Cakram Mudigah Bilaminer&Trilaminer
Cakram Mudigah Bilaminer&Trilaminer
Oleh:
Yusmalia Hidayati
1920332017
Dosen Pengampu:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan
Universitas Andalas.
kepada Ibu Prof. Dr. dr. Yusrawati, SpOG (K) selaku dosen pengampu mata kuliah
perkuliahan berlangsung.
kejanggalan dalam bahasa dan penulisannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
1.3 Manfaat Penulisan .................................................................................... 2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
pembelahan mitosis, mengakibatkan bertambahnya jumlah sel dengan cepat. Sel yang
menjadi semakin kecil pada setiap pembelahan, ini dikenal sebagai blastomer, dan
longgar. Tetapi, setelah pembelahan ketiga, hubungan antar blastomer semakin rapat,
sehingga membentuk sebuah bola sel yang padat yang disatukan oleh persambungan
yang kuat. Proses ini disebut pemadatan, memisahkan sel-sel bagian dalam, yang
saling berkomunikasi secara ekstensif dengan gap junction, dari sel-sel bagian luar.
tersebut, membelah lagi membentuk morula (arbei) dengan 16 sel. Sel-sel bagian
dalam morula merupakan masa dalam sel, sedangkan sel-sel sekitar membentuk masa
sel luar. Masa sel dalam membentuk jaringan-jaringan embrio yang sebenarnya,
sementaran masa yang luar disebut trofoblas, yang kemudian ikut membentuk
plasenta.
Pada saat memasuki rongga rahim, cairan mulai menembus zona pelusida
masuk ke dalam ruang antar sel yang ada di masa sel dalam. Berangsur-angsue ruang
antar sel menyatu, dan akhirnya terbentuklah sebuah rongga, blastokel. . pada saat ini
mudigah dikenal sebagai blastokista, sel-sel di dalam massa sel dalam, yang sekarang
disebut embrioblast, terletak pada salah satu kutub, sedangkan sel-sel di massa sel
luar atau trofoblast, menipis dan membentuk dinding epitel untuk blastokista,
diantara sel epitel mukosa rahim kira-kira pada hari keenam. Penembusan dan
selanjutnya pengikisan oleh sel epitel pada selaput lender tersebut mungkin
disebabkan oleh enzim proteilitik yang dihasilkan oleh trofoblas. Tetapi selaput
1
1.2 Tujuan Penulisan
trilaminer.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Selanjutnya, sinusoid ibu terkikis oleh sinsitiotrofoblas, darah ibu memasuki jalan
dalam dan dikelilingi oleh sinsitium. Kelompok ini disebut villi primer. Menjelang
akhir minggu kedua, blastokista telah tertanam seluruhnya, dan luka pada permukaan
suatu rongga paru. Rongga amnion. Sel-sel endoderm berlanjut menjadi membran
yang memenuhi ruangan di antara trofoblas dan amnion, serta selaput eksoselom di
3
2. Lapisan luar berupa zona multinukleus tanpa batas-batas sel yang jelas,
sinsitiotrofoblas.
Sel-sel massa sel dalam atau embrioblas juga berdiferensiasi menjadi dua
lapisan:
1. Lapisan sel-sel kuboid kecil di samping rongga blastokista, dikenal sebagai lapisan
hipoblas, dan
2. Lapisan sel-sel silindris tinggi di samping rongga amnion, yang dikenal sebagai
lapisan epiblas.
gepeng. Pada saat yang sama, rongga kecil muncul di dalam epiblas. Rongga ini
membesar menjadi rongga amnion. Sel- sel epiblas yang berdekatan dengan
edema dan sangat vaskular. Kelenjar-kelenjar yang besar dan melengkung- lengkung
4
2.1.2 Hari Ke-9
vakuola ini membentuk lakuna besar, sehingga fase perkembangan trofoblas ini
berasal dari hipoblas membentuk membran tipis, membran eksoselom (Heuser) yang
5
penonjolan ke dalam lumen uterus. Trofoblas ditandai oleh ruang-ruang lakuna di
dalam sinsitium yang membentuk suatu jaringan yang saling berhubungan. Jaringan
dan mengikis lapisan endotel yang melapisi kapiler ibu. Kapiler-kapiler ini, yang
sinsitium lalu terhubung dengan sinusoid, dan darah ibu masuk ke dalam sistem
lakuna. Karena trofoblas terus menerus mengikis lebih banyak sinusoid, darah ibu
Sementara itu, populasi baru sel muncul di antara permukaan bagian dalam
sitotrofoblas dan permukaan bagian luar rongga eksoselom. Sel-sel ini, berasal dari
sel-sel yolk sac, membentuk jaringan ikat longgar halus, mesoderm ekstraembrional,
yang pada akhirnya mengisi seluruh ruang di antara trofoblas di bagian luar serta
amnion dan membran eksoselom di bagian dalam. Tidak lama kemudian, terbentuk
ini menyatu, terbentuklah suatu rongga baru, yang dikenal sebagai rongga
ekstraembrional, atau rongga korion. Rongga ini mengelilingi yolk sac primitif dan
6
yolk sac dikenal sebagai mesoderm splanknopleura ekstraembrional.
