Anda di halaman 1dari 19

Fokus Ekonomi (FE), Agustus 2011, Hal. 81 – 99 Vol. 10, No.

2 81
ISSN: 1412-3851

INTERNAL MARKETING: DAMPAK JOB SATISFACTION, ORGANIZATIONAL


COMMITMENT PADA CUSTOMERS SATISFACTION

Internal Marketing: The Impact of Job Satisfaction, Organizational Commitment


to Customers Satisfaction

Ribhan
Program Studi Manajemen Universitas Lampung
Jl.Prof.Dr.Soemantri Bojonegoro No.1 Bandar Lampung 35145
E-mail: ribhan_ashari@yahoo.com

ABSTRAK

Organisasi yang bergerak dibidang jasa, peran karyawan sangat menentukan dalam
memberikan kepuasan pada pelanggan. Hal ini dikarenakan proses produksi dan konsumsi
pada jasa terjadi secara simultan. Pemasaran jasa akan lebih mudah dipahami dengan pendekatan
elemen-elemen gabungan antara produk dan distribusi, yang menekankan pada ketergantungan
yang saling menguntungkan (mutualism) antara elemen-elemen tersebut. Pendekatan ini
memungkinkan manajemen untuk memfokuskan perhatian pada pentingnya peran karyawan
dalam melayani konsumen. Manajemen melaksanakan pemasaran internal (internal
marketing) dan memberikan dukungan pada karyawan dan menghargai kinerja yang baik
sehingga karyawan dapat memberikan pelayanan yang memuaskan konsumen.Penelitian ini
menggunakan responden perawat dan pasien rumah sakit umum rujukan tertinggi di Lampung
masing-masing sebanyak 122 responden. Dengan menggunakan SEM (Structural Equetion Model)
menghasilkan bahwa penelitian mendukung hanya tiga hipotesis dari lima yang dihipotesiskan.
Internal marketing secara positif berpengaruh terhadap komitmen organisasi dan kepuasan
konsumen, serta kepuasan kerja secara positif juga berpengaruh terhadap komitmen organisasi.

Kata Kunci: pemasaran internasional, kepuasan kerja, komitmen organisasi, kepuasan konsumen

ABSTRACT

Organizations engaged in services, the role of employees is crucial in providing customer


satisfaction. This is because the process of production and consumption take place simultaneously
on the service. Marketing services will be more easily understood approach combined elements
between the product and distribution, which emphasizes the dependence of mutual benefit
(mutualism) between these elements. This approach allows management to focus attention on the
importance of the role of employees in serving customers. Implementing an internal marketing
management (internal marketing) and provide support to employees and reward good
performance so that employees can provide a satisfactory customer service.
Research uses respondent nurses and patients the highest referral general hospital in Lampung
each of 122 respondents. By using SEM (Structural Model Equetion) yields that the study supports
the hypothesis of only three of the five hypothesized. Internal marketing in a positive effect on
organizational commitment and customer satisfaction, and job satisfaction also positively
influence organizational commitment.

Keywords: internal marketing, job satisfaction, organizational commitment, customers


satisfaction.
82 Ribhan Fokus Ekonomi

PENDAHULUAN internal memiliki efek positif terhadap kepuasan


kerja dan persepsi perawat internal pemasaran
Perubahan yang mengarah pada pengakuan
memiliki efek positif terhadap komitmen
dari kepentingan manusia secara besar di era
organisasi. Oleh karenanya manajemen sebaiknya
industri telah memimpin untuk mengubah pola
melaksanakan pemasaran internal (internal
pikir perusahaan mengenai manajemen sumber
marketing) dan memberikan dukungan pada
daya manusia. Dengan sukses perusahaan tidak
karyawan sehingga menghasilkan kinerja yang
lagi melihat para karyawan sebagai sumber
baik.
penghasilan utama yang memiliki fungsi untuk
menyediakan barang dan jasa. Melainkan Zeithaml dan Bitner (1996) menyatakan bahwa
karyawan sebagai pengkritik dari kemampuan peran karyawan pada barisan terdepan dan yang
organisasi untuk memberikan pelayanan. mendukungnya (karyawan di bagian belakang),
sangat penting bagi keberhasilan organisasi jasa,
Secara umum, terutama perusahaan yang
karena selain berperan dalam penyajian jasa,
bergerak dibidang jasa, peran karyawan sangat
mereka juga mempengaruhi persepsi pembeli.
menentukan dalam memberikan kepuasan pada
Karyawan adalah jasa itu sendiri, karyawan
pelanggan. Hal ini dikarenakan proses produksi
adalah organisasi di mata konsumen, dan
dan konsumsi pada jasa terjadi secara simultan.
karyawan adalah para pemasar. Oleh karena itu,
Pemasaran jasa akan lebih mudah dipahami
perusahaan perlu memiliki strategi-strategi yang
dengan pendekatan elemen-elemen gabungan
mendukung pekerjaan karyawan dalam
antara produk dan distribusi, yang menekankan
melakukan fungsi pemasaran. Salah satunya
pada ketergantungan yang saling menguntungkan
adalah internal marketing.
(mutualism) antara elemen-elemen tersebut.
Pendekatan ini memungkinkan manajemen Internal marketing memperlakukan karyawan
untuk memfokuskan perhatian pada pentingnya dan konsumen dengan kepentingan yang setara
peran karyawan dalam melayani konsumen. melalui program proaktif dengan tujuan untuk
mencapai tujuan organisasi. Payne (1993,dalam
Kegiatan manajemen pemasaran, operasi dan
Farzad et al. 2008) mengusulkan bahwa kunci
sumber daya manusia pada perusahaan jasa lebih
tujuan dari pemasaran internal adalah
saling terkait dibandingkan perusahaan
perkembangan dalam dan luar kesadaran
manufaktur. Perusahaan jasa, para konsumen
konsumen dan penghilangan fungsi rintangan
secara fisik menyaksikan operasi jasa dan
untuk mencapai keefektifan suatu organisasi.
berinteraksi dengan para karyawan secara
Ketidakmampuan karyawan untuk memenuhi
langsung. Pada perusahaan manufaktur biasanya
kewajibannya sangat merusak dalam organisasi,
mempunyai jarak dari titik pembelian dengan
hasilnya kualitas pemberian pelayanan yang
konsumsinya, dan secara substansial ada
rendah dan biaya yang tinggi. Efek positif yang
rentang waktu sebelum pembelian dan
diakibatkan dari pemasaran internal memiliki arti
konsumsi terjadi, sehingga konsumen dapat
karyawan akan memberikan pemasukan maksimal
melihat perbedaan secara jelas antara
daripada upaya minimal, cara tersebut lebih
identitas manufaktur dan identitas outlet
memuaskan kebutuhan dan kemauan eksternal
distribusi tempat produk itu dijual. Rosenbluth
konsumen. Pemasaran internal merupakan
dan Peter dalam Kotler (2009), mengatakan
prasyarat dari pemasaran eksternal yang efektif.
bahwa jika perusahaan benar-benar ingin
memuaskan pelanggannya, karyawanlah yang Gronroos (1990) mengusulkan suatu rerangka
harus diutamakan, bukan pelanggan. Lebih jauh konseptual pemasaran jasa (service) yang dikenal
Kotler (2009) mengungkapkan bahwa perusahaan sebagai "Segitiga Service" untuk menyertakan
jasa yang pengelolaannya sangat baik diyakini konsep-konsep dari internal marketing, marketing
bahwa hubungan karyawan akan mempengaruhi dan interaksi external marketing kedalam suatu
hubungannya dengan pelanggan. Chang dan konsep lebih yang intensif. Dalam
Chang (2007) menemukan bahwa kepuasan kerja mengembangkan strategi pemasaran, fokus tidak
memiliki efek positif terhadap komitmen hanya pada strategi pemasaran konvensional
organisasi, persepsi perawat terhadap pemasaran dengan tujuan tentang menyediakan jasa yang
Vol. 10 No. 2, 2011 Fokus Ekonomi 83

