Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY” N “ DENGAN KASUS

ABORTUS INKOMPLIT DI RUANG MELATI RS.TK II dr.AK GANI


PALEMBANG TAHUN 2020

DI SUSUN OLEH :

NAMA : YULANDA PRANSISKA


NIM : 01. 18. 0055
TINGKAT : II.A

YAYASAN WAHANA BAKTI KARYA HUSADA (YWBKH )


AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM II/ SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

MENGETAHUI, MENGETAHUI,
PEMBIMBING AKADEMIK MAHASISWA/i

( Ns. Ria Dilla S.Kep., M.Kes) (YULANDA PRANSISKA )


NIM 01.18.0055
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelum
memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak
tersebut lahir (Sukarni dan Wahyu, 2013)
Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan ini
dibagi atas 3 semester yaitu ; kehamilan trimester pertama mulai 0-14 minggu, kehamilan
trimester kedua mulai 14-28 minggu, kehamilan trimester ketiga dimulai 28-42 minggu
(Yuli, 2017).
Kehamilan adalah sebagai suatu proses yang terjadi antara perpaduan sel sperma
dan ovum sehingga terjadi konsepsi sampai lahirnya janin (Wiknjosastro, 2009)

B. Anaotmi Kehamilan

Gambar 2.1. Alat reproduksi internal pada wanita (Wiknjosastro,2005)

Gambar 2.2. Alat reproduksi Eksternal pada wanita


(Wiknjosastro,2005)

C. Tanda-tanda Kehamilan

Menurut Siswosudarmo (2015), secara klinis tanda-tanda kehamilan dapat dibagi


menjadi dua kategori besar, yaitu sebagai berikut:
1) Tanda kehamilan yang tidak pasti (probable signs)
a) Amenorea, yaitu wanita yang terlambat mengalami haid dalam masa wanita
tersebut masih mampu hamil.
b) Mual dan Muntah (morning sickness), sering muncul pada pagi hari dan
diperberat oleh makanan yang baunya menusuk.
c) Mastodinia, yaitu rasa kencang dan sakit pada payudara yang disebabkan
payudara membesar. Vaskularisasi bertambah, asinus dan duktus berproliferasi
karena pengaruh progesterone dan estrogen.
d) Quickening, yaitu persepsi gerakan janin pertama yang bisanya disadari oleh
wanita pada kehamilan 18-20 minggu.
e) Keluhan kencing (BAK), frekuensi kencing bertambah dan sering kencing
malam disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan tarikan oleh
uterus ke kranial.
f) Konstipasi, terjadi karena reflek relaksasi progesterone atau dapat juga karena
perubahan pola makan.
g) Perubahan berat badan, yang terjadi pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi
penurunan berat badan karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah.
h) Perubahan temperature, kenaikan temperature basal lebih dari 3 minggu
biasanya merupakan tanda-tanda terjadinya kehamilan.
i) Perubahan warna kulit, yaitu warna kulit kehitam-hitaman pada dahi, punggung
hidung, dan kulit daerah tulang pipi.
j) Perubahan payudara, akibat stimulasi prolaktin, payudara mensekresi kolostrum
bisanya setelah kehamilan enam minggu,
k) Pembesaran perut, menjadi nyata setelah minggu ke-16 karena pada saat ini
uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut.
l) Kontraksi uterus, tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya
kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit.
m) Balotemen, yaitu tanda adanya benda terapung melayang dalam cairan.

2) Tanda Pasti Kehamilan. Siswosudarmo (2015) menyebutkan tanda pasti kehamilan


adalah sebagai berikut:
a) Denyut jantung janin (DJJ), dapat didengarkan dengan stetoskop laenec atau
dengan stetoskop ultrasonic (dopller).
b) Palpasi, terlihat dan teraba gerakan janin, teraba bagian-bagian janin.
c) Perubahan berat badan, yang terjadi pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi
penurunan berat badan karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah.
d) Perubahan temperature, kenaikan temperature basal lebih dari 3 minggu
biasanya merupakan tanda-tanda terjadinya kehamilan.
e) Perubahan warna kulit, yaitu warna kulit kehitam-hitaman pada dahi, punggung
hidung, dan kulit daerah tulang pipi.
f) Perubahan payudara, akibat stimulasi prolaktin, payudara mensekresi kolostrum
bisanya setelah kehamilan enam minggu,
g) Pembesaran perut, menjadi nyata setelah minggu ke-16 karena pada saat ini
uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut.
h) Kontraksi uterus, tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya
kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit.
i) Balotemen, yaitu tanda adanya benda terapung melayang dalam cairan.

3) Tanda Pasti Kehamilan. Siswosudarmo (2015) menyebutkan tanda pasti kehamilan


adalah sebagai berikut:
a) Denyut jantung janin (DJJ), dapat didengarkan dengan stetoskop laenec atau
dengan stetoskop ultrasonic (dopller).
b) Palpasi, terlihat dan teraba gerakan janin, teraba bagian-bagian janin.
c) Rontgenografi, sehingga dapat terlihat gambaran tulang-tulang janin.
d) Ultrasonografi (USG).
e) Test laboratorium, yaitu test inhibisi koagulasi yang bertujuan untuk mendeteksi
adanya HCG dalam urin.
f) Rontgenografi, sehingga dapat terlihat gambaran tulang-tulang janin.
g) Ultrasonografi (USG).
h) Test laboratorium, yaitu test inhibisi koagulasi yang bertujuan untuk mendeteksi
adanya HCG dalam urin.

D. Proses Kehamilan
Proses ini diawali pada saat anda berhubungan seksual dengan
pasangan berutnunglah bila laki-laki dapat orgasme karna orgasme ini
memiliki fungsi biologis yang penting.
Pada laki-laki, orgasme akan mendorong semen (dari ejakulasi) yang
kaya sperma kedalam vagina dan naik keleher Rahim, sekitar 10ml per jam.
Kekuatan ejakulasi inilah yang memberi sperma awal yang baik dalam
perjalanannya menuju sel telur.

E. Pemeriksaan Kehamilan
1. Tes darah
a. Tes golongan darah
b. Hemoglobin (Hb)
c. Tes gula darah
d. Skrining penyakit infeksi
e. Pemeriksaan genetic
2. Tes urine antenatal
3. Ultrasogrsafi (USG)
4. Trimester pertama
5. Trimester kedua
6. Trimester ketiga

F. Komplikasi Kehamilan
Komplikasi kehamilan pada trimester I dan II adalah kejadian yang sering
timbul pada kehamilan trimester I dan II, yaitu:
1. Anemia kehamilan
2. Hipermesis gravidarum
3. Abortus atau keguguran
4. Kehamilan dengan degrenasi penyakit trofoblas
5. Kehamilan ektopik terganggu

Komplikasi pada trimester III yaitu:


1. Kehamilan dengan hipertensi
2. Preeklamasi
3. Eklampsia
4. Perdarahan vasa previa
5. Kehamilan dengan kematian janin didalam Rahim
6. Kehamilan dengan ketuban pecah dini
G. Proses Kehamilan
Proses ini diawali pada saat anda berhubungan seksual dengan pasangan
berutnunglah bila laki-laki dapat orgasme karna orgasme ini memiliki fungsi
biologis yang penting.
Pada laki-laki, orgasme akan mendorong semen (dari ejakulasi) yang
kaya sperma kedalam vagina dan naik keleher Rahim, sekitar 10ml per jam.
Kekuatan ejakulasi inilah yang memberi sperma awal yang baik dalam
perjalanannya menuju sel telur.

