Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Spesialisasi merupakan konsep dimana satu individu hanya melakukan spesialisasi


dengan salah satu produk saja. Dari masa kemasa konsep speialisasi tidak pernah
ditinggalkan, dan terus berkembang sampai saat ini. Hal ini terjadi karena masih relevannya
konsep spesialisasi ini untuk memenuhi kebutuhan berbagai individu yang ada dalam
perekonomian diduania ini.

Tulisan ini mencoba untuk melihat perspektif dari spesialisasi berdasarkan urutan waktu
dari terbentuknya spesialisasi sampai dengan sekarang. Untuk melihat rasinalitas spesialisasi
dalam perubahannya dari masa ke masa sesuai dengan tumbuhnya sistem perekonomian
dalam sejarah ekonomi

Pemikiran ekonomi lahir dari pemikiran kaum klasik yang terpusat pada sistem pasar
bebas. Sistem ini menyarankan penghapusan dari peran pemerintah dari kegiatan ekonomi.
Menurut kaum klasik penghapusan peran ini membuat perekonomian akan berjalan sesuai
dengan sempurna. Ukuran dari kaum klasik adalah kemakmuran dari setiap individu dalam
suatu Negara, yang mensyaratkan terpenuhinya kebutuhan dari setiap individu. Ukuran
tersebut sangat kontras dengan merkantilisme yang ukuran dari kesejahteraan berpusat pada
banyaknya logam mulia yang diperoleh dari sistem perdagangannya. Ajaran klasik diawali
dari pemikiran adam smith yang lahir pada masa abad pencerahan, jadi tidak mengherankan
jika pemikirannya banyak terpengaruh terhadap pemikiran newton tentang teori gravitasi
yang dapat mengatur tata surya tanpa campur tangan pihak manapun.

Untuk mendukung teori pasar adam smith menciptakan sistem pasar yang lazim sampai
saat ini kita sebut dengan pasar persaingan sempurna yang harus bebas dari tanpa campur
tangan pemerintah, jika kita lihat hal ini sangat identik dengan teori newton tentang tatasurya.
Ini merupakan sebuah argument yang sangat kuat untuk menghilangkan campur tangan dari
pemerintah. Karena peran pemerintah hanya akan menyebabkan ketidakseimbangan dalam
pasar yang pada akhirnya distribusi pendapatan dalam masyarakat tidak merata. Sebenarnya
teori klasik muncul sebagai respon gagalnya system merkantilisme yang berpusat pada
perdagangan. Otomatis dengan merkatilisme, maka yang paling diuntungkan adalah pihak
pedagang dan pihak dari pemerintah. Dan hal itu menyebabkan kesenjangan sosial antara
pedagang dan petani (produsen) dan keberpihakan pemerintah hanya untuk mendapatkan
keuntungan dari perdagangan yang dilakukan oleh Negara tersebut. Oleh sebab itu peran
pemerintah merupakan momok yang menakutkan bagi kaum klasik, karena sedikit banyak
aliran klasik ini juga menggunakan analisis historis dalam melandaskan teori pasar bebas.

1
B. Rumusan Masalah

Adanya kesenjangan tentang pandangan adam smith terhadap pasar bebas dan dengan
para tokoh ahli yang lainnya.

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana pandangan Adam
Smith terhadap pasar bebas dan Karl Marx terhadap marxisme. Dan juga untuk lebih
memperdalam ilmu pengetahuan bagi penulis makalah dan juga untuk memberi suatu kajian
ilmu ekonomi yang belum di ketahui oleh para pembaca.

BAB II
2
PEMBAHASAN

1.A. Latar Belakang Adam Smith

Adam Smith lahir pada tanggal 5 juni 1723, dan wafat di Edinburgh Skotlandia, 17 Juli
1790 dalam umur 67 tahun.Dia adalah putra seorang hakim pengacara Scotlandia dan juga
seorang pengawas keuangan adat. Dia memperoleh pendidikan di Universities of Glasgow
dan Universities of Oxford dan menjadi profesor petama di bidang logic philosophy dan
kemudian di bidang moral philosophy di Glasgow.

Setelah tiga belas tahun mengajar di bidang akademik, dia melakukan perjalanan selama
dua tahun di Perancis sebagai guru untuk Duke of Buccleuch, yang darinya Smith
memperoleh pensiun yang membuatnya bisa menghabiskan waktu untuk menulis.

Pada tahun 1778, Smith menerima sebuah appointment sebagai Commissioner of


Custom, dimana pada tahun tersebut merupakan tahun peringatan serta tahun yang bermakna
baginya dalam seumur hidupnya. Smith meninggal pada tahun 1790.

Adam Smith adalah akademisi pertama yang menjadi seorang ahli ekonomi, karirnya
tidak jauh berbeda denan ahli-ahli ekonomi lainnya yang hidup pada masa 150 tahun terakhir.
Pada zamannya, banyak ajran-ajaran ekonomi yang melewati batas dengan pekerjaan sebagai
guru di bidang akadenik,termasuk juga Smith, sehingga Smith dan ahli ekonomi lainnya
disebut sebagai seorang filsuf.

Adam Smith, sebagai seorang pemikir memiliki kerangka berpikir yang sistematis dan
tertarik pada perilaku manusia (human conduct). Sebagai seorang filsuf moral Smith tertarik
pada masalah-masalah ekonomi, terbukti pada catatan perkuliahannya antara tahun 1760-
1764 tentang filsuf moral terdapat beberapa poin yang menyinggung masalah ekonomi.
Dalam pemikirannya Adam Smith banyak dipengaruhi oleh beberapa pemikir-pemikir besar
sebelumnya.

Seperti Francis Hutcheson, melandasi dasar kecintaan Smith pada natural order.
Beberapa paham naturalist yang turut mengilhaminya antara lain, Stoicsisme Yunani,
Epicureans, Stoicisme Romawi (antara lain Cicero, Seneca, Epictetus), Hobbes, Bacon dan
Locke.

Paham naturalist yang terdiri dari beberapa kelompok ini memiliki kecenderungan pola
pikir yaitu keyakinan atau kepercayaan terhadap natural order yang melekat pada tiap diri
manusia. Semua itu membuat tiap-tiap organisasi social bertindak untuk menyelaraskan
dengan natural order. Quesnay dan Mercier de la Riviere (penulis fisiokrat) memberi Smith
pandangan tentang pola pikir kaum fisiokrat dan minat serta ketertarikan pada naturalism dan
masalah surplus.

Teori uang Smith disusun berdasar referensi dari Hume, Locke dan Steuarts. Dari Petty
dan Steuarts, Smith belajar tentang public finance. Pemikiran Smith memberi kejelasan pada

3
pemikiran-pemikiran sebelumnya. Theory of Moral Sentiments (1759) dan An Inquiry into
the Nature and Causes of the Wealth of Nations (1776) merupakan hasil pemikirannya.

