Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah
Keperawatan Komunitas I Dosen Pengampu : Ns. Asmadi., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom
Disusun oleh
Nama : Melani NIM : CKR0180212
Kelas : A
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS 2 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN (STIKKU) TAHUN 2020 1. Gambaran status kesehatan diwilayah Karangampel a. Untuk saat ini tidak ada penyakit yang banyak menyerang masyarakat diwilayah Karangampel tetapi beberapa dari warga di Karangampel terinfeksi penyakit dari Covid-19, Kader beserta tim kesehatan di Puskesmas daerah karangampel sedang melakukan pelayanan terbaik untuk penyembuhan pasien Covid-19 dan mereka berusaha mencegah agar tidak ada lagi warga yang terinfeksi kasus Covid-19. b. Rata-rata masyarakat berobat ke puskesmas tetapi ada beberapa warga yang memilih berobat ke mantri. c. Alasan masyarakat lebih memilih berobat ke Puskesmas adalah karena Puskesmas tidak menarik biaya bagi warga yang datang berobat, sedangkan Mantri akan menarik biaya bagi warga yang datang berobat. d. Masyarakat selalu berusaha untuk menerapkan pola hidup sehat dilingkungannya agar tercipta wilayah yang bersih dan nyaman, apalagi saat pandemi seperti ini mereka berusaha menaati protocol kesehatan dengan selalu memakai masker saat keluar rumah, membersihkan lingkungannya, dan memakan makanan yang bergizi serta membiasakan diri dengan hidup sehat. 2. Analisi pelayanan Puskesmas a. Alur Pelayanan Keperawatan Komunitas 1) Persiapan bahan dan alat : a) PHN KIT b) Register Kohort Keluarga Binaan perdesa c) Register laporan bulanan d) Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga e) Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Kelompok/Komunitas 2) Langkah – Langkah Prosedur : a) Temuan Kasus - Diperoleh dari BP Umum, Pustu, Pusling, BP Desa, Posyandu, PONED, Rawat Inap, Lintas Programdan Sektoral terkait - Temuan Kasus dicatat dalam buku Register sasaran Keperkom Kemudian di Informasikan ke Binwil masing- masing untuk segera di tindak lanjuti. - Kasus-kasus yang masuk dalam variabel keperkom meliputi : Maternal Resti/Rawan, Balita Resti, Usila, Bayi, TBC, Kusta dan tindak lanjut keperawatan/DO pelayanan Kesehatan. - Tiga Program terpadu : Surveilans Epidemologi, Kesling dan Keperkom melakukan koordinasi dengan lintas program terkait sesuai dengan temuan kasus. b) Kunjungan Rumah Setelah melakukan koordinasi dengan Kepala Puskesmas, Program terkait, dan Binwil kemudian melakukan kunjungan rumah untuk memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga dan masyarakat terkait. c) Asuhan Keperawatan Dalam melakukan kunjungan rumah, hasil kunjungan di dokumentasikan dalam sebuah dokumentasi keperawatan berupa asuhan keperawatan komunitas. d) Pencatatan dan Pelaporan Semua Kegiatan dicatat dalam : - Formulir Pengkajian Keperawatan - Buku Register Sasaran Keperkom - Buku catatan Harian Kunjungan Petugas - Buku register Kohort Keperkom. b. Asuhan Keperawatan Keluarga dan Asuhan Keperawatan Komunitas Asuhan Keperawatan Keluarga Asuhan Keperawatan Keluarga adalah proses pemberian pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik keperawatan. Tujuan dari asuhan keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Tujuan khusus dari asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan mampu menangani masalah kesehatannya berikut ini. 1) Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarga Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan seluruh anggota keluarga. Contohnya, apakah keluarga mengerti tentang pengertian dan gejala kencing manis yang diderita oleh anggota keluarganya? 2) Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk membawa anggota keluarga ke pelayanan kesehatan. Contoh, segera memutuskan untuk memeriksakan anggota keluarga yang sakit kencing manis ke pelayanan kesehatan. 3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Contoh, keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit kencing manis, yaitu memberikan diet DM, memantau minum obat antidiabetik, mengingatkan untuk senam, dan kontrol ke pelayanan kesehatan. 4) Memodifikasi lingkungan yang kondusif Kemampuan keluarga dalam mengatur lingkungan, sehingga mampu mempertahankan kesehatan dan memelihara pertumbuhan serta perkembangan setiap anggota keluarga. Contoh, keluarga menjaga kenyamanan lingkungan fisik dan psikologis untuk seluruh anggota keluarga termasuk anggota keluarga yang sakit. 5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeliharaan dan perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan. Contoh, keluarga memanfaatkan Puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas pelayanan kesehatan lain untuk anggota keluarganya yang sakit.
