Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN UMUM LAPANGAN

2.1 Letak Geografis Lapangan “Z-03”

Sumur “Z-03” merupakan sumur delineasi (appraisal well) terakhir


di Lapangan “X” yang terletak di desa Kalisumber, Kecamatan Tambak
Rejo, Kabupaten Bojonegoro, Propinsi Jawa Timur. Lokasi sumur “Z-03”
berada ± 1.6 km di sebelah timur laut sumur “Z-01” dan ± 1.3 km
disebelah tenggara sumur “Z-02”.

2.2 Geologi Regional

Cekungan Jawa Timur Utara merupakan salah satu cekungan Tersier


penghasil hidrokarbon produktif di Indonesia. Ditinjau dari segi tektonik
dan stratigrafinya, cekungan ini telah mengalami sejarah tektonik yang
cukup komplek sejak zaman kapur dan sampai sekarang masih menjadi
bahan perdebatan dengan munculnya berbagai kajian model tektonik yang
berimplikasi terhadap keberadaan hidrokrabon (Parkinson dkk. 1998 ;
Wakita, 2000 ; Sribudiyani dkk, 2003 ; Prasetyadi, 2007).

2.3 Tatanan Tektonik dan Struktur Geologi

Cekungan Jawa Timur Utara ini terbentuk pada kala Eosen sebagai
cekungan busur belakang, yang berasosiasi dengan busur vulkanik yang
terletak disebelah selatannya. Batas Barat adalah Busur Karimunjawa dan
batas Timur adalah Cekungan Laut Dalam Lombok, Flores, Salayar dan
Makasar Selatan. Dasar cekungan ini dicirikan oleh beberapa struktur
tinggian dan rendahan (high dan low) dengan orientasi Timur Laut-Barat
Daya (NE-SW), lihat pada Gambar 2.1.
Bagian tengah Cekungan Jawa Timur didominasi oleh pola struktur
yang berarah E-W. Di sebelah Timur, pola E-W lebih berkembang yang
diperlihatkan oleh Sub-cekungan Sakala, Kangean Sub-cekungan Lombok.
Daerah Cekungan Selatan terbentuk oleh pensesaran ekstensional mulai

3
dari Eosen sampai Oligosen Akhir dan kemudian dilanjutkan oleh perioda

struktur inversi yang berhubungan dengan periode proses kompresi yang


dimulai dari Miosen Awal sampai saat ini. Cekungan Selatan termasuk
zona Rembang yang menerus sampai lepas pantai sebagai sesar mendatar
(wrench fault) berasosiasi dengan pengangkatan Kujung, Madura,
Kangean dan sepanjang di sebelah Utara dan di Selatan cekungan ini
dibatasi oleh jalur vulkanik Jawa. Pembalikan struktur mengakibatkan
pengangkatan bagian Utara sedangkan bagian Selatan tetap pada
lingkungan batial (laut dalam).

Gambar 2.1 Kerangka Tektonik Regional Cekungan Jawa Timur


Utara.12)

4
2.4 Stratigrafi Regional

Cekungan Jawa Timur Utara tersusun oleh endapan-endapan Paleogen


dan Neogen. Formasi yang terbentuk dari formasi yang berumur tua ke muda di
Cekungan Jawa Timur Utara adalah sebagai berikut :

 Basement

Litologi basement Pre-Tersier menunjukkan zonasi batuan granit dan gneiss


di sekitar Busur Karimunjawa, batuan endapan melange yang termetamorfosa
tinggi di zona sutur Meratus dan batuan non marine dan sedimen cretaceous
termetamorfosa tingkat rendah dibeberapa bagian menunjukkan batuan beku
basalt, vitric tuff dan fillit tingkat rendah.

 Formasi Ngimbang

Formasi Ngimbang terbentuk pada rentang umur Eosen Tengah sampai


Oligosen Tengah dilingkungan non marine sampai marine. Formasi Ngimbang
dapat dibagi menjadi dua, yaitu Formasi Ngimbang Bawah yang didominasi oleh
sedimen klastik non marine, batubara dan shale. Formasi Ngimbang Atas tersusun
oleh dominasi sedimen klastik marine dan batuan karbonat.

 Formasi Kujung

Formasi Kujung berumur Oligosen Tengah sampai Miosen Awal di


lingkungan laut. Formasi Kujung dibagi menjadi tiga unit, yaitu Kujung Unit I, II,
III. KujungUnit III adalah representasi periode regresif dan untuk Kujung Unit II
dan adalah representasi periode transgresif. Kujung Unit III tersusun oleh sekuen
regresif klastik yaitu batupasir kuarsa, shale dan batubara. Kujung Unit II
merupakan periode trangresif yang tersusun oleh argillaceous carbonate,
calcareous shale dan carbonate build up di beberapa tinggian (JS Ridge). Kujung
Unit I merupakan representasi dari maksimum transgresi pada Miosen Awal yang
tersusun dari batugamping platform dan batugamping terumbu. Anggota Kranji
(Kranji Member) yang tersusun dari deep marine mudstone merupakan bagian dari
Formasi Kujung dan untuk Kujung Unit I dikorelasikan dengan Anggota Prupuh
5
disetting lingkungan pengendapan yang lebih dalam.
 Formasi Tuban

Formasi Tuban terendapkan di lingkungan laut yang berumur pada


pertengahan Miosen Awal sampai akhir Miosen Awal. Bagian bawah Formasi
Tuban secara umum dikenali dengan litologi carbonaceous shale dengan batu
pasir turbidit di beberapa tempat yang menipis ke arah shelf di sebelah utara.
Formasi Tuban bagian atas merupakan fase trangresif yang ditandai dengan
pengendapan batu gamping berlapis. Di bagian barat laut di sekitar North Madura
Platform dijumpai fasies batu gamping terumbu dari anggota Rancak.