bersifat unik dan bisa diterima oleh pelanggan- sebagai identifikasi suatu organisasi, pertama kali
pelanggan yang eksternal untuk memenangkan oleh Whyte (1956), dan diikuti oleh model causal-
kesetiaan mereka. Perhatian juga diberikan kepada effect dari komitmen organisasi ketika komitmen
nilai dari karyawan, dengan tujuan mendorong organisasi sebagai variabel mediasi, yang
untuk mencapai keberhasilan individunya ataupun diusulkan oleh Mowday, Porter, dan Steers (1982)
tujuan organisasi. Karyawan sebagai "modal dan Trimble (2006).
organisasi" dari urusan bisnis. Lebih lanjut, Penelitian ini menguji pengaruh pemasaran
Greene at al., (1994) menyatakan bahwa internal dengan komitmen organisasional,
pemasaran internal adalah itu kunci dari ecxellent kepuasan kerja dan kepuasan konsumen
service dan untuk kesuksesan pemasaran eksternal. didasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya
Konsep internal marketing dimulai dalam (Chang dan chang, 2007; Kudo et al., 2006;
bidang penelitian pemasaran industri layanan Greene at al.,1994). Penelitian ini juga diharapkan
(Berry, 1981; Gronroos, 1981), menekankan memberikan manfaat bagi pengembangan teori
perusahaan harus menghargai dan menghormati terutama yang berkaitan dengan pemasarn internal.
karyawan serta menghormati karyawan sebagai
“pelanggan internal” (Longbottom, Osseo-Asare, LANDASAN TEORI DAN
Chourides, & Murphy, 2006). Karyawan dilihat PENGEMBANGAN HIPOTESIS
sebagai satu pelanggan internal organisasi, Berry
1. Konsep Pemasaran Internal
(1981) karyawan dikelola dengan metode “seperti
marketing”, yang memungkinkan karyawan untuk Pemasaran Internal pada mulanya dikemukakan
memperoleh kepuasan terhadap “produk”, atau sebagai suatu pendekatan bagi manajemen jasa
“pekerjaan”. Berry dan Parasuraman (1991) yang berupa penanaman konsep pemasaran
menunjukkan bahwa “pemasaran internal” tradisional dan bauran pemasaran pada semua
mengacu pada pertemuan antara pengembangan karyawan sebagai pelanggan dalam organisasi
produk dan karyawan’ kebutuhan dalam rangka sehingga karyawan bisa meningkatkan efektivitas
untuk menarik, berkembang, mengilhami, dan perusahaan dengan meningkatkan hubungan pasar
mempertahankan kualifikasi karyawan. internal (Ahmed et al.,2003). Pemasaran internal
diyakini dapat meningkatkan motivasi semua
Pemasaran Internal adalah filosofi manajemen anggota organisasi untuk melihat peran
dalam memperlakukan karyawan sebagai karyawan sendiri dan memperhatikan apa yang
pelanggan, juga merupakan suatu pertemuan dikehendaki konsumen dengan cara berorientasi
antara strategi pengembangan produk (atau pada pelayanan.
pekerjaan) dengan karyawan, permintaan dalam
rangka untuk memenagkan loyalitas karyawan Orientasi pada pelanggan menuntut
serta komitmen organisasi (Longbottom et al., diterapkannya paradigma "kepuasan pelanggan
2006). Kepuasan pekerjaan karyawan untuk menghasilkan laba", sehingga pelanggan
merepresentasikan sikap hubungan dan evaluasi menjadi manajer suplai jasa, suatu bentuk
dari karyawan terhadap lingkungan pekerjaan manajemen partisipatif. Pemasaran internal harus
secara keseluruhan serta merefleksikan kesuksesan dipandang sebagai suatu teknik manajemen bagi
satu perusahaan dalam menyediakan suatu tumbuhnya motivasi dan dukungan, bukan sebagai
lingkungan tempat kerja yang secara penuh program atau kampanye jangka pendek untuk
diharapkan karyawan, permintaan untuk utilisasi menarik perhatian pelanggan. Pembentukan
keterampilan, nilai sosial, prestasi, dan bertindak orientasi marketing bertujuan untuk
sebagai indikator pertimbangan untuk kewajaran menciptakan lingkungan internal yang fleksibel
serta kepantasan regulasi suatu organisasi dan responsif, yang memelihara nilai-nilai dan
(Shimizu, Eto, et al., 2005). perilaku yang baik, yang mencerminkan tujuan-
Oleh karena itu, pemasaran internal mempunyai tujuan organisasi dan sinerginya dengan pasar.
satu pengaruh kuat terhadap karyawan, sense of Dalam Hwang et al (2005) mengemukakan
belonging, isolasi, dan motivasi kerja (Kudo et al., riset sebelumnya tentang pemasaran internal dapat
2006). Konsep komitmen organisasi dianggap dibagi menjadi empat kategori:
84 Ribhan Fokus Ekonomi

(1) Memperlakukan karyawan sebagai satu keterlibatan karyawan dalam komunikasi


konsumen internal (Sasser dan Arbeit, 1976; eksternal.
Berry, 1981; Greene et al., 1994; Cahill, 1996;
2. Kepuasan Kerja
Huit et al., 2000) percaya bahwa pemasaran
internal memandang pekerjaan sebagai Kepuasan kerja didefinisikan sebagai
produk-produk; dan karyawan sebagai perasaan senang atau tidak senang (favorable
pelanggan-pelanggan. or infavorable) seseorang berkenaan dengan
pekerjaannya (Davis dan Newstrom, 2001) atau
(2) Perilaku yang berorientasi pada pengembangan sikap seseorang secara umum terhadap
karyawan sebagai pelanggan. Piercy dan pekerjaannya (Robbins, 1996). Berdasarkan
Morgan (1991) mengemukakan bahwa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
perusahaan perlu mengadopsi suatu rerangka kepuasan kerja merupakan variabel sikap
yang serupa dengan pemasaran eksternal dan (attitude), yang berkaitan dengan perasaan
mengembangkan suatu program pemasaran karyawan terhadap pekerjaannya. Oleh karena
mengarah yang pada pasar dalam negeri. menggambarkan perasaan, maka mengacu
Tujuan tersebut adalah untuk mempengaruhi komponen sikap, kepuasan kerja merupakan
perilaku kesadaran service dan pelanggan. komponen afeksi. Sikap atau afeksi tersebut
(Gronroos, 1985; Heskett, 1987; Gronroos, terbentuk sebagai hasil evaluasi terhadap
1994; Pfeffer dan Veiga, 1999; Conduit dan pengalaman aspek-aspek pekerjaannya.
Mavondo, 2001).
Para ilmuwan perilaku organisasi
(3). Orientasi pada Manajemen Sumber Daya memberikan penjelasan yang beragam terhadap
Manusia (HRM). Menurut Yoseph (1996), dimensi-dimensi atau faktor-faktor yang
pemasaran internal harus disatukan dengan menentukan kepuasan kerja. Davis dan
teori-teori Sumberdaya manusia, teknologi dan Newstrom (2001) menyatakan bahwa kepuasan
prinsip-prinsip. Cooper dan Cronin (2000) menyangkut banyak dimensi, namun pada
percaya bahwa pemasaran internal terdiri atas umumnya menyangkut dua aspek, yaitu kepuasan
usaha-usaha dalam organisasi-organisasi terbadap pekerjaan itu sendiri dan kepuasan
untuk melatih dan mendorong karyawan dalam terhadap lingkungan tugasnya rekan kerja,
menyediakan jasa yang lebih baik. kondisi kerja, penyelia dan organisasi.
(4) Pertukaran Internal. Bak et al. (1994)serta Robbins (1996), menyatakan elemen-elemen
Cahill (1996), Pitt dan Foreman (1999), kepuasan kerja yang lazim digunakan meliputi
menyatakan bahwa operasi yang efisien dari "'tipe kerja, rekan sekerja, tunjangan,
suatu hubungan pertukaran antara organisasi diperlakukan dengan hormat dan adil, keamanan
dan karyawan adalah gerakan awal untuk kerja, peluang menyumbangkan gagasan, upah,
sampai kepada tujuan perusahaan dalam pasar pengakuan akan kirierja, dan kesempalan untuk
eksternal. maju". Faktor-faktor tersebut dapat diikhtisarkan
Pemasaran internal suatu proses komunikasi, dalam empat faktor, yaitu kerja yang secara mental
dan menciptakan budaya organisasi yang menantang, imbalan yang pantas, kondisi kerja
berorientasi pelanggan. Karyawan adalah yang mendukung, dan rekan sekerja yang
dianggap sebagai mitra perusahaan yang mendukung. Lebih lanjut, para ahli teori
bekerjasama dengan perusahaan untuk psikologi dan perilaku organisasi, berpendapat
menyediakan produk dan layanan kepada bahwa kepuasan kerja menyeluruh (overall)
pelanggan eksternal. Conduit dan Mavondo (2001) ditentukan oleh beberapa kombinasi dari
membagi aktivitas pemasaran internal ke dalam beragam aspek (facets) pekerjaan, seperti upah,
lima konstruk berdasarkan pada tujuh kategori rekan kerja, dan penyelia (Richards, et al., 2002).
diusulkan oleh Gronroos (2000). Lima konstruk Porter dan Lawler (1968) definisi kepuasan
tersebut adalah: (1) pendidikan dan pelatihan pekerjaan meliputi kepuasan internal dan
pasar; (2) dukungan manajemen; (3) komunikasi eksternal. Kepuasan internal mengacu pada
internal; (4) manajemen personalia; dan (5) penyebab yang menciptakan kepuasan pekerjaan,
Vol. 10 No. 2, 2011 Fokus Ekonomi 85