Sasaran Asuhan Keperawatan Keluarga
1) Keluarga sehat Keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi tidak mempunyai masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. 2) Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan Keluarga risiko tinggi dapat didefinisikan, jika satu atau lebih anggota keluarga memerlukan perhatian khusus dan memiliki kebutuhan untuk menyesuaikan diri, terkait siklus perkembangan anggota keluarga dan keluarga dengan faktor risiko penurunan status kesehatan. 3) Keluarga yang memerlukan tindak lanjut Keluarga yang memerlukan tindak lanjut merupakan keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut pelayanan keperawatan atau kesehatan, misalnya klien pasca hospitalisasi penyakit kronik, penyakit degeneratif, tindakan pembedahan, dan penyakit terminal.
Peran Dan Fungsi Perawat Di Keluarga Adalah Sebagai Berikut
1) Pelaksana Peran dan fungsi perawat sebagai pelaksana adalah memberikan pelayanan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan, mulai pengkajian sampai evaluasi. Pelayanan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya keamanan menuju kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif. 2) Pendidik Peran dan fungsi perawat sebagai pendidik adalah mengidentifikasi kebutuhan, menentukan tujuan, mengembangkan, merencanakan, dan melaksanakan pendidikan kesehatan agar keluarga dapat berperilaku sehat secara mandiri. 3) Konselor Peran dan fungsi perawat sebagai konselor adalah memberikan konseling atau bimbingan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu untuk membantu mengatasi masalah kesehatan keluarga. 4) Kolaborator Peran dan fungsi perawat sebagai kolaborator adalah melaksanakan kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait dengan penyelesaian masalah kesehatan di keluarga.
Selain peran perawat keluarga di atas, ada juga peran perawat
keluarga dalam pencegahan primer, sekunder dan tersier, sebagai berikut. 1) Pencegahan Primer Peran perawat dalam pencegahan primer mempunyai peran yang penting dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit dan memelihara hidup sehat. 2) Pencegahan sekunder Upaya yang dilakukan oleh perawat adalah mendeteksi dini terjadinya penyakit pada kelompok risiko, diagnosis, dan penanganan segera yang dapat dilakukan oleh perawat. Penemuan kasus baru merupakan upaya pencegahan sekunder, sehingga segera dapat dilakukan tindakan. Tujuan dari pencegahan sekunder adalah mengendalikan perkembangan penyakit dan mencegah kecacatan lebih lanjut. Peran perawat adalah merujuk semua anggota keluarga untuk skrining, melakukan pemeriksaan, dan mengkaji riwayat kesehatan. 3) Pencegahan tersier Peran perawat pada upaya pencegahan tersier ini bertujuan mengurangi luasnya dan keparahan masalah kesehatan, sehingga dapat meminimalkan ketidakmampuan dan memulihkan atau memelihara fungsi tubuh. Fokus utama adalah rehabilitasi. Rehabilitasi meliputi pemulihan terhadap individu yang cacat akibat penyakit dan luka, sehingga mereka dapat berguna pada tingkat yang paling tinggi secara fisik, sosial, emosional.
