Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Persepsi

2..1.1 Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan sebuah peristiwa yang belum pernah dialami sebelumnya

bagi diri seseorang atau kejadian yang baru terjadi bagi diri seorang pribadi individu

yang akan menguraikan peristiwa atau kejadian tersebut di dalam benak atau akalnya.

Alkhaidah menyatakan di dalam bukunya persepsi sebagai sebuah proses dari diri

individu seseorang untuk mengetahui serta mengenali suatu objek peristiwa atau

kejadian dengan bantuan indera yang individu miliki. Kesimpulannya yakni persepsi

adalah tahapan atau progress dalam diri seseorang ketika mengunakan barang atau

lainnya panca inderanya berfungsi dalam menerima hal tersebut agar manusia bisa

melakukan pemilihan, pengaturan, penerjemahan sebuah berita agar mencipatakan

gambaran tentang dunia yang lebih berarti. Didalam persepsi banyak mengandung

beberapa cara dalam diri manusia agar dapat pengetahuan lebih serta pengevaluasian

terhadap pengetahuan individu atas individu lainnya. (Rizka, 2021)

Menurut Slameto dalam Wahyu Tri Atmojo (2017) persepsi adalah proses yang

menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia, melalui persepsi

manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya,melalui indera

penglihat, pendengar, peraba, dan perasa. Persepsi juga dapat diartikan sebagai
penglihatan, atas cara seseorang melihat sesuatu dan atau pandangan atau suatu

pengertian tentang cara seseorang mengartikan sesuatu.

Persepsi Orang Tua

Persepsi adalah salah satu proses pengolahan informasi yang ditangkap

melalui indera penglihatan, pendengaran, perasaan, dan pengamatan yang

diproyeksikan pada bagian tertentu di otak sehingga timbul untuk mengamati pada

obyek tersebut. Kemudian ditafsirkan dalam buah pikiran dan mengasimilasikan

suatu pengamatan berdasarkan pengalaman yang dimiliki, Persepsi selalu berkaitan

dengan gejala dan pengalaman yang dimiliki. Semakin banyak pengalaman dan ilmu

pengetahuan pada diri seorang maka semakin banyak dan kuat persepsinya.

(Suwarto , Hulman Fajri,2018).

Indikator Persepsi Orang Tua

Indikator persepsi Persepsi merupakan kesan yang diperoleh oleh individu

melalui panca indera kemudian di analisis (diorganisir), diintepretasi dan kemudian

dievaluasi, sehingga individu tersebut memperoleh makna. Pendapat Robbins lebih

melengkapi pendapat-pendapat sebelumnya, yaitu adanya unsur -unsur evaluasi atau

penilaian terhadap obyek persepsi. Robbins menetapkan indikator-indikator persepsi

menjadi dua macam, yaitu:

1) Penerimaan Proses penerimaan merupakan indikator terjadinya persepsi

dalam tahap fisiologis, yaitu berfungsinya indera untuk menangkap rangsang dari

luar.
2) Evaluasi Rangsang-rangsang dari luar yang telah ditangkap indera,

kemudian dievaluasi oleh individu. Evaluasi ini sangat subjektif. Individu yang satu

menilai suatu rangsang sebagai sesuatu yang sulit dan membosankan. Tetapi individu

yang lain menilai rangsang yang sama tersebut sebagai sesuatu yang bagus dan

menyenangkan.

Proses Terjadinya Persepsi Orang Tua

Faktor- faktor Yang Membuat Proses Persepsi Orang Tua

2.2.1 Perilaku Pencegahan.

2.3.1 Pengertian Obesitas.

Obesitas merupakan salah satu manifestasi dari masalah gizi lebih, yang perlu

mendapatkan perhatian. Obesitas di tandai dengan adanya kelebihan lemak tubuh

secara absolut maupun relatif. Keadaan ini merupakan faktor risiko dari berbagai

penyakit (related co-morbidity) antara lain diabetes mellitus, dislipidemia, dan

hipertensi yang pada akhirnya dapat menimbulkan peningkatan penyakit jantung

koroner. Pengertian lain dari Obesitas adalah merupakan suatu kelainan yang ditandai

oleh penimbunan jaringan lemak dalam tubuh secara berlebihan. Obesitas terjadi

karena adanya ketakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang

keluar. Obesitas dapat terjadi pada siapa saja, baik balita maupun orang dewasa. Salah
satu penyakit yang ada di negara maju, tetapi sekarang obesitas terus bertambah di

negara berkembang, terutama di daerah perkotaan. Anak yang menderita kelebihan

berat badan di negara berkembang jumlahnya sudah melebihi angka 30 juta anak dan

anak yang menderita kelebihan berat pada negara maju sebesar 10 juta anak,

kegemukan juga merupakan masalah kesehatan yang terjadi ketika seorang anak

memiliki berat badan diatas normal jika dibandingkan dengan usia dan tinggi

badannya. (Muchnuria Rachmawati,2012, Anita Rahmiwati , Rico Januar Sitorus ,

Ditia Fitri Arinda , Feranita Utama, 2018, Siska Novita Sari, Helma , Muhammad

Subhan,2021).