I. Konsep Dasar Penyakit


A. Definisi
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum
20 minggu atau berat badan janin kurang dari 500 gram dan masih ada sisa yang tertinggal di
dalam uterus (Cunningham, et al., 2014). Pada abortus inkomplit ini didapatkan kanalis
servikalis yang membuka (Cunningham, et al.,2014).
Abortus inkomplit dimana sebagian jaringan hasil konsepsi masih tertinggal didalam
uterus dimana perdarahnnya masih terjadi dan jumlahnya bisa banyak atau sedikit tergantung
pada jaringan yang tersisa., yang menyebabkan sebagian placenta site masih terbuka sehingga
perdarahan berjalan terus (Sujiyatini,dkk,2015)
Abortus inkomplit adalah perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil
konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis servikal yang tertinggal pada desidua
atau plasenta (Ai Yeyeh, 2016)

B. Anatomi
C. Etiolo
gi
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat
beberapa faktor sebagai berikut:
a. Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin dan cacat
bawahan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan. Gangguan pertumbuhan
hasil konsepsi dapat terjadi karena:
1. Faktor kromosom, gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosm,
termasuk kromosom seks
2. Faktor lingkungan endometrium
a. Endometrium yang belum siap untuk menerima implamasi hasil konsepsi
b. Gizi ibu kurang karena anemia atau jarak kehamilan terlalu pendek
3. Pengaruh luar
a. infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hadil konsepsi
hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan
pertumbuhan hasil konsepsi terganggu.
b. Kelainan pada plasenta
1. Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak dapat
berfungsi
2. Gangguan pada pembuluh darah plasenta yang diantaranya pada penderita
diabetes melitus
3. Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah plasenta sehingga
menimbulkan keguguran
c. Penyakit Ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria, sifilis, anemia
dan penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, dan
penyakit diabetes melitus
d. Kelainan pada rahim. Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin
dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk memoa uteri, uterus arkuatus, uterus
septus, retrofleksia uteri, serviks inkompeten, bekas operasi pada serviks( konisasi,
amputasi serviks), robekan serviks postpartum (manuaba,2016)

D. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti nerliosi jaringan
yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus.
Sehingga menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Apabila pada kehamilan kurang dari 8 minggu, nilai khorialis belum menembus
desidua serta mendalam sehingga konsepsi dapat keluar seluruhnya. Apabila kehamilan
8-14 minggu villi khoriasli sudah menembus terlalu dalam hingga plasenta tidak dapat
dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan dari pada plasenta
Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat, maka dia dapat
diliputi oleh lapisan bekuan darah. Pada janin yang telah meninggal dan tidak
dikeluarkan dapat terjadi proses modifikasi janin mengering dan karena cairan amion
menjadi kurang oleh sebab diserap. Ia menjadi agak gepeng, dalam tingkat lebih lanjut
ia menjadi tipis.
Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah terjadi
maserasi, kulit terkelupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terasa
cairan dan seluruh janin berwarna kemerah-merahan. (Ai Yeyeh 2016)

E. Manifestasi Klinis
a. Abortus inkomplit ditandai dengan keluarkannya sebagian hasil konsepsi dari uterus,
sehingga sisanya memberikan gejala klinis sebagai berikut:
1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
2. Perdarahan memanjang, sampai terjadi anemis
3. Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat
4. Terjadi infeksi dengan ditandai suhu tinggi
5. Dapat terjadi degenerasi ganas/koriokarsinoma (Manuaba, 2016)
b. Gejala lain dari abortus inkomplit antara lain:
Tanda dan gejala dari abortus inkomplit menurut Maryunani,(2016) :
a) Perdarahan bisa sedikit atau banyak dan bisa terdapat bekuan darah.
b) Rasa mulas (kontraksi) tambah lambat.
c) Ostium uteri eksternum atau serviks terbuka.
d) Pada pemeriksaan vaginal:
1. Jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang – kadang sudah
menonjol dari eksternum atau sebagian jaringan keluar.
2. Pada abortus yang baru terjadi, didapati saat leher rahim terbuka.
e) Rahim berukiran lebih kecil dari seharusnya.
f) Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan dapat
menyebabkan syok.
F. Komplikasi
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah.Kematian karena perdarahan
dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi,
laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya perlukaan pada
uterus dan apakah ada perlukan alat-alat lain.
3. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena
infeksi berat.
4. Infeksi
Sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteri yang
merupakan flora normal. Khususnya pada genitalia eksterna yaitu
staphylococci, streptococci, Gram negatif enteric bacilli, Mycoplasma,
Treponema (selain T. paliidum), Leptospira, jamur, Trichomonas vaginalis,
sedangkan pada vagina ada lactobacili,streptococci, staphylococci, Gram
negatif enteric bacilli, Clostridium sp., Bacteroides sp, Listeria dan jamur.
Organisme-organisme yang paling sering bertanggung jawab terhadap infeksi
paska abortus adalah E.coli, Streptococcus non hemolitikus, Streptococci
anaerob, Staphylococcus aureus, Streptococcus hemolitikus, dan Clostridium
perfringens. Bakteri lain yang kadang dijumpai adalah Neisseria gonorrhoeae,
Pneumococcus dan Clostridium tetani. Streptococcus pyogenes potensial
berbahaya oleh karena dapat membentuk gas.

G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes kehamilan dengan hasil positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu
stelah kehamilan.
2. Pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion

H. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


a. Penatalaksanaan Keperawatan
Untuk penatalaksanaan abortus berulang-ulang dibutuhkan anamnesis yang
terarah mengenai riwayat suami istri dan pemeriksaan fisik ibu secara anatomis
maupun laboratorik.Apabila abortus terjadi pada trimester pertama atau kedua juga
penting untuk diperhatikan.Bila terjadi pada trimester pertama maka banyak fakor
yang harus dicari sesua kemungkinan etiologi dan mekanisme terjadinya abortus
berulang. Bila terjadi pada trimester kedua maka factor-faktor penyebab lainnya
cenderung pada factor anatomis terjadinya inkompetensia serviks dan adanya tumor
mioma uteri serta infeksi lain berat pada uterus atau serviks. Tahap-tahap
penatalaksanaan tersebut meliputi:
a. Riwayat penyakit dahulu:
1. Kapan abortus terjadi, apabila pada trimester pertama atau pada trimester
berikutnya, adakah penyebab mekanis yangn menonjol.
2. Mencari kemungkinan adanya toksin, lingkungan dan pecandu obat terlarang
3. Infeksi ginekologi dan obstetri.
4. Gambaran asosiasi terjadinya “antiphospholipid syndrome” (thrombosis,
fenomena autoimun, false positive test untuk sifilis).
5. Factor genetic antara suami istri (consanguinity)
6. Riwayat keluarga yang pernah mengalami terjadinya abortus berulang dan
sindroma yang berkaitan dengan kejadian abortus atau pun partus prematurus
yang kemudian meninggal.
7. Pemeriksaan diagnostic yang terkait dan pengobatan yang pernah didapat.

b. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan fisik secara umum
2. Pemeriksaan ginekologi
3. Pemeriksaan laboratorium:
a) Kariotik darah tepi kedua orangtua
b) Histerosangografi diikuti dengan histeroskopi atau laparoskopi bila ada
indikasi
c) Biopsy endometrium pada fase luteal
d) Pemeriksaan hormone TSH dan antibody anti tiroid
e) Antibody antifosofolipid (cardiolipin, fosfatidilserin)
f) Lupus antikoagulan (apartial thromboplastin time atau russel viper venom)
g) Pemeriksaan darah lengkap termasuk trombosit, Kultur jaringan serviks
(myocoplasma, ureaplasma, chlamydia) bila diperlukan.
b. Penatalaksanaan Medis
Setelah didapatkan anamnesis yang maksimal, bila sudah terjadi konsepsi
baru pada ibu dengan riwayat abortus berulang-ulang maka support psikologis
untuk pertumbuhan embrio internal uterine yang baik perlu diberikan pada ibu
hamil.Kenali kemungkinan terjadinya anti fosfolipid syndrome atau mencegah
terjadinya infeksi intra uterine.
Pemeriksaan kadar HCG secara periodic pada awal kehamilan untuk
membantu pemantauan kelangsungan kehamilan sampai pemberian USG dapat
dikerjakan. Gold standard untuk monitoring kehamilan dini adalah pemeriksaan
USG, dikerjakan setiap 2 minggu sampai kehamilan ini tidak mengalami
abortus.Pada keadaan embrio tidak terdapat gerakan jantung janin maka perlu
segera dilakukan evakuasi serta pemberian kariotip jaringan hasil konsepsi
tersebut.
Pemeriksaan serum á-fetopotein perlu dilakukan pada usia kehamilan 16-
18 minggu. Pemeriksaan kariotip dari buah kehamilan dapat dilakukan dengan
melakukan amniosintesis air ketuban untuk menilai bagus atau tidaknya
kehamilan.
Bila perlu terjadi kehamilan, pada pengobatan dilakukan sesuai dengan
hasil penilaian yang sesuai.Pengobatan disini termasuk memperbaiki kualitas sel
telur atau spermatozoa, kelainan anatomi, kelainan endokrin, infeksi dan berbagai
variasi hasil pemeriksaan reaksi imunologi.Pengobatan pada penderita yang
mengidap pecandu obat-obatan perlu dilakukan juga. Konsultasi psikologi juga
akan sangat membantu.