Asuhan Keperawatan Komunitas
Asuhan Keperawatan komunitas merupakan praktik untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menggunakan pengetahuan dari ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat. Tujuan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut. 1) Promosi kesehatan Promosi kesehatan pada tujuan keperawatan komunitas ini berarti adalah suatu upaya untuk membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Promosi kesehatan tidak sekadar mengubah gaya hidup, tetapi mempertahankan dan meningkatkan perilaku sehat adalah tujuan yang akan dicapai pula. 2) Proteksi kesehatan Proteksi kesehatan merupakan upaya perlindungan kelompok masyarakat terhadap terpaparnya suatu penyakit. 3) Pencegahan penyakit dan penyembuhan Pencegahan penyakit merupakan upaya dalam mencegah terjadinya penyakit pada kelompok yang berisiko, sedangkan penyembuhan adalah upaya yang dilakukan pada kelompok masyarakat yang telah terkena penyakit. Upaya penyembuhan bertujuan untuk menyembuhkan kelompok masyarakat yang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi. Sasaran asuhan keperawatan komunitas adalah individu, keluarga dan kelompok berisiko tinggi (keluarga atau penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi, daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil). Peran dan fungsi perawat komunitas 1) Manager kasus a) Mengidentifikasi kebutuhan komunitas terhadap pelayanan kesehatan. Hal ini penting dilakukan agar pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan komunitas. b) Menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas. Rencana ini dibuat berdasarkan hasil pengkajian kebutuhan komunitas terhadap pelayanan kesehatan. c) Mengoordinasikan aktivitas tim kesehatan multidisiplin sehingga pelayanan yang diberikan dapat optimal dan tepat sasaran. d) Menilai kualitas pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan yang telah diberikan. Sebagai manager, hal ini penting untuk meningkat 2) Pelaksana Asuhan keperawatan a) melakukan pengkajian secara komprehensif; b) menetapkan masalah keperawatan komunitas; c) menyusun rencana keperawatan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan potensi komunitas; d) melakukan tindakan keperawatan langsung mencakup tindakan mandiri (seperti melakukan perawatan luka, melatih napas dalam dan batuk efektif, melatih latihan rentang gerak/rom, dan sebagainya), serta tindakan kolaboratif (seperti pemberian obat TBC dan sebagainya); e) mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah diberikan; f) mendokumentasikan semua tindakan keperawatan. 3) Pendidik a) Mengidentifikasi kebutuhan belajar, yaitu apa yang ingin diketahui oleh komunitas, ini bisa diketahui saat perawat melakukan pengkajian komunitas. b) Memilih metode pembelajaran (ceramah, diskusi, atau demonstrasi), dan materi yang sesuai dengan kebutuhan. c) Menyusun rencana pendidikan kesehatan. d) Melaksanakan pendidikan kesehatan. e) Melatih komunitas/kelompok/keluarga tentang keterampilan yang harus dimiliki sesuai kebutuhannya. f) Mendorong keluarga untuk melatih keterampilan yang sudah diajarkan perawat. g) Mendokumentasikan kegiatan pendidikan kesehatan. 4) Pembela (Advocate) a) menyediakan informasi yang dibutuhkan komunitas atau keluarga untuk membuat keputusan; b) memfasilitasi komunitas atau keluarga dalam mengambil keputusan; c) membuka akses ke provider agar komunitas atau keluarga mendapatkan pelayanan yang terbaik (membangun jejaring kerja); d) menghormati hak klien; e) meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan; f) melaksanakan fungsi pendampingan komunitas atau keluarga; g) memberikan informasi terkait sumber-sumber pelayanan yang dapat digunakan; h) memfasilitasi masyarakat dalam memanfaatkan sumber- sumber tersebut. 5) Konselor Perawat konselor membutuhkan keterampilan khusus, yaitu perawat tersebut adalah orang yang memahami (expert) di bidang keahliannya, dapat dipercaya untuk membantu komunitas atau keluarga dan mengembangkan koping yang konstruktif dalam penyelesaian masalah. Perawat juga dapat memberikan berbagai solusi dalam rangka menetapkan cara yang lebih baik untuk penyelesaian masalah. 