dan mempunyai hubungan dekat pada pekerjaan nya, serta berniat memelihara keanggotaannya
itu sendiri. Dengan kata lain, tingkat kepuasan dalam organisasi itu."
dicapai melalui pekerjaan itu sendiri, melalui Pandangan komperhensif adalah melihat
perasaan dari prestasi, pertumbuhan, mengagumi komitmen organisasional sebagai konstruk yang
diri sendiri, kemerdekaan, dan kontrol perasaan multidimensi (Brown dan Gaylor, 2002).
(Shimizu, Feng, dan Nagata,2005; Shimizu, Eto, Pandangan ini tercermin dari pendapat Allen dan
et al., 2005). Kepuasan eksternal adalah secara Meyer (1990) yang mengklasifikasi komitmen
tidak langsung berhubungan dengan pekerjaan itu organisasional dalam tiga dimensi, yaitu:
sendiri, dan meliputi beberapa segi seperti komitmen afektif (affective commitmen), komit-
lingkungan kerja baik, kesejahteraan, gaji tinggi, men berkelanjutan (continuance commitment),
promosi, dan lain-lain. dan komitmen normatif (normative
3. Komitmen Organisasional commitment).
Komitmen merupakan suatu bentuk Pendapat Allen dan Meyer (1990) tersebut,
identifikasi, loyalitas dan keterlibatan yang dapat diinterpretasi bahwa keputusan seseorang
diekspresikan oleh karyawan terhadap organisasi tetap bertahan di organisasi memiliki motivasi
(Gibson, Ivancevich, & Donnelly, 1995). yang berbeda-beda. Seseorang dengan komitmen
Buchanan, 1974 (dalam Vanderberg & Lance, efektif yang kuat, bertahan di organisasi,
1992) mengatakan bahwa komitmen merupakan karena memang menyukai organisasi itu,
sebuah sikap dan perilaku yang saling menguatkan sedangkan seseorang dengan komitmen
antara satu dengan lainnya. Karyawan yang berkelanjutan yang kuat, bertahan di organisasi,
memiliki komitmen terhadap organisasi, akan karena alasan kebutuhan hidup sebagai
menunjukkan perilaku dan sikap yang positif dorongan utama. Adapun seseorang dengan
terhadap organisasinya, sehingga merasa senang komitmen normatif yang kuat, tetap bertahan di
dalam bekerja, karyawan akan melakukan tugas organisasi, karena alasan moralitas. Namun
dan kewajibannya dengan baik yang akhirnya demikian, apapun sumber komitmen, secara
diharapkan dapat memberikan pelayanan dan substansial wujud komitmen adalah sama yaitu
kepuasan kepada konsumen eksternal. penerimaan individu terhadap tujuan-tujuan dan
nilai-nilai organisasi, kesediaan individu
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh para
berupaya untuk mencapai tujuan organisasi,
ahli menunjukkan bahwa adanya hubungan yang
keinginan tetap mempertahankan
signifikan antara komitmen organisasional,
keanggotaannya dalam organisasi.
keefektifan organisasi dan perilaku karyawan.
Hasil riset yang dilakukan Mowday et al (1982; Allen dan Meyer (1990) mengembangkan
pada Gibsons, 1995) menunjukkan bahwa tidak skala pengukuran komitmen organisasional
adanya komitmen dapat mengurangi keefektifan yang disebut Organizational Commitment
organisasi. Quisteionaire (OCQ) dalam 20 item pernyataan.
Komitmen afektif dicirikan oleh keikatan
Mowday, et al (1982), di atas ada tiga
(attachment) emosional atau psikologis kepada
komponen untuk melihat komitmen organisasi
organisasi (Allen dan Meyer, 1990; LaMaslro,
individu, yaitu: (1) keyakinan dan penerimaan
1999). Dimensi komitmen afektif di atas
yang kuat oleh individu terhadap tujuan-tujuan
sinonim dengan faktor identifikasi (Scholl,
dan nilai-nilai organisasi; (2) kesediaan untuk
1981) atau motivasi yang bersumber dari goal
berupaya lebih keras demi mencapai tujuan
internalization (Leonard, et al, 1999).
organisasi; dan (3) keinginan kuat tetap
mempertahankan keanggotaannya dalam Menurut Scholl (1981) konstruk identifikasi
organisasi. Pandangan Mowday, et al (1982) ini sebagai sumber komitmen organisasional
didukung oleh Robbins (1996) yang dilandasi fakta bahwa tempat kerja merupakan
mendefinisikan komitmen organisasi sebagai sumber dari sebagian besar status dan identitas
"suatu keadaan di mana karyawan memihak kebanyakan orang. Semakin kuat kedekatan
kepada organisasi tertentu dan tujuan-tujuan- identitas seseorang dengan identitas sosialnya
86 Ribhan Fokus Ekonomi

(orang dalam organisasi), maka semakin sulit yang dimiliki cenderung sulit ditransfer ke
identitas orang tersebut untuk berubah, dengan pekerjaan lain atau organisasi lain. Allen dan
kata lain semakin sulit orang tersebut untuk Meyer (1990) menggunakan indikator dalam
keluar dari organisasi. Lebih lanjut, semakin mengukur dimensi komitmen berkelanjutan,
kuat identifikasi seseorang dengan organisasi, antara lain kerugian yang sangat besar bagi
maka semakin kuat motivasi orang tersebut individu jika keluar dari organisasi; sulit
dalam menjalankan tugas-tugas pekerjaan keluar dari organisasi sekalipun
(Scholl, 1981). Allen dan Meyer (1990) menginginkannya; dan pertimbangan utama
menggunakan indikator dalam mengukur bertahan di organisasi karena sulit mencari
dimensi komitmen afektif, antara lain: merasa alternatif lain.
menjadi anggota keluarga organisasi, secara Komitmen normatif adalah komitmen
emosional merasa memiliki ikatan dengan individu pada organisasi karena adanya
organisasi, dan perasaan ikut memiliki organisasi. dorongan keyakinan seseorang untuk
Komitmen berkelanjutan diartikan tetap bertanggung jawab secara moral bahwa
bertahan dalam organisasi, merupakan selayaknya harus loyal atau setia kepada
kebutuhan bagi individu, dilandasi organisasi (Allen dan Meyer, 1990, Brown dan
pertimbangan bahwa seseorang sudah terlalu Gaylor, 2002). Faktor utama yang menjadi
besar menginvestasikan sumberdaya, kapasitas landasan komitmen normatif adalah timbal balik
pribadi (pengetahuan dan keterampilan) pada (perasaan balas budi) (Scholl, 1981). Scholl
organisasi, sehingga sangat berisiko/mahal jika (1981) menegaskan aspek timbal balik atau
harus keluar dari organisasi (Allen dan Meyer, resiprositas merupakan norma universal, dalam
1990). Faktor utama yang melandasi komitmen setiap interaksi timbal balik antar manusia.
berkelanjutan adalah investasi sumber daya Seseorang selayaknya membantu orang lain yang
individual dalam organisasi dan keterbatasan pernah membantu, dan tidak selayaknya
alternatif jika harus keluar organisasi mencelakakan orang lain yang pernah membantu
(Scholl,1981, Allen dan Meyer,1990). Jelas (Scholl, 1981).
bahwa yang menjadi dasar komitmen Konsep komitmen organisasi telah menjadi
berkelanjutan adalah pertimbangan untung-rugi satu topik penelitian penting dalam bidang
(cost and benefits), sehingga dimensi ini disebut perilaku organisasi sejak pertama diusulkan oleh
juga komitmen kalkulatif (Scholl, 1981). Whyte (1956). Porter, Steers, Mowday, dan
Scholl (1981) menunjukkan bukti bahwa Boulian (1974, dalam Chang dan chang, 2007)
semakin besar investasi seseorang dalam mengusulkan dimana komitmen organisasi adalah
organisasi, semakin knat orang tersebut derajat identifikasi seorang individu dan
mempertahankan perilaku dan semakin kecil kepatuhannya pada satu organisasi, secara spesifik
kecenderungan keluar dari organisasi. Beberapa komitmen organisasi meliputi: (1) value
indikator yang digunakan untuk commitment: keyakinan yang kuat terhadap
mengoperasionalisasikan konstruk investasi organisasi, penerimaan terhadap organisasi,
antara lain umur, pendidikan, dan masa jabatan objektif dan nilai organisasi; (2) effort
(tenure). Faktor investasi ini akan memperkuat commitment: kesediaan untuk mendedikasikan
keterikatan seseorang pada organisasi, ketika usaha yang lebih besar untuk mendapat manfaat
apa yang diharapkan tidak memuaskan. Pada organisasi; (3) retention commitment: kesediaan
konteks lebih luas, investasi juga dapat dimaknai untuk tinggal sebagai seorang anggota dari satu
sebagai rendahnya niotivasi untuk beralih ke organisasi(Lambert et al., 2006; Lumut,
altematif, karena semakin besar investasi McFarland, Ngu, & Kijowska, 2007, dalam
seseorang pada organisasi, umumnya diikuti Chang, 2007).
pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan
individu yang semakin spesifik, sehingga
kecenderungan untuk pindah ke organisasi lain
semakin berkurang, karena keahlian spesifik
Vol. 10 No. 2, 2011 Fokus Ekonomi 87

