Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN PADA AN ”N”

DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTROENTRITIS


DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT
RS TK II DR AK GANI PALEMBANG
TAHUN 2020

DISUSUN OLEH :

NAMA : Yulanda Pransiska


NIM : 01.18.0055
TINGKAT : II.A

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM II/SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMI 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

MENGETAHUI, MENGETAHUI,
PEMBIMBING AKADEMIK MAHASISWA/i

(LENY JOICE SIANTURI S.Kep., Ns. M.biomed ) (YULANDA PRANSISKA)


NIDN 0204088401 NIM 01.18.0055
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Gastroenteritis adalah buang air besar dengan feses tidak berbentuk
(unformed stools) atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Bila
diare berlangsung kurang dari 2 minggu, disebut sebagai diare akut. Apabila diare
berlangsung 2 minggu atau lebih digolongkan pada diare kronik (Lukman Zulkifli
Amin, 2015).
Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana seseorang buang air besar
dengan konsisteni lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya
lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes, 2016) dalam
(Yeni Mardiana, 2019).
Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus
yang memberikan gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya yang
disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang pathogen (Lyhn Betz, 2013)
dalam (Jois Nari, 2019).

2. Anatomi Fisiologi

a. anatomi

Gambar : 2.1Sumber : Anakardian (2017)

b. Fisiologi

Menurut Anakardian (2017), fisiologi sistem pencernaan sebagai berikut :

1. Mulut (cavum oris)


Terjadi pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Pada bagian dalam
mulut terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah.

a. Gigi atau dens


Merupakan alat pencernaan yang bertugas secara mekanik terdapat 4
jenis gigi yaitu gigi taring (dens caninus) berfungsi untuk merobek
makanan. Gigi seri (dens inscisivus) berfungsi untuk memotong
makanan, geraham depan (dens premolare) dan geraham belakang (dens
molare) yang keduanya untuk menghaluskan makanan

b. Lidah atau Lingua

Merupakan organ yang terletak di dasar mulut yang kaya akan otot,
berfungsi untuk pengaduk makanan, membantu prosees penelanan
makanan, sebagai alat atau organ pengecap, membantu membersihkan
rongga mulut, membantu berbicara dan terbagi menjadi beberapa daerah
rasa antara lain asin, manis, asam, dan pahit.

1. Kelenjar ludah atau glandula salivales


Menghasilkan air liur atau air ludan yang bersifat pekat. Fungsi air liur
untuk mempermudah proses penelanan dan pencernaan makanan,
melindungi selaput mulut dan mencerna makanan secara kimiawi

2. Faring
Faring merupakan organ penghubung antara rongga mulut dengan
kerongkongan atau esofagus.

3. Kerongkongan
Esofagus atau kerongkongan adalah tabung berotot pada vertebrata yang
dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung
atau ventrikulus dengan panjang sekitar 20-25 cm.

4. Lambung
Lambung atau ventrikulus merupakan organ kantung besar yang terletak
dirongga perut agak ke kiri. Dinding lambung tersusun menjadi 4 lapisan,
yaitu : Lapisan Peritoneal (lapisan serosa)berfungsi sebagai lapisan
pelindung perut, lapisan berotot, lapisan submukosa ialah lapisan dimana
pembuluh darah arteri dan vena dapat ditemukan untuk menyalurkan
nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi
yang diserap urea dan karbon dioksida dari sel-sel tersebut, dan lapisan
mukosa adalah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis
cairan, seperti enzim asam lambung dan hormon.

5. Usus Halus
Saluran panjang sekitar 8,25m dan dibagi menjadi Duodenum atau usus
dua belas jari,jejnum atau usus kosong, dan ileum atau usus penyerapan.
Fungsi utama usus halus adalah menerima zat-zat makanan yang mudah
dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler darah dan saluran limfe,
menyerap protein dalam bentuk asam amino dan menyerap karbohidrat
dalam bentuk emulsi lemak

6. Kelenjar Pankreas
Terletak dekat ventriculus atau rongga perut sebelah kiri yaitu diantara
duodenum dan limpa. Dengan panjang sekitar 15 cm dan lebar 5 cm dan
berfungsi sebagai menghasilkan getah pankreas yang banyak
mengandung enzim.
7. Hati atau Hepar
Merupakan kelenjar pencernaan yang terbesar dalam tubuh dengan berat
sekitar 2kg dan berwarna kemerahan terletak dalam rongga perut sebelah
kanan, di bawah rongga dada. Hepar memiliki fungsi yaitu menghasilkan
cairan empedu, menawarkan racun, menyimpan gula dalam bbentuk
glikogen (gula otot) dan menjaga keseimbangan zat makanan dalam
darah.

8. Usus Besar
Saluran panjang dengan permukaan dinding yang mengalami penyempitan
dan penonjolan serta merupakan terusan dari usus halus panjang usus
besar ± 1½m dengan lebar 5-6 cm. Terbagi atas Sekum, Usus buntu
(appendiks), colon, dan rectum.

9. Anus
Merupakan lubang pada ujung saluran pencernaan yang menghubungkan
rektum dengan dunia luar (udara luar), di anus terjadi proses perjalanan
terkahir dari feces yang telah dibentuk dicolon.

3. Etiologi

Menurut (Lukman Zulkilfi Amin, 2019), penyebab gastroenteritis


disebabkan karena beberapa faktor yaitu sebagai berikut :
a. Virus
Merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak (70-80%).
Beberapa jenis virus penyebab diare akut antara lain Rotavirus serotype 1, 2, 8,
dan 9 pada manusia. Norwalk virus, Astrovirus (tipe 40-41), Small bowel
structured virus, Cytomegalovirus.
b. Bakteri
Enterotoxigenic E. coli (ETEC), Enteropathogenic E. coli (EPEC),
Enteroaggregative E. coli (EAggEC), Enteroinvasive E. coli (EIEC),
Enterohemorrhagic E. coli (EHEC), Shigella spp, Campylobacter jejuni
(Helicobacter jejuni), Vibrio cholera 01, dan V. choleare 0139, Salmonella (non-
thypoid).
c. Protozoa
Giardia lambia, Entamoeba histolytica, Cryptosporidium,
Microsporidium spp, Isospora belli, Cyclospora cayatanensis.
d. Helminths
Strongyloides stercoralis, Schistosoma spp, Capilaria philippinensis,
Trichuris trichuria.
4. Patofisiologi

Menurut (Rizal, 2018) dalam (Yeni Mardiana, 2019), gastroenteritis


adalah meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal
merupakan akibat dari gangguan absorbs dan ekskresi cairan dan elektrolit yang
berlebihan, cairan yodium, potassium dan bikarbonat berpindah dari rongga
ekstra seluler keadaan tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan
elektrolit dan dapat terjadi asidosis metabolic.

Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal


sehingga mengurangi fungsi permukaan intestinal. Perubahan kapasitas intestinal
dan terjadi gangguan absorbs cairan dan elektrolit. Peradangan akan menurunkan
kemampuan intestinal untuk mengaborbsi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan
makanan ini terjadi pada ssindrom mal absorbsi.
Pathway Gastroenteritis
Infeksi Makanan Psikologi

Berkembang di usus Tosik tak dapat di Ansietas


serap

Hipersekresi air dan Malabsorbsi KH


elektrolit Hiperperistaltik lemak dan protein

Isi usus Metabolis Osmotik


Penyerapan
makan di usus
Pergeseran air
menurun
dan elektrolit ke
usus
Diare

Distensi
Abdomen
Mikro
Organisme
Mual muntah

Membentuk toksin
Nafsu makan
menurun
Radang usus

Defisit Nutrisi
Hipertermi

Sumber : (Nurafif & Kusuma, 2015)


6. Manifestasi Klinis

Menurut Lukman Zulkifli Amin (2015), diare akut karena infeksi dapat
disertai muntah-muntah dan demam, tenesmus, hematochezia, nyeri perut atau
kejang perut. Diare yang berlangsung beberapa saat tanpa penanggulangan
medis adekuat dapat menyebabkan kematian karena kekurangan cairan tubuh
yang mengakibatkan renjatan hipovolemik atau karena gangguan biokimiawi
berupa asidosis metabolik lanjut.

Kehilangan cairan menyebabkan haus, berat badan berkurang, mata


cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun, serta suara
serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi air yang isotonic.

7. Komplikasi

Menurut Lukman Zulkifli Amin (2015), kehlangan cairan dan kelainan


elektrolit merupakan komplikasi utama, terutama pada lanjut usia dan anak-
anak. Pada diare akut karena kolera, kehilangan cairan terjadi secara
mendadak sehingga cepat terjadi syok hipovolemik. Kehilangan elektrolit
melalui feses dapat mengarah terjadinya hipokalemia dan asiodosis metabolic.

8. Pemeriksaan Diagnostik

Pada pasien diare berat dengan demam, nyeri abdomen, atau kehilangan
cairan harus diperiksa kimia darah, natrium, kalium, klorida, ureum, kreatinin,
analisi gas darah, dan pemeriksaan darah lengkap. Pemeriksaan radiologis,
seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi dan lainnya, biasanya tidak membantu
evaluasi diare akut infeksi (Lukman Zulkifli Amin, 2015).

9. Penatalaksanaan Medis Keperawatan

Menurut Lukman Zulkifli Amin (2015), pentalaksaan keperawatan pada


gastroenteritis diantarnya :

a. Penggantian cairan dan elektrolit

b. Antibiotik

c. Obat anti-diare

d. Berikan edukasi tentang penyakit gastroenteritis


B. Konsep Dasar Keperawatan (Teoritis)
1. Pengkajian Menurut Lidia,2017 :

1. Identitas pasien/ biodata


Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tempat tanggal lahir,
umur, asal suku bangsa, nama orang tua, pekerjaan orang tua.

2. Keluhan utama
Biasanya pasien mengalami buang air besar (BAB) lebih dari 3x hari, BAB <
4 kali dan cair (diare tanpa dehidrasi), BAB 4-10 kali dan cair (dehidrasi
ringan/sedang), atau BAB > 10 kali (dehidrasi berat). Apabila diare
berlangsung <14 hari maka diare tersebut adalah diare akut, sementara
apabila berlangsung selama 14 hari atau lebih adalah diare persisten

3. Riwayat penyakit sekarang


Biasanya pasien mengalami :
a. Bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat,
nafsu makan berkurang atau tidak ada, dan kemungkinan timbul diare.
b. Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah. Warna tinja
berubah menjadi kehijauan karena bercampur empedu.
c. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering
defekasi dan sifatnya makin lama makin asam.
d. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.
e. Apabila pasien telah banyak kehilangan cairan dan eletrolit,
maka gejala dehidrasi mulai tampak.
f. Diuresis: terjadi oliguri (kurang 1 ml/kg/BB/jam) bila terjadi dehidrasi. Urine
normal pada diare tanpa dehidrasi. Urine sedikit gelap pada dehidrasi ringan
atau sedang. Tidak ada urine dalam waktu 6 jam (dehidrasi berat)

4. Riwayat Kesehatan Dahulu


a. Kemungkinan anak tidak dapat imunisasi campak Diare lebih sering terjadi
pada anak-anak dengan campak atau yang baru menderita campak dalam 4
minggu terakhir, sebagai akibat dari penuruan kekebalan tubuh pada pasien.
Selain imunisasi campak, anak juga harus mendapat imunisasi dasar lainnya
seperti imunisasi BCG, imunisasi DPT, serta imunisasi polio.
b. Adanya riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan (antibiotik), makan
makanan basi, karena faktor ini merupakan salah satu kemungkinan penyebab
diare.
c. Riwayat air minum yang tercemar dengan bakteri tinja, menggunakan botol
susu, tidak mencuci tangan setelah buang air besar, dan tidak mencuci tangan
saat menjamah makanan.
d. Riwayat penyakit yang sering terjadi pada anak berusia dibawah 2 tahun
biasanya adalah batuk, panas, pilek, dan kejang yang terjadi sebelumnya,
selama, atau setelah diare. Informasi ini diperlukan untuk melihat tanda dan
gejala infeksi lain yang menyebabkan diare seperti OMA, tonsilitis, faringitis,
bronkopneumonia, dan ensefalitis
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya anggota keluarga yang menderita diare sebelumnya,yang dapat
menular ke anggota keluarga lainnya. Dan juga makanan yang tidak dijamin
kebersihannya yang disajikan kepada anak. Riwayat keluarga melakukan
perjalanan ke daerah tropis.