B.Individualisme dan Kebebasan

Adam Smith pertama kali menulis buku yang berjudul The Theory of Moral Sentiments
pada tahun 1759. dalam bukunya ini Smith meyakinkan pembacanya bahwa setiap manusia
sangat menyukai hidup sebagai warga masarakat, dan tidak menyukai hidup ang
individualistik dan mementingkan diri sendiri.

Adam Smith memiliki pemikiran bahwa setiap orang secara natural akan saling
menghargai (rasional) sehingga dia menganggap manusia adalah makhluk bebas yang dengan
sendirinya tahu nilai-nilai kemasyarakatan. Pemikiran semacam ini sangat berbahaya karena
pada kenyataannya manusia tidak seperti anggapan Adam Smith (rasional, ada beberapa
manusia yang irasional).

Tanpa adanya peraturan manusia akan saling makan dan menindas yang berlaku adalah
hukum rimba. Smith yang menghargai sifat natural manusia dan kecewa pada dampak
merkantilisme membenci campur tangan pemerintah tetapi tanpa ada campur tangan
pemerintah, kehidupan dalam bernegara tidak akan dapat berjalan dengan sendirinya.

C.Laissez-faire Principles

Di dalam bukunya Smith yang berjudul Wealth of Nations, prinsip Laissez faire menjadi
dasar dari sistem ajaran dan menjadi pelabuhan bagi filsuf-filsuf luar negeri yang membentuk
suatu bagian esensial. Prinsip Laissez faire, persaingan, dan teori nilai pekerja adalah fitur
berharga yang diajarkan dari sekolah ekonomi beraliran klasik, yang secara esensial dibangun
oleh Smith serta Malthus, Ricardo, dan Mill. Prinsip Laissez faire merupakan pondasi bagi
sistem ekonomi klasik.

Ketika Smith membuat pembelaannya untuk natural liberty atau lissez faire, dia telah
ketinggalan tradisi filosifi politik Locke. Pemikiran besar bahwa ada pembatasan untuk
legitimasi fungsi pemerintah dia dapat menemukan pada Locke.

Prinsip pembatasan Locke akan membatasi legislasi untuk yang dibuat untuk barang
public. Bagi Smith, barang public membutuhkan laissez faire karena pencarian self-interest,
dipandu oleh invisible hand dari persaingan, yang menghasilkannya, sedangkan intervensi
pemerintah dalam lingkungan perekonomian akan lebih sering mengganggu daripada
menolong

 Laissez-faire Sekarang

Kebanyakan negara modern industrialis sekarang tidak mewakilkan laissez-faire dalam


prinsip maupun kebijakannya, karena biasanya mereka melibatkan sejumlah besar intervensi
pemerintah dalam ekonomi. Intervensi ini termasuk upah minimum, kesejahteraan korporasi,
antitrust, nasionalisasi, dan kesejahteraan sosial di antara bentuk lain dari intervensi

4
pemerintah. Subsidi untuk bisnis dan agrikultur, kepemilikan pemerintah pada beberapa
industri (biasanya dalam sumber daya alam), regulasi dari kompetisi pasar, pembatasan
perdagangan dalam bentuk tarif protektif - kuta impor - atau regulasi internal yang
mengntungkan industri domestik, dan bentuk lain favoritme pemerintah.

Menurut 2007 Index of Economic Freedom yang dikeluarkan Heritage Foundation, 7


negara dengan ekonomi paling bebas ialah : Hong Kong, Singapura, Singapura, Australia,
Amerika Serikat dan Irlandia (semuanya merupakan bekas jajahan Britania). Hong Kong
diperingkat satu dari 12 tahun berturut-turut dalam indeks yang tujuannya "menghitung
äbsennya koersi pemerintah pada pembatasan produksi, distribusi, atau konsumsi barang dan
jasa lebih jauh dari keperluan dari penduduk untuk memproteksi dan menetapkan kebebasan
itu sendiri. Milton Friedman memuji pendekatan laissez faire oleh Hong Kong yang
mengubah kemiskinan menjadi kemakmuran dalam 50 tahun.

Bagaimanapun pada konfrensi pres pada 11 September 2006, Donald Tsang, Eksekutif
dari Hong Kong berkata kalau "Non-Proteksionisme positif merupakan kebijakan yang
diusulkan oleh Mentri Keuangan sebelumnya, tetapi kita tidak pernah berkata kalau ketia
masih menggunakannya sebagai kebijakan kami yang sekarang.... Kami lebih senang
dijulukji dengan kebijakan 'pasar-besar, pemerintah kecil'." Respon dalam Hong Kong terbagi
secara luas, sebagian melihat sebagai pengumuman untuk meninggalkan non-intervesionisme
positif, yang lain melihatnya sebagai respon yang lebih realistis ke kebijakan pemerintah
pada beberapa tahun terakhir, seperti intervensi pada pasar modal untuk mencegah
kehancuran.

D.Teori Ekonomi

Laissez-faire berarti bahwa mahzab pemikiran ekonomi neoklasik memegang pandangan


pasar yang murni atau liberal secara ekonomi: bahwa pasar bebas sebaiknya dibiarkan pada
seperti apa adanya, dan akan didispensasikan dengan inefisiensi dalam cara yang lebih bebas
dan cepat seperti pemberian harga, produksi, konsumsi, dan distribusi dari barang dan jasa
dibuat untuk ekonomi yang lebih baik atau efisien.

Ekonom Adam Smith dalam bukunya 'Wealth of Nations' berpendapat bahwa sebuah
"tangan tak terlihat" dari pasar akan memandu masyarakat untuk bertindak dengan mengikuti
kepentingan pribadi mereka sendiri, karena satu-satunya cara menghasilkan uang adalah
dengan melalui pertukaran secara sukarela, dan satu-satunya cara untuk mendapatkan uang
dari masyarakat adalah untuk memberikan apa yang mereka inginkan. Smith menunjukkan
kalau seseorang tidak mendapatkan makan malam dengan mengandalkan belas kasih dari
tukang daging, petani atau tukang roti. Tapi mereka mengandalkan kepentingan pribadi
mereka dan membayar mereka atas kerja keras mereka.

Ide sentral The Wealth of Nations adalah pasar bebas yang bergerak menurut mekanisme
pasar yang dianggapnya secara otomatis bisa memprodusir macam dan jumlah barang yang
paling disenangi dan diperlukan masyarakat konsumen. Misalnya, persediaan barang yang

5
justru disenangi merosot, dengan sendirinya harga akan naik dan kenaikan harga ini akan
mendatangkan untung banyak bagi siapa saja yang memproduksinya. Karena untung banyak,
pabrik-pabrik lain tergerak untuk memproduksi juga. Akibat dari kenaikan produksi tidak
bisa tidak akan menyingkirkan keadaan kekurangan barang. Lagi pula, kenaikan suplai dalam
kaitan dengan kompetisi antar pelbagai perusahaan akan cenderung menurunkan harga
komoditi pada tingkat harga yang "normal," misalnya ongkos produksinya. Tak ada pihak
mana pun yang membantu melenyapkan kelangkaan, tetapi kelangkaan itu akan teratasi
dengan sendirinya. "Tiap orang," kata Smith "cenderung mencari keuntungan untuk dirinya,
tetapi dia "dituntun oleh tangan gaib untuk mencapai tujuan akhir yang bukan menjadi bagian
keinginannya. Dengan jalan mengejar kepentingan dirinya sendiri dia sering memajukan
masyarakat lebih efektif dibanding bilamana dia betulbetul bermaksud memajukannya" (The
Wealth of Nations, Bab IV, pasal II).