6) Role Model Pelayanan keperawatan komunitas bersifat berkelanjutan dan berkesinambungan, tentu saja ini menuntut perawat untuk mampu berinteraksi baik dengan komunitas. Dalam interaksi, ada proses transformasi perilaku perawat yang dapat dipelajari oleh komunitas atau keluarga. Proses inilah yang sebenarnya, bahwa perawat sedang menjalankan perannya sebagai role model (contoh). 7) Penemu Kasus Peran selanjutnya yang dapat dilakukan oleh perawat komunitas adalah melibatkan diri dalam penelusuran kasus di komunitas atau keluarga, untuk selanjutnya dilakukan kajian apa saja yang dibutuhkan komunitas. 8) Pembaharu a) Mengidentifikasi kekuatan dan penghambat perubahan. Hal ini penting dilakukan b) karena suatu perubahan merupakan suatu hal yang baru yang membutuhkan dukungan. c) Membantu pencairan dan memotivasi untuk berubah. d) Membantu komunitas menginternalisasi perubahan. c. Program-Program Puskesmas Karangampel 1) Promosi Kesehatan 2) Kesehatan Lingkungan 3) Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular 4) Kesehatan Keluarga dan Reproduksi 5) Perbaikan Gizi dan Masyarakat 6) Penyembuhan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan d. Pelaksanaan Dari Program-Program di Puskesmas Karangampel 1) Promosi Kesehatan Pelaksanaan Program ini bertujuan agar tercapainya perubahan prilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara prilaku sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Yang menjadi sasaran dari pelaksanaan program ini yaitu: a) Pelaksanaan posyandu dan Pembinaan kader b) Penyuluhan Kesehatan - Penyuluhan dalam gedung - Penyuluhan luar gedung Penyuluhan kelompok : - Kelompok posyandu - Penyuluhan masyarakat - Anak sekolah Penyuluhan perorangan : PHN c) Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
d) Advokasi program kesehatan dan program prioritas
Kampanye program prioritas antara lain : vitamin A, narkoba, P2M DBD, HIV, malaria, diare e) Promosi kesehatan tentang narkoba f) Promosi tentang kepesertaan jamkesmas g) Pembinaan dana sehat/jamkesmas 2) Kesehatan Lingkungan Pelaksanaan program ini dengan kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan yang bertujuan terwujudnya kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala kemungkinan resiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan bahaya kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik. Kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang harus dilakukan Puskesmas meliputi: a) Penyehatan air b) Penyehatan makanan dan minuman c) Pengawasan pembuangan kotoran manusia d) Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah e) Penyehatan pemukiman f) Pengawasan sanitasi tempat umum g) Pengamanan polusi industri h) Pengamanan pestisida i) Klinik sanitasi 3) Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular Pelaksanaan program ini dengan cara mengetahui penularan penyakitnya dan melakukan pencegahan terhadap penyakit menular tersebut, pemberantasan penyakit menular yaitu: a) Program imunisasi b) Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC c) Program malaria dengan angka insiden malaria (AMI) d) Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penaggulangan pneumonia e) Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare f) Program rabies g) Program Surveilans h) Pemberantasan P2B2 demam berdarah
Selain dengan cara pemberantasan penyakit menular diatas ada
beberapa cara agar individu setiap warga dapat menjaga dirinya dari penyakit menular tersebut yaitu:
a) Memakai masker saat keluar rumah