6. Riwayat Nutrisi
Riwayat pemberian makanan sebelum mengalami diare, meliputi:
a. Pemberian ASI penuh pada anak umur 4-6 bulan sangat mengurangi resiko
diare dan infeksi yang serius.
b. Pemberian susu formula. Apakah dibuat menggunakan air masak dan diberikan
dengan botol atau dot, karena botol yang tidak bersih akan mudah
menimbulkan pencemaran.
c. Perasaan haus. Anak yang diare tanpa dehidrasi tidak merasa haus (minum
biasa). Pada dehidrasi ringan atau sedang anak merasa haus ingin minum
banyak. Sedangkan pada dehidrasi berat, anak malas minum atau tidak biasa
minum.

7. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
a) Diare tanpa dehidrasi: baik, sadar
b) Diare dehidrasi ringan atau sedang: gelisah, rewel
c) Diare dehidrasi berat: lesu, lunglai, atau tidak sadar

2. Berat badan
Anak yang mengalami diare dengan dehidrasi biasanya mengalami
penurunan berat badan.

3. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Anak berusia di bawah 2 tahun yang mengalami dehidrasi,
ubun-ubunnya biasanya cekung
b) Mata
Anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi, bentuk kelopak matanya
normal. Apabila mengalami dehidrasi ringan atau sedang kelopak
matanya cekung (cowong). Sedangkan apabila mengalami dehidrasi
berat, kelopak matanya sangat cekung.
c) Hidung
Biasanya tidak ada kelainan dan gangguan pada hidung, tidak sianosis,
tidak ada pernapasan cuping hidung.
d) Telinga
Biasanya tidak ada kelainan pada telinga.
e) Mulut dan Lidah
(1) Diare tanpa dehidrasi: Mulut dan lidah basah
(2) Diare dehidrasi ringan: Mulut dan lidah kering
(3) Diare dehidrasi berat: Mulut dan lidah sangat kering
f) Leher
Tidak ada pembengkakan pada kelenjar getah bening, tidak
ada kelainan pada kelenjar tyroid.
g) Thorak
(1) Jantung
(a) Inspeksi
Pada anak biasanya iktus kordis tampak terlihat.
(b) Auskultasi
Pada diare tanpa dehidrasi denyut jantung normal, diare dehidrasi
ringan atau sedang denyut jantung pasien normal hingga meningkat,
diare dengan dehidrasi berat biasanya pasien mengalami takikardi
dan bradikardi.

(2) Paru-paru
(a) Inspeksi
Diare tanpa dehidrasi biasanya pernapasan normal, diare
dehidrasi ringan pernapasan normal hingga melemah, diare dengan
dehidrasi berat pernapasannya dalam.
h) Abdomen
(1) Inspeksi
Anak akan mengalami distensi abdomen, dan kram.

(2) Palpasi
Turgor kulit pada pasien diare tanpa dehidrasi baik, pada pasien diare
dehidrasi ringan kembali < 2 detik, pada pasien dehidrasi berat
kembali > 2 detik.

(3) Auskultasi
Biasanya anak yang mengalami diare bising ususnya meningkat
i) Ektremitas
Anak dengan diare tanpa dehidrasi Capillary refill (CRT) normal, akral
teraba hangat. Anak dengan diare dehidrasi ringan CRT kembali < 2
detik, akral dingin. Pada anak
dehidrasi berat CRT kembali > 2 detik, akral teraba dingin, sianosis.
j) Genitalia
Anak dengan diare akan sering BAB maka hal yang perlu di lakukan
pemeriksaan yaitu apakah ada iritasi pada anus.

2. Daftar Masalah
a. Diare
b. Defisit Nutrisi
c. hipertermi

3. Diagnosa keperawatan

a. Diare berhubungan dengan proses infeksi dibuktikan dengan defekasi lebih


dari tiga kali dalam 24 jam
b. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor fisiologis dibuktikan dengan
berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal.
c. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit dibuktikan dengan suhu
tubuh diatas nilai normal
3. Rencana tindakan

NO DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI

1 Diare adalah pengeluaran Ekspektasi


feses yang sering, lunak dan Intervensi Keperawatan:
tidak berbentuk Membaik Manjemen Diare
Observasi:
PENYEBAB Criteria hasil : 1. Identifikasi penyebab
Fisiolgis 1. Kontrol diare (mis. Inflamasi
pengeluara fases gastrointestinal, iritasi
1. Inflamasi gastrointestinal meningkat gastrointestinal, proses
2. Ifitasi gastrointestinal 2. Keluhan infeksi, malobsorpsi,
3. Proses infeksi defekasi lama ansietas, stres, efek obat-
4. Malobsorpsi dan obatan, pemberian botol
silitmenurun susu )
Psikologi 3. Mengejan saat 2. Idntifikasi riwayaat
1. kecemasan defekasi pemberian makanan
2. Tingkat Stres tinggi menurun 3. Identifikasi gejala
4. Distensi invaginasi (mis. Tangisan
Situasional abdomen keras, kepucatan pada
1. Terpapar kontamin menrun bayi)
2. Terpapar Toksin 5. Teraba massa 4. Monitor warna, volume,
3. Penyalahgunaan laktasitif pada rektal frekuensi, dan konsistensi
4. Penyalahgunaan zat menurun tinja
5. Program pengobatan (mis. 6. Urgensy 5. Monitor tanda dan gejala
Agen tiroid, analgetsik, menurun hipovolemia(mis.
pelunak feses, ferosulfat, 7. Nyeri abdomen Takikardia, nadi teraba
antisida, cimetidine dan menurun lemah, tekanan darah
antibiotik) 8. Kram abdomen turun, turgor kulit turun,
6. Perubahan air dan menurun mukosa, mulut kering,
makanan 9. Konsistensi CRT melambat, BB
7. Bakteri pada air fases membaik menurun )
10. Frekuensi BAB 6. Monitor iritasi dan ulseri
Gejala dan Tanda Mayor membaik kulit di daerah perianal
Subjektif 11. Peristaltik usus 7. Monitor jumlah
(tidak teraedia ) membaik pengeluaran diare
8. Monitor keamanan
Objektif penyiapan makanan
1. Defekasi lebih dari tiga
kali dalam sehari
2. Fases lembek atau cair Terapeutik:
1. Berikan asupan cairan
Gejala dan Tanda Minor oral (mis larutan garam
Subjektif gula, oralit, pedialyte,
1.Urgensy renalte )
2. Nyeri/kram abdomen 2. Pasng jalur intravena
3. Berikan cairan intravena
Objektif ( mis. Ringer asetat, ringer
1. Frekuensi peristaltik laktat) jika perlu
meningkat 4. Ambil sampel darah untuk
2. Bisisng usus hiperaktif pemeriksaan darah
1. lengkap dan elektrolit
5. Ambil sampel feses untuk
kultur, jika perlu