"Tangan gaib" ini tak dapat melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya jika ada
gangguan terhadap persaingan bebas. Smith karena itu percaya kepada sistem perdagangan
bebas dan menentang keras harga tinggi. Pada dasarnya dia menentang keras hampir semua
ikut campurnya pemerintah di bidang bisnis dan pasar bebas. Campur tangan ini, kata Smith,
hampir senantiasa akan mengakibatkan kemerosotan efisiensi ekonomi dan ujungujungnya
akan menaikkan harga. (Smith tidaklah menciptakan semboyan "laissez faire," tetapi dia lebih
dari siapa pun juga menyebarkan konsep itu).

Beberapa orang peroleh kesan bahwa Adam Smith tak lain dari seorang yang cuma
"menari menurut bunyi gendang" demi kepentingan ekonomi. Pendapat ini tidaklah benar.
Dia berulang kali dan dengan kata-kata keras, mengecam habis praktek-praktek monopoli
ekonomi dan menginginkan penghapusannya. Dan Smith bukannya orang naif dalam
hubungan ekonomi praktek. Ini bisa dibaca dari pengamatannya yang khas dalam buku The
Wealth of Nations: "Orang dalam dunia dagang barang yang sama jarang bisa ketemu
bersama, tetapi pembicaraan akan berakhir pada pembentukan komplotan yang bertentangan
dengan rakyat, atau dalam bentuk lain menaikkan harga."

Begitu sempurnanya Adam Smith mengorganisir dan mengedepankan sistem pemikiran


ekonominya, sehingga hanya dalam jangka waktu beberapa puluh tahun saja mazhab-mazhab
ekonomi sebelumnya tersisihkan. Nyatanya, semua pokok-pokok pikiran mereka yang bagus
telah digabungkan dengan sistem Smith, sementara Smith dengan sistematis mengungkapkan
kekurangan-kekurangan mereka yang ada. Pengganti Smith termasuk ekonom-ekonom
kenamaan seperti Thomas Malthus dan David Ricardo, mengembangkan dan
menyempurnakan sistemnya (tanpa mengubah garis-garis pokoknya) menjadi struktur yang
kini digolongkan kedalam kategori ekonomi klasik. Sampai pada suatu tingkat penting
tertentu, bahkan teori ekonomi Karl Marx (meski bukan teori politiknya) dapat dianggap
sebagai kelanjutan dari teori ekonomi klasik.

Dalam buku The Wealth of Nations, Smith sebagian menggunakan pandangan-


pandangan Malthus tentang kelebihan penduduk. Tetapi, jika Ricardo dan Karl Marx
keduanya bersikeras bahwa tekanan penduduk akan mencegah upah naik melampaui batas
keperluan (apa yang disebut "hukum baja upah"), Smith menegaskan bahwa kondisi kenaikan

6
produksi upah dapat dinaikkan. Amatlah jelas, kejadian-kejadian -membuktikan bahwa Smith
benar dalam segi ini, sedangkan Ricardo dan Marx meleset.

Tak ada sangkut-pautnya dengan ketetapan pandangan Smith atau pengaruhnya terhadap
para teoritikus ekonomi yang datang belakangan, yang terpenting adalah pengaruhnya
terhadap perundang-undangan serta politik yang diambil pemerintah. The Wealth of Nations
ditulis dengan keulungan yang tinggi serta kejernihan pandangan yang tak bertolok banding
dan terbaca amat luas. Argumen Smith menghadapi campur tangan pemerintah dalam bidang
bisnis dan dunia perdagangan dan demi rendahnya harga serta perekonomian bebas, telah
mempengaruhi secara pasti terhadap garis kebijaksanaan pemerintah di seseluruh abad ke-19.
Sesungguhnya, pengaruhnya dalam hal itu masih tetap terasa hingga sekarang.

Sejak teori ekonomi berkembang pesat sesudah masa Smith, dan beberapa gagasannya
tergeser oleh pendapat-pendapat lain, sangatlah mudah mengecilkan makna penting Adam
Smith. Mesti begitu, fakta menunjukkan, dialah pemula dan pendiri tokoh ekonomi sebagai
suatu studi yang sistematis,dan dia sesungguhnya tokoh terkemuka dalam sejarah pemikiran
manusia.

E.Labor Theory of Value

Kemajuan besar ajaran ekonomi adalah saat Smith melakukan emansipasi terhadap
kedua belenggu kaum merkantilis dan physiokrat. Labih dari duaratus tahun para ahli
ekonomi mencari sumber kemakmuran. Kaum merkantilis menemukan sumber kemakmuran
pada perdagangan internasional, sedangkan kaum physiokrat menemukannya pada lebih jauh
lagi dan beranggapan bahwa kemakmuran yang asli didapat dari pengaruh perdagangan
terhadap produksi, pada saat itu hanya ada satu macam produks yaitu pertanian.

Smith membangun pondasi Petty dan Cantillon yaitu pengaruh final revolution. Dengan
pekerjanya menjadi sumber dana yang secara orisinil menyetor tiap-tiap negara ‘dengan
semua keperluan dan kebutuhan hidup yang dikonsumsi setiap tahunnya.

Smith tetap berbicara mengenai kemakmuran dalam pengertian kegunaan objek material,
seperti apa yang telah dilakukan oleh pendahulu-pendahulu Inggris-nya, tetapi dengan
membuat hasil dari pekerja secara umum, dia menunjuk untuk mengadakan penyelidikan
kemakmuran sosial daripada secara tekhnik.

Kata Smith, kemakmuran sebuah negara akan bergantung pada dua kondisi, pertama,
tingkat produktivitas pekerja dan yang kedua adalah jumlah kegunaan pekerja, dengan kata
lain produktivitas pekerja terhadap kemakmuran, dimana pekerja dipekerjakan. Faktor
pertama mendorong Smith untuk berdiskusi tentang division of labor, perdagangan, uang dan
distribusi. Faktor kedua meliputi analisis modal.

Nilai perdagangan barang ditentukan oleh jumlah pekerja yang menjalankan barang di
pasar. Tahap demi tahap dalam teori nilai pekerja ini memunculkan adanya ‘real cost’ teori
nilai, teori nilai ini mengandung pengertian penderitaan pekerja.

7
‘Real value’ atau ‘natural value’ dari komoditi yang dipertukarkan diukur dalam
kandungan apa yang diperintahkan kepada pekerja.

Pekerja bukan suatu jumlah homogenitas, sjak pembedaan tipe pekerja berdasar tingkat
hardship an ingenuity. Value menurut Smith dapat dibagi dua yaitu value in use dan value in
exchange. Value in use adalah nilai kegunaan barang tersebut sedangkan value in exchange
adalah nilai tukar dari barang itu.