pertumbuhan trofoblas; akibatnya, diskus tetap berukuran sangat kecil (0,1-0,2 mm).
Sementara sel-sel endometrium, menjadi polihedral dan dimuati oleh glikogen dan
lipid; ruang interselular terisi oleh cairan ekstravasasi, dan jaringan mengalami
endometrium.
akibat peningkatan aliran darah ke dalam ruang lakuna. Karena perdarahan ini
muncul mendekati hari ke-28 siklus haid, perdarahan ini dapat disangka perdarahan
7
Sementara itu, hipoblas menghasilkan sel-sel tambahan yang bermigrasi di
sepanjang bagian dalam membran eksoselom. Sel-sel ini berproliferasi dan secara
bertahap membentuk suatu rongga baru di dalam rongga eksoselom. Rongga baru ini
dikenal sebagai yolk sac sekunder atau yolk sac definitive. Yolk sac ini jauh lebih
kecil dari-pada rongga eksoselom semula, atau yolk sac primitif. Selama
oleh kista eksoselom, yang sering ditemukan di dalam selom ekstraembrional atau
rongga korion.
8
2.2 Cakram Mudigah Trilaminer
Proses paling khas yang terjadi selama minggu ketiga kehamilan adalah
mesoderm, dan endoderm) pada mudigah. Gastrulasi dimulai dengan pembentukan garis
primitif (Primitive Streak) di permukaan epiblas. Mula-mula, garis ini tidak terlalu jelas,
namun pada mudigah berusia 15 hingga 16 hari, garis ini jelas terlihat sebagai alur
sempit dengan bagian yang agak menonjol di kedua sisinya. Ujung sefalik garis ini,
nodus primitif (primitive node), terdiri dari daerah yang sedikit meninggi yang
mengelilingi lubang primitif (primitive pit) kecil. Sel-sel epiblas bermigrasi kearah
garis primitif. Setelah tiba di daerah garis primitif, sel-sel menjadi berbentuk botol,
terlepas dari epiblas, dan terselip di bawahnya. Gerakan kearah dalam ini dikenal sebagai
invaginasi.
(fibroblast growth factor 8 [FGF8]), yang disintesis oleh sel-sel garis itu sendiri.
epiblas dan endoderm yang barn saja terbentuk untuk membentuk mesoderm. Sel-sel
yang tetap berada di dalam epiblas kemudian membentuk ektoderm. Oleh sebab itu,
epiblas, melalui proses gastrulasi, adalah sumber dari seluruh lapisan germinativum,
dan sel-sel di dalam lapisan ini akan membentuk seluruh jaringan dan organ mudigah.
Dengan semakin banyaknya sel yang bergerak diantara lapisan epiblas dan
hipoblas, sel-sel ini mulai menyebar ke lateral dan cranial. Secara bertahap, sel-sel
ekstraembrional yang melapisi yolk sac dan amnion. Dalam arah sefalik, sel-sel ini
berjalan di kedua sisi lempeng prekorda. Lempeng prekorda itu sendiri terbentuk
diantara ujung notokorda dan membrane orofaringealis dan berasal dari beberapa sel
pertama yang bermigrasi melalui nodus di garis tengah dan bergerak ke arah sefalik. Di
9
perkembangan selanjutnya, lempeng prekorda akan penting untuk induksi otak depan
bagian kecil yang terdiri dari sel-sel ektoderm dan endoderm yang melekat erat dan
bergerak maju ke arah kranial di garis tengah hingga mencapai lempeng prekorda.