Edukasi:
1. Anjurkan makanan porsi
kecil dan sering secara
bertahap
2. Anjurkan menghindari
makanan pembentuk gas,
pedas dan mengandung
laktosa
3. Anjurkan melanjutkan
pemberian ASI

Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian obat
antimotilitas ( mis.
loperamide, difenoksilat)
2. kolaborasi pemberian obatv
antispamodic/spamolitik
( mis. Papaverin, ekstak
belladonna mebeverine 0
3. Kolaborasi pemberian obat
pengeras feses (mis.
Atapulgit, smektit, kaolin-
pektalin)

2 Defisit nutrisi adalah asuapan Status Nutrisi Intervensi Keperawatan:


nutrisi untuk memenuhi Ekspektasi Manajemen Nutrisi
kecukupan metabolisme Memnaik Observasi:
Criteria hasil : 1. Identifikasi status nutrisi
PENYEBAB 1. Porsi makan
1. Kurangnya asupan yang dihabiskan 2. Identifikasi alergi dan
makanan meningkat intoleransi makanan
2. Ketidakmampuan 2. kekuatan 3. Identifikasi makanan yang di
menelan makanan menguyah suka
3. Ketidak mamapuan meningkat 4. Identifikasi kebutuhan kalori
mencerna makanan 3. kekuatan otot dan jenis nutrien
4. Ketidakmampuan menelan 5. Identifikasi perlunya
mengabsorsi nutrien meningkat penggunaan selang
5. Peningkatan kebutuhan 4. serum albumin nasogastrik
metabolisme meningkat 6. Monitor asupan makanan
6. Faktor ekonomi ( mis. 5. verbalisasi 7. Monitor berat badan
Finansial tidak keinginan untuk 8. Monitar hasil pemeriksaan
mencukupi ) meningkatkan laboratorium
7. Faktor Psikologi ( mis. nutrisi
Stres, keengganan untuk 6. pengetahuan Terapeutik
makan ) tentang pilihan 1. Lakuakan oral hygiene
minuman yang sebelum makan, jika perlu
sehat meningkat 2. Fasilitasi menetukan
Gejala Mayor 7. pengetahuan pedoman diet (misalnya
Subjektif : tentang standar piramida makanan)
( tidak tersedia ) asuapan nutrisi 3. Sajikan makanan secara
yang tepat menarik dan suhu yang
meningkat sesuai
Objektif : 8. penyiapan dan 4. Berikan makanan tinggi serat
1. Berat badan menurun penyimpanan untuk mencegah konstipasi
minimal 10% makanan yang 5. Berikan makanan tinggi
dibawah rentang aman meningkat kalori dan protein
ideal 9. penyimpanan 6. Berikan suplemen makanan,
minuman yang jika perlu
Gejala Minor aman mneingkat 7. Hentikan pemberian makan
10. sikap terhadap melalui selang nasogastrik
Subjektif : makanan/minu jika asupan oral dapat di
1. Cepat kenyang man sesuai toleransi
setelah makan dengaan tujuan
2. Kram/nyeri abdomen kesehatan
3. Nafsu makan meningkat Edukasi:
menurun 11. perasaan 1. Anjurkan posisi dududk
kenyang 2. Ajarkan diet yang
menurun diprogramkan
Objektif :
1. Bising usus 12. nyri abdomen
hiperaktif menurun
13. Sariawan Kolaborasi:
2. Otot menguyah 1. Kolaborasi pemberian
lemah menurun
14. Rambut rontok medikasi sebelum makan,
3. Otot menelan lemah jika perlu
4. Membran mukosa menurun
15. Diare menurun 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
pucat untuk menentukan jumlah
5. Sariawan 16. Berat badan
membaik kalori dan jenis nutrien yang
6. Serum albumin turun dibutuhkan tubuh, jika perlu
7. Rambut rontok 17. Indeks massa
berlebihan tubuh (IMT)
8. Diare membaik
18. Frekuensi
makan membaik
19. Nafsu makan
membaik
20. Bising usus
membaik
21. Tebal lipatan
kulit Trisep
membaik

3 Hipertermia adalah suhu Termoregulasi Intervensi Keperawatan :


tubuh meningkat diatas Ekspestasi
rentang normal tubuh Membaik Manajemen Hipertermia
Kriteria Hasil :
- Menggigil Observasi:
PENYEBAB menurun - Identifikasi penyebab
Fisiologis - Kulit merah hipertermia (mis, dehifrasi,
- Dehidrasi menurun terpapar lingkungan panas,
- Terpapar ligkungan - Kejang menurun penggunaan incubator)
panas - Suhu tubuh - Monitor suhu tubuh
- Proses penyakit membaik - Monitor kadar elektrolit
- Ketidaksesuaian - Suhu kulit - Monitor haluaran urine
pakaian dengan suhu membaik - Monitor komplikasi akibat
lingkungan - Tekananan darah hipertermia
- Peningkatan laju mmbaik
metabolism
- Respon trauma Terapeutik:
- Aktivitas berlebihan - Sediakan lingkungan yang
- Penggunaan dingin
inkubator - Longgarkan atau lepaskan
pakaian
- Basahi dan kipasi
Gejala Mayor permukaan tubuh
Subjektif : - - Berikan cairan oral
- Ganti linen setiap hari atau
Objektif : lebih sering jika mengalami
9. Suhu tubuh diatas hiperhidrosis (keringat
nilai normal berlebih)
Gejala Minor - Lakukan pendinginan
Subjektif : - eksternal (mis. Selimut
hipotermia atau kompres
Objektif : dingin pada dahi, leher,
10. Kulit merah dada, abdomen, aksila)
11. Kejang - Hindari pemberian
12. Takikardi
antipiretik atau aspirin
13. Takipnea
- Berikan oksigen, jika perlu
Kulit terasa hangat