Pekerja menurut Smith adalah sumber dari value seluruh komoditi pernyataan ini
merupakan kutipan dari salah satu poin pemikiran Ibnu Khaldun tentang pekerja. Teori
tentang pekerja Smith merupakan penambahan teori Petty dan Cantillon dengan supply dan
demand versi John Locke.

Campur tangan uang mengubah perkiraan nilai barang tetap jauh dari basis pekerja.
Teori nilai pekerja-nya Smith berubah menjadi teori biaya produksi. Tanah dan modal
muncul menjadi faktor produksi yang dikelola pekerja di satu waktu, di waktu yang lain
pengembalian tanah dan modal digambarkan sebagai deduksi dari produk pekerja.

F.Division of Labor

Smith memulai analisisnya dengan division of labor karena dia berharap menemukan
dasar transformasi yang tepat dari bentuk konkret pekerja, yang memproduksi barang yang
tepat (berguna), kepada pekerja sebagai elemen sosial, yang menjadi sumber kemakmuran
dalam bentuk abstrak (nilai pertukaran).

Divisions of labor dijadikan dasar oleh Smith karena meningkatkan produktivitas


pekerja. Setelah memberikan pengetahuannya mengenai perhitungan qualitas dan
konsekuensi, Smith memproses penyelidikan terhadap penyebabnya.

Karena division of labor bergantung pada propensity to exchange, yang Smith hormati
sebagai salah satu motiv dasar dari human conduct. Ada sesuatu kebingungan dalam satu
point Smith mengenai hal ini yaitu tentang sebab dan akibat. Mungkin suatu yang benar jika
perdagangan tidak dapat exist tanpa divisions of labor, ini tidak benar, paling tidak dalam
teori, divisions of labor memerlukan existensi dari private exchange.

Secara logis didemonstrasikan ketika pada suatu organisasi sosial tertentu yang
menerapkan divisions of labor tanpa perdagangan. Dalam komunitas ini dapat ditunjukkan
keberadaannya. Smith bersalah karena membuat karakteristik masyarakat pada zamannya
untuk segala zaaman, dia dihormati sebagai manusia biasa dan dibuat kedalam penjelasan
dasar yang universal, fitur dari sosial kontemporer yang dikondisikan scara historis.

Tapi tujuan Smith menjadi propaganda. Dia menekankan pengaruh dasar pada
[roduktivitas untuk mendemonstrasikan bahwa perdagangan dibebaskan sebagai prasyarat
pengembangan kekuatan produktif dan tidak hanya berguna penuh untuk mengadakan
kekuatan produksi.

8
Smith memproses untuk menanalisis bagaimana tingkat divisions of labor ditentukan dan
disimpulkan bahwa divisions of labor dibatasi dengan extent pasar.Smith menjelaskan bahwa
dengan divisions of labor kuantitas dan kualitas produksi dapat dicapai dengan lebih baik.
Peningkatan kantitas dan kualitas produksi dapat dihasilkan karena tiga alasan, yaitu :

”Physiokrat mengenai peningkatan kepuasan, sedang Smith lebih condong pada tingkat
persaingan dan natural liberty dalam pencapaian kepuasan”.

Smith juga memperkenalkan Theor of Value yang berisi tentang nilai yang digunakan
dalam pertukaran. Permasalahan yang timbul dari nilai tukar barang adalah adalah value of
use, value of exchange, measure of value.

Smith juga menjelaskan mengenai bimetal coin sebagai alat pertukaran, dan juga ada
nominal price dan real price dengan prnsip pekerja berkaitan dengan harga riil komoditas dan
uang sebagai harga nominal komoditas.

Divisions of labor yang dikemukakan oleh Smith memunculkan sifat individualisme dan
menjadikan manusia seolah-olah menjadi mesin yang terprogram terlepas dari adanya
efisiensi waktu yang ditimbulkan.

G.Teori Upah

Bahwa harga natural dihubungkan pada level output merupakan suatu pemikiran yang
tidak dipertimbangkan oleh smith. Asumsi implicit bahwa yang mendasari pendapatnya
adalah semua koefisien biaya konstan dan tetap dari produksi.

Dalam teorinya tidak ada tempat untuk diminishing returns atau factor substitution.
Sesungguhnya harga natural secara fungsional dihubungkan hanya untuk factor
pengembalian seperti yang ditunjukkan oleh Smith, natural price mengubah dengan tingkat
natural dari setiap komponennya yaitu upah, profit, dan sewa.

Upah natural dari labor menurut smith terdiri dari produk labor yang sebelum pemberian
tanah dan akumulasi capital semestinya dalam keseluruhan pekerjaannya. Dengan kenaikkan
kelas tuan tanah dan kapitalis pekerja dia harus membagi produknya dengan tuan tanah dan
majikan. Buruh dan majikan adalah bentuk kombinasi kenaikkan atau penurunan upah.

Majikan biasanya lebih berhasil dalam usahanya daripada buruh tapi kebutuhan buruh
dan keluarganya untuk bentuk penghidupan dasar di bawah upah tidak dapat jatuh untuk
waktu yang sangat panjang. Peningkatan demand untuk labor mungkin meningkatkan upah
serta substansi diatas tingkat penghidupan dipandang oleh smith sebagai “yang paling rendah
yang konsisten dengan kemanusiaan umumnya.” Kemudian, demand untuk labor dapat
meningkat hanya dalam proporsi peningkatan dari “ dana yang ditunjukkan untuk membayar
upah.”

Jadi, munculnya dana upah disusun dari surplus pendapatan dan surplus capital pada
kelebihan dari personal pemilik dan kebutuhan bisnis. Peningkatan pendapatan dan
peningkatan capital merupakan prasyarat dari peningkatan upah.

9
Suatu kemajuan dalam posisi ekonomi dari hak pekerja untuk upah yang labih tinggi,
Smith mempertimbangkan suatu keuntungan bersih untuk masyarakat: “pelayan, buruh, dan
pekerja menciptakan berbagai jenis bagian yang besar dari setiap masyarakat politik yang
besar. Tetapi, kemajuan keadaan bagian terbesar apa yang tidak pernah dianggap sebagai
suatu gangguan untuk semuanya.

Tidak ada masyarakat yang dapat dengan pasti maju dan bahagia yang bagian terbesar
dari anggota adalah orang miskin dan menyedihkan. Tetapi ini keadilan disamping harus
membagi produk labor milik mereka sebagai dirinya lumayan dimakan, dipakai, dan
ditempati dengan baik”

Upah yang rendah merupakan suatu kondisi simpton yang tidak berubah di bawah
wages-fund, luas seperti itu mungkin, gagal untuk meningkatkan dan dengan demikian gagal
untuk mentimulasi suatu kenaikan demand untuk labor.

Tentang hubungan antara upah dan pertumbuhan populasi, smith mengatakan bahwa
kemiskinan tidak akan menurunkan pernikahan dan tingkat kelahiran bahkan stimulasi
selanjutnya, tapi itu akan berakibat tidak menyenangkan pada tingkat kelahiran bayi dan
anak.