II. Asuhan Keperawatan Teoritis


1. Pengkajian
Menurut Aspiani, 2017 Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
a. Identitas
1. Identitas klien
Mengkaji identitas klien yang meliputi: Nama, umur, agama, suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan, perkawinan, lamanya perkawinan dan alamat.
2. Identitas penanggung jawab
Mengkaji identitas penanggung jawab meliputi: Nama, umur, agama, suku
bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke, lamanya
perkawinan dan alamat.
b. Keluhan Utama
Kaji terlambat menstruasi dan adanya bercak / perdarahan pervaginan.
c. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi kerumah sakit atau
pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginan di luar sikus haid. Pembesaran
lebih besar dari usia kehamilan.
d. Riwayat penyakit dahulu
1. Riwayat pembedahan
Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan,
kapan, oleh siapa dan dimana tindakan tersebut berlangsung.
2. Riwayat penyakit yang pernah dialami
Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya: DM, jantung,
hipertensi, masalah ginekologi/ urinary, penyakit endokrin dan penyakit –
penyakit lainnya.
e. Riwayat penyakit keluarga
Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat di identifikasi
mengenai penyakit turunan dari penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.
f. Riwayat Obstetri
Yang perlu dikaji adalah :
1. Keadaan haid
Yang perlu diketahui pada keadaan haid adalah tentang Menarche, siklus haid,
hari pertama haid terkahir, jumlah dan warna darah keluar, lamanya haid, nyeri
atau tidak, bau.
2. Perkawinan
Yang perlu ditanyak berapa kali kawin dan sudah berapa lama.
g. Riwayat kehamilan
Riwayat kehamilan yang perlu diketahui adalah berapa kali melakukan ANC (Ante
Natal Care) selama kehamilan periksa dimana, perlu diukur berat badan dan tinggi
badan.
h. Pola kebiasaan sehari – hari
1) Respirasi
Pernafasan mungkin kurang dari 14 x/menit, krakels mungkin ada.
2) Nutrisi
Biasanya klien mengalami gangguan dalam memenuhi kebutuhannutrisi seperti
mual/ muntah, masukan protein kalori kurang.
3) Eliminasi
Biasanya klien mengalami gangguan BAK (oliguria). Fungsi ginjal mungkin
menurun (kurang dari 400 ml/ 24 jam) atau tidak ada.
4) Gerak dan keseimbangan tubuh
Pada klien dengan pre-eklamsia berat gerak/ aktivitas terganggu karena kebiasaan
sehari – hari tidak dapat dilakukan/ tidak terpenuhi dengan baik.
5) Istirahat/ tidur
Klien biasanya mengalami kesulitan dalam istirahat dan tidurnya karena nyeri
epigasterium, nyeri kepala yang dirasakan.
6) Kebutuhan personal hygiene
Kebersihan diri merupakan pemeliharaan kesehatan untuk diri sendiri dan
dilakukan 2x sehari. Biasanya kebutuhan personal hygiene tidak ada gangguan.
7) Aktivitas
Pada klien abortus biasanya aktivitasnya terganggu karena kebiasaan sehari – hari
tidak dapat dilakukan/ tidak dapat terpenuhi dengan baik.
8) Kebutuhan berpakaian
Klien pada abortus tidak mengalami gangguan dalam memenuhi kebutuhan
berpakaian tersebut.
9) Mempertahankan temperatur tubuh dan sirkulasi
Klien dengan abortus biasanya mengalami gangguan dalam hal temperatur tubuh
berupa peningkatan suhu tubuh dan sirkulasi berupa penurunan tekanan darah.
10) Kebutuhan keamanan
Kebutuhan keamanan ini perlu dipertanyakan apakah klien tetap merasa aman dan
terlindungi oleh keluarganya. Klien mampu menghindari bahaya dari
lingkungannya.
11) Sosialisasi
Bagaimana klien mampu berkomunikasi dengan orang lain dalam
mengekspresikan emosi, kebutuhan, kekhawatiran dan opini.
12) Kebutuhan spiritual
Pada kebutuhan ini, tanyakn apakah klien tetap menjalankan ajaran agamanya
ataukah terhambat karena keadaan yang sedang dialami.
13) Kebutuhan bermain dan rekreasi
Klien abortus biasanya tidak dapat memenuhi kebutuhan bermain dan rekreasi
karena dalam kondisi yang lemah.
14) Kebutuhan belajar
Bagaimana klien berusaha belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu
yang mengarah pada perkembangan yang normal, kesehatan dan pengguanaan
fasilitas kesehatan yang tersedia.

2. Pemeriksaan Fisik
Dalam melakukan pemeriksaan fisik, metode yang digunakan adalah pemeriksaan
HeadToToe. Pemeriksaan fisik secara head to toe pada klien dengan abortus meliputi:
a. Keadaan umum
Klien dengan abortus biasanya keadaan umumnya lemah
b. Tanda – tandavital
c. Tekanan darah :Menurun
d. Nadi : Mungkin meningkat(›90x/menit)
e. Suhu :Meningkat/menurun
f. Respirasi: Meningkat›20x/menit
c. Kepala:
 Inspeksi: bersih atau tidaknya, ada ataulesi
 Palpasi : ada atau tidaknya nyeri tekan, krepitasi,masa
d. Wajah
Inspeksi : Tampak pucat, ada atau tidakoedem
e. Mata
Inspeksi : Konjungtiva tampak pucat (karenaadanyaperdarahan), sklera ikterus.
f. Hidung
Inspeksi : Simetris atau tidak, ada tidaknya polip
g. Telinga
Inspeksi : Ada tidaknya peradangan danlesi
h. Mulut
Inspeksi : Periksa apakah bibir pucat atau kering, kelengkapan gigi, ada tidaknya
kariesgigi.
i. Leher
Inspeksi : Ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid da limfe
Palpasi : Ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
j. Payudara
Inspeksi : Ukuran payudara, simetris dan penampilan kulit, inspeksi puting
teradap ukuran, bentuk, ada tidaknya ulkus dankemerahan.
Palpasi:Palpasipayudarauntukmengetahuikonsistensi dan nyeritekan
k. Thorax
Inspeksi : Pergerakan dinding dada, frekuensi, irama, kedalaman dan penggunaan
otot bantu pernapasan, ada tidaknya retaksi dindingdada
Palpasi :Ada tidaknya nyeri tekan dan krepitasi vocal premitus
Perkusi : Kenormalan organthorax
Auskultasi : Ada tidaknya suara nafas tambahan
l. Abdomen
Inspeksi : Pembesaran perut sesuai usia kehamilan, perdarahan pervaginam,
terlihat jaringan parut pada perut, ada tidaknya jaringan hasil konsepsi,
terciumbau busuk darivulva.
Auskultasi : Bising ususnormal
Palpasi : TFU 2 jari diatas simpisis pubis, terdapat kontraksi uterus, tonus baik,
lembek dan tidak terdapat nyeritekan.
Perkusi :Suara normal timfani, untuk mengetahui suara normalnya bila masih ada
sisa hasil konsepsi yang belum dkeluarkan maka suara akan berubah menjadi
lebihpekak
m. Genetalia
Inspeksi : Kebersihan kurang, perdarahan pervaginam, terdapat bekuan darah,
serviks tampak mendatar dan dilatasi
n. Ekstremitas atas
Inspeksi : Ada tidaknya infus yangterpasang
Palpasi : CRT (Capilary RefileTime)
O. Ekstremitasbawah
Inspeksi : Ada tidaknyadeformitas
Palpasi : Akral (perdarahan biasanya disertai dnegan akraldingin)