Edukasi:
- Anjurkan tirah baring

Kolaborasi:
Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intravena, jika
perlu
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Lukman Z. (2015). Tatalaksana Diare Akut. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Apriliawan, Hidayah. (2016). Evaluasi Penggunaan Antibiotik Penyakit Gastroenteritis


Akut Pasien Rawat Inap Di RSUD Dr. Soediran Mangunsumarso Wonogiri.
Surakarta : Universitas Setia Budi.

Mardiana, Yeni. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Klien Gastroenteritis Dengan


Masalah Keperawatan Ganggaun Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit Di Ruang
Asoka RSUD Bangil Pasuruan. Pasuruan : STIKES Insan Cendikia Medika
Jombang.

Wulandari, Ainun Dan Purba, Ester Marintan. (2019). Analisis Biaya Minumum
Penggunaan Antibiotik Ceftriaxone Dan Cefotaxime Pada Penderita Diare Akut
Anak di RSUD Dr. Chasbullah Abdulmadjid Periode Januari-Desember 2017.
Jakarta Selatan : Fakultas Farmasi, Institut Sains dan Teknologi.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN “N” DENGAN GASTROENTERITIS DI
RUANG ASTER RS TK II Dr AK GANI PALEMBANG TAHUN 2020

I. Pengkajian
A. Identitas
1. Identitas klien
Nama : An “N”
Umur : 6 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Belum kawin
Pendidikan : Belum sekolah
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia
Alamat :Jalan sentosa megamendung RT 03 RW
08 No 1364
Tgl MRS : 10 agustus 2020 Jam : 18.45 wib
Tgl pengkajian : 10 agustus 2020 Jam : 20.10 wib
Diagnosa Medis : Gastroenteritis
Ruang rawat : Aster

2. Identitas penanggung jawab


Nama : Tn “A”
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : BUMN
Agama : Islam
Alamat : Jalan sentosa megamendung RT 03
RW 08 No 1364
Hubungan dengan klien : Ayah kandung

B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama (alasan klien masuk RS)
Orang tua pasien datang membawa anaknya ke UGD Rs.Tk II Dr A.K
Gani Palembang pada tanggal 10 agustus 2020 pukul 18.45 wib dengan
keluhan diare lebih dari 7 kali dengan konsentrasi cair.
2. Riwayat penyakit sekarang
Keluarga pasien mengatakan berat badan dua hari yang lalu 23kg dan
data hasil pengkajian Bbsekarang 20kg .
3. Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Prenatal : Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya setiap
minggu di Dokter selama kehamilan ibu tidak pernah mengeluh adanya
kesulitan dan kelainan, ibu pasien rutin dalam memeriksakan
kehamilannya.
b. Natal : BB :2900 gram
komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat setelah melahirkan ibu pasien
mengatakan tidak ada komplikasi yang terjadi pada anaknya saat
melahirkan maupun setelah melahirkan.
c. Postnatal : Pada saat anak lahir ibu pasien mengatakan anaknya tidak
mengalami asfiksia , BBLR maupun hiperbilirubin.
4. Riwayat masa lampau
a. Riwayat masa kecil
Ibu pasien mengatakan anaknya belum pernah mengalami sakit yang
sama dengan penyakit yang dideritanya sekarang
b. Riwayat perawatan dirumah sakit
Ibu pasien mengatakan anaknya belum pernah dirawat dirumah sakit
c. Obat-obatan yang digunakan
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak pernah
mengkomsumsi obat-obatan yang menggunakan substansi
kimia.
d. Tindakan medis yang pernah dilakukan
Ibu pasien mengatakan sebelumnya anaknya tidak pernah dilakukan
tindakan medis
e. Riwayat alergi
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak ada riwayat alergi obat-obatan
dan makanan
f. Kecelakaan
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak pernah mengalami kecelakaan.
g. Imunisasi

N Jenis Waktu Reaksi Setelah


Frekuensi Frekuensi
o Imunisasi Pemberian Pemberian

Kemerahan
dan adanya
1 BCG 1 bulan 1x 1-2 minggu
ulkus

2,4,6 bulan
2 DPT (I,II,III) 3x Demam 1-2 hari
Setelah Bengkak dan
Polio
3 lahir,2,4,6 bulan 4x kemerahan 1-2 hari
I, II . III,IV
kulit
Demam dan
4 Campak 9 bulan 1x 1-2 hari
ruam kulit
Setelah lahir,1 Demam dan
5 Hepatitis 3x
dan 6 bulan nyeri,diare 1-2 hari

Tabel 3.1
5. Riwayat kesehatan keluarga

a. Genogram
Bagan 3.2

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

↗ : Pasien

: Tinggal serumah

b. Riwayat penyakit keturunan


Ibu pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami
penyakit yang sama seperti anaknya
c. Riwayat penyakit menular
Ibu pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami
penyakit menular

6. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan


a. Riwayat pertumbuhan
- TB : 105 cm
- BB : 20 kg
b. Riwayat Perkembangan
- Personal Sosial : Tidak ada
- Motorik Halus : Tidak ada
- Motorik Kasar & Bahasa : Tidak ada

7. Riwayat psikososial dan spiritual


a. Riwayat psikologis
Anak tinggal bersama dengan kedua orang tua, rumah dekat
dengan perumahan yang agak padat, tempat lingkungan main anak
disekitar rumah, kamar pasien berada dalam satu kamar dengan
kedua orang tua, dirumah tidak ada tangga, pasien merupakan anak
tunggal
b. Riwayat social
1) Yang mengasuh : pengasuh anak adalah orang tua pasien sendiri
dan tidak memiliki pengasuh lain.
2) Hubungan dengan anggota keluarga : hubungan antar keluarga
baik
3) Pembawaan secara umum : ibu pasien mengatakan anaknya aktif
4) Lingkungan rumah : pasien berada di lingkungan perumahan
yang agak padat.