Suatu upah tinggi merupakan efek peningkatan kesejahteraan dan menyebabkan


peningkatan populasi :”untuk mengkomplain hal ini, keluhan yang berlebihan pada
kebutuhan efek dan penyebab kesejahteraan public yang terbesar.”

Dalam ajaran smith upah tinggi dihubungkan pada peningkatan/kemajuan produktifitas


labor. Pemikiran kurva penawaran backward sloping dari labor adalah tidak secara mutlak
ditolak tapi dipertimbangkan dapat diterapkan hanya pada orang minoritas.

Walaupun Smith mengesahkan upah tinggi dia tidak senang harga tinggi tidak seperti
Physiocras, dia menghubungkan harga rendah dari ketentuan dengan kelebihan dan
kemakmuran, harga tinggi dengan kelangkaan dan kesusahan.

Jika ketentuan adalah murah dan banyak pekerja mungkin ingin memulai bisnis milik
mereka dan pekerja ingin menyewa lebih banyak labor dengan demand labor meningkat dan
suplay turun, harga labor mungkin naik. Ketika ketentuan adalah mahal dan langka,
peristiwa-peristiwa mungkin terjadi bagian lawan.

Variasi harga labor mungkin akan menutup variasi ketentuan harga. Kemudian sejak
upah uang ditetapkan keduanya oleh permintaan labor dan harga wage-goods, fluktuasi harga
wage-goods tidak akan gagal untuk mendesak akibat pada upah uang. Ini akan mempunyai
efek mengurangi fluktuasi upah uang yang lebih kaku daripada harga ketentuan.

Seperti yang telah dicatat ketika harga ketentuan tinggi permintaan labor cenderung
turun sebagaimana upah jika tendensi upah ini tidak ditandai oleh harga tinggi dari wage-
goods. Dan ketika harga makanan rendah efek peningkatan demand untuk labor pada upah
ditandai lagi oleh harga rendah wage-goods yang berlaku.

10
Fluktuasi harga ketentuan kemudian mempunyai dua efek pada upah yang satu menandai
yang lain. Mereka mempengaruhi demand labor dan kemudian upah pada satu arah, tapi efek
pada upah menurunkan kerugian, seluruh atau dalam bagian oleh efek countervailing dari
fluktuasi yang sama yaitu dari harga wage-goods menarik upah pada arah yang berlawanan.

H.Teori Sewa

Dalam teori sewanya, Smith bimbang antara jumlah prinsip eksplanatori pada yang di
bawah pembayaran sewa. Ini baginya, “secara alami suatu harga monopoli,” suatu
penunjukkan yang dijelaskan oleh observasi bahwa “ini tidak semua proporsion pada apa
yang tuan tanah mungkin meletakkan dalam peningkatan tanah atau apa yang dapay dia
hasilkan, tapi apa yang dapat petani hasilkan untuk diberikan.”

Ketika smith membicarakan harga komoditas dia memasukan sewa tanah sebagai elemen
biaya dan kemudian sebagai determinan harga produk, tapi dalam chapter secara khusus
disediakan untuk sewa dia mempertimbangkan suatu sewa tinggi atau rendah efek dari harga
produk yang tinggi atau rendah.

Smith tidak mengubah bagian ini dalam kritik Hume, dia tidak menemukan
ketidakkonsistenannya. Ini mungkin bahwa dalam teori harga microekonominya dia
mempertimbangkan kegunaan khusus dari bidang tanah sebagai biaya pengadaan dalam
istilah oportunitas alternative, sedangkan dalam teori makroekonomi dari disribusi tanah
sebagai suatu keseluruhan yang dipandang sebagai perolehan bukan kegunaan alternative.

Sewa, lebih lanjutnya diinterpretasikan sebagai suatu perbedaan yang bermacam-macam


dengan kedua fertilitas dan lokasi. Untuk lokasi kemajuan tranportasi akan cenderung
menyamakan perbedaan lokasi sebaik sewa. Dalam teori perkembangan ekonomi smith,
peningkatan pendapat nasional dengn peningktan pemerataan pendapatan penyewaan kelas
tuan tanah.

Peningkatan pendapatan nasional akan diingat, diprediksi oleh smith dalam dividion of
labor dimana manufaktur lebih rentan daripada agrikultur. Peningkatan spesialisasi dan
produktivitas dalam sector manufaktur ekonomi akan lebih rendah harga manufaktur dan
peningkatan nilai riil dari sewa.

Peningkatan pemerataan kelas tuan tanah dalam pendapatan nasional kemudian


mencerminkan kemajuan perdagangan dari sector agrikultur. Dalam teori Ricardian, factor
strategic yang menghasilan suatu hasil yang dihasilkan tidak banyak meningkatkn
produktivitas dalam manufaktur sebagai diminishing return untuk tanah yang meningkatkan
harga agrikultur dan dengan demikian memajukan perdagangan sector agrikultur dari
perekonomian dan peningkatan pemerataan ini dari peningkatan nasional.

2.A. Latar Belakang Karl Marx Dan Munculnya Marxisme

Karl Marx adalah seoarang Filosof besar abad modern, ia lahir pada tahun 1818 di kota
Trier, Prusia (sekarang Jerman). Marx merupakan seorang yang Atheis, ini beranjak dari

11
realitas kehidupan orang tuanya yang berpindah-pindah agama, semula ayahnya adalah
penganut Yahudi dan kemudian pindah agama dengan memeluk agama Kristen Protestan.

Bila kita melihat latar belakang Marx, disitu kita bisa menyimpulkan bahwa pemikiran
Marx sangat dipengaruhi oleh filsafat Hegel. Ini berawal ketika Marx hijrah ke Berlin dan
mulai menekuni pendidikan filsafat. Filsafat di Berlin kala itu sangat dipengaruhi oleh filsafat
Hegel, Hegel menjadi Profesor di Berlin pada tahun 1818 dan meninggal pada tahun 1831 M.
Dalam filsafat Hegel, Marx menemukan arah pemikirannya yang menjadi senjata
intelektualitasnya.

Pada tahun 1841, Marx dipromosikan menjadi Doktor bidang filsafat oleh Universitas
Jena berdasarkan sebuah disertasi tentang Demokrasi dan Epikuros. Meski pemikiran Marx
sangat dipengaruhi dan terkesan dengan filsafat Hegel, namun ia juga sangat terganggu ketika
melihat realitas kehidupan masyarakat Prusia yang sangat jauh dari kehidupan rasional
sebagaimana yang dipikirkan oleh Hegel. Marx berkesimpulan bahwa Hegel hanya
memberikan rumusan pemikran yang bersifat teoritis tanpa merealisasikan dalam kehidupan
masyarakat. Disinilah Marx mengambil peran dalam merealisasikan teoritis menjadi praktis.