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS


1. Pengkajian Riwayat Kesehatan Klien
Pengkajian adalah tahap aval dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien.
a. Identitas
1. Identitas klien
Mengkaji identitas klien yang meliputi: Nama, umur, agama, suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan, perkawinan, lamanya perkawinan dan alamat.
2. Identitas penanggung jawab
Mengkaji identitas penanggung jawab meliputi: Nama, umur, agama, suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke, lamanya perkawinan dan
alamat.
b. Keluhan Utama
Kaji terlambat menstruasi dan adanya bercak / perdarahan pervaginan.
c. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi kerumah sakit atau
pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginan di luar sikus haid. Pembesaran
lebih besar dari usia kehamilan.
d. Riwayat penyakit dahulu
1 Riwayat pembedahan
Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan,
kapan, oleh siapa dan dimana tindakan tersebut berlangsung.
2. Riwayat penyakit yang pernah dialami
Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya: DM, jantung,
hipertensi, masalah ginekologi/ urinary, penyakit endokrin dan penyakit –
penyakit lainnya.
e. Riwayat penyakit keluarga
Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat di identifikasi
mengenai penyakit turunan dari penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.
f. Riwayat Obstetri
Yang perlu dikaji adalah :
1. Keadaan haid
Yang perlu diketahui pada keadaan haid adalah tentang Menarche, siklus haid,
hari pertama haid terkahir, jumlah dan warna darah keluar, lamanya haid, nyeri
atau tidak, bau.
2. Perkawinan
Yang perlu ditanyak berapa kali kawin dan sudah berapa lama.
g. Riwayat kehamilan
Riwayat kehamilan yang perlu diketahui adalah berapa kali melakukan ANC (Ante
Natal Care) selama kehamilan periksa dimana, perlu diukur berat badan dan tinggi
badan.
h. Pola kebiasaan sehari – hari
1. Respirasi
Pernafasan mungkin kurang dari 14 x/menit, krakels mungkin ada.
2. Nutrisi
Biasanya klien mengalami gangguan dalam memenuhi kebutuhannutrisi seperti
mual/ muntah, masukan protein kalori kurang.
3. Eliminasi
Biasanya klien mengalami gangguan BAK (oliguria). Fungsi ginjal mungkin
menurun (kurang dari 400 ml/ 24 jam) atau tidak ada.
4. Gerak dan keseimbangan tubuh
Pada klien dengan pre-eklamsia berat gerak/ aktivitas terganggu karena kebiasaan
sehari – hari tidak dapat dilakukan/ tidak terpenuhi dengan baik.
5. Istirahat/ tidur
Klien biasanya mengalami kesulitan dalam istirahat dan tidurnya karena nyeri
epigasterium, nyeri kepala yang dirasakan.
6. Kebutuhan personal hygiene
Kebersihan diri merupakan pemeliharaan kesehatan untuk diri sendiri dan
dilakukan 2x sehari. Biasanya kebutuhan personal hygiene tidak ada gangguan.
7. Aktivitas
Pada klien abortus biasanya aktivitasnya terganggu karena kebiasaan sehari – hari
tidak dapat dilakukan/ tidak dapat terpenuhi dengan baik.
8. Kebutuhan berpakaian
Klien pada abortus tidak mengalami gangguan dalam memenuhi kebutuhan
berpakaian tersebut.
9. Mempertahankan temperatur tubuh dan sirkulasi
Klien dengan abortus biasanya mengalami gangguan dalam hal temperatur tubuh
berupa peningkatan suhu tubuh dan sirkulasi berupa penurunan tekanan darah.
10.Kebutuhan keamanan
Kebutuhan keamanan ini perlu dipertanyakan apakah klien tetap merasa aman
dan terlindungi oleh keluarganya. Klien mampu menghindari bahaya dari
lingkungannya.
11. Sosialisasi
Bagaimana klien mampu berkomunikasi dengan orang lain dalam
mengekspresikan emosi, kebutuhan, kekhawatiran dan opini.
12. Kebutuhan spiritual
Pada kebutuhan ini, tanyakn apakah klien tetap menjalankan ajaran agamanya
ataukah terhambat karena keadaan yang sedang dialami.
13. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Klien abortus biasanya tidak dapat memenuhi kebutuhan bermain dan rekreasi
karena dalam kondisi yang lemah.
14. Kebutuhan belajar
Bagaimana klien berusaha belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu
yang mengarah pada perkembangan yang normal, kesehatan dan pengguanaan
fasilitas kesehatan yang tersedia.

2. Pemeriksaan fisik
Dalam melakukan pemeriksaan fisik, metoda yang digunakan adalah pemeriksaan Head To
Toe. Pemeriksaan fisik secara head to toe pada klien dengan abortus meliputi:
1. Keadaan umum
Klien dengan abortus biasanya keadaan umumnya lemah.
2. Tanda – tanda vital :
a) Tekanan darah: menurun
b) Nadi: mungkin meningkat (>90 x/menit)
c) Suhu: meningkat/ menurun
d) Respirasi: meningkat >20 x/menit
3. Kepala
a) Inspeksi : bersih atau tidaknya, ada atau tidak lesi.
b) Palpasi : ada atau tidaknya nyeri tekan, krepitasi, masa.
4. Wajah
Inspeksi: tampak pucat, ada atau tidak oedema.
5. Mata
Inspeksi: konjungtiva tampak pucat (karena adanya perdarahan), sklera ikterus.
6. Hidung
Inspeksi: simestris atau tidak, ada tidaknya polip.
7. Telinga
Inspeksi: ada tidaknya peradangan dan lesi.
8. Mulut
Inspeksi: periksa apakah bibir pucat atau kering, kelengkaoan gigi, ada tidaknya
karies gigi.
9. Leher
a) Inspeksi: ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid dan limfe (pemeriksaan dari
arah depan klien).
b) Palpasi: ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid dan limfe (pemeriksaan dari
arah belakang klien).
10. Payudara
a) Inspeksi: ukuran payudara, simetrisitas, dan penampilan kulit. Inspkesi ukuran
puting terhadap ukuran, bentuk, ada tidaknya ulkus dan kemerahan.
b) Palpasi : palpasi payudara untuk mengetahui kensistensi dan nyeri tekan.
11. Thorax
a) Inspeksi : pergerakan dinding dada, frekuensi, irama, kedalaman dan
penggunaan otot bantu pernafasan, ada tidaknya retraksi dinding dada.
b) Palpasi : ada tidaknya nyeri tekan dan krepitasi vokal premitus.
c) Perkusi : kenormalan organ indera thorax.
d) Auskultasi : ada tidaknya suara nafas tambahan.
12. Abdomen
a) Inspeksi : pembesaran perut sesuai usia kehamilan, perdarahan pervaginam,
terlihat pada perut, ada tidaknya jaringan hasil konsepsi. Tercium bau busuk
dari vulva.
b) Auskultasi : bising usus normal.
c) Palpasi : TFU 2 jari di atas sistesis, terdapat kontraksi uterus, tonus baik,
lembek dan tidak terdapat nyeri tekan.
d) Perkusi : suara normal timfani, untuk mengetahui suara normalnya bila masih
ada sisa hasil konsepsi yang belum dikeluarkan maka suara akan berubah
menjadi lebih pekat.
13. Genetalia
Inspeksi : kebersihan kurang, perdarahan pervaginam, terdapat bekuan darah,
serviks tampak mendatar dan dilatasi.
14. Ekstrimitas atas
a) Inspeksi : ada tidaknya infus yang terpasang.
b) Palpasi : CRT (Capilary Refile Time) memanjang bila terjadi perdarahan.
15. Ekstremitas bawah
a) Inspeksi : ada tidaknya deformitas.
b) Palpasi : akral (perdarahan biasanya disertai dengan akral dingin).