Sel-sel prenotokorda ini terselip didalam hipoblas sehingga untuk waktu yang
singkat, garis tengah mudigah terdiri dari dua lapisan sel yang membentuk lempeng
masuk di garis primitive, sel-sel lempeng notokorda berproliferasi dan terlepas dari
endoderm. Kemudian sel-sel ini membentuk korda sel yang padat notokorda definitif,
yang terletak di bawah tabung saraf (tuba neuralis) dan berperan sebagai dasar untuk
tulang rangka aksial. Karena pemanjangan notokorda merupakan suatu proses yang
dinamis, ujung kranial terbentuk lebih dahulu, dan area kaudal ditambahkan sewaktu
garis primitif bergerak ke arah lebih kaudal. Sel-sel notokorda dan prenotokorda
meluas kea rah cranial ke lempeng prekorda (suatu area tepat disebelah kaudal
menghubungkan rongga amnion dan yolk sac. Membrana kloakalis dibentuk di ujung
10
kaudal diskus embrional. Membran ini, yang strukturnya serupa dengan membrana
orofaringealis, terdiri dari sel-sel ektoderm dan endoderm yang melekat erat tanpa
yolk sac membentuk divertikulum kecil yang meluas ke dalam tangkai penghubung.
sebagai reservoir untuk produk ekskresi sistem ginjal, pada manusia, alantois tetap
kemih.
terjadi sebelum dan selama periode gastrulasi. Sumbu anteroposterior dikirimkan oleh
sel-sel di batas anterior (kranial) diskus embrional. Area ini, endoderm viseral
untuk pembentukan kepala, termasuk faktor transkripsi OTX2, LIM1, dan HESX1,
dan faktor yang disekresikan, cerberus dan lefty, yang menghambat aktivitas nodus di
ujung kranial mudigah. Gen-gen ini membentuk ujung kranial mudigah sebelum
gastrulasi. Canis primitif itu sendiri dimulai dan dipertahankan oleh ekspresi Nodal,
suatu anggota famili transforming growth factor-β (TGF-(β). Saat garis primitif
mesoderm dorsal dan ventral serta struktur kepala dan ekor. Anggota famili TGF-β
embrional.
Pada keadaan terdapatnya protein ini dan FGF, mesoderm akan mengalami
akan mengalami ventralisasi jika aktivitas BMP4 tidak dihambat oleh gen-gen lainnya
yang diekspresikan di dalam nodus. Untuk alasan ini, nodus primitif merupakan suatu
organizer. Nama ini diberikan oleh Hans Spemann, yang pertama kali menjabarkan
11
mengenai aktivitas ini di bibir dorsal blastopor, suatu struktur yang analog dengan
nodus, pada mudigah Xenopus. Oleh sebab itu, chordin (diaktifkan oleh faktor
somitomer. Kemudian, ketiga gen ini diekspresikan di dalam notokorda dan berperan
kemudian menginduksi spesifitas regional di otak depan dan otak tengah. Tanpa
HNF-3β, mudigah gagal melakukan gastrulasi secara sempurna dan tidak memiliki
struktur otak depan dan otak tengah. Seperti telah disebutkan sebelumnya, Goosecoid
mengaktifkan inhibitor BMP4 dan ikut serta dalam mengatur perkembangan kepala.
Kelebihan atau kekurangan ekspresi gen ini pada hewan percobaan menyebabkan
malformasi area kepala yang berat, termasuk duplikasi, serupa dengan beberapa tipe
kembar dempet.
mudigah diatur oleh gen Brachyury (T) yang diekspresikan di dalam nodus, sel-sel
prekursor notokorda dan notokorda. Gen ini penting untuk migrasi sel melalui garis
primitif. Brachyury mengode suatu protein pengikat DNA spesifik sekuens yang
berfungsi sebagai faktor transkripsi. Ranah (domain) pengikat DNA disebut T-box,
dan terdapat lebih dari 20 gen di dalam famili T-box. Oleh sebab itu, pembentukan
12
mesoderm di daerah ini bergantung pada produk gen ini, dan ketiadaannya
oleh serangkaian molekul dan gen pembentuk sinyal. Sewaktu garis primitif
terbentuk, FGF8 disekresikan oleh sel-sel di dalam nodus dan garis primitif dan
memicu ekspresi Nodal, tetapi hanya di sisi kin mudigah. Selanjutnya, seiring
lempeng lateral, danjuga LEFTY-2, dan kedua gen ini mengatur ekspresi PITX2.