Untuk merealisasikan hal tersebut, Marx beranggapan bahwa filsafat harus menjadi
kekuatan praktis-revolusioner, dan ini menjadi kenyataan ketika Marx mendalami filsafat
Feuerbach dan mengkalaborasikan dengan filsafat Hegel dan kemudian direalisasikan dalam
kehidupan masyarakat. Hal ini terus dilakukan Marx untuk mencari solusi dalam
mengemansipasi manusia dan pemikirannya semakin tercerahkan ketika ia hijrah ke Paris dan
berjumpa dengan para tokoh-tokoh sosialis seperti Proudhon dan Friedrich Engels yang
menjadi sahabat karibnya. Akan tetapi perjalanan intelektualnya sudah dimulai jauh sebelum
ke Paris, yaitu di Jerman setelah beberapa tahun lulus dari sekolah Gymnasium.

Di Paris, untuk pertama kalinya Marx berhadapan dengan kaum buruh industry dan
disana pula ia menjadi seorang sosialisme, artinya ia menerima anggapan sosialisme bahwa
segala masalah social terletak pada lembaga hak milik pribadi. Dan disinilah pertama kali
paham Marxisme muncul.

Sebelum penulis melangkah lebih jauh tentang Marxisme alangkah baiknya penulis
uraikan dulu pengertian Marxisme. Istilah Marxisme adalah sebutan bagi pembakuan ajaran
resmi Karl Marx, terutama yang dilakukann oleh temannya Friedik Engels (1820-18938) dan
oleh tokoh teori marxis Karl Kautsky (1854-1938). Dalam pembakuan ini, ajaran Marx yang
sebenarnya sangat ruet dan sulit dimengerti disederhanakan agar cocok sebagai ideology
perjuangan kaum buruh. Georg lukacs menegaskan bahwa “Marxisme klasik” adukan Engels
dan Kautsky itu menyimpan apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh Marx.

Marxisme merupakan aliran yang ditujukan bagi penganut ajaran Karl Marx atau lebih
spesifiknya lagi adalah sebuah aliran filsafat yang ditujukan kepada ajaran-ajaran Karl Marx,
dan para penganutnya disebut dengan marxis. Aliran atau paham marxisme ini lahir berawal
dari suatu pertemuan dari tempat-tempat Karl Marx dalam sejarah perjuangan kelas-kelas,
yaitu kelahiran gerakan buruh.

12
Lahirnya marxisme merupakan bentuk awal dari penolakan marx terhadap system
kapitalis, dimana saat itu marx melihat telah terjadi kesenjangan social yang dipraktekkan
oleh masyarakat Eropa yang mana kaum-kaum yang berasal dari bangsawan (borjuis) telah
menguasai kawum bawahan (buruh). Saat itu kaum buruh (proletar) dipaksakan untuk bekerja
hanya demi segelintir kaum bangsawan. Dengan kata lain, lahirnya Marxisme adalah
beranjak dari konteks masyarakat industri Eropa abad ke-19, dengan semua ketidakadilan,
eksploitasi manusia khususnya kelas bawah / kelas buruh. Menurut pandangan Marx,
kondisi-kondisi dan kemungkinan-kemungkinan teknis sudah berkembang dan merubah
proses produksi industrial, tetapi struktur organisasi proses produksi dan struktur masyarakat
masih bertahan pada tingkat lama yang ditentukan oleh kepentingan-kepentingan kelas atas.
Jadi, banyak orang yang dibutuhkan untuk bekerja, tetapi hanya sedikit yang mengemudikan
proses produksi dan mendapat keuntungan. Karena maksud kerja manusia yang sebenarnya
adalah menguasai alam sendiri dan merealisasikan cita-cita dirinya sendiri, sehingga terjadi
keterasingan manusia dari harkatnya dan dari buah/hasil kerjanya. Karena keterasingan
manusia dari hasi kerjanya terjadi dalam jumlah besar maka untuk memecahkannya juga
harus bersifat kolektif dan global.

Marxisme, dalam batas-batas tertentu bisa dipandang sebagai jembatan antara revolusi
Prancis dan revolusi Bolshevik di Rusia pada tahun 1917. Untuk memahami Marxisme
sebagai satu ajaran filsafat dan doktrin revolusioner, serta kaitannya dengan gerakan
komunisme di Uni Soviet maupun di bagian belahan dunia lainnya, barangkali perlu
mengetahui terlebih dahulu kerangka histories Marxisme itu sendiri.

Berbicara masalah Marxisme, memang tidak bisa lepas dari nama-nama tokoh seperti
Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels (1820-1895). Kedua tokoh inilah yang mulai
mengembangkan akar-akar komunisme dalam pengertiannya yang sekarang ini. Transisi dari
kondisi masyarakat agraris ke arah industrialisasi menjadi landasan kedua tokoh diatas dalam
mengembangkan pemikirannya. Dimana eropa barat telah menjadai pusat ekonomi dunia, dan
adanya kenyataan di mana Inggris Raya berhasil menciptakan model perkembangan ekonomi
dan demokrasi politik.

Ada tiga hal yang bisa menjadi komponen dasar dari Marxisme, yaitu:

1.Ajaran filsafat Marx yang disebut dengan materialism dialektika dan materialism
historis

2. Sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai tenaga kerja
dari David Ricardo (1772) dan Adam Smith (1723-1790)

3. menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas dasar konsep
perjuangan kelas. Konsep ini dipandang mampu membawa masyarakat ke arah komunitas
kelas.

Untuk poin pertama yang disebut sebagai materialisme dialektik, dan materialisme
historis. Disebut sebagi materialism dialektik karena peristiwa kehidupan yang didominasi
oleh keadaan ekonomis yang materil itu berjalan melalui proses dialektik. Menurut metode

13
tersebut, perubahan-perubahan dalam pemikiran, sifat dan bahkan perubahan masyarakat itu
sendiri berlangsung melalui tiga tahap, yaitu tesis (affirmation), antitesis (negation), dan
sintesisis (unification). Mula-mula manusia hidup dalam keadaan komunistis aslis tanpa
pertentangan kelas, dimana alat-alat produksi menjadi milik bersama (tesis), kemudian timbul
milik pribadi yang menyebabkan adanya kelas pemilik (kaum kapitalis) dan kelas tanpa milik
(kaum proletar) yang selalu bertentangan (anti tesis). Jurang perbedaan antara kaum kaya
(kapitalis) dan kaum miskin (proletar) semakin dalam, maka timbullah krisis yang besar.
Akhirnya kaum proletar bersatu mengadakan revolusi perebutan kekuasaan, maka timbullah
dictator proletariat dan terwujudlah masyarakat tanpa kelas dimana alat-alat produksi menjadi
milik masyarakat atau Negara (sintesis).

Adapun Marxisme disebut materialism historis, karna menurut teorinya bahwa arah
yang ditempuh sejarah sepenuhnya ditentukan oleh sarana-sarana produksi yang materil.
Disinai Marx berkeyakinan bahwa seluruh sejarah manusia akan menuju kesuatu keadaan
ekonomis tertentu yaitu komunisme, dimana milik pribadi akan diganti menjadi milik
bersama dan barulah kebahagiaan bangsa manusia akan tercapai. Dengan kata lain bahwa
perjuangan kelas yang dilakukan Marx secara muthlak untuk mencapai masyarakat komunis.