Obesitas pada anak sangat merugikan kualitas hidup anak seperti gangguan

pertumbuhan tungkai kaki, gangguan tidur, sleep apnea (henti napas sesaat) dan

gangguan pernapasan lain. Anak yang obesitas tidak hanya lebih berat dari anak

seusianya, tetapi lebih cepat matang pertumbuhan tulangnya, relatif lebih tinggi pada

masa remaja awal, tetapi pertumbuhan memanjang selesai lebih cepat , sehingga

tinggi badan relatif lebih pendek dari anak sebayanya dan kematangan seksual lebih

cepat, pertumbuhan payudara dan menarche juga lebih cepat. (Stevani E. 2017).

Tipe- tipe obesitas

Obesitas dapat dibedakan berdasarkan bentuk fisik/tubuh yang tersusun akibat

timbunan lemak di tubuh. Obesitas dibedakan menurut distribusi lemak, yaitu bila

lebih banyak timbunan lemak di bagian atas tubuh (dada dan pinggang) maka disebut

opple shope body (android), dan bila lebih banyak timbunan lemak di bagian bawah
tubuh (pinggul dan paha) disebut pear shape body (gynoid).(Dessy Hermawan,

2020). Untuk lebih jelasnya perhatikan dua obesitas di bawah ini :

a. Tipe android (buah apel)

Pada obesitas tipe ini, penumpukan lemak terjadi terutama di bagian tubuh

atas seperti dada,pundak,leher,dan wajah. Dikatakan tipe android karena pada

obesitas ini tubuh menyerupai bentuk dari buah apel.

Obesitas tipe android ini, memiliki resiko lebih tinggi terhadap penyakit-

penyakit degeneratif yang berhubungan dengan metabolisme lemak dan glukosa

(seperti : penyakit jantung, diabetes mellitus, stroke, hipertensi,) karena timbunan

lemak yang terjadi merupakan lemak jenuh. Meskipun begitu, pada obesitas tipe

android akan lebih mudah untuk menurunkan berat badan. Untuk tipe ini dapat

terlihat dengan mengikuti olahraga dan jug aturan makan yang benar.

b. Tipe Gynoid (buah pir)

Berbeda dengan tipe android ,pada obesitas ini umum diderita oleh perempuan

saja. Pada obesitas tipe gynoid, penumpukan lemak terjadi pada bagian tubuh bawah

sekitar perut, pinggul, paha, dan pantat. Karena lemak yang menumpuk adalah lemak

tak jenuh, tipe obesitas ini relatif lebih aman dibanding tipe sebelumnya. Namun, tipe

obesitas ini memiliki lemak sulit dibakar menjadi energi sehingga akan lebih sulit

untuk menurunkan berat badannya.


Jenis – jenis penyebab obesitas

1. Obesitas karena makanan

Jenis obesitas ini dikarenakan asupan makanan dan air berkalori tinggi yang

berlebihan. Biasanya, penderita obesitas ini akan mengalami penimbunan lemak di

bagian tubuh atas/dada dan di bagian perut sehingga menyebabkan perut menjadi

buncit.
2. Obesitas karena kecemasan

Penyebab utama jenis obesitas ini adalah kecemasan dan stress. Ketika kita

mengalami berbagai macam perasaan cemas, maka kita cenderung memiliki nafsu

makan yang lebih tinggi dan menjadikan makanan menjadi tempat pelarian. Solusi

untuk jenis ini adalah menerapkan manajemen stres untuk mengelola kecemasan dan

mengurangi stres. Dan penimbunan lemak di bagian sekitar perut tengah

3. Obesitas karena gluten

Gluten adalah protein yang terkandung bersama pati yang terkandung pada

beberapa sereal,terutama gandum, gandum hitam, dan jelai. Dari ketiganya, gandum

memiliki kandungan gluten paling tinggi. Obesitas jenis ini akan mengalami

penimbunan lemak di bagian pinggul dan paha.

4. Obesitas aterogenik metabolik

Obesitas tipe ini ditandai dengan perut yang sangat besar. Hal ini diakibatkan

karena seluruh lemak tubuh terakumulasi dalam perut yang dapat menyebabkan

malasah pernafasan.

5. Obesitas vena

Masalah kegemukan ini sering terjadi karena sirkulasi vena di tubuh bagian

bawah yang mengalami hambatan. Pada obesitas jenis ini wanita akan terlihat gemuk

di bagian tubuh bawah, yaitu mulai dari bokong, paha, dan tungkai. Sebagai solusinya

adalah melakukan banyak olahraga, misal berjalan kaki atau naik tangga.

6. Obesitas kurang gerak/ olahraga


Jenis obesitas yang umum dialami pada mereka yang minim gerak atau malas

berolahraga. Jenis obesitas ini adalah jenis yang banyak kita temui saat ini, karena

teknologi dan keadaan yang membuat orang jarang bergerak dan hanya duduk saja di

depan komputer/handphone saja.

Faktor – faktor penyebab obesitas.

1. Pemberian ASI

pemberian MP-ASI terlalu dini

2. Asupan nutrisi yang berasal dari jenis makanan olahan serba instan

1. faktor genetik,
2. kurang gerak / olahraga
3. emosi
4. Pola makan
5. kurang istirahat
6. suhu
7. hormonal

Anda mungkin juga menyukai