Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki


kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui
pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang
tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial
dan spiritual (KEMENKES RI NOMOR: 812, 2017).
Beberapa penyakit yang biasanya menjadi sebuah keharusan dalam
perawatan paliatif adalah penyakit kronik, penyakit infeksi, penyakit
menurun seperti penyakit jantung, kanker, gangguan pernapasan kronik,
HIV/AIDS, diabetes dan lainnya. Pada penyakit gagal jantung atau CHF
sangat diperlukan karena perlunya dukungan orang sekitar untuk
meminimalisir kekambuhan. Menurut pendapat ahli yang lain, gagal
jantung adalah suatu sindrom klinis kompleks, yang didasari oleh
ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah keseluruh jaringan
tubuh secara adekuat, akibatnya adanya gangguan struktural dan
fungsional dari jantung.
Pada saat ini gagal jantung kongesti merupakan satu-satunya
penyakit kariovaskuler yang terus meningkat insiden dan prevalensinya.
Risiko kematian akibat gagal jantung berkisar antara 5- 10 % pertahun
pada gagal jantung ringan yang akan meningkat menjadi 30-40% pada
gagal jantung kongestif merupakan penyakit yang paling sering
memerlukan perawatan ulang di Rumah Sakit meskipun pengobatan rawat
jalan telah diberikan secara optimal. (KEMENKES RI NOMOR: 812,
2017).
Congestive Heart Failure (CHF) adalah keadaan ketika jantung
tidak mampu lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi
kebutuhan sirkulasi tubuh untuk memenuhi kebutuhan metabolisme

1
jaringan tubuh pada kondisi tertentu, sedangkan tekanan pengisian ke
dalam jantung masih cukup tinggi (Aspiani, 2015).
Congestive Heart Failure (CHF) merupakan salah satu masalah
kesehatan dalam sistem kardiovaskuler, yang angka kematiannya terus
meningkat. Menurut American Heart Association (AHA) tahun 2016
dilaporkan bahwa ada 7,3 juta penduduk Amerika Serikat yang menderita
gagal jantung (AHA, 2016).
RISKESDAS 2013, melaporkan berdasarkan diagnosis dokter
prevalensi penyakit CHF atau yang biasa disebut gagal jantung kongestif
di Indonesia, diperkirakan sekitar 229.696 orang, sedangkan berdasarkan
diagnosis dokter/ gejala diperkirakan sekitar 530.068 orang. Prevalensi
CHF berdasarkan terdiagnosa dokter tertinggi di Yogyakarta (0,25%),
disusul Jawa Timur (0,19%), dan Jawa Tengah (0,18%). Prevalensi CHF
berdasarkan diagnosa dan gejala tertinggi di Nusa Tenggara Timur (0,8%),
diikuti Sulawesi Tengah (0,7%), sementara Sulawesi Selatan dan Papua
sebesar (0,5%). Prevalensi CHF di DKI Jakarta berdasarkan terdiagnosa
dokter menduduki peringkat 5 di Indonesia sebanyak (0,15%) atau 11.414
orang (RISKESDAS, 2013).
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa pada tahun
2011, lebih dari 29 juta orang (29.063.194) meninggal dunia akibat
penyakit terminal. Di perkirakan jumlah orang yang membutuhkan
perawatan paliatif sebesar 20.4 juta orang. Proporsi terbesar 94% pada
orang dewasa sedangkan 6% pada anak-anak. Apabila dilihat dari
penyebaran penyakit yang membutuhkan perawatan paliatif adalah
penyakit jantung (38,5%) dan kanker (34%) kemudian diikuti oleh
gangguan pernapasan kronik (10,3%), HIV/AIDS (5,7%) dan diabetes
(4,5%). Sedangkan berdasarkan diagnosis dokter prevalensi penyakit gagal
jantung di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,13% atau diperkirakan sekitar
229.696 orang, sedangkan berdasarkan diagnosis dokter/ gejala sebesar
0,3% atau diperkirakan sekitar 530.068 orang.
Penyebab CHF yaitu kondisi yang meningkatkan preload,
afterload, atau yang menurunkan kontraktilitas miokardium. Kondisi yang

2
meningkatkan preload, misalnya regurgitasi aorta dan cacat septum
ventrikel. Afterload meningkat pada kondisi dimana terjadi stenosis aorta
atau dilatasi ventrikel. Pada infrak miokard dan kardiomiopati,
kontraktilitas miokardium dapat menurun (Asikin, 2016).
Pada umumnya pasien dengan CHF muncul tanda dan gejala yang
berbeda disetiap letak gagal jantungnya seperti pada gagal jantung
ventrikel kanan mempunyai tanda dan gejala edema, anoreksia, mual,
asites, dan sakit daerah perut. Sedangkan pada gagal jantung ventrikel kiri
mempunyai tanda dan gejala badan lemah, cepat lelah, berdebar-debar,
sesak nafas, batuk, anoreksia, dan keringat dingin. Jika tanda dan gejala
tersebut tidak dapat diatasi dengan cepat dan tepat, maka akan terjadi
komplikasi, seperti: hepatomegali, edema paru, hidrotoraks, syok
kardiogenik, dan tamponade jantung (Kasron, 2012; LeMone, 2016).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian Congestive Heart Failure (CHF) ?


2. Apa Etiologi Congestive Heart Failure (CHF) ?
3. Apa Patofisiologi Congestive Heart Failure (CHF) ?
4. Apa Manifestasi Klinis Congestive Heart Failure (CHF) ?
5. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang Congestive Heart Failure (CHF)?
6. Bagaimana Penatalaksanaan Congestive Heart Failure (CHF) ?
7. Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan Congestive Heart Failure
(CHF) ?
8. Bagaimana Asuhan Keperawatan Paliatif pada pasien Congestive
Heart Failure (CHF) ?

C. TUJUAN

1. Mengetahui Pengertian Congestive Heart Failure (CHF) ?


2. Mengetahui Etiologi Congestive Heart Failure (CHF) ?
3. Mengetahui Patofisiologi Congestive Heart Failure (CHF) ?
4. Mengetahui Manifestasi Klinis Congestive Heart Failure (CHF) ?

3
5. Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Congestive Heart Failure
(CHF) ?
6. Mengetahui Penatalaksanaan Congestive Heart Failure (CHF) ?
7. Mengetahui Konsep Asuhan Keperawatan Congestive Heart Failure
(CHF) ?
8. Mengetahui Asuhan Keperawatan Paliatif pada pasien (CHF) ?

Anda mungkin juga menyukai