B. Teori kelas Karl Marx

Teori Kelas Marx adalah perpaduan dari berbagai konsep sosial yang berhubungan
dengan studi Marxisme. Hal ini menegaskan bahwa posisi individu dalam hirarki kelas
ditentukan oleh perannya dalam proses produksi, dan berpendapat bahwa kesadaran politik
dan ideologi ditentukan oleh posisi kelas (Parkin).

Tentang istilah teori kelas, sebenarnya Marx tidak memberikan sebuah perincian yang
riil, akan tetapi ia lebih kepada menyelaraskan konsep kelas social terhadap emansipasi
manusia yang individual. Bisa jadi Marx menganggap bahwa istilah itu mudah dipahami dan
jelas dengan melihat istilahnya. Pengertian yang sering dijadikan acuan dalam
mendefinisikan kelas social adalah definisi dari lenin. Lenin mendefinisi kelas sebagai
golongan sosial dalam sebuah tatanan masyarakat yag ditentukan oleh posisi tertentu dalam
proses produksi. Akan tetapi, Marx menguraikan kelas-kelas tersebut yang bisa dianggap
sebagai kelas yang sebenarnya apabila kelas itu bukan hanya sebagai objektif merupakan
golongan social dengan kepentingannya sendiri, melainkan juga secara objektif menyadari
dirinya sebagai kelas, sebagai golongan khusus dalam masyarakat yang mempunyai
kepentingan-kepentingan spesifik dan mau memperjuangkannya. Kesadarn subjektif tersebut
akan tampak ketika kesenjangan antar kelas semakin besar, sehingga hanya ada dua kelas
yang saling berhadapan dan bermusuhan, yaitu kelas borjuis dan proletar, setelah
tersingkirnya kelas menengah yang tergusur masuk kelas bawah tempat kaum buruh dan
petani upah (proletar) berada.

Pemikiran Marx tentang teori kelas ini sebenarnya adalah adopsi dari pemikiran Hegel,
atau setidaknya dipengaruhi oleh Hegelianisme ketika berada di Berlin. Pada saat Marx
duduk di bangku kuliah, dia mempelajari tentang kemanusiaan serta filsafat dan hukum-

14
Hegelianisme yang sedang Berjaya kala itu. Salah satu pandangan Hegel yang mempengaruhi
Marx adalah konsep tentang bangsa/negara. Pandangan Marx tentang kelas juga berasal dari
serangkaian kepentingan pribadi yang berkaitan dengan alienasi sosial dan perjuangan
manusia, dimana pembentukan struktur kelas berkaitan dengan kesadaran sejarah akut.
Masalah Politik-ekonomi juga memberikan kontribusi terhadap teori Marx ini, berpusat di
sekitar konsep “asal laba” di mana masyarakat dibagi menjadi tiga sub-kelompok, yaitu rente
(para tuan tanah), Kapitalis (pemilik modal), dan Pekerja (buruh).

C. Pandangan Marx Tentang Negara

Marxisme bukan merupakan suatu filsafat baru (menurut Marx, filsafat hanya sibuk
menginterpretasi sejarah dan kenyataan), tetapi bermaksud menganti filsafat (dengan tujuan
mengubah sejarah dan kenyataan). Friedrich Engels dan Karl Marx pada Tahun 1847
mendeklarasikan suatu “manifesto Komunis” di mana sistem kapitalisme dilawan tanpa
kompromis. Kaum tertindas, terutama proletariat (kaum buruh) harus diperdayakan, dan
mereka yang harus menjadi subjek sejarah secara revolusioner untuk mengubah sistem
masyarakat menjadi suatu masyarakat yang adil, tanpa kelas (classless society), bahkan tanpa
negara (sosialisme/komunisme). Kekayaan dan sarana-sarana produksi harus dimiliki bukan
oleh suatu minoritas / kelas atas secara pribadi, tetapi oleh bangsa secara kolektif. Setiap
individu disini memperoleh bagiannya tidak lagi berdasarkan status sosialnya, kapitalnya atau
jasanya, tetapi berdasarkan kebutuhannya.

Pada awlnya, Marx menginginkan bahwa suatu pemerintahan harus dijalankan oleh
rakyat dan untuk rakyat, dan tidak boleh dibiarkan berada ditangan birokrasi yang posisinya
lebih tinggi dari masyarakat. Namun ia segera meninggalkan pendirian ini dan mulai
berpendapat bahwa Negara dan birokrasinya tidaklah benar-benar berada diatas masyarakat.
Dalam masyarakat berkelas, Negara dalam pandangan Marx adalah alat dari kelas yang
berkuasa, kendati terkesan bahwa Negara sebagai semacam penengah yang netral diantara
berbagai kepentingan yang saling bersaing. Pandangan Marx ini berasumsi dari masyarakat
kapitalis yang mengfungsikan Negara sebagai alat kelas pemilik modal.

Dalam krisis tertentu yang diciptakan oleh masyarakat kapitalis, dimasa mendatang,
situasinya akan semakin parah sehingga kaum buruh akan mampu memenuhi kebutuhannya
dengan cara menghancurkan Negara kapitalis itu sendiri yang intinya akan mewujudkan
masyarakat tanpa kelas, dengan kata lain Negara kapitalis akan diganti dengan Negara
komunis.

D. Sosialisme dan Kritik Terhadap Kapitalis

Sosialisme, secara sederhana adalah sebuah sistem organisasi sosial dimana harta benda
dan pemasukan/pendapatan menjadi obyek dari kontrol sosial. Ini juga bisa dipahami sebagai
sebuah gerakan politik yang bertujuan menempatkan sistem dalam kehidupan praksis.
Kontrol sosial diatas memang dipahami secara luas dan berbagai kepentingan. Marxisme-
sebagai sebuah ideologi dan teori sosial ekonomi yang dikembangkan oleh Karl Marx dan

15
Friedrich Engels. Dan mereka memandang sosialisme sendiri sebagai sebuah transisi
perubahan dari kapitalisme menuju komunisme.

Marx yang merupakan tokoh terpenting dalam sosialisme selalu menyerukan sebuah
revolusi untuk menggulingkan kapitalisme. Disinilah yang membedakan antara Marx dengan
para pemikir sosialis lainnya, kalau tokoh sosialis lain mengajarkan bagaimana memahami
dunia atau realita, maka Marx menawarkan sosialisme yang bersifat analisis ilmiah terhadap
perkembangan sejarah yang meniscayakan akan kehancuran kapitalisme menuju sosialisme,
dimana perubahan atau perkembangan sejarah tersebut berdasarkan penelitian syarat-syarat
objektif perkembangan masyarakat.

Kelebihan Marx adalah bahwa ia tiba-tiba menghasilkan perubahan kualitatif dalam


sejarah pemikiran sosial Dia menafsirkan sejarah, memahami dinamika, memprediksi masa
depan, tetapi di samping memperkirakan itu, ia menyatakan sebuah konsep revolusioner:
dunia seharusnya tidak hanya ditafsirkan, tapi harus diubah.