2. Daftar Masalah Keperawatan


1. Hipovelemia
2. Nyeri melahirkan
3. Berduka
4. Ansietas
5. Resiko syok

3.Diagnosa Keperawatan
1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif dibuktikan dengan turgor kulit
menurun
2. Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluran janin dibuktikan dengan ekspresi wajah
meringis
3. Berduka berhubungan kematian keluarga atau orang yang berarti dibuktikan dengan merasa
sedih.

4. Rencana Keperawatan

N SDKI SLKI SIKI


o
1. Hipovolemia adalah Ekspektasi Membaik Intervensi Keperawatan:
penurunan volume Kriteria hasil : Manajemen Hipovolemia
cairan intravaskuler, 1. Kekuatan nadi
interstisiel, dan/atau meningkat Observasi:
intraseluler 2. Output urine 1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia
PENYEBAB meningkat (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi
1. Kehilangan 3. Membrane mukosa teraba lemah, tekanan darah
cairan aktif lembap meningkat menurun, tekanan nadi menyempit,
2. Kegagalan 4. Ortopnea menurun turgor kulit menurun, membrane
mekanisme mukosa kering, volume urin
regulasi 5. Dispnea menurun menurun, hematokrit meningkat,
3. Peningkatan 6. Paroxysmal haus, lemah)
permeabilitas nocturnal dyspnea 2. Monitor intake dan output cairan
kapiler (PND) menurun
4. Kekurangan 7. Edema anasarka Terapeutik
intake cairan menurun 1. Hitung kebutuhan cairan
5. Evaporasi 8. Edema perifer 2. Berikan posisi modified
menurun trendelenburg
Gejala Mayor 9. Frekuensi nadi 3. Berikan asupan cairan oral
Subjektif : - membaik
Objektif : 10. Tekanan darah Edukasi
1. Frekuensi nadi membaik 1. Anjurkan memperbanyak asupan
meningkat 11. Tekanan nasi cairan oral
2. Nadi teraba membaik 2. Anjurkan menghindari perubahan
lemah 12. Turgor kulit posisi mendadak
3. Tekanan darah membaik
menurun 13. Jugular venous Kolaborasi
4. Tekanan nadi pressure (JVP) 1. Kolaborasi pemberian cairan IV
menyempit membaik isotonis (mis. NaCl, RL)
5. Turgor kulit 14. Hemoglobin 2. Kolaborasi pemeberian cairan IV
menurun membaik hipotonis (mis. Glukosa 2,5%, NaCl
6. Membran 15. Hematokrit 0,4%
mukosa kering membaik 3. Kolaborasi pemberian cairan koloid
7. Volume urin (mis. Albumin, plasmanate
menurun
8. Hematokrit
meningkat

Gejala Minor

Subjektif :
1. Merasa lemah
2. Mengeluh haus
Objektif
1. Pengisian vena
menurun
2. Status mental
berubah
3. Suhu tubuh
meningkat
4. Konsentrasi
urin meningkat
Berat badan
turun tiba-tiba
2. Nyeri melahirkan adalah Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
pengalaman sensori dan Ekspektasi menurun Observasi
emosional yang 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
bervariasi dari Kriteria hasil durasi,frekuensi, kualitas, intensitas
menyenangkan sampai 1. kemampuan nyeri
tidak menyenangkan menuntaskan 2. Identifikasi sakal nyeri
yang berhubungan aktifitas meningkat 3. Identifikasi respons nyeri non verbal
dengan persalinan 2. keluhan nyeri 4. Identifikasi faktor yang memperberat
Penyebab menurun dan memperingan nyeri
1. Dilatasi serviks 3. merinis menurun 5. Identifikasi pengetahuan dan
2. Pengeluaran janin 4. sikap protektif keyakinan tentang nyeri
menurun 6. Identifikasi budaya terhadap respon
Gejala dan tanda 5. gelisah menurun nyeri
mayor 6. kesulitan tidur 7. Identifikasi [engaruh nyeri pada
menurun kualitas hidup
Subjektif 7. menarik diri 8. Monitor keberhasilan terapi
1.Mengeluh menurun komplementer yang sudah diberikan
nyeri 8. berfokus pada diri 9. Monitor efek samping penggunaan
1. Perinium terasa sendiri menurun analgetik
tertekan 9. diaforesis menurun
10. perasaan depresi Terapeutik
Objektif ( tertekan ) 1. Berikan teknik nonfarmakologis
1.Ekspresi mwajah menurun untuk mengurangi rasa nyeri ( mis.
meringis 11. perasaan takut TENS, hipnosis, akupresur, terapi
2.Berposisi mengalami cedera musik, biofeedback, terapi pijat,
meringankan nyeri berulang menurun aromaterapi, teknik imajinasi
3.Uterus tersa 12. anoreksia menurun terbimbing, kompres hangat,/dingin,
membulat 13. perineum terasa terapi bermain )
tertekan menurun 2. Kontrol lingkungan yang
Gejala dan tanda 14. uterus teraba memperberat rasa nyeri ( mis. Suhu
minor membulat menurun ruangan, pencahayaan, kebisingan )
15. ketegangan otot 3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Subjektif menurun 4. Pertimbangkan jenis dan sumber
1. Mual 16. pupil dilatasi nyeri dalam pemilihan strategi
2. Nafsu Makan menurun meredakan nyeri
menurun/menin 17. muntah menurun
gkat 18. mual menurun Edukasi
Objektif 19. frekuensi nadi 1. Jelaskan penyebab, periode, dan
1. Tekanan darah membaik pemicu nyeri
meningkat 20. pola napas 2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
2. Frekuensi nadi membaik 3. Anjurkan monitor nyeri secara
meningkat 21. tekanan darah mandiri
3. Ketegangan otot membaik 4. Anjurkan menggunakan analgetik
meningkat 22. proses berpikir secara tepat
4. Pola tidur membaik 5. Ajarkan teknik nonfarmakologi
berubah 23. fokus membaik untuk mengurangi rasa nyeri
5. Fungsi berkemih 24. fungsi berkemih
berubah membaik Kolaborasi
1. Diaforesis 25. prilaku membaik 1. Kolaborasi pemberian anlgetik, jika
2. Gangguan 26. nafsu makan perlu
perilaku membaik
3. Perilaku 27. pola tidur membaik
ekspresif
4. Pupil dilatasi
5. Muntah
6. Fokus pada diri
sendiri
3. Berduka adalah respon Tingkat Berduka Hubungan proses berduka
psikososial yang Ekpetasi Membaik Observasi
ditunjikan klien akibat 1. Identifikasi kehilangan yang
kehilangan (orang, Kriteria Hasil : dihadapi
objek, fungsi, status, 1.Verbalisasi menerima 2. Identifikasi proses berduka yang
bagian tubuh atau kehilangan meningkat dialami
hubungan) 2.Verbalisasi harapan 3. Identifikasi sifat keterikatan pada
meningkat benda yang hilang atau orang yang
PENYEBAB 3.Verbalisasi perassan meninggal
1. Kematian keluarga berguna meningkat 1. Identifikasi reaksi awal terhadap
atau orang yang bererti 4. Verbalisasi perasaan kehilangan
2. antisipasi kemantian sedih menurun
keluarga atau orang 5. Verbalisasi perasaan Terapeutik
bererati bersalah atau 1. Tunjukkan sikap menerima dan
3. Kehilangan (objek, menyalahkan orang lain empati
pekerjaan, fungsi, menurun 2. Motivasi agar mau mengungkapkan
status, bagian tubuh, 6.Menangis menurun perasaan kehilangan
hubungan sosial ) 7.Verbaalisasi mimpi 3. Motivasi untuk menguatkan
4. Antisipasi buruk menurun dukungan keluarga
Kehilangan (objek, 8. Fobia menurun 4. Fasilitasi melakukan kebiasaan
pekerjaan, fungsi, 9. Marah menuru sesui dengan budaya, agama dan
status, bagian tubuh, 10. Panik menurun norma social
hubungan sosial ) 11. Pola tidur membaik 5. Fasilitasi megekspresikan perasaan
12. Konsentrasi membaik dengan cara yang nyaman (mis.
Gejala dan Tanda 13. Imunitas membaik Membaca buku,
Mayor menulis,menggambar atau bermain)
Subjektif 6. Diskusikan strategi koping yang
1. Merasa sedih dapat digunakan
2. Merasa bersalah atau
menyalahkan orang lain Edukasi
3. Tidak menenrima 1. Jelaskan kepada pasien dan
kehilangan keluarga bahwa sikap mengingkari,
4. Meras tidak ada tawar-menawar, sepresi dan
harapan menerima adalah wajar dalam
menghadapi kehilangan
Objektif 2. Anjurkan mengidentifikasi
1. Menangis ketakutan terbesar pada kehilangan
2. Pola tidur berubah 3. Anjurkan mengekspresikan
3. Tidak mampu perasaan tentang kehilangan
berkonsentrasi 4. Ajarkan melewati proses berduka
Gejala dan Tanda secara bertahap
Minor
Subjektif
1. Mimpi buruk atau
pola mimpi berubah
2. Merasa tidak berguna
3. Fobia

Objektif
1. Marah
2. Tampak panik
3. Fungsi imunitas
terganggu

DAFTAR PUSTAKA

Morgan, (2011).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa: I Made K., Nimade S.