8. Pola aktivitas sehari-hari


Tabel 3.2

No Pola aktivitas Sebelum MRS Saat di RS


.
1. Pola nutrisi
- Makan, frekuensi 1 porsi ½ porsi tetapi tidak
dihabiskan
1 gelas
- Minum 1 gelas Berkurang
- nafsu makan lahap
2. Pola eliminasi 5 kali/sehari
- BAB, frekuensi 2 kali/sehari Cair berlendir
Konsistensi Padat Kekurangan volume
Masalah Tidak ada cairan
2-3 kali/sehari
Kuning jernih
amoniak
Tidak ada
3. - BAK, frekuensi 2-3 kali/sehari
Warna Kuning jernih 8 jam
Bau amoniak 3 jam
4. Masalah Tidak ada Tidak bermain

5. Pola tidur 8 jam 1 x/sehari


- Malam : jam 5 jam -
- Siang : jam Bermain 1 x keramas
Aktivitas

Personal hygiene 2 x/sehari


- Mandi -
- Gosok gigi 2 x keramas
- Rambut

9. Pemeriksaan fisik
a. Tanggal : 10 agustus 2020 Jam : 20.10 wib
b. Keadaan umum : lemah
c. Kesadaran : composmentis
d. Tanda vital
Suhu : 37,8C
Pols (N) : 110 x/ m
RR : 35 x/ m
e. Tinggi badan : 105 cm
Berat badan sebelum MRS : 23 kg
Berat badan setelah MRS : 20 kg
f. Kepala
- Bentuk : simetris
- Warna rambut : hitam
- Kebersihan : bersih
- Ekspresi wajah : meringis
g. Mata
- Bentuk : simetris
- Penglihatan : normal
- Pupil : An isokor
- Sclera : An ikterus
- Konjungtiva : anemis
h. Telinga
- Bentuk : simetris
- Pendengaran : normal
- Cairan telingan : tidak ada
i. Hidung
- Bentuk : simetris
- Penciuman : normal
- Kebersihan : bersih
j. Mulut
- Gigi : 6 buah
- Bibir : kering
- Lidah : bersih
- Kebersihan : bersih
k. Leher
- Bentuk : simetris
- Gerakan : tidak terbatas
- Kebersihan : bersih
l. Kulit
- Turgor : tidak elastis
- Warna kulit : putih
- Penyakit kulit : tidak ada
- Kebersihan : bersih
m. Dada & paru-paru
- Bentuk : simetris
- Frek napas : normal
- Sesak napas : tidak ada
- Batuk : tidak ada
- Sputum : tidak ada

n. Cardiovaskuler
- Frek nadi : 110 x/m
- Irama jantung : reguler
- Odema perifer : tidak ada
o. Abdomen
- Bentuk : simetris
- Keadaan : normal
- Nyeri : ada
- Bising usus : 5 x/ m
- Hati : normal
p. Sistem saraf
- Aktivitas motorik : normal
- Persepsi : normal
- Tonus otot : normal
q. Genetalia
- Kebersihan : bersih
- Odema : tidak ada
- Varises : tidak ada
- Anus : ada
r. Ekstremitas atas
- Bentuk : simetris
- Gerakan :terbatas karena terpasang IVFD
ditangan sebelah kiri
s. Ekstremitas bawah
- Bentuk : simetris
- Gerakan : tidak terbatas

10. Data penunjang


a. Hasil lab : 10 agustus 2020 jam : 19.05 wib

Tabel 3.3

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Hb 12,0 gr % 14-18 gr %
Leukosit 6300 /ml 5-10 rb / ml
Trombosit 212.000 150.000 – 450.000
Eosinofil 1 % 1-2 %
Batang 3% 2-6 %
Seqmen 64 % 50-70 %
Limfosit 30 % 20-40 %
Monosit 2% 2-8 %
Hematokrit 34 % 37- 48 %

b. Hasil rontgen : tidak ada


c. Lain-lain : tidak ada
11. Terapi obat
Tabel 3.4

Nama obat Golongan obat Frekuensi Cara


IVFD RL mikro Elektrolit 40 + pm IV
Zink - 3x1 Oral
Probiokid - 1x1 Oral (sachet)

II. Analisa data


Tabel 3.5

No Data Etiologi Masalah keperawatan


1. Data subjektif : Infeksi Diare
Orang tua pasien
mengatakan anaknya diera
lebih dari 7 kali dengan Berkembang diusus
konsentrasi cair.

Data objektif : Hipersekresi air &


1. KU baik Elektrolit
2. N : 110x/m
RR : 35x/m
S : 37,8 C Diare
3. BB sebelum
MRS : 23 kg
BB setelah MRS :
20 kg
4. Bab cair lebih dari
7x sehari

2. Data subjektif : Infeksi Defisit nutrisi


ibu pasien mengatakan
berat badan dua hari yg
lalu 23kg dan hasil Makanan
pengkajian BB sekarang
20kg.
Toksik tak dapat
Data objektif : diserap
1. KUbaik
2. BB sebelum MRS:
23 kg Hiperperistaltik
BB setelah MRS :
20 kg
Diare

Distensi abdomen
Mual muntah

Nafsu makan
menurun

Defisit nutrisi

3. Data subjektif : Infeksi Hipertermi 


Ibu pasien mengatakan
suhu tubuh anaknya panas
Makanan
Data objektif :
1. KU baik
2. S : 37,8C Hipersekresi air &
3. Akral hangat elektrolit

Hilang cairan &


elektrolit berlebihan

Dehidrasi

Merangsang saraf
hipotalamus

Hipertermi

III. Prioritas masalah


1. Diare
2. Defisit nutris
3. Hipertermi

IV. Diagnosa keperawatan


1. Diare berhubungan dengan proses infeksi dibuktikan dengan defikasi
lebih dari 3 kali dalam 24 jam.
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor fisiologis dibuktikan dengan
berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal.
3. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit dibuktikan dengan suhu
tubuh diatas nilai normal
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status nutrisi
dibuktikan dengan kerusakan jarigan dan atau kulit
5. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
dibuktikan dengan menujukan persepsi yang keliru terhadap masalah
I. Rencana keperawatan

Diagnosa Perencanaan
N
Keperawata Tujuan Intervensi Paraf
o
n

Diare Setelah dilakukan Observasi Yuland


1. berhubunga intervensi 1. Identifikasi penyebab diare a
n dengan keperawatan selama 2. Monitor tanda dan gejala
proses 3x 24 jam eliminasi hivopolemia
infeksi fekal membaik, 3. Monitor pengeluaran jumlah
dibuktikan dengan kriteria hasil : diare
dengan Teraupetik
defekasi 1. Konsistensi 1. Berikan asupan cairan oral
lebih dari feses 2. Berikan cairan intravena
tiga kali membaik Edukasi
dalam 24 2. Frekuensi 1. Anjurkan melanjutkan
jam BAB pemberian asi
membaik Kolaborasi
3. Peristaltik 1. Kolaborasi pemberian obat
usus membaik pengeras feses
2. Defisit Setelah dilakukan Observasi Yuland
nutrisi intervensi 1. Identifikasi status nutrisi a
berhubunga keperawatan selama 3 2. Monitor berat badan
n dengan x 24 jam status nutrisi Teraupetik
faktor membaik dengan 1. Berikan suplemen makanan jika
fisiologis kriteria hasil: perlu
dibuktikan Edukasi
dengan 1. Diare 1. Ajarkan diet yang diprogramkan
berat badan menurun Kolaborasi
menurun 2. Berat badan 1. Kolaborasi dengan ahli gizi
minimal membaik untuk menentukan jumlah
10% 3. Index masa kalori dan nutrien yang
dibawah tubuh diperlukan, jika perlu
rentang membaik
ideal.

3. Hipertermi Setelah dilakukan Observasi Yuland


berhubunga intervensi 1.Identifikasi penyebab hipertermia a
n dengan keperawatan selama 3 2. Monitor suhu tubuh
proses x 24 jam Teraupetik
penyakit termoregulasi 1. Sediakan lingkungan yang
dibuktikan membaik dengan dingin
dengan kriteria hasil : 2. Berikan cairan oral
suhu tubuh 3. Hindari pemberian antipiretik
diatas nilai 1. Suhu tubuh atau aspirin
normal membaik Edukasi
2. Suhu kulit 1. Anjurkan tirah baring
membaik’”
Kolaborasi
1. Kolaborasipemberian cairan
dan elektrolit jika perlu

II. Implementasi

No Diagnosa keperawatan Implementasi Paraf

1. Diare berhubungan dengan Observasi Yulanda


proses infeksi dibuktikan 1. Mengidentifikasi penyebab diare
dengan defekasi lebih dari tiga dengan bertanya kepada orang
kali dalam 24 jam tuanya
( untuk mendapatkan informasi
penyebab pasti diare
2. Memonitor tanda dan gejala
hipovolemia dengan melihat
turgor kulit
3. Memonitor jumlah pengeluaran
diare dengan caran menghitung
input dan intake cairan
Respon : Untuk mengcegah agar
tidak terjadi resiko syok.
Hipovolemi

Teraupetik
1. Memberikan asupan cairan oral
Seperti cairan parental
Respon : memberikan ciran
oralit
2. Memberikan cairan intravena
Respon (memasang Iv dengan
mengunakan cairan RL)

Edukasi
1. Menganjurkan melanjutkan
pemberian asi dengan cara
memberitahu ibu pasien
Respon : Untuk
mempertahankan asupan gizi
pasien
Kolaborasi
1. Berkolaborasi pemberian obat
pengeras feses seperti zinc dan
probiotik

2. Defisit nutrisi berhubungan Observasi Yulanda


dengan faktor fisiologis 1. Mengidentifikasi status nutrisi
dibuktikan dengan berat badan Respon : Dengan memberikan
menurun minimal 10% dibawah asupan makanan yang bergizi
rentang ideal. agar status nutrisi tetap terjaga
2. Memonitor berat badan dengan
mengajurkan pasien mengukur
berat badan
Teraupetik
1. Memberikan suplemen makanan
agar feses pasien mengeras

Edukasi
1. Mengajarkan diet yang
diprogramkan kepada orang tua
agar tidak terjadi lagi penyakit
tersebut
Kolaborasi
1. Berkolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
2. dan nutrien yang diperlukan
Respon : untuk mengganti cairan
yang hilng
3. Hipertermi berhubungan dengan Observasi Yulanda
proses penyakit dibuktikan 1. Mengidentifikasi penyebab
dengan suhu tubuh diatas nilai hipertermia
normal 2. Memonitor suhu tubuh dengan
mengukur suhu tubuh setiap 30 menit

Teraupetik
1. Menyediakan lingkungan yang
dingin
2. Memberikan cairan oral agar
pasien tidak terjadi hipovolemia
Edukasi
1. Menganjurkan tirah baring agar
pasien tidah lemah
Kolaborasi
1. Berkolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit agar pasien tidak
terjadi hipovolemia

lll. Evaluasi/Catatan perkembangan

No Diagnosa keperawatan Evaluasi Paraf

1. Diare berhubungan dengan proses Tanggal : 11 Agustus 2020 Yulanda


infeksi dibuktikan dengan defekasi Pukul : 06.00
lebih dari tiga kali dalam 24 jam S : ibu klien mengatakan anaknya sudah diare
lebih dari 7kali

O:
S: 37,8 c
N:110x/ menit
Rr: 25x/ menit
Defekasi sudah menurun menjadi 3kali
Feses agak berubah menjadi sedikit padat
Bising usus hiperaktif
A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan
Terpeutik

