatkannya partisipasi anggota masyarakat dan
keluarganya untuk bersama-sama mewujudkan tercapainya
derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang optimal.
Kelompok rentan untuk mendapatkan pelayanan asuhan
kesehatan gigi dan mulut yaitu:
- Anak sekolah dasar (upaya kesehatan gigi sekolah)
- kelompok ibu hamil dan menyusui
- Anak pra sekolah
- Kelompok masyarakat lain berpenghasilam rendah
- Lansia

Anda mungkin juga menyukai