b) Selalu mencuci tangan saat sebelum memasak, sebelum makan, setelah buang air besar, setelah memegang uang dan setelah bepergian keluar rumah. c) Menjaga jarak dengan warga yang terlihat sakit 4) Kesehatan Keluarga dan Reproduksi Tujuan dari program ini yaitu meningkatkan kesadaran kemandirian wanita dan keluarganya dalam mengatur biologik keluarga termasuk fungsi reproduksinya serta berperan serta aktif dalam mencegah dan menyelesaikan masalah kesehatan keluarga serta meningkatkan kualitas hidup keluarga. Kebijaksanaan Penyelenggaraan Pembinaan Kesehatan Keluarga dan Reproduksi Sesuai dengan intervensi nasional penanggulangan masalah kesehatan reproduksi di indonesia berdasarkan rekomendasi strategi regional WHO untuk negara- negara Asia Tenggara, maka kegiatan pelayanan reproduksi adalah: a) Kesehatan Ibu Dan Anak b) Kesehatan Anak Usia Sekolah c) Kesehatan Remaja, termasuk pencegahan serta penanganan PMS (Penyakit Menular akibat Hubungan Seks, HIV/AIDS) d) Keluarga Berencana e) Kesehatan Usia Lanjut (Program Pengembangan Puskesmas) Indikator keberhasilan program di wilayah kerja dinilai dari: a) Angka Kematian Bayi b) Angka Kematian Ibu c) Prosentase Ibu Hamil Yang Mempunyai Berat Badan Dan Tinggi Yang Normal d) Prosentase Ibu Hamil Dengan Anemia e) Prosentase Balita Dengan Berat Badan Dan Tinggi Sesuai Umur 5) Perbaikan Gizi dan Masyarakat Upaya Perbaikan Gizi Puskesmas meliputi: a) Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) b) Upaya Perbaikan Gizi Institusi (UPGI) c) Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi Yang Terdiri Dari: - Pencegahan Dan Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) - Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Besi (AGB) - Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Kalori Energi Protein (KEP) Dan Kurang Energi Kronis (KEK) - Pencegahan Dan Penaggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA) - Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Kekurangan Gizi Mikro Lain - Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Gizi Lebih d) Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi (SKPG).
Tujuan Dari Program ini yaitu Menanggulangi masalah gizi dan
meningkatkan status gizi masyarakat. Sasaran upaya perbaikan gizi adalah kelompok-kelompok yang beresiko menderita kelainan gizi antara lain: a) Bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak usia sekolah b) Wanita Usia Subur (WUS) termasuk calon pengantin (cantin), ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, dan usia lanjut (usila) c) Semua penduduk rawan gizi (endemik) d) Semua anak dan dewasa mempunyai masalah gizi e) Pekerja penghasilan rendah. 6) Penyembuhan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan a) Pelayanan Medik Rawat Jalan Tujuan pelayanan medik rawat jalan adalah terwujudnya pengguna jasa dan keluarganya yang partisipatif, sehat sejahtera, badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap anggota keluarga hidup produktif secara sosial dan ekonomi dengan baik Sasaran pelayanan medik rawat jalan yang diselenggarakan Puskesmas adalah semua anggota masyarakat dengan tidak memandang umur, dan tidak membedakan strata sosial. b) Pelayanan Kedaruratan Medik Tujuan pelayanan kecelakaan dan kedaruratan medik adalah memberikan pertolongan medik segera dengan menyelesaikan masalah kritis yang ditemukan untuk mengambil fungsi vital tubbuh serta meringankan penderitaaan dari pengguna pelayanan. Pelayanan kedaruratan medik mempunyai prinsip-prinsip kerja khusus yang harus dilaksanakan, yaitu: - Pertolongan harus cepat dan tepat - Pertolongan harus memenuhi standar pelayanan tingkat primer, yaitu : Menstabilkan kondisi medik untuk evakuasi ke tempat rujukan; Memperbaiki jalan nafas dan pernafasan spontan, agar terjaminnya oksigenasi yang adekuat ke seluruh tubuh terutama otak; Memperbaiki sirkulasi darah; Menghilangkan dan mengurangi rasa nyeri; Melakukan tindakan invasif medik yang diperlukan - Memberikan informed consent kepada keluarga penderita.
c) Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Tujuan pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah meningkatkannya partisipasi anggota masyarakat dan keluarganya untuk bersama-sama mewujudkan tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang optimal. Kelompok rentan untuk mendapatkan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut yaitu: - Anak sekolah dasar (upaya kesehatan gigi sekolah) - kelompok ibu hamil dan menyusui - Anak pra sekolah - Kelompok masyarakat lain berpenghasilam rendah - Lansia