1. Berikan cairan intravena


Edukasi
1. Anjurkan melanjutkan pemberian asi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat pengeras
feses
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan Tanggal : 11 Agustus 2020 Yulanda
faktor fisiologis dibuktikan dengan Pukul : 06. 15 Wib
berat badan menurun minimal 10% S : ibu klien mengatakan berat badan anaknya
dibawah rentang ideal. membaik dan nafsu makan membaik
O:
S: 37,8 c
N:110x/ menit
Rr: 25x/ menit
BB sebelum sakit 23kg
BB setelah sakit 20kg

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan
Edukasi
1. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrien
yang diperlukan, jika perlu
3. Hipertermi berhubungan dengan Tanggal : 11 Agustus 2020 Yulanda
proses penyakit dibuktikan dengan Pukul : 06. 30 Wib
suhu tubuh diatas nilai normal
S : ibu klien mengatakan demam sudah turun dan
membaik

O:
S: 37, 0 c
N:110x/ menit
Rr: 25x/ menit

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring

Kolaborasi
2. Kolaborasipemberian cairan dan
elektrolit jika perlu

No Diagnosa keperawatan Evaluasi Paraf

1. Diare berhubungan dengan proses Tanggal : 11 Agustus 2020 Yulanda


infeksi dibuktikan dengan defekasi Pukul : 12.00 wib
lebih dari tiga kali dalam 24 jam S : ibu klien mengatakan anaknya masig diare
tepai frekuensinya berkurang

O : diare 5 kali sehari


S: 36,9 c
N:100x/ menit
Rr: 25x/ menit
Defekasi sudah menurun menjadi 3kali
Feses agak berubah menjadi sedikit padat
Bising usus hiperaktif
A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan
Terpeutik

1. Berikan cairan intravena

Edukasi
1. Anjurkan melanjutkan pemberian asi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat pengeras
feses
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan Tanggal : 11 Agustus 2020 Yulanda
faktor fisiologis dibuktikan dengan Pukul : 12. 15 wib
berat badan menurun minimal 10% S : ibu klien mengatakan berat badan anaknya
dibawah rentang ideal. membaik dan nafsu makan membaik
O:
Porsi makan yang di habiskan ½ porsi
S: 36, 9 c
N:100x/ menit
Rr: 25x/ menit
BB sebelum sakit 23kg
BB setelah sakit 20kg

A : masalah teratasi sebagian


P : intervensi dilanjutkan Edukasi
Edukasi
1. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrien
yang diperlukan, jika perlu

3. Hipertermi berhubungan dengan Tanggal : 11 Agustus 2020 Yulanda


proses penyakit dibuktikan dengan Pukul : 12.30 wib
suhu tubuh diatas nilai normal S : ibu klien mengatakan demam sudah turun dan
hampir normal

O:
S: 36, 9 c
N:100x/ menit
Rr: 25x/ menit

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring

Kolaborasi
1. Kolaborasipemberian cairan dan
elektrolit jika perlu

No Diagnosa keperawatan Evaluasi Paraf

1. Diare berhubungan dengan proses Tanggal : 11 Agustus 2020 Yulanda


infeksi dibuktikan dengan defekasi Pukul : 18. 00 wib
lebih dari tiga kali dalam 24 jam S : ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak
diare lagi

O:
S: 36, 5 c
N:95x/ menit
Rr: 25x/ menit
Feses sudah mengeras
A : masalah terasi

P : intervensi dihentikan ( boleh pulang )

2. Defisit nutrisi berhubungan dengan Tanggal : 11 Agustus 2020 Yulanda


faktor fisiologis dibuktikan dengan
berat badan menurun minimal 10% Pukul : 18. 15 wib
dibawah rentang ideal.
S : ibu klien mengatakan berat badan membaik
S: 36, 5 c
N:95 x/ menit
Rr: 25x/ menit

A : masalah teratas

P : intervensi dihentikan (boleh pulang )

3. Hipertermi berhubungan dengan Tanggal : 11 Agustus 2020 Yulanda


proses penyakit dibuktikan dengan Pukul : 18. 30 wib
suhu tubuh diatas nilai normal
S : ibu klien mengatakan demam sudah turun dan
membaik

O:
S: 36, 5 c
N:95 x/ menit
Rr: 25x/ menit

A : masalah teratasi

P : intervensi di hentikan ( boleh pulang )


DAFTAR PUSTAKA

Amin, Lukman Z. (2015). Tatalaksana Diare Akut. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Apriliawan, Hidayah. (2016). Evaluasi Penggunaan Antibiotik Penyakit Gastroenteritis


Akut Pasien Rawat Inap Di RSUD Dr. Soediran Mangunsumarso Wonogiri.
Surakarta : Universitas Setia Budi.

Mardiana, Yeni. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Klien Gastroenteritis Dengan


Masalah Keperawatan Ganggaun Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit Di Ruang
Asoka RSUD Bangil Pasuruan. Pasuruan : STIKES Insan Cendikia Medika
Jombang.

Wulandari, Ainun Dan Purba, Ester Marintan. (2019). Analisis Biaya Minumum
Penggunaan Antibiotik Ceftriaxone Dan Cefotaxime Pada Penderita Diare Akut
Anak di RSUD Dr. Chasbullah Abdulmadjid Periode Januari-Desember 2017.
Jakarta Selatan : Fakultas Farmasi, Institut Sains dan Teknologi.
FORMAT KONSULTASI

NAMA MAHASISWA : YULANDA PRANSISKA

NIM : 01.18.0055

RUANGAN :

RUMAH SAKIT : DR. AK GANI PALEMBANG

NO HARI/TG TOPIK KONSULTASI SARAN PARAF


L

1 14/08/20 1. Konsultasi Lp Askep Diare 1. Lp harus menggunakan


sumber
2. Konsultasi Askep Teoritis
2. Referensi 10 tahun terakhir

3. Minimal 3 definisi

2 17/08/20 1. Konsultasi Lk Diare 1. Di evaluasi harus di buat jam


mengevaluasi tindakan
3. 18/08/20 1. ACC Askep Diare

LAMPIRAN

Nama : Yulanda Pransiska

Nim : 01.18.0055

Dosen Pembimbing : Leny joice Sianturi S.Kep., Ns. M.Biomed

Anda mungkin juga menyukai