 Formasi Ngrayong

Formasi Ngrayong berumur awal Miosen Tengah sampai pertengahan


Miosen Tengah. Perubahan dari Formasi Tuban ke Formasi Ngrayong ditandai
dengan peningkatan input material klastik berukuran kasar dari sebelah utara.
Formasi Ngrayong dibagi menjadi tiga unit. Ngrayong Unit I tersusun oleh
batupasir crossbed, mudstone dan batu gamping. Fasies batupasir mencapai bagian
deep water submarine fan. Ngrayong Unit II secara keseluruhan tersususun oleh
fasies turbidite fan dan mud. Ngrayong Unit III tersusun oleh batu gamping
bioklastik (dari anggota Bulu dan Platten pada penamaan sebelumnya) pada
bagian shelf dan ekivalen sandy turbidite channel deep water fan.

 Formasi Wonocolo

Formasi Wonocolo berumur pertengahan MiosenTengah sampai Miosen


Akhir di lingkungan laut. Siklus Wonocolo merupakan representasi dari pola
sedimentasi sebelumnya, yaitu pengendapan Formasi Ngrayong. Litologi tersusun
oleh batu pasir turbidit, deep marine mudstone, dibagian lain dijumpai batu
gamping, batu lanau, napal dan glauconitic sandstone.

 Formasi Lidah
Formasi Lidah berumur Pleistosen yang merepresentasikan siklus sedimentasi
termuda. Formasi ini terbentuk di lingkungan di lingkungan fluvio deltaic dan pada saat
pembentukkannya dipegaruhi oleh aktivitas vulkanisme. Bagian basal Formasi Lidah

6
tersusun oleh shale dengan kandungan fosil tinggi dan berkurang ke arah atas.

7
Bagian atas tersusun oleh perlapisan batu lempung, napal dan batu pasir
vulkanik pada lingkungan delta. Stratigrafi Regional Cekungan Jawa Timur
Utara bisa dilihat pada Gambar 2.2 dibawah ini.

Gambar 2.2 Stratigrafi Regional Cekungan Jawa Timur Utara. 12)

8
2.5 Lingkungan Pengendapan

Kujung terdiri dari perselingan batulempung napalan dengan batugamping.


Cycle pengendapan Formasi Kujung ini berlangsung dari Oligosen Akhir sampai
dengan Miosen Awal, secara regional cycle ini diendapkan pada fasa air laut naik
di Cekungan Jawa Timur Bagian Utara yang disebabkan oleh tectonic subsidence.
Sebelum daerah tinggian antara cekungan rift atau tinggian yang tersisa menjadi
laut dangkal, tumbuh endapan karbonat yang berkembang menjadi platform
karbonat yang disebut terumbu (reef) Kujung. Perubahan muka air laut selama
Miosen Awal menghasilkan terumbu (reef) tumbuh dan tersingkap ke permukaan,
yang direfleksikan juga oleh unit stratigrafi seperti Kujung Limestone, Anggota
Kranji dan Anggota Prupuh (merujuk pada Kujung Bawah (Kujung Unit III),
Kujung Tengah (Kujung Unit II) dan Kujung Atas (Kujung I). Formasi Kujung
terdiri dari batu gamping, batu gamping terumbu dan batu gamping berinterkalasi
dengan calcareous shales atau napal (marls). Bagian atas dari Formasi Kujung
sering disebut sebagai Formasi Rancak yang umumnya banyak diendapkan di
Pulau Madura.

Pengendapan Kujung Unit I menunjukkan tingkat maksimum dariEarly


Miocene transgression, dimana pengendapan dari Kujung III dan II utamanya
dikontrol oleh struktur lama berarah NE-SW sehingga keseluruhan flank bagian
utara dari Cekungan Jawa Timur (sekarang Laut Jawa Timur) diselimuti oleh
batugamping tebal dan bersih dengan kehadiran beberapa carbonate build-up.

Di tempat yang sama pinnacles dan patch reef tumbuh di carbonate banks
dari struktur tinggian (West Cepu High, East Cepu High, Kemandung Ridge,
BDRidge, etc) yang tetap mampu mengikuti kenaikan muka air laut dalam rangka
pembentukan struktur tinggian sehingga menyediakan target eksplorasi yang luar
biasa di sebelah selatan dari shelf edge. Beberapa carbonate build-up yang
berumur Early Miocene dan younger (later early Miocene Tuban cycles)
terdeteksi di sekitar East Cepu High (Mudi, Kembang Baru, karang anyar, etc).
Saat ini Mudi build-up telah memproduksi kurang lebih 40.000 BOPD dari batu
gamping Formasi Tuban berumur Miosen awal yang tersusun atas Karbonat
Kujung Unit I yang bergua dan memiliki porositas yang sangat tinggi.

9
Beberapa build-up berumur Miosen Awal teridentifikasi di blok Cepu yang
berhubungan dengan East and West Cepu Basement Highs, diantaranya adalah
Kedung Tuban, Randublatung, Kedung Tuban West, Tungkul Deep, Banyu Urip,
Cendana, Tiung Biru-Jambaran, Alas Tua).

10
11

Anda mungkin juga menyukai