Ai yeyeh (2016). Keperawatan Gawat Darurat nuha medika, Yogyakarta.

Tim Pokja Sdki DPP PPNI. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia . (2018).

Tim Pokja Siki DPP PNI . Standar Intervensi keperawatan Indonesia. (2018).

Tim Pokja Slki DPP PPNI . Standar Luaran Keperawatan Indonesia (2018)
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL

I. Pengumpulan Data
A. Identitas Klien
Nama :NY. N Nama Suami : Tn. H
Umur : 28 tahun Umur : 30 tahun
Suku / Bangsa : Indonesia Suku : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTA Pendidikan :Pendidikan
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :Wiraswata
Alamat :Jl. Silaberanti Alamat : Jl. silaberanti

No Register :1234XX
Tgl. MRS : 05 Okt 2020 pukul 17.45
Tgl. Pengkajian : 05 Okt 2020 pukul 18.00

B. Anamnesa
1. Kunjungan ke : Pertama
2. Keluhan – keluhan : Pasien mengatakan tadi pagi darah
keluar banyak warna merah dan bergumpal-gumpal. Pasien sudah 4 kali mengganti
softek
3. Riwayat Menstruasi :
a. Haid pertama : 30 juli 2020
b. Teratur / tidak teratur : Teratur
c. Siklus : 28 hari
d. Lamanya : 7 hari
e. Banyaknya : 4x ganti pembalut/24jam
f. Sifat darah : kental berbau
g. Dismenorrhoe : ya

Riwayat kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu. G2P1A.....

Usia Jenis Komplikasi Bayi Nifas


No Umur Penolong
Kehamilan Persalinan Ibu Janin PB/BB Keadaan Laktasi Keadaan
1 19 38 minggu Normal Tid Tidak Dokter 56 cm/ Baik Bagus Baik
tahun ak ada 3000
ada gr

4. Riwayat Kehamilan ini


 HPHT : 30 Juli 2020
 Usia Kehamilan : 7-8 Minggu
 Taksiran Persalinan : 7 Mei 2021
 Keluhan – keluhan :
Trimester I : ( √ ) Mual dan Muntah.
: ( √ ) Hiperemesis Gravidaru.
: ( √ ) Pusing / sakit kepala.
: ( √ ) Letih / lesu.
: ( - ) Tidak ada nafsu makan.
: ( - ) Lain – lain ….
Trimester II : ( - ) Pusing / sakit kepala
: ( - ) Letih / lesu.
: ( - ) Konstipasi.
: ( - ) Obstipasi.
: ( - ) Nyeri saat BAK.
: ( - ) Inkontinensia urine.
: ( - ) Lain – lain …..
Trimester III : ( - ) Penglihatan kabur.
: ( - ) Ekstremitas oedema.
: ( - ) Pusing / sakit kepala.
: ( - ) Sesak napas
: ( - ) Konstipasi.
: ( - ) Obstipasi.
: ( - ) Inkontinensia urine.
: ( - ) Kejang.
: ( - ) Lain – lain …..

 Pergerakan anak pertama kali : Belum ada


pergerakan
 Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan anak 24
jam terakhir : kali
( ) < 10 kali ( ) 10 – 20 kali ( ) > 20 kali
 Bila pergerakan < 20 kali dalam 24 jam, dengan
frekuensi : 2 – 3 jam
( ) < 15 menit ( ) > 15 menit
 Diet makan
Makan sehari – hari : 3 kali sehari 1porsi nasi, sayur, lauk
Perubahan makan yang dialami : 3 kali sehari ½ porsi nasi, sayur, lauk
 Pola eliminasi.
BAK : 6 kali sehari konsistensi cair, bau Khas
warna jernih
BAB : 1 kali sehari konsistensi lembek, bau
khas, warna kuning kecoklatan

 Aktifitas sehari – hari


Pola istirahat / tidur : kurang lebih 8 jam
Seksualitas :1kali seminggu
 Imunisasi
Imunisasi I ( tanggal ) : tidak pernah
Imunisasi II ( tanggal ) : tidak pernah
 Kontrasepsi.
Kontrasepsi yang pernah digunakan : Pil KB
Keluhan : tidak ada

5. Riwayat Penyakit Sistemik yang pernah diderita


 Jantung : Tidak
ada
 Ginjal : Tidak
ada
 Asma / TB Paru : Tidak
ada
 Hepatitis : Tidak ada
 Epilepsi : Tidak ada
 Riwayat gemeli : Tidak
ada
 Lain – lain : Tidak ada

6. Riwayat Penyakit Keluarga :


 Jantung : Tidak ada
 Hipertensi : Tidak ada
 DM : Tidak ada
 Riwayat gemeli : Tidak ada
 Riwayat Makrosomia : Tidak ada

7. Riwayat operasi ( Medical Surgical ) : ( ) Ada (√ ) tidak


Jenis operasi : Tidak pernah

8. Riwayat Sosial
 Status perkawinan : Sudah menikah
 Umur : Pr : 28 tahun Lk : 30 tahun
 Lamanya perkawinan : 10 Tahun
 Kehamilan ini
( √ ) direncanakan
( ) tidak direncanakan
( ) diterima
( ) tidak diterima
 Perasaan tentang perkawinan ini : Sangat Bahagia dengan perkawinan

C. Pemeriksaan Fisik ( Data Objektif )


Tanda – tanda vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg LILA : 27 cm.
Denyut nadi : 88 x / menit. TB :156 cm.
Pernafasan : 16 x / menit. Suhu : 36.5o C.
BB sebelum hamil : 45 kg BB sekarang : 50 Kg.
Wajah
Oedema : ( ) ada (√ ) tidak ada
Conjungtiva : ( √ ) tidak anemis ( ) anemis.
Sklera : ( √ ) tidak Ikterik ( ) ikterik.
Leher
Pembesaran kelenjar tyroid : ( √ ) ada ( ) tidak ada
Pembesaran kelenjar limpa : ( √ ) ada ( ) tidak ada.
Dada
Bentuk payudara : ( √ ) simetris. ( ) tidak simetris.
Putting susu : ( √ ) menonjol. ( ) tidak menonjol.
Hiperpigmentasi : ( √ ) ya. ( ) tidak.
Colostrum : ( ) keluar. ( √ ) tidak keluar.
Kebersihan : ( √ ) cukup. ( ) kurang.

Abdomen
Besar perut sesuai dengan usia kehamilan : ( √ ) ya ( ) tidak.
Bekas luka / operasi : ( ) ada ( √ ) tidak ada.
Gravidarum striae : ( ) ada ( √ ) tidak ada.
Palpasi uterus
Leopold I : Tidak ada
Leopold II : Tidak ada
Leopold III : Tidak ada
Leopold IV : Tidak ada

Posisi janin : Janin tidak bergerak lagi


Pergerakan janin : ( ) ya ( √ ) tidak ada
Auskultasi
DJJ : Tidak ada tempat : Tidak ada
Frekuensi : Tidak ada

Genetalia
Vulva dan vagina
Varises :( √ ) ada ( ) tidak ada.
Luka :( ) ada ( √ ) tidak ada.
Kemerahan :( ) ada ( √ ) tidak ada.
Nyeri :( √ ) ada. ( ) tidak ada.
Kebersihan :(√ ) cukup. ( ) kurang.