PITX2 adalah faktor transkripsi yang mengandung homeobox yang berperan dalam
menentukan kekirian, dan ekspresinya diulang di sisi kiri primordia jantung, lambung
dan usus karena organ-organ ini menentukan posisi tubuh asimetris yang normal. Jika
gen ini diekspresikan secara ektopik (misal, di sisi kanan), ekspresi abnormal ini
jantung di sisi kanan). Secara bersamaan, LEFTY diekspresikan di sisi kiri lempeng
dasar tabung saraf dan dapat bekerja sebagai sawar untuk mencegah sinyal sisi kiri
memintas. Sonic hedgehog (SHH) juga dapat memainkan peranan ini serta berfungsi
sebagai penekan ekspresi gen sisi kiri di kanan. Gen Brachyury (T), yang mengode
faktor transkripsi yang disekresikan oleh notokorda, juga penting untuk ekspresi
peranan penting dalam rangkaian pembentukan sinyal yang menentukan lateralitas ini.
13
5HT dikonsentrasikan di sisi kiri, kemungkinan karena 5HT diuraikan oleh enzim
metabolismenya monoamine oksidase (MAO) di sisi kanan, dan merupakan hulu dari
kanan dan kemungkinan mengatur gen-gen efektor yang berperan dalam menentukan
sisi kanan. Mengapa rangkaian dimulai di sisi kiri masih menjadi misteri, namun
bergerak untuk menciptakan gradien Nodal ke arah kiri atau melalui gradien
pembentuk sinyal yang dihasilkan oleh taut celah dan transpor ion kecil.
14
2.2.3 “Peta Nasib” yang Terbentuk Selama Gastrulasi
Regio-regio epiblas yang bermigrasi dan masuk melalui garis primitif telah
dipetakan, dan nasib akhirnya telah ditentukan. Sebagai contoh, sel-sel yang masuk
melalui bagian kranial nodus menjadi lempeng prekorda dan notokorda; sel-sel yang
bermigrasi di tepi lateral nodus dan dari ujung kranial garis primitif menjadi
mesoderm paraksial; sel-sel yang bermigrasi melalui bagian tengah garis menjadi
mesoderm intermediet; sel- sel yang bermigrasi melalui bagian lebih kaudal garis
membentuk mesoderm lempeng lateral; dan sel-sel bermigrasi melalui bagian paling
kaudal garis ikut membentuk mesoderm ekstraembrional (sumber lain jaringan ini
adalah yolk sac primitif [hipoblas]). Diskus embrional, mula-mula pipih dan hampir
bundar, secara perlahan memanjang, dengan bagian sefalik yang lebar dan ujung
kaudal yang sempit. Ekspansi diskus embrional terjadi terutama di daerah sefalik;
regio garis primitif relatif tidak banyak berubah. Pertumbuhan dan pemanjangan
bagian sefalik diskus disebabkan oleh migrasi sel-sel secara terus-menerus dari regio
garis primitif ke arah sefalik. Invaginasi sel-sel permukaan di garis primitif dan
migrasi selanjutnya dari sel-sel ini ke arah depan dan lateral berlanjut hingga akhir
Garis primitif di ujung kaudal diskus terus menyuplai sel-sel baru hingga
15
mudigah. Di bagian sefalik, lapisan germinativum memulai diferensiasi spesifiknya di
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada permulaan minggu kedua, blastokista tertanam ke dalam stroma
yaitu sinsitiotrofoblas, yang mengikis jaringan ibu. Menjelang hari ke- 9, terbentuk
sinsitiotrofoblas, darah ibu memasuki jalan lakuna, dan menjelang akhir minggu
Kelompok ini disebut villi primer. Menjelang akhir minggu kedua, blastokista telah
tertanam seluruhnya, dan luka pada permukaan mukosa telah pulih kembali.
Proses paling khas yang terjadi selama minggu ketiga kehamilan adalah
mesoderm, dan endoderm) pada mudigah. Gastrulasi dimulai dengan pembentukan garis
primitif (Primitive Streak) di permukaan epiblas. Mula-mula, garis ini tidak terlalu jelas,
namun pada mudigah berusia 15 hingga 16 hari, garis ini jelas terlihat sebagai alur
sempit dengan bagian yang agak menonjol di kedua sisinya. Ujung sefalik garis ini,
nodus primitif (primitive node), terdiri dari daerah yang sedikit meninggi yang
mengelilingi lubang primitif (primitive pit) kecil. Sel-sel epiblas bermigrasi kearah
garis primitif. Setelah tiba di daerah garis primitif, sel-sel menjadi berbentuk botol,
terlepas dari epiblas, dan terselip di bawahnya. Gerakan kearah dalam ini dikenal sebagai
invaginasi.