4. Pemasaran Internal Sebagai Sarana Untuk juga oleh external service value, yaitu
Mencapai Kepuasan Pelanggan keuntungan yang diperoleh pelanggan dari
seluruh biaya yang dikeluarkannya untuk
Kepuasan pelanggan tidak hanya ditentukan
memperoleh jasa tersebut yang tidak hanya
oleh kualitas produk maupun atribut-atribut
menyangkut harga, tetapi juga mencakup
yang lain, namun lebih ditentukan oleh
biaya-biaya untuk mencapai lokasi serta
kualitas pelayanan yang baik. Karyawan
menunggu (antrian), termasuk juga perbaikan/
memegang peranan penting dalam memberikan
pemecahan-pemecahan masalah berkenaan
pelayanan. Untuk itu karyawan hendaknya
dengan jasa tersebut.
didorong untuk melihat diri sendiri dan bisnis
serta organisasinya sebagaimana pelanggan Karyawan yang produktif akan menurunkan
melihat mereka, dan praktik marketing disebarkan biaya operasi dan menjamin kepuasan
ke seluruh bagian organisasi. Manajer sebagai pelanggan jika didukung oleh sistem
pengalokasi sumber daya dan pengambil manajemen dan teknologi yang tepat. Retensi
keputusan dikelola oleh para pelanggan internal karyawan dan tingkat turnover karyawan yang
dan menjadi fasilitator pelayanan pelanggan rendah dapat meningkatkan produktivitas dan nilai
yang baik. Semua harus memiliki tanggung pelanggan. Studi tradisional mengenai biaya
jawab dan otoritas bagi kualitas pelayanan. turnover karyawan selama ini hanya
memperhitungkan biaya rekrutmen, penggajian
Kualitas pelayanan mencakup kualitas
dan training replacements (Greene,et al.1994).
pelayanan internal yaitu pengambilan keputusan
Padahal, dalam kenyataannya, justru biaya
strategis dan kemampuan operasional melalui
terbesar adalah menurunnya produktivitas dan
penggunaan pilihan strategis, dan kualitas
kepuasan pelanggan akibat adanya karyawan baru.
pelayanan eksternal, yang dalam hal ini
Retensi karyawan dan produktivitasnya ditentukan
manajemen diharapkan oleh pelanggan
oleh kepuasan karyawan. Kepuasan karyawan
menyadari peran persepsi pelanggan dan secara
ini dapat dicapai melalui internal service
aktif selaluberusaha memahami dan memenuhi
quality, yang meliputi seleksi karyawan,
kebutuhan dengan membina hubungan yang
workplace design, reward systems dan peralatan
erat dengan para pelanggan. Formulasi dan
komputer yang mendukung.
implementasi strategi harus didasarkan pada
marketing sehingga bisa memastikan bahwa Para pekerja akan merasa puas dengan
perubahan organisasi yang terjadi selalu pekerjaan jika merasa bahwa bisa bertindak
digerakkan oleh pasar dan dapat dicapai secara untuk kepentingan pelanggan, sehingga akan
efektif dan efisien. menciptakan kepuasan karyawan maupun
kepuasan pelanggan. Hal itu bisa tercapai antara
Schroeder (2000) menyatakan bahwa kunci
lain dengan memberi kebebasan pada karyawan
untuk mencapai profitabilitas jasa dikaitkan
lini depan dalam memanfaatkan sumber daya-
dengan fokus pada pelanggan dan karyawan
sumber daya untuk segera memenuhi kebutuhan
sebagai bagian yang terpenting. Manajemen
pelanggan.
sering hanya berfokus pada seperangkat tujuan
atau posisioning jasa tanpa memperhatikan Marriot dalam Yazid (1999), mengatakan
permasalahan sebenarnya. Manajer sebaiknya bahwa untuk memuaskan konsumen, manajemen
berfokus pada karyawan lini depan yang harusmemuaskan karyawannya terlebih dulu.
menyajikan jasa, teknologi yang mendukungnya, Konsumen yang terpuaskan merupakan dasar
pelatihan dan kepuasan pelanggan. Loyalitas yang dapat diandalkan bagi perusahaan untuk
pelanggan dipengaruhi oleh kepuasan pelanggan. mempertahankan karyawan. Setiap orang suka
Jika pelanggan merasa puas, mereka tidak hanya bekerja di perusahaan yang konsumennya
akan melakukan pembelian ulang tetapi mereka merasa puas dan loyal. Pekerjaan yang
juga akan memberitahukannya pada orang lain dilakukan dengan perasaan senang/bahagia akan
sehingga hal ini kiranya akan lebih efektif lebih memuaskan. Karyawan akan memiliki
dibandingkan program promosi yang lain. kesempatan untuk memperkuat hubungan
Selanjutnya, kepuasan pelanggan ini dipengaruhi dengan konsumen baru dan selanjutnya
88 Ribhan Fokus Ekonomi

konsumen juga akan lebih terpuaskan dan dapat termasuk semua elemen yang diperlukan untuk
menjadi pelanggan yang loyal. Loyalitas memuaskan tujuan pelanggan, baik internal
karyawan akan meningkatkan profitabilitas maupun ekternal, juga termasuk tiap-tiap item
perusahaan karena karyawan yang bekerja lebih dalam produk kualitas, kualitas layanan, kinerja,
lama biasanya kualitas pelayanannya juga akan availability, durability, aesthetic, reliability,
meningkat dan dapat mengurangi biaya turnover maintainability, logistic, supportability, customer
karyawan. service, training, delivery, billing, shipping,
repairing, marketing, warranty, dan life cycle
Konsep pemasaran internal bisa diartikan
cost.
memberikan hubungan antara kemampuan
organisasi dengan kebutuhan dan keinginan Pengertian kepuasan pelanggan, tidak mudah
pasar. Artinya organisasi dapat menyesuaikan untuk dirumuskan, sebab menurut Susan Fournier
diri dengan lingkungan bisnisnya dalam dan David Glen Mick (dalam Doelhadi, 2006),
memberikan nilai tambah bagi para pelanggannya. kepuasan pelanggan, digambarkan, sebagai:
Pemasaran internal merupakan senjata yang 1) Merupakan proses yang dinamis.
strategis yang membantu mencapai kualitas
pelayanan yang sangat baik sehingga menciptakan 2) Kepuasan memiliki dimensi sosial yang kuat.
kepuasan pelanggan yang lebih baik pula. Dalam 3) Di dalam kepuasan mengandung komponen
pemasaran internal, "produk"nya bukan hanya makna dan emosi yang integral.
suatu rencana tertentu yang dibuat oleh
manajer kepada para pelanggan internalnya. 4) Proses kepuasan bisa bergantung pada konteks
dan saling berhubungan antara berbagai
Mekanisme pemasaran internal memastikan paradigma, model dengan mode.
bahwa melalui riset pasar internal dan desain
pelayanan dan produk internal yang responsif, 5) Kepuasan produk selalu berkaitan dengan
pelanggan internal (karyawan) memperoleh kepuasan hidup dan kualitas hidup itu
sumber daya dan dukungan yang mereka sendiri.
perlukan untuk bisa melayani pelanggan dengan Richard Oliver (Barnes, 2001), menyatakan
cara terbaik, yang hanya bisa diwujudkan bila bahwa kepuasan elanggan, sebenarnya merupakan
mereka terdorong untuk melakukannya. tanggapan yang diberikan oleh pelanggan atas
Komunikasi dua arah mengenai kebutuhan dan terpenuhinya kebutuhan, sehingga memperoleh
keinginan pelanggan serta umpan balik kenyamanan. Dengan pengertian itu, maka
mengenai kinerja dan kepuasan kerja sangat penilaian terhadap suatu bentuk keistimewaan/
diperlukan. kelebihan dari suatu barang/jasa ataupun
5. Kepuasan Pelanggan barang/jasa itu sendiri, dapat memberikan suatu
tingkat ke nyamanan yang berhubungan dengan
Kepuasan pelanggan atau sering disebut juga pemenuhan suatu kebutuhan, termasuk
dengan total customer satisfaction menurut pemenuhan kebutuhan yang sesuai dengan
Barkelay dan Saylor (1994) merupakan fokus dari harapan, atau pemenuhan kebutuhan yang dapat
proses Costomer-Driven Project Management melebihi harapan pelanggan.
(CDPM), bahkan dinyatakan pula bahwa
kepuasan pelanggan adalah kualitas. Begitu juga Kunci utama yang mempengaruhi kepuasan
definisi singkat tentang kualitas yang dinyatakan pelanggan, adalah interaksi antara produsen/
oleh Juran (1993) bahwa kualitas adalah perusahaan dengan pelanggan yang mempunyai
kepuasan pelanggan. Menurut Kotler yang dikutip kualitas rangsangan terhadap perasaan nyaman,
Tjiptono (1996) bahwa kepuasan pelanggan adalah yang dirasakan oleh pelanggan. Dengan keadaan
tingkat perasaan seseorang setelah itu, maka faktor yang dapat mempengaruhi dapat
membandingkan kinerja (atau hasil) yang diidentifikasi dalam 5 level, yang di dalamnya
dirasakan dengan harapannya. Jadi, tingkat akan melibatkan semakin banyak kontak antar
kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara pribadi dengan para karyawan dan penyedia jasa.
kinerja yang dirasakan dengan harapan. Kualitas Kelima level yang dimaksudkan adalah:
Vol. 10 No. 2, 2011 Fokus Ekonomi 89