Perineum
Bekas luka / luka parut : ( ) ada (√ ) tidak ada.
Lain – lain : Tidak ada
Ekstremitas
Oedema tangan/jari : ( ) ada (√ ) tidak ada
Oedema kaki : ( ) ada (√ ) tidak ada
Varises tungkai : ( ) ada ( √ ) tidak ada

D. Pemeriksaan Penunjang.
Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 13,0 g/dl
Ht : 45 %
Gol Darah :B
Rhesus :+
Gula darah sewaktu : 120 mg/dl
VDRL : 1/640
Proteinuria : 150 mg/dl

Pemeriksaan USG/Ro dll

II. Analisa Data

No Data Kemungkinan Penyebab Masalah Keperawatan


1. Data Subjektif : Kehilangan cairan aktif Hipovolemia
Pasien mengatakan tadi pagi darah
keluar banyak warna merah dan
bergumpal-gumpal, pasien sudah 4
kali mengganti softek
Data Objektif :
Turgor kulit menurun
Dari hasi Pemeriksaan USG
Dinyatakan masih ada sisa hasil
konsepsi dan harus di kuretase
Td : 100/ 70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
RR : 16 x/ menit
Suhu : 37 C
2. Data Subjektif : Pengeluran janin Nyeri melahirkan
Pasien mengatakan mengeluh
mules-mules dan nyeri pada
perut,seperti diremas-remas, nyeri
dirasakan hilang timbul dengan
skala nyeri 6
Data Objektif :
P : Pasien mengatakan mengeluh
mules- mules dan nyeri
Q : Nyeri yang di rasakan seperti
diremas remas
R : Di bagian perut
S : Skala nyeri 6
T : Nyeri yang dirasakan hilang
timbul
Td : 100/ 70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
RR : 16 x/ menit
3. Data Subjektif : kematian keluarga Berduka
1. Pasien mengatakan takut dan
cemas dengan kehamilanya
saat ini karena mengalami
pendarahan
2. Pasien mengatakan sedih
karena kehamilan ini tidak
dapat dipertahankan dan
harus di kuretase, klien
menangis saat
menggungkapkan
perasaannya
3. Pasien mengatakan suami
dan anak pertamanya juga
sedih karena kehamilanya ini
diharap kan keluarga
4. Klien mengatakan sudah
mennuggu ini selama 9
tahun.
Data Objektif :
Td : 100/ 70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
RR : 16 x/ menit
Suhu : 37 C

II. Prioritas Masalah Keperawatan.


1. Hipovolemia
2. Nyeri melahirkan
3. Berduka

III. Diagnosa Keperawatan.


1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif dibuktikan dengan turgor kulit
menurun
2. Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluran janin dibuktikan dengan ekspresi wajah
meringis
3. Berduka berhubungan kematian keluarga atau orang yang berarti dibuktikan dengan merasa
sedih.

V. Intervensi keperawatan
N SDKI SLKI SIKI
o
1. Hipovolemia Luaran Keperawatan: Manajemen Hipovolemia
berhubungan setelah dilakukan
dengan intervensi selama 3x24 Observasi:
kehilangan cairan jam maka tingkat 1. Monitor intake dan output cairan
aktif dibuktikan perdarahan menurun
dengan turgor dengan kriteria hasil: Terapeutik
kulit menurun 1. Membran mukosa 2. Hitung kebutuhan cairan
lembab meningkat 3. Berikan asupan cairan oral
2.Kelembaban kulit
meningkat Edukasi
3.Hemoptisis menurun 1. Anjurkan memperbanyak asupan cairan
4.Hematemesis oral
menurun Kolaborasi
5.Hematuria menurun 1. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
6.Turgor kulit (mis. NaCl, RL)
membaik 2. Kolaborasi pemeberian cairan IV
7.Hemoglobin hipotonis (mis. Glukosa 2,5%, NaCl 0,4)
membaik
8.Hematokrik
membaik

2. Nyeri melahirkan Luaran Keperawatan: Manajemen Nyeri


berhubungan setelah dilakukan Observasi:
dengan intervensi selama 3x24 1. Identifikasi lokal, karakteristik, durasi,
jam maka tingkat frerkuensi, kualitas, intensitas nyeri
pengeluran janin
Nyeri menurun dengan 2. Identifikasi skala nyeri
dibuktikan kriteria hasil: Terapeutik:
dengan ekspresi 1.Keluhan 1. Berikan teknik non farmakologis yang
wajah meringis nyeri menurun mengurangi rasa nyeri
2.Meringis 2. Kontrol lingkungan yang memperberat
menurun rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
3.Gelisah pencahayaan, kebisingan)
menurun 3. fasilitasi istirahat dan tidur
4.Kesulitan
tidur menurun Edukasi:
5.Frekuensi 1. Jelaskan penyebab periode dan pemicu
nadi membaik nyeri
2. Jelaskan strategi meredahkan nyeri
3. Anjurkan analgetik secara tepat4.
4. Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurai rasa nyeri

Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu

3. Berduka Luaran Keperawatan: Hubungan proses berduka


berhubungan setelah dilakukan Observasi:
kematian intervensi selama 3x24 1. Identifikasi kehilangan yang dihadapi
keluarga atau jam maka tingkat 2. Identifikasi proses berduka yang dialami
orang yang berarti berduka membaik 1. Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan
dibuktikan dengan kriteria hasil:
dengan merasa 1.Verbalisasi Terapeutik:
sedih. menerima 7. Tunjukkan sikap menerima dan empati
kehilangan 8. Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan
meningkat kehilangan
2.Verbalisasi harapan 9. Motivasi untuk menguatkan dukungan
meningkat Hubungan keluarga
proses berduka Edukasi:
3.Verbalisasi perasaan 5. Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa
sedih menurun sikap mengingkari, tawar-menawar, sepresi
4.Verbalisasi perasaan dan menerima adalah wajar dalam
bersalah atau menghadapi kehilangan
menyalahkan orang 6. Ajarkan melewati proses berduka secara
lain menurun bertahap
5.Menangis menurun
6.Pola tidur membaik
7.Konsentrasi
membaik

IV. Implementasi Keperawatan.


No Hari/ DP Jam Implementasi Keperawatan Nama
Tanggal dan
Paraf
1. Selasa, 05 Hipovolemia 18.15 Manajemen Hipovolemia Yuland
oktober 2020 berhubungan wib a
dengan Observasi:
kehilangan 1. Memonitor intake dan output cairan
cairan aktif Rasional : Agar tidak terjadi syok
dibuktikan
dengan turgor Terapeutik
kulit menurun 4. Menghitung kebutuhan cairan
Rasional : Untuk mengetahui cairan
yang ada pada tubuh
5. Memberikan asupan cairan oral
Rasional : beri tahu Pasien dan
keluarga untuk minum air putih

Edukasi
1. Menganjurkan memperbanyak
asupan cairan oral

Kolaborasi
1. Berkolaborasi pemberian cairan IV
isotonis
Rasional : berikan cairan NaCl, RL
2. Berkolaborasi pemeberian cairan IV
hipotonis
Rasional : Berikan cairan Glukosa
2,5%, NaCl 0,4)

2. Selasa, 05 Nyeri 18.45 Manajemen Nyeri Yuland


oktober 2020 melahirkan wib Observasi a
berhubungan 1.Mengidentifikasi lokal
dengan
pengeluran janin Rasional : Nyri di bagian perut
dibuktikan P : Pasien mengatakan nyeri
dengan ekspresi berkurang
wajah meringis Q : Nyeri yang di rasakan seperti
diremas remas
R : Di bagian perut
S : Skala nyeri 4
T : Nyeri yang dirasakan hilang
timbul
2. Mengidentifikasi skala nyeri
Rasional : Dengan menggunakan
numeric dating scale