3.2 Saran
Dengan mengetahui perkembangan cakram mudigah bilaminer dan
17
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A.C., Hall, J. E. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 13. Jakarta:
EGC
xviii
14/09/2020
2
4
1
14/09/2020
Morula
Trofoblas berdiferensiasi menjadi :
- Sitotrofoblas berinti tunggal, di sebelah dalam, mitosis
- Sinsitiotrofoblas berinti banyak, batas sel tidak jelas, letak sebelah
Zygote
luar, mitosis (-)
Diferensiasi Trofoblas
pada Hari ke-8 Perkembangan
6 8
2
14/09/2020
Blastokista semakin dalam terbenam, luka bekas penembusan Blastokista telah terbenam seluruhnya di dalam stroma
pada permukaan epithel ditutup oleh fibrin. endometrium, dan epitel permukaan telah menutupi
Terdapat vakuola-vakuola pada sinsitium, bila menyatu hampir seluruh cacat pada dinding rahim.
lakuna Pada kutub embrional rongga-rongga lakuna dalam
sinsitium membentuk jalinan yang saling berhubungan.
Tahap perkembangan ini dikenal sebagai tahap lakunaris.
Pada kutub abembrional, trofoblas masih terdiri atas
Terbentuknya selaput tipis oleh sel-sel gepeng (yang mungkin sel-sel sitotrofoblas.
berasal dari hipoblas) pada kutub embrional selaput Sel-sel sinsitiotrofoblas menembus lebih dalam ke
eksoselom (selaput Heuser). stroma merusak lapisan endotel pembuluh-
pembuluh kapiler ibu tersumbat dan melebar
Selaput eksoselom bersama dengan hipoblas membentuk terbentuk sinusoid.
lapisan untuk rongga eksoselom kantung kuning telur Lakuna sinsitium berhubungan dengan sinusoid
primitif. darah ibu memasuki sistem lakuna sirkulasi utero-
plasenta.
9 11
3
14/09/2020
Mesoderm ekstraembrional yang menutupi kantung Sel-sel dari sitotrofoblas berproliferasi setempat menembus ke
dalam sinsitiotrofoblas membentuk silinder-silinder sel yang
kuning telur mesoderm ekstraembrional dibungkus sinsitium villi primer.
splanknopleural. Hipoblas menghasilkan sel-sel lain yang bermigrasi ke sisi dalam
selaput eksoselom. Sel-sel ini berproliferasi dan membentuk rongga
Sel-sel endometrium menjadi polihedral dan banyak
baru di dalam rongga eksoselom kantung kuning telur sekunder
mengandung glikogen dan lemak; ruang antarsel (kantung kuning telur definitif).
terisi dengan cairan ekstravasasi, dan jaringan Selom ekstraembrional meluas dan membentuk sebuah rongga besar
rongga korion.
menjadi sembab reaksi desidua.
14 16
4
14/09/2020
17
Blastokista manusia
primitif yang pada ujung kepalanya terdapat
berusia 13 hari
nodus primitif.
Di daerah nodus dan garis primitif sel-sel epiblas
bergerak masuk (invaginasi) membentuk lapisan-
lapisan sel baru: endoderm dan mesoderm.
18 20
5
14/09/2020
Pembentukan Cakram
Mudigah Trilaminar
21 23
Proses Gastrulasi
Sel-sel prenotokord tersebut menempatkan
diri dalam endoderm sebagai lempeng
notokord
22 24
6
14/09/2020
Pembentukan
Notokord
Gambar A. potongan
sagital melalui mudigah
17 hari
26 28
7
14/09/2020
Minggu ke 3
Diferensiasi spesifik lapisan germinal bagian
Steak primitif yang
timbul dari cakram kepala terjadi pada minggu ke-3, dan bagian
embrionale akan lenyap.
kaudal menjelang minggu ke-4.
Pada akhir dari minggu
ke 3 akan terbentuk Ketika ujung kranial berdiferensiasi,
kerangka kepala, tubuh,
muskulatur serta gastrulasi terus berlanjut di bagian kaudal,
sebagian kulit. sehingga embrio berkembang secara
sefalokaudal(kepala -> ekor).
Semuanya berlangsung sampai akhir minggu
ke-4.
32
8
14/09/2020
34 36
9
14/09/2020
37 39
TERIMA KASIH
38 40
10