1) Produk atau jasa inti. Pemasaran internal merupakan senjata yang


strategis yang membantu mencapai kualitas
2) Sistem dan pelayanan pendukung.
pelayanan yang sangat baik sehingga menciptakan
3) Kinerja teknis. kepuasan pelanggan yang lebih baik pula. Dalam
4) Elemen interaksi dengan pelanggan. pemasaran internal, "produk"nya bukan hanya
suatu rencana tertentu yang dibuat oleh
5) Elemen emosional dimensi efektif pelayanan manajer kepada para pelanggan internalnya.
(Barnes, 2001).
Mekanisme pemasaran internal memastikan
6. Hubungan Kepuasan Kerja, komitmen bahwa melalui riset pasar internal dan desain
organisasional dan kepuasan pelanggan pelayanan dan produk internal yang responsif,
dalam Pemasaran Internal pelanggan internal (karyawan) memperoleh
Sudut pandang yang diterima secara luas sumber daya dan dukungan yang mereka
adalah bahwa kepuasan kerja mempengaruhi perlukan untuk bisa melayani pelanggan dengan
komitmen karyawan dalam satu organisasi cara terbaik, yang hanya bisa diwujudkan bila
(Mowday et al., 1982; Trimble, 2006). Sejalan mereka terdorong untuk melakukannya.
dengan ilmuwan yang mendukung perspektif ini, Dalam perusahaan yang bergerak di bidang
konsep dari kepuasan kerja cenderung diciptakan jasa, peran karyawan sangat menentukan dalam
dari satu sudut pandang mikro, sementara memberikan kepuasan pada pelanggan. Hal ini
komitmen organisasi adalah diciptakan dari satu dikarenakan proses produksi dan konsumsi pada
sudut pandang makro (Lambert et al., 2006). jasa terjadi secara simultan. Pemasaran jasa akan
Berry dan Parasuraman (1991) menunjukan lebih mudah dipahami dengan pendekatan
terdapat korelasi antara persepsi pemasaran elemen-elemen gabungan antara produk dan
internal dan kepuasan kerja, hal ini menunjukkan distribusi, yang menekankan pada
bahwa perusahaan harus mempromosikan ketergantungan yang saling menguntungkan
kebijakan, aturan dan memberikan pelayanan (mutualism) antara elemen-elemen tersebut.
kepada karyawan internal sehingga mendapatkan Pendekatan ini memungkinkan manajemen untuk
kesenangan dalam bekerja dan berkomitmen yang memfokuskan perhatian pada pentingnya
akhirnya karyawan mampu memberikan pelayanan peran karyawan dalam melayani konsumen.
yang efektif dan efisien kepada pelanggan Pemasaran internal suatu proses komunikasi, dan
eksternal perusahaan. Pemasaran internal mengacu menciptakan budaya organisasi yang berorientasi
pada aplikasi dari konsep pemasaran kepada satu pelanggan. Karyawan adalah dianggap sebagai
manajemen internal organisasi (Longbottom et al., mitra perusahaan yang bekerjasama dengan
2006). Kohli dan Jaworski (1990) mencatat perusahaan untuk menyediakan produk dan
bahwa karyawan dari satu organisasi dengan layanan kepada pelanggan eksternal.
konsep pemasaran internal sebagai filosofinya
akan mempunyai kepuasan pekerjaan dan Schroeder (2000) menyatakan bahwa kunci
komitmen organisasi yang lebih tinggi (Trimble, untuk mencapai profitabilitas jasa dikaitkan
2006). dengan fokus pada pelanggan dan karyawan
sebagai bagian yang terpenting. Manajemen
Disisi lain, kepuasan pelanggan tidak hanya sering hanya berfokus pada seperangkat tujuan
ditentukan oleh kualitas produk maupun atribut- atau posisioning jasa tanpa memperhatikan
atribut yang lain, namun lebih ditentukan oleh permasalahan sebenarnya. Manajer sebaiknya
kualitas pelayanan yang baik. Karyawan berfokus pada karyawan lini depan yang
memegang peranan penting dalam memberikan menyajikan jasa, teknologi yang mendukungnya,
pelayanan. Schroeder (2000) menyatakan bahwa pelatihan dan kepuasan pelanggan. Loyalitas
kunci untuk mencapai profitabilitas perusahaan pelanggan dipengaruhi oleh kepuasan pelanggan.
dikaitkan dengan fokus pada pelanggan dan Jika pelanggan merasa puas, mereka tidak hanya
karyawan sebagai bagian yang terpenting. akan melakukan pembelian ulang tapi mereka juga
akan memberitahukannya pada orang lain
90 Ribhan Fokus Ekonomi

sehingga hal ini kiranya akan lebih efektif adalah dengan menggunakan metode purposive
dibandingkan program promosi yang lain. sampling artinya hanya perawat tetap pada di
Sehinga, kepuasan pelanggan tidak hanya rumah sakit umum abdoel muluk. Besarnya
dipengaruhi oleh external service value, tapi sampel yang digunakan dalam penelitian ini
juga dipengaruhi bagaimanan kepuasan karyawan adalah 200 perawat (perawat tetap) pria dan
dan komitmen organisasi serta pemasaran internal. wanita di Rumah Sakit Umum Abdul Muluk
(RSUAM) Provinsi Lampung untuk merespon
Pemasaran internal merupakan senjata yang
variabel pemasaran internal, kepuasan kerja dan
strategis yang membantu mencapai kualitas
komitmen organisasi serta kepuasan pelayanan
pelayanan yang sangat baik sehingga menciptakan
yang dipersepsikan oleh karyawan. Responden
kepuasan pelanggan yang lebih baik pula. Dalam
diminta berpartisipasi untuk merespon dan
pemasaran internal, "produk"nya bukan hanya
memberi indentitas diri mereka mengenai usia,
suatu rencana tertentu yang dibuat oleh
jenis kelamin, pendidikan dan masa kerja di
manajer kepada para pelanggan internalnya.
organisasi. Kuesioner penelitian diberikan
Mekanisme pemasaran internal memastikan
langsung pada perawat RSUAM yang terpilih.
bahwa melalui riset pasar internal dan desain
Agar kuesioner terisi dengan lengkap dan dapat
pelayanan dan produk internal yang responsif,
kembali kepada peneliti sebanyak mungkin maka
pelanggan internal (karyawan) memperoleh
dilakukan pemantauan dengan cara menghubungi
sumber daya dan dukungan yang diperlukan
organisasi tersebut atas kesediaan responden untuk
untuk bisa melayani pelanggan dengan cara
mengisi dan mengembalikan kuesioner penelitian.
terbaik, yang hanya bisa diwujudkan bila mereka
terdorong untuk melakukannya. Instrument Penelitian
Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis dalam Internal marketing, Conduit dan Mavondo
penelitian ini adalah: (2001) membagi aktivitas aktivitas pemasaran
internal ke dalam lima konstruk berdasarkan pada
1. Pemasaran internal berpengaruh positif
tujuh kategori diusulkan oleh Gronroos (2000).
terhadap kepuasan kerja.
Lima konstruk tersebut adalah: (1) pendidikan dan
2. Pemasaran internal berpengaruh positif pelatihan pasar; (2) dukungan manajemen; (3)
terhadap komitmen organisasional. komunikasi internal; (4) manajemen personalia;
3. Pemasaran internal berpengaruh positif dan (5) keterlibatan karyawan dalam komunikasi
terhadap kepuasan konsumen eksternal. Dalam peneltian ini menggunakan skala
likert 5 point ( sangat tidak setuju sampai dengan
4. Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap sangat setuju). Validitas variabel ini mempunyai
komitmen organisasional faktor loading 0,889 dengan nilai Cronbach Alpha
5. Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap 0,805.
kepuasan konsumen Job Satisfaction, Porter dan Lawler's (1968,
dalam Chang, 2007) definisi kepuasan pekerjaan
METODE PENELITIAN meliputi kepuasan internal (Internal Satisfaction)
Pengumpulan Data dan Sampling dan eksternal (External Satisfaction). Kepuasan
Internal mengacu pada penyebab yang
Dalam suatu penelitian, populasi yang dipilih
menciptakan kepuasan pekerjaan, dan mempunyai
mempunyai hubungan yang erat dengan masalah
hubungan dekat pada pekerjaan itu sendiri.
yang diteliti. Populasi merupakan jumlah
Dengan kata lain, tingkat kepuasan dicapai
keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya akan
melalui pekerjaan itu sendiri, melalui perasaan
diperkirakan (Cooper & Emory, 1995). Populasi
dari prestasi, pertumbuhan, mengagumi diri
penelitian ini adalah seluruh perawat tetap di
sendiri, kemerdekaan, dan kontrol perasaan
rumah sakit umum Abdoel Moeloek sebagai
(Shimizu, Feng, & Nagata,2005; Shimizu, Eto, et
rumah sakit rujukan tertinggi di Lampung.
al., 2005, dalam Chang, 2007). Untuk kepuasan
Metode pengumpulan data dengan metode eksternal, adalah secara tidak langsung
survey, pengambilan sampel yang dilakukan berhubungan dengan pekerjaan itu sendiri, dan
Vol. 10 No. 2, 2011 Fokus Ekonomi 91

