Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini dengan semakin modernya zaman, semakin banyak juga penyakit yang timbul
akibat gaya hidup manusia dan penularan bakteri. Salah satunya adalah penyakit gastritis
yang terjadi karena inflamasi/peradangan yang terjadi pada lapisan lambung yang menjadikan
sering merasa nyeri pada bagian perut. Gastritis adalah suatu peradangan permukaan mukosa
lambung yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian superfisial (Muttaqin dan sari).
Penyakit ini tidak menular tapi bakteri helicobacter pylori masuk kedalam tubuh manusia
yang menyebabkan radang perut (Megawati & Nosi, 2014). Masyarakat pada umumnya tidak
mengenal gastritis, masyarakat mengenal gastritis dengan sebutan penyakit maag yaitu
penyakit yang menurut mereka bukan suatu masalah yang besar, misalnya jika merasakan
nyeri perut maka mereka akan langsung mengatasinya dengan makan nasi, kemudian
nyerinya hilang (Sumaryati, 2015).

Badan penelitian kesehatan dunia WHO (World Health Organisation) tahun 2011,
mengadakan tinjauan terhadap beberapa Negara di dunia dan mendapatkan hasil persentase
dari angka kejadian gastritis di dunia, Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%,
danPerancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk
setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah
penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada
populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substantial lebih tinggi daripada populasi di
barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik (Sumaryati, 2015). Di seluruh dunia,
epidemology tumpang tindih dengan infeksi Helicobacter Pylori, yang mempengaruhi sekitar
50% dari populasi dunia, informasi lebih lanjut epidemologi pasti tidak tersedia, tetapi
kejadian gastritis diseluruh dunia secara konsisten sejajar status sosial-ekonomi masyarakat
(Rugge. et al, 2011).

Gastritis biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun gastritis merupakan
awal dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan kita. Persentase dari angka kejadian
gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada beberapa
daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa
penduduk (Sumaryati, 2015) Data dari Departemen Kesehatan RI Tahun, 2014 angka
kejadian gastritis dibeberapa kota di Indonesia ada yang tinggi mencapai 91,6% yaitu di Kota
Medan, lalu di beberapa kota lainnya seperti Surabaya 31,2%, Denpasar 46%, Jakarta 50%,
Bandung 32,5%, Palembang 35,5%, Aceh 31,7%, dan Pontianak 31,2%.Gastritis merupakan
peradangan yang mengenai mukosa lambung dan dapat mengakibatkan pembekakan mukosa
lambung sampai terlepasnya epitel mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting
dalam gangguan saluran pencernaan karena akan merangsang timbulnya proses inflamasi
pada lambung (Sukarmin, 2013).

Data Dinas Kesehatan Propinsi Sumatra Selatan diketahui bahwa jumlah penderita
penyakit gastritis pada tahun 2012 sebanyak 725 orang penderita, sedangkan pada tahun 2013
sebanyak 728 penderita dan pada tahun 2014 sebanyak 732 orang penderita

Masalah yang sering dialami oleh penderita gastritis adalah nyeri ulu hati, nyeri
merupakan perasaan yang tidak menyenangkan bagi sebagian orang dan seringkali dikaitkan
dengan kerusakan tubuh yang merupakan peringatan terhadap ancaman yang bersifat aktual
ataupun potensial (Andarmoyo, 2013). Menurut International Association for Study of Pain
(IASP), nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan.