Terapeutik:
1.Memberikan teknik non
farmakologis yang mengurangi rasa
nyeri
Rasional : mengajarkan tenik nafas
dalam
2. Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri kebisingan
Rasional : membatasi pengunjung
3. Memfasilitasi istirahat dan tidur
Rasional : Biarkan Pasien istirahat

Edukasi:
1. Menjelaskan penyebab periode dan
pemicu nyeri
2. Menjelaskan strategi meredahkan
nyeri
3. Menganjurkan analgetik secara tepat
Rasional : memberikan obat analgetik
yang dianjurkan dokter
4.Mengajarkan teknik non
farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Rasional : dengan teknik relaksasi
anfas dalam

Kolaborasi:
1. Mengkolaborasi pemberian
analgetik
Rasional : berikan Ibuprofen 400-800
gram
3. Selasa, 05 Berduka 19.25 Hubungan proses berduka Yuland
oktober 2020 berhubungan wib 1. Observasi: a
kematian Mengidentifikasi kehilangan yang
keluarga atau ora dihadapi
ng yang berarti Rasional : Fasilitasi klien untuk
dibuktikan bercerita
dengan merasa 2. Mengidentifikasi proses berduka
sedih. yang dialami
Rasional : Temani Klien
3. Mengidentifikasi reaksi awal
terhadap kehilangan
Rasional : Amati kegiatan Klien

Terapeutik:
1. Menunjukkan sikap menerima dan
empati
Rasional : Ajak klien bercerita
2.Memotivasi agar mau
mengungkapkan perasaan kehilangan
3. Memotivasi untuk menguatkan
dukungan keluarga
Edukasi:
1. Menjelaskan kepada pasien dan
keluarga bahwa sikap mengingkari,
tawar-menawar, sepresi dan menerima
adalah wajar dalam menghadapi
kehilangan
2. Mengajarkan melewati proses
berduka secara bertahap

V. Evaluasi Keperawatan / Catatan Perkembangan.

N DP Evaluasi Keperawatan Nama dan


o (S0AP) Paraf
1. Hipovolemia berhubungan Tanggal : 05 oktober 2020 Yulanda
dengan kehilangan cairan aktif Pukul : 20.00
dibuktikan dengan turgor kulit S : Pasien mengatakan tadi pagi kelur darah
menurun bergumpal-gumpal, klien sudah 4 kali
mengganti softek
O:
TTV
Td: 100/70mmhg
N: 88x/mnt
T:37C
RR: 16x/mnt

A : Masalah belum teratasi teratasi


P : Intervensi dilanjutkan
Edukasi
1. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
(mis. NaCl, RL)
2. Kolaborasi pemeberian cairan IV hipotonis
(mis. Glukosa 2,5%, NaCl 0,4)

2. Nyeri melahirkan berhubungan Tanggal : 05 oktober 2020 Yulanda


dengan pengeluran janin Pukul : 20.15
dibuktikan dengan ekspresi S : Pasien mengatakan mules- mules dan
wajah meringis nyeri di bagian perut
O:
P : pasien tampak meringis
Q: seperti diremas-remas
R : Di bagian perut
S : Skala Nyeri 6
T : hilang timbul
A: Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjut kan

3. Berduka berhubungan kematian Tanggal : 05 oktober 2020 Yulanda


keluarga atau orang yang berarti Pukul : 20 30
dibuktikan dengan merasa sedih. S : Pasien mengatakan masih bersedih
O:
TTV
Td: 100/70mmhg
N: 88x/mnt
T:37C
RR: 16x/mnt
pasien terlihat masih menanggis
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

N DP Evaluasi Keperawatan Nama dan


o (S0AP) Paraf
1. Hipovolemia berhubungan Tanggal : 06 oktober 2020 Yulanda
dengan kehilangan cairan aktif Pukul : 20.00
dibuktikan dengan turgor kulit S : Pasien mengatakan tadi pagi kelur darah
menurun bergumpal-gumpal, klien sudah 4 kali
mengganti softek
O:
TTV
Td: 100/70mmhg
N: 88x/mnt
T:37C
RR: 16x/mnt

A : Masalah belum teratasi teratasi


P : Intervensi dilanjutkan

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
(mis. NaCl, RL)
2. Kolaborasi pemeberian cairan IV hipotonis
(mis. Glukosa 2,5%, NaCl 0,4)

2. Nyeri melahirkan berhubungan Tanggal : 05 oktober 2020 Yulanda


dengan pengeluran janin Pukul : 20.15
dibuktikan dengan ekspresi S : Pasien mengatakan mules- mules dan nyeri
wajah meringis di bagian perut sudah berkurang
O:
P : pasien tampak meringis
Q: seperti diremas-remas
R : Di bagian perut
S : Skala Nyeri 4
T : hilang timbul
A: Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjut kan
3. Berduka berhubungan kematian Tanggal : 06 oktober 2020 Yulanda
keluarga atau orang yang berarti Pukul : 20 30
dibuktikan dengan merasa sedih. S : Pasien mengatakan tidak terlalu bersedih
O:
TTV
Td: 100/70mmhg
N: 88x/mnt
T:37C
RR: 16x/mnt
pasien terlihat masih menanggis
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

N DP Evaluasi Keperawatan Nama dan


o (S0AP) Paraf
1. Hipovolemia berhubungan Tanggal : 07 oktober 2020 Yulanda
dengan kehilangan cairan aktif Pukul : 14.40
dibuktikan dengan turgor kulit S : Pasien mengatakan tidak terjadi pendarahan
menurun O:
TTV
Td: 100/80mmhg
N: 88x/mnt
T:36,2C
RR: 16x/mnt

A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan pasien pulang

2. Nyeri melahirkan berhubungan Tanggal : 07 oktober 2020 Yulanda


dengan pengeluran janin Pukul : 14.30
dibuktikan dengan ekspresi S : Pasien mengatakan suda tidak nyeri lagi
wajah meringis O:
P : pasien mengatakan suda tidak nyeri lagi
Q: Nyeri sudah tidak ada
R : Di bagian perut
S : Skala Nyeri 0
T : tidak ada lagi
A: Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan pasien pulang

3. Berduka berhubungan kematian Tanggal : 07 oktober 2020 Yulanda


keluarga atau orang yang berarti Pukul : 15.00
dibuktikan dengan merasa sedih. S : pasien sudah bisa menerima kenyataan
kesedihan berkurang
O:
TTV
Td: 100/80mmhg
N: 88x/mnt
T:36,2C
RR: 16x/mnt

pasien tidak menangis lagi


A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan pasien pulang
DAFTAR PUSTAKA

Morgan, (2011).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa: I Made K., Nimade S.

Ai yeyeh (2016). Keperawatan Gawat Darurat nuha medika, Yogyakarta.

Tim Pokja Sdki DPP PPNI. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia . (2018).

Tim Pokja Siki DPP PNI . Standar Intervensi keperawatan Indonesia. (2018).

Tim Pokja Slki DPP PPNI . Standar Luaran Keperawatan Indonesia (2018)
FORMAT KONSULTASI
NAMA MAHASISWA : YULANDA PRANSISKA
NIM : 01.18.0055
RUANGAN :
RUMAH SAKIT : DR. AK GANI PALEMBANG

NO HARI/TGL TOPIK KONSULTASI SARAN PARAF

1 14/08/20 1. Konsultasi Lp Abortus 1.Setiap Point Lp harus


2. Konsultasi Askep Teoritis mempunyai referensi
2. Referensi 10 tahun terakhir
3. Anatomi harus di kasih
sumber
4. Minimal 3 definisi
5. Daftar masalah minimal 3
6. Rencana Tindakan di buat
dalam tabel
2 17/08/20 1. Konsultasi Lk Abortus 1. Implementasi di tambah
respon atau rasional
2. Di evaluasi harus di buat
jam mengevaluasi tindakan

3. 18/08/20 1. ACC Askep Abortus

LAMPIRAN

Nama : Yulanda Pransiska


Nim : 01.18.0055
Dosen Pembimbing : Ns. Ria Dilla S.Kep., M.Kes

Anda mungkin juga menyukai