meliputi beberapa segi seperti lingkungan kerja mempunyai faktor loading 0,819 dengan nilai
baik, kesejahteraan, gaji tinggi, promosi, dan lain- Cronbach Alpha 0,899.
lain. Pengukuran nya dengan menggunakan skala
likert 5 point (sangat tidak puas sampai dengan HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
sangat puas). Pengujian validitas dengan analisis Deskripsi Responden
faktor variabel ini mempunyai faktor loading 200 kuesioner yang disebar pada perawat
0,899 dengan nilai Cronbach Alpha 0,817. RSUAM Provinsi Lampung, yang kembali pada
Organizational Commitment, Porter, Steers, peneliti sebanyak 130 kuesioner (respon rate
Mowday, dan Boulian (1974, dalam Chang, 2007) 65%). Dari 130 kuesioner yang terkumpul terdapat
mengusulkan komitmen organisasi adalah derajat 8 kuesioner yang tidak terisi lengkap, sehingga
identifikasi seorang individu dan kepatuhannya total kuesioner yang dapat dianalisis adalah
pada satu organisasi, secara spesifik komitmen sebanyak 122 kuesioner. Deskripsi responden
organisasi meliputi: (1) value commmitment: yang terkumpul, terlihat dalam tabel 1.
keyakinan yang kuat terhadap organisasi, Goodness of Fit Model Penelitian
penerimaan terhadap organisasi, objektif dan nilai
organisasi; (2) effort commitment: kesediaan untuk Untuk menguji model hubungan jalur
mendedikasikan usaha yang lebih besar untuk struktural dalam penelitian kami menggunakan
mendapat manfaat organisasi; (3) retention AMOS 4.0. Hasilnya adalah terlihat dalam dalam
commitment: kesediaan untuk tinggal sebagai tabel berikut. Model yang fit adalah bisa diterima
seorang anggota dari satu organisasi(Lambert et karena kriteria goodness of fit model adalah
al., 2006; Lumut, McFarland, Ngu, & Kijowska, memuaskan dan disarankan Hair et al. (2006).
2007, dalam Chang, 2007). Pengukurannya
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian kriteria
dengan menggunakan skala likert 5 poit (sangat
yang diperoleh dari model penelitian mempunyai
tidak setuju sampai sangat setuju). Dengan analisis
nilai yang memenuhi nilai kritis yang disarankan.
faktor untuk menguji validitas konstruk variabel
Hal ini menunjukkan bahwa model yang diajukan
mempunyai faktor loading 0,898 dengan nilai
peneliti dapat dipertimbangkan dengan baik dan
Cronbach Alpha 0,833.
hampir fit dengan data. Dengan demikian dapat
Consomers Satisfaction, menurut Kotler dinyatakan bahwa pengujian ini menghasilkan
(dalam Tjiptono,1996) bahwa kepuasan pelanggan konfirmasi yang kurang baik atas dimensi-dimensi
adalah tingkat perasaan seseorang setelah faktor serta hubungan-hubungan kausalitas antar
membandingkan kinerja (atau hasil) yang faktor.
dirasakan dengan harapannya. Jadi, tingkat
Pengaruh Pemasaran Internal terhadap
kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara
Kepuasan Kerja (Job Satisfaction).
kinerja yang dirasakan dengan harapan. Dari
uraian yang telah dipaparkan di atas, maka Hasil pengolahan data dengan SEM
untuk kepentingan penelitian ini dapat ditetapkan menunjukkan bahwa kepuasan kerja (Job
faktor-faktor yang ada relevansinya dengan Satisfaction). Berdasarkan analisa jalur diatas
penelitian ini dan disesuaikan dengan per- pengaruh kepuasan kerja terhadap pemasaran
masalahan yang diteliti,yaitu (1) faktor keandalan internal ditunjukkan dengan nilai koefisien jalur –
(reliability), (2) faktor ketanggapan 0.3 (p 0.007), temuan ini tidak mendukung
(responsivenes), (3) faktor keyakinan (assurance), hipotesis 1 yang diajukan oleh peneliti.
(4) faktor empati (emphaty), dan (5) faktor
berwujud (tangible). Item pertanyaan dalam Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap
penelitian ini dengan meminta karyawan merespon Pemasaran Internal
dan mempersepsikan kepusan konsumen yaitu
Gambar diatas memperlihatkan nilai koefisien
pasien atau konsumen pengguna jasa rumah sakit.
jalur pengaruh organizational commitment
Pengukuran dengan skala likert 5 point (sangat
terhadap pemasaran internal adalah 0.23. Hal ini
tidak puas sampai sangat puas). Pengujian
mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh namun
validitas dengan analisis faktor variabel ini
kecil antara komitmen organisasi terhadap
92 Ribhan Fokus Ekonomi

pemasaran internal . Temuan ini mendukung yang mengusulkan suatu model analisa jalur atau
hipotesis 2 yang diajukan peneliti. SEM menyatakan bahwa persepsi perawat dalam
pemasaran internal mempunyai efek positif
Pengaruh customers satisfaction terhadap terhadap komitmen organisasi. Sihombing et al
Pemasaran Internal (2007) dan Farzad (2008) yang menyatakan
Hasil pengolahan data dengan AMOS pada bahwa pemasaran internal secara positif
gambar diatas menunjukkan bahwa kepuasan berpengaruh terhadap komitmen organisasi.
konsumen berpengaruh positif terhadap pemasaran Karyawan yang memiliki komitmen yang kuat
internal namun kecil hal ini ditunjukkan kengan terhadap organisasinya akan mempersepsikan
nilai koefiesien jalur 0.15. Temuan ini mendukung pemasaran internal secara positif juga. Gronroos
hipotesis 3 yang diajukan oleh peneliti yaitu (2000) mengemukakan bahwa utilisasi organisasi
internal marketing berpengaruh positif terhadap yang di usulkan oleh konsep internal marketing
kepuasan konsumen (Customers Satisfaction). mendukung pada peningkatan komitmen
organisasi karyawan. Persepsi perawat dalam
Pengaruh kepuasan kerja (Job Satisfaction)
internal marketing mempunyai dampak yang
terhadap Komitmen Organisasional
positif terhadap kepuasan konsumen. Semakin
(Organizational Commitment)
meningkatnya kepuasan konsumen akan
mengarahkan karyawan dalam persepsi dalam
Pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen
pemasaran intenral.
organisasi adalah positif dengan nilai koefisisn
jalur 0.5. Temuan ini mendukung hipotesis 4 yang Temuan Sihombing et al (2007) kepuasan
diajukan oleh peneliti. kerja berpengaruh positif terhadap komitmen
organisasional. Ketika kepuasan pekerjaan
Pengaruh kepuasan kerja (Job Satisfaction) perawat meningkat, maka akan mempengaruhi
terhadap kepuasan konsumen (Customers dalam peningkatan komitmen organisasi. Dengan
Satisfaction) kata lain seorang perawat yang mempunyai
kepuasan yang lebih tinggi maka akan mungkin
Bedasarkan hasil pengolahan data dengan
untuk meningkatkan nilai dan tujuan organisasi,
AMOS yang dapat dilihat pada gambar diatas,
loyal dengan organisasi, dan mempunyai dedikasi
menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh
yang lebih banyak dalam usaha ke arah memenuhi
negatif terhadap kepuasan konsumen dengan
tujuan dan sasaran organisasi dalam rangka untuk
koefisien jalur sebesar -0.05. Temuan ini tidak
mencapai keberhasilan dan mengembangkan
mendukung hipotesis 5 dalam penelitian ini.
organisasi. Ini sesuai dengan pernyataan penelitian
terhadulu Trimble (2006, dalam Chang, 2007)
PEMBAHASAN
yang mempercayai bahwa suatu kepuasan
Hasil temuan dalam penelitian ini secara
pekerjaan tingkat tinggi akan merepresentasikan
keseluruhan adalah mendukung hipoteis 2, 3 dan
karyawan dengan identifikasi kuat dan dan
hipotesis 4 yang menyatakan bahwa (2) Komitmen
kesetiaannya pada satu organisasi, kesediaan untuk
Organizasional (Organizational Commitment)
menerima kesulitan atau kesusahan organisasi dan
berpengaruh positif terhadap persepsi perawat
mengatasi keadaan sulit sebagai sebuah tim, dan
dalam internal marketing. (3) Kepuasan
minat tanggung-jawab dalam pekerjaan akan lebih
Konsumen (Customers Satisfaction) berpengaruh
tinggi.
positif terhadap persepsi perawat dalam internal
marketing. (4) kepuasan kerja (Job Satisfaction) Hasil pengujian hipotesis dengan AMOS,
berpengaruh positif terhadap Komitmen penulis menemukan bahwa (hipotesis 1) kepuasan
Organisasional. kerja (job satisfaction) berpengaruh negatif
Temuan dalam penelitian ini mendukung terhadap internal marketing, temuan ini sesuai
pernyataan dimana pemasaran internal mempunyai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sihombing
pengaruh yang dengan jelas positif terhadap (2007) yang dilakukan pada setting perguruan
komitmen organisasi. Pernyataan ini mendukung tinggi, menemukan bahwa internal marketing
temuan peneliti terdahulu, seperti Chang (2007) secara negatif mempengaruhi kepuasan pekerjaan.
Vol. 10 No. 2, 2011 Fokus Ekonomi 93

Hasil ini berbeda dengan hasil temuan penelitian fokus pada pelanggan dan karyawan sebagai
sebelumnya (Hwang dan Chi 2005) dimana bagian yang terpenting. Manajemen sering
menemukan bahwa internal marketing secara hanya berfokus pada seperangkat tujuan atau
positif mempengaruhi kepuasan kerja. posisioning jasa tanpa memperhatikan
permasalahan sebenarnya. Manajer sebaiknya
SIMPULAN berfokus pada karyawan lini depan yang
menyajikan jasa, teknologi yang mendukungnya,
Kesimpulannya, model penelitian mendukung
pelatihan dan kepuasan pelanggan. Loyalitas
hanya tiga hipotesis dari lima yang
pelanggan dipengaruhi oleh kepuasan pelanggan.
dihipotesiskan. Pemasaran internal secara positif
berpengaruh terhadap komitmen organisasi dan Penelitian ini juga berimplikasi bagi para
kepuasan konsumen, serta kepuasan kerja secara manajer, dimana dengan pentingnya internal
positif juga berpengaruh terhadap komitmen marketing terhadap komitmen organisasi dan
organisasi. Tidak diterima nya dua dipotesis kepuasan konsumen dalam suatu rumah sakit.
(hipotesis 1 dan 5) dipandang dengan beberapa Manajer atau pimpinan organisasi atau unit kerja
keterbatasan dalam pikiran. Pertama, penelitian diharapkan dapat memotivasi karyawan untuk
ini menggunakan sampel hanya pada satu dapat meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen
organisasi yang dapat menyebabkan karateristik organisasi sehingga mereka dapat memberikan
yang hampir sama, Oleh karena itu, penemuan pelayanan atau kepuasan kepada konsumen.
tidak dapat digerealisasi kepada rumah sakit lain. Internal Marketing pada mulanya dikembangkan
Kedua, objek penelitian pada Rumah Sakit Umum dari berdasarkan bahwa karyawan / pegawai
AM adalah rumah sakit milik pemerintah, adalah pasar pertama. Konsep menganjurkan
sehingga berkemungkinan responden berstatus manajemen organisasi harus memperhatikan
pegawai negeri yang berdampak pada pengisian karyawan mereka. Keberhasilan program internal
konstruk penelitian. Ketiga, penelitian ini marketing tergantung pada (Varaglu dan Eser,
menggunakan respon variabel kepuasan konsumen 2006 dalam Sihombing, 2007).
yang dipersepsikan oleh karyawan, hal ini
Penelitian Mendatang
berkemungkinan terdapat bias personal (human
error). Untuk penelitian selanjutnya diharapkan Untuk lebih mendapat dukungan dalam
penelitian dengan menggunakan sampel yang penelitian ini, maka terdapat beberapa arah untuk
berbeda dan respon yang tepat untuk variabel penelitian masa yang akan datang. Pertama,
penelitian. untuk meningkatkan external validity, penelitian
masa depan dapat dilakulan pada organisasi jasa
Implikasi Penelitian lainnnya seperti rumah sakit swasta, perbankan
Penelitian ini mempunyai implikasi secara dan perusahaan jasa lainnya. Hal ini karena
teoritis dan manajerial. Terdapat dua implikasi terdapat keanekaragaman yang berbeda dalam
teoritis. Pertama, penelitian ini memperkaya individu, kemudian mengkaji pengaruh dalam
penelitian tentang internal marketing, kepuasan seting yang berbeda sebelum geralization
pekerjaan, komitmen organisasi dan kepuasan organization. Penelitian mendatang diharapkan
konsumen. Temuan kami menyatakan bahwa dengan menggunakan metode yang berbeda dan
internal marketing secara negatif mempengaruhi organisasi yang berbeda pula.
kepuasan kerja. Hasil ini berbeda dengan Akhirnya, penelitian mendatang diharapkan
penemuan sebelum nya ( misalnya., Hwang dan menguji internal marketing terhadap kepuasan
Chi 2005) telah ditemukan dimana internal kerja yang berpengaruh negatif, serta kepuasan
marketing secara positif mempengaruhi kepuasan kerja terhadap kepuasan konsumen yang tidak
kerja. Penelitian ini juga ditemukan dimana didukung dalam penelitian ini.
kepuasan kerja tidak secara signifikan
mempengaruhi kepuasan konsumen. Hasil dari DAFTAR PUSTAKA
penelitian ini berbeda dengan konsep yang
dinyatakan oleh Schroeder (2000) kunci untuk Allen, N.J. and Meyer, J.P.(1990). The
mencapai profitabilitas jasa dikaitkan dengan Measurement and Antecedents of Affective,
94 Ribhan Fokus Ekonomi

Continuance and Normative Commitment to No.4 (p 265-273)


the Organization. Journal of Occupational Cooper, R.D., & Emory,W.C. (1995). Business
Psychology, 63, 1-18. Research Methods (5th edition). London:
Ahmed, P.K., Rafiq, M., and Saad, N.M.(2003). Richard D.Irwin, Inc.
Internal Marketing and T he Mediating Role of Ewing, M.T. and Caruana, A. (1999). An
Organizational Competencies. European Internal Marketing Approach to Public
Journal of Marketing, 37, 9, 1221-1241. Sector Management: the Marketing and
Ahmed, P.K. and Rafiq, M.(1995). The Role of Human Resources Interface. International
Internal Marketing in The Implementation of Journal of Public Sector Management, 12, 1,
Marketing Strategies. Journal of Marketing 17-29.
Practice: Applied Marketing Science, 1,4,32- Foreman, S.K. and Money, A.H. (1995).
51. Internal Marketing: Concepts, Measurement
Arnett, D.B., Laverie, D.A. and McLane, C. and Application. Journal Marketing
(2002). Using Job Satisfaction and Pride as Management, 11, 8, 755.
Internal-Marketing T ools. Cornell Hotel and Farzad, Atousa.,Nasim Nahavandi, Albert
Restaurant Administration Quarterly,43,2,87- Caruana.(2008). The Effect of Internal
96 Marketing on Organizational Commitment in
Asih, Daru. Mencapai Keunggulan Kompetitif Iranian Banks. American Journal of Applied
Melalui Internal Marketing. (2004). DIGNA Sciences 5 (11): 1480-1486, 2008
Telaah dan Opini Proaktif. Greene, W.E, Walls, G.D, Schrest, L.J.
Bagozzi, R.P. (1981). Attitudes, Intentions, and (1994). Internal Marketing: The Key to
Behavior: a Test of Some Key Hypotheses. External Marketing Success. Journal of
Journal of Personality and Social Psychology, Services Marketing, Vol. 8 No.4, pp.5-13.
41, 4, 607-627. Gronroos, C. (2000). Service Management and
Berry, L., (1981). The Employee as Customer. J. Marketing: a Customer Relationship
Retail Banking, 3(1): 25-28. nd
Management Approach, 2 ed. NY: Wiley.
Boshoff, C. and Mels, G. (1995). A Causal Hair, J.F., Black, W.C., Babin, B.J., Anderson,
Model to Evaluate The Relationships R.E., and Tatham, R.L. (2006). Multivariate
Among Supervision, Role Stree, Organi- Data Analysis, New Jersey: Prentice-Hall
zational Commitment and Internal Service International, Inc.
Quality. European Journal of Marketing, 29, 2,
Harrison, D.A. and McLaughlin, M.E. 1996.
23-42.
Structural Properties and Psychometric
Brown, U.J. and Gaylor, K.P. ( 2002). Qualities of Organizational Self-Report:
Organizational Commitment in Higher Field Test of Connections Predicted by
Education.ttp://www.midwestacademy.org/ Cognitive Theory. Journal of Management,
Proceedings/2002/papers/Brown.doc. 22, 313-338.
Caruana, A. and Calleya, P. (1998). The Hulland, J., Chow, Y.H. and Lam, S. (1996).
Effect of Internal Marketing on Use of C ausal M odels in M arketing
Organizational Commitment Among Retail R esearch: a Review. International Journal of
Bank Managers. International Journal of Research in Marketing, 13, 181-197.
Bank Marketing, 16, 3, 108-116.
Hwang, I. and Chi, D. (2005). Relationships
Chang, Ching_Sheng., Hsin-Hsin Chang. (2007). Among Internal Marketing, Employee Job
Effects of Internal Marketing on Nurse Job Satisfaction and International hotel
Satisfaction and Organizational Commitment: Performance: an Empirical Study.
Example of Medical Centers in Southern International of Management, 22, 2, 283-
Taiwan. Journal of Nursing Research Vol.15 293.
Vol. 10 No. 2, 2011 Fokus Ekonomi 95

Jarvi, P. (2000). The Internal Marketing and The geneous Group. Journal of Managerial
Commitment of The Employees when Psychology, 10, 1, 10-17.
Managing The Customer-Oriented Business. Noe, R.A., Hollenbeck, J.R., Gerhart, B.
Available at: and Wright, P.M. (2006). Human
http://www.sba.muohio.edu/abas/2000/PRAH th
resources management, 5 ed. NY: McGraw-
A2.pdf.
Hill.
Joreskog, K.G. and Sorbom, D. (1982). Recent
Peltier, James., Alexander Nill, and John A.
Developments in Structural Equation
Schibrowsky.(2003). Internal Marketing,
Modeling. Journal of Marketing Research,
Nurse Loyalty and Relationship Marketing:An
19, 404-416.
Exploratory Study of German Nurses. Health
Kerlinger, N. Fred. (Penerjemah: Simatupang Marketing Quarterly, Vol. 20(4)
Ladung R) (1998). Asas-asas Penelitian
Peltier, James., Alexander Nill, and John A.
Behavioral (edisi Indonesia). Gadjah Mada
Schibrowsky.(2006).Internal Marketing and
University Press.
the Antecedents of Nurse Satisfaction and
Kotler, P. (2000). Marketing Management. NJ; Loyalty. Health Marketing Quarterly, Vol.
Prentice Hall. 23(4).
Kuang Chi, Hsin., Huery Ren Yeh, Cherng-Ying Peltier, James W., Carol Scovotti.(2004).
Chiou. (2008).The Mediating Effects of Relationship Marketing and Disadvantaged
Internal Marketing on Transformational Health Care Segments: Using Internal
Leadership and Job Performance of Insurance Marketing to Improve the Vocational
Salespersons in Taiwan. The Business Review, Rehabilitation Process. Health Marketing
Cambridge Vol. 11 Num. 1 December. Quarterly, Vol. 22(2)
Landis, R.S., Beal, D.J. and Tesluk, P.E. Pitt, M., Bruwer, J., Neil, D. and Bertjod, J.
(2000). A Comparison of Approaches to (1999). A Framework for Research in
Forming Composite Measures in S tructural Internal Marketing and The Study of
E quation Models. Organizational Research Service Quality: Some Propositions.
Methods, 3, 2, 186-207. Management Research News, 22, 7, 1-11.
Lee, C. and Chen, W. ( 2005). The E ffects of Podsakoff, P.M., MacKenzie, S.B., Lee, J., and
I nternal Marketing and Organizational Podsakoff, N. (2003). Common Method
Culture in Knowledge Management in The Biases in Behavioral Research: a Critical
Information Technology I ndustry. Review of The Literature and
International Journal of Management, 22, 4, Recommended Remedies. Journal of Applied
661-672. Psychology, 88,5, 879-903.
Meyer, J.P and Allen, N. (1991). A Three- Podsakoff, P.M. and Organ, D.W. (1986). Self-
Component Conceptualization of Reports in Organizational Research:
Organizational Commitment. Human Problems and Prospects. Journal of
Resource Management Review. 1, 61-98. Management, 12,4, 531-544.
Money, A.H., and Foreman, S. (1996). The Preston-Broady, J. and Steel, L. (2002).
Measurement of Internal Marketing: a Employees, Customers and Internal
Confirmatory Case Study. Journal of Marketing Strategies in LIS. Library
Marketing Management, Vol. 11 No.8, Management, 23, 8/9, 384-393.
pp.755-66.
Rafiq, M. and Ahmed, P.K. (2000). Advances
Morgan, R. McDonagh, P. and Ryan-Morgan, in The Internal Marketing Concept:
T. (1995). Employee Job Satisfaction: an Definition, Synthesis and Extension. Journal
Empirical Assessment of Marketing of Services Marketing, 14, 6, 449-462.
Managers as an Occupationally Homo
Robbins, S. P. (1996). Organization Behavior:
96 Ribhan Fokus Ekonomi

Concept, Controversies, and Applications. (1991) The Use of LISREL in Validating


Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall. Marketing Construct. International Journal of
Research in Marketing, 8, 283-299.
Sekaran, U. (1992). Research Methods for
Business, Second Edition, New York: John Varey, R.J. (1999). A Broadened Conception
Wiley & Son, Inc. of Internal Marketing. European Journal
of Marketing, 33, 9/10, 926-944.
Sihombing, Sabrina O. And Maredo
Gustam.(2007). The Effect of Internal Yang, Jen-Te. The Development and Emergence
Marketing on Job Satisfaction and of the Internal Marketing Concept Department
Organizational Commitment: An Empirical of Hotel and Restaurant Management,
Study in a University Setting. The 1st PPM National Kaohsiung Hospitality College, P.O.
National Conference on Management Box 608, Kaohsiung City (800), Taiwan ROC
Research “ Manajemen di Era Globalisasi” (victorjtyang@hotmail.com)
Steenkamp, J.E.M. and Van Trijp, H.C.M.
Vol. 10 No. 2, 2011 Fokus Ekonomi 97

LAMPIRAN

Tabel 1. Deskripsi Responden Internal Konsumen dan Eksternal Konsumen

Identitas Responden

Identitas Jumlah %
Jenis
Kelamin Laki-Laki 30 24.6

Perempuan 92 75.4

Usia <30 33 27.0

31 - 40 29 23.8

41 - 50 48 39.3

>50 12 9.8

Pendidikan SLTA 10 8.2

D3 76 62.3

S1 35 28.7

S2 1 0.8

Masa Kerja <5 25 20.5

5-10 13 10.7

11 - 20 53 43.4

>20 31 25.4
98 Ribhan Fokus Ekonomi

Tabel 2. Nilai Kritis Model Penelitian


Nilai kritis yang Model penelitian Keputusan
disarankan
DF Positif 74 Diterima
Sig-Probability Diatas 0,05 0,00 Ditolak
X2-chi-square Diharapkan Kecil 122,662
RMSEA Dibawah 0,08 0,074 Diterima
CMIN/DF Dibawah 2,00 1,658 Diterima
GFI Diatas 0,90 0,880 Ditolak
AGFI Diatas 0,90 0,829 Ditolak
TLI Diatas 0,95 0,926 Ditolak
CFI Diatas 0,94 0,940 Diterima

H2
Komitmen
Organisasi Internal
Marketing
H3
H4

H1

Kepuasan Kepuasan
Kerja Konsumen
H5

Gambar 1. Model Penelitian


Vol. 10 No. 2, 2011 Fokus Ekonomi 99

Pengujian Hipotesis

Dengan menggunakan model SEM dengan software AMOS 4.0 diperoleh hasil sebagai berikut:

e1 e2 e3 e4 e5
.63 .75 .66 .31 .99
voc eoc roc ijs ejs
.80.87 .81 .56 1.00
.05 .24
komitmen .50 kepuasan
organisasional kerja

e15

.23 e18 -.03


e14 e16
.18
.00
hrm .42 -.05
e6
Pemasaran internal .68
e13 .46 .15 e17 pj
.21 1.03 .70e11
e12 .48 .82
ec 1.06 .03
et
ic kepuasan e7
konsumen .72
.85
ss
.89
e10 .81
.79
.79 e9
e8
ef .63 .66

el kt

Gambar 2. Gambar Keterhubungan Dalam Model Pelitian

Anda mungkin juga menyukai