Biasanya gastritis ditandai dengan gejala-gejala rasa terbakar di lambung dan akan
menjadi semakin parah ketika sedang makan, mual-mual, kehilangan nafsu makan, merasa
lambung sangat penuh sehabis makan dan berat badan menurun (Yuliarti, 2012). Gastritis
dibagi menjadi dua yaitu: gastritis akut adalah peradangan akut pada dinding lambung,
terutama di mukosa lambung dan pada umumnya dibagian atrium (Misnadiarly, 2009). Dan
gastritis kronik berjalan berlahan-lahan dengan gejala rasa perih dan rasa penuh dilambung
dan kehilangan nafsu makan (Yuliarti, 2012). Bahaya penyakit gastritis jika dibiarkan terus
menerus akan merusak fungsi lambung dan dapat meningkatkan risiko untuk terkena kanker
lambung hingga menyebabkan kematian (Saydam, 2011). Gastritis dapat menyebabkan
perubahan di dalam sel dari lapisan perut yang mendorong ke arah kekurangan gizi, limfoma,
atau kanker lambung. Pasien diopname, terutama dalam kondisi kritis, perlu mendapatkan
medikasi pencegahan untuk menghindari pengembangan radang lambung (Digiulio., et al
(2014).
Nyeri yang terjadi sebagai tanda dan gejala penyakit gastritis atau kekambuhan
penyakit gastritis akan memberi efek negatif terhadap kondisi fisiologis dan psikologis tubuh.
Efek secara fisiologis antara lain menyebabkan penurunan sistem imunitas tubuh sehingga
menyebabkan keparahan suatu penyakit atau bahkan memicu timbulnya tumor. Efek lain
adalah menyebabkan disabilitas sehingga mengganggu pemenuhan activity daily living
(ADL). Secara psikologis nyeri kronik dapat menyebabkan depresi. Depresi yang dirasakan
dapat dipicu oleh disbilitas yang dialami sehingga mengganggu kemampuan melakukan
aktivitas dan mengganggu hubungan interpersonal. Memperhatikan efek yang ditimbulkan
dari nyeri yang dirasakan maka terapi untuk menurunkan nyeri merupakan kebutuhan pasien
dan merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh perawat (Asminarsih, 2009). Terdapat
beberapa teknik manajemen nyeri dalam Greenberg (2002) Relaksasi otot progresif
merupakan salah satu teknik mengurangi nyeri.
Teknik relaksasi otot progresif diciptakan oleh Jacobson seorang psikolog dari
chicago yang mengembangkan metode fisiologis melawan ketegangan dan kecemasan
tekhnik ini disebutnya relaksasi otot progresif yaitu tekhnik untuk mengurangi ketegangan
otot sehingga dapat mengurangi nyeri, jacobson berpendapat bahwa semua bentuk
ketegangan termasuk ketegangan mental didasarkan pada kontraksi otot (Purwanto 2007, &
Susanti 2014). Efektifitas teknik relaksasi otot progresif juga telah diteliti di Indonesia pada
berbagai masalah kesehatan. Penelitian yang dilaksanakan tersebut menunjukan bahwa teknik
relaksasi otot progresif dapat mengurangi keluhan insomnia (Purwanto, 2007); efektif
menurunkan nyeri pada klien dengan penyakit glaukoma (Haryanto,2005); dan efektif
terhadap relaksasi otot skeletal dan stabilitas tekanan darah pada pasien stroke haemorrhagik,
dan juga efektif menurunkan nyeri pada pasien dengan gastritis (Harmayetty, 2008, dalam
Asminarsih 2009).
Berdasarkan latar masalah dan fenomena yang terjadi diatas maka penulis termotivasi
untuk meneliti lebih lanjut tentang pengaruh “pemberian teknik relaksasi otot progresif
terhadap penurunan nyeri pada pasien Gastritis di ruang rawat inap Rumah Sakit Rs. Siti
Aisyah Kota Lubuklinggau Tahun 2018”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan masalah dalam
studi kasus ini adalah “Bagaimanakah pengaruh teknik relaksasi Progresif Terhadap
Penurunan Nyeri pada Asuhan Keperawatan dengan gastritis di ruang rawat inap Rumah
sakit Rs. Siti Aisyah
1.3 Tujuan Studi Kasus

Untuk menganalisis intervensi keperawatan yang telah dilakukan yaitu pemberian


teknik relaksasi progresif terhadap penurunan nyeri pada Asuhan Keperawatan dengan
gastritis di ruang rawat inap di Rumah sakit Rs.Siti Aisyah Kota Lubuklinggau tahun 2018

1.4 Manfaat Studi Kasus

1.4.1 Bagi Prodi Keperawatan Lubuklinggau

Hasil penulisan ini bisa untuk memberikan masukan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran bagi mahasiswa khususnya dalam pemberian teknik
relaksasi Progresif terhadap penurunan nyeri dengan Gastritis

1.4.2 Bagi Penulis

Untuk memenuhi persyaratan pada ujian akhir dalam mengikuti pendidikan di Prodi
Keperawatan Lubuklinggau disamping itu untuk mendapatkanpengalaman nyata dan sebagai
gambarab bagi penulis dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
gastritis dalam pemberian teknik relaksasi Progresif dalam penurunan nyeri

1.4.3 Bagi Rumah Sakit Siti Aisyah

Penulisan ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi tenaga kesehatan khususnya
perawat yang ada di Rumah sakit Siti Aisyah Kota Lubuklinggau dapat memberikan
informasi dan sumbangan pemikiran dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gastritis dalam pemberian teknik relaksasi Progresif dalam penurunan Nyeri.

Anda mungkin juga menyukai