Anda di halaman 1dari 10

KOLABORASI

ANTARA
PERAWAT DAN
TENAGA DOKTER
Di susun oleh :
• Diana Nova Margareta
• Melani
• Indah
• Mia Sylviawati
• Inka desianty
• Rana Pristianti
• Lia cahyaningsih
DEFINISI
KOLABORASI Berdasarkan kamus Heritage Amerika (2000), kolaborasi adalah bekerja
bersama khususnya dalam usaha penggambungkan pemikiran. Hal ini sesuai
dengan apa yang dikemukanan oleh Gray (1989) menggambarkan bahwa
kolaborasi sebagai suatu proses berfikir dimana pihak yang terklibat
memandang aspek-aspek perbedaan dari suatu masalah serta menemukan
solusi dari perbedaan tersebut dan keterbatasan padangan mereka terhadap
apa yang dapat dilakukan.

Apapun bentuk dan tempatnya, kolaborasi meliputi suatu pertukaran


pandangan atau ide yang memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator.
Efektifitas hubungan kolaborasi profesional membutuhkan mutual respek
baik setuju atau ketidak setujuan yang dicapai dalam interaksi tersebut.
Partnership kolaborasi merupakan usaha yang baik sebab mereka
menghasilkan outcome yang lebih baik bagi pasien dalam mecapai upaya
penyembuhan dan memperbaiki kualitas hidup.
TREND DAN ISU YANG TERJADI

Hubungan perawat-dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi yang


telah cukup lama dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien.
Perspektif yang berbeda dalam memendang pasien, dalam prakteknya
menyebabkan munculnya hambatan-hambatan teknik dalam melakukan
proses kolaborasi. Kendala psikologi keilmuan dan individual, factor sosial,
serta budaya menempatkan kedua profesi ini memunculkan kebutuhan MIKKK STONE
akan upaya kolaborsi yang dapat menjadikan keduanya lebih solid dengan
semangat kepentingan pasien.
Hambatan Kolaborasi Dokter Dengan Perawat

Hambatan kolaborasi dokter dan perawat sering dijumpai pada


tingkat profesional dan institusional. Perbedaan status dan
kekuasaan tetap menjadi sumber utama ketidaksesuaian yang
membatasi pendirian profesional dalam aplikasi kolaborasi. Dokter
cenderung pria, dari tingkat ekonomi lebih tinggi dan biasanya
fisik lebih besar dibanding perawat, sehingga iklim dan kondisi
sosial masih mendkung dominasi dokter. Inti sesungghnya dari
konflik perawat dan dokter terletak pada perbedaan sikap
profesional mereka terhadap pasien dan cara berkomunikasi
diantara keduanya.
Pemahaman Kolaborasi

Pemahaman mengenai prinsip kolaborasi dapat menjadi


kurang berdasar jika hanya dipandang dari hasilnya saja.
Pembahasan bagaimana proses kolaborasi itu terjadi justru
menjadi point penting yang harus disikapi. Bagaimana masing-
masing profesi memandang arti kolaborasi harus dipahami oleh
kedua belah pihak sehingga dapat diperoleh persepsi yang
sama.
mahasiswa kedokteran pra-
klinis sering terlibat langsung
dalam aspek psikososial
perawatan pasien melalui
kegiatan tertentu seperti
gabungan bimbingan – pasien. Perawat
Selama periode tersebut
Sejak awal perawat di didik
hampir tidak ada kontak formal
mengenal perannya dan
dengan para perawat, pekerja
berinteraksi dengan pasien
sosial atau profesional
praktek keperawatan
kesehatan lain. Sebagai praktisi
menggabungkan teori dan
memang mereka berbagi
penelitian perawatan dalam
lingkungan kerja dengan para
praktek rumah sakit dan
perawat tetapi mereka tidak
praktek pelayanan
dididik untuk menanggapinya
kesehatan masyarakat. Para
sebagai
pelajar bekerja di unit
rekanan/sejawat/kolega.
perawatan pasien bersama
(Siegler dan Whitney, 2000)
staf perawatan untuk

Dokter belajar merawat.


Menjalankan prosedur dan
menginternalisasi peran.
Perawat dan dokter merencanakan dan mempraktekan bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batas-batas lingkup
praktek dengan berbagi nilai-nilai dan pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang berkontribusi terhadap perawatan individu, keluarga dan
masyarakat.

1. Anggota Tim interdisiplin


Elemen kunci kolaborasi dalam kerja sama team multidisipliner dapat 5
digunakan untuk mencapai tujuan kolaborasi team : 4
3 Kejelasan peran
1 2 Meningkatnya dalam
Peningkatnya kohesifitas antar berinteraksi antar
Memberikan Produktivitas profesionalisme profesional profesional
pelayanan maksimal serta dan kepuasan
kesehatan yang efektifitas dan kerja, dan
berkualitas efesiensi sumber loyalitas
dengan daya
menggabungkan
keahlian unik
profesional.

Menumbuhkan
komunikasi,
kolegalitas, dan
6
menghargai dan
memahami
orang lain.
2. Peran Perawat sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator melakukan kaloborasi dengan yang lain untuk mencapai tujuan yang sama. Ini adalah suatu proses dam sebuah
lingkungan yang saling menghargai dan kooperatif. Kaloborasi seharusnya selalu menjadi suatu gaya dalam berinteraksi antara perawat kesehatan
komunitas dengan klien dan sama pentingnya peran perawat ketika perawat berfungsi sebagai bagian dari sebuah tim. Meskipun berkaloborasi
dengan seorang individu, sebuah keluarga, sebuah agensi, atau sebagai bagian dari sebuah tim, perawat kesehatan komunitas terlibat dalam
sebuah pembuatan keputusan bersama berhubungan dengan aksi yang paling tepat untuk dilakukan untuk memecahkan masalah (Hitchcock, 2003).
Thank you

Anda mungkin juga menyukai