Mengenai kapitalisme, Marx memandang bahwa kapitalisme telah mengakhiri


ketidakadilan dan irrasionalitas feodal dan telah menggantikannya dengan ketidakadilan dan
irrasionalitasnya sendiri.

Kapitalisme telah mengembangkan industry, yang mampu membangun komunisme


dengan landasan industry industry itu sendiri. Jadi, sosialisme telah mengambil agenda
sejarah bukan berkat kaum intelektual ataupun para buruh idealistik, namun berkat
kapitalisme itu sendiri. Disisni, Marx bukanlah orang pertama yang mengkritik kapitalisme,
namun dialah orang pertama yang melakukan itu tidak dari sudut pandang feodal (seperti
Burke), dan tidak juga dari sudut pandang utopian (seperti para sosialis Perancis awal). Marx
adalah orang pertama yang melahirkan filsafat social yang dirancang untuk membuka
kemungkinan bagi sosialisme untuk tampil dalam perkembangan sejarah yang nyata.

Klaim Marx bahwa sosialismenya adalah sosialisme ilmiah, bahwa kehancuran


kapitalisme dan terwujudnya sosialisme bukan sekedar tujuan moral-politik para penentang
kapitalisme, melainkan merupakan hukum sejarah yang harus dibuktikan dengan
memperlihatkan bahwa kapitalisme, berdasarkan dinamika ekonomisnya dengan sendiri akan
menuju kehancuran. Dengan kata lain, pandangan Marx tersebut merepresentasikan bahwa
kehancuran kapitalisme menuju sosialisme adalah suatu keniscayaan yang tak bisa dielakkan.

E. Marxisme dan Lahirnya Komunisme Internasional

Marxisme merupakan sebuah aliran yang berlandaskan pada pemikiran dan ajaran Karl
Marx dalam konteks sosial, politik, system ekonomi dan Negara. Konteks-konteks tersebut
merupakan sebuah perjalanan pemikiran Marx dalam mengemansipasi manusia. Dimasa itu,
umat manusia telah terpilah-pilah dimana sebahgian masyarakat menguasai sebahgian
lainnya, yaitu kaum kapitalis (borjuis) yang merasa dirinya sebagai raja telah menindas
saudara sebangsanya yang lemah (proletar). Disini Marx seolah-olah merasa terpanggil untuk
memihak kepada kaum proletar dan melakukan semacam perlawanan terhadap system

16
kapitalis-borjuis, sehingga memungkinkan sebuah revolusi emansipasi manusia atau hidup
dalam bermasyarakt tanpa ada perbedaan dan pertentangan. Dan disinilah sosialisme
mengambil perannya sebagi ganti dari system kapitalis. Sosialisme yang digembor-
gemborkan Marx terbentuk dari Prancis dan Iggris. Kenapa demikian karna di dua Negara
itulah industrialisasi secara modern pertama kali terbentuk, sehingga memunculkan kaum
buruh industry yang dimanfaatkan.

Dengan demikian, lambat laun akan memungkinkan lahirnya revolusi dari kalangan
kaum buruh industry, dan ini semakin nampak ketika Marx muncul dengan membawa
segenap pemikiran yang berhaluan sosialisme-komunisme yang kemudian ajaran-ajaran dan
pemikiran Marx dimaklumatkan dalam marxisme. Dengan kata lain bahwa marxisme berawal
dari tulisan-tulisan dan ajaran Karl Marx. Dalam arti luas, Marxisme berarti paham yang
mengikuti pandangan-pandangan dari Karl Marx. Pandangan-pandangan ini mencakup ajaran
Marx mengenai materialisme dialektis dan materialisme historis serta penerapannya dalam
kehidupan sosial.

Ajaran sosialisme yang ditawar oleh Marx sebenarnya akan mengarah kepada paham
komunisme. Dengan ajaran sosialismenya, Marx menghapus masyarakat kapitalis dengan
merekomandasikan masyarakat komunis. Langkah-langkah atau perjuangan yang diambil
Marx untuk menuju masyarakat komunis, sebagaimana yang termaktub dalam Manifesto
komunis antara lain adalah:

 Penghapusan pemilikan tanah dan pemberlakuan semua pajak untuk


kepentingan umum;
 Pajak pendapatan yang progresif dan dikelompokkan menurut kelas-kelas;
 Penghapusan semua hak waris;
 Perampasan semua harta milik semua emigrant dan pemborontak;
 Sentralisasi kredit ditangan negara melalui Bank Nasional;
 Sentralisasi alat-alat komunikasi dan tranportasi ditangan Negara;
 Perluasan pabrik-pabrik dan alat produksi yang dimilik Negara: mengolah lahan
tidur dan memperbaiki keadaan tanah menurut rencana umum;
 Kewajiban bagi semua orang untuk bekerja dan pembangunan sarana-sarana
industry, khususnya untuk pertanian;
 Penggabungan pertanian dan industry, penghapusan secara bertahap perbedaan
antara kota dan desa melalui penyebaran penduduk yang lebih seimbang kedesa;
dan
 Pendidikan gratis bagi semua anak di sekolah-sekolah umum dan penghapusan
pekerja anak yang ada sekarang.

Reformasi sosial ala Karl Marx tersebut kemudian menjadi bagian dari praktik
demokrasi, seperti pajak pendapatan yang dikelompokkan dan pendidikan umum yag
diterapkan dinegara-negara demokratis dengan cara yang damai.

17
Dengan demikian, sosialisme yang di klaim sebagai sosialisme ilmiah hanyalah
menjelaskan bagaimana proses menuju terbentuknya sosialisme dan akhirnya menuju
komunisme itu terjadi sebagai analisis ilmiah terhadap hukum perkembangan masyarakat.

Dalam perkembangan komunis selanjutnya, yaitu komunis internasional, bahwa ajaran


dan ideologinya sangat dipengaruhi oleh Lenin dan menjadi bagian dari Marxisme-
Leninisme, Leninisme dengan demikian menjadi unsur kunci dalam ideologis Komunisme
diseluruh dunia, dan melalui Lenin pula Komunisme menjadi salah satu kekuatan politik abad
ke-20 yang paling ditakuti.

Sejarah revolusi yang dilancarkan oleh kaum proletar terhadap kapitalis, tak bisa
dimanipulasikan lagi bahwa Marx-lah yang menjadi tokoh atau dalang utamanya, karna
berkat pemikirannya, kaum proletar telah menemukan arah terjangnya untuk menggulingkan
kapitalisme. Dan satu hal lagi yang perlu di ingat bahwa Marx memang memikirkan langkah-
langkah penghancuran kapitalisme dalam revolusi sosial akan tetapi Lenin-lah yang
mempersiapkan strategi dalam mewujudkan revolusi sosial itu. Berkat Lenin pula, nama
Marx dan Marxisme dikenal diseluruh dunia baik oleh akademisi maupun politisi.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Spesialisasi merupakan urat nadi dalam sistem perekonomian bebas, dimana menurut
kaum klasik peran swasta sangat dominan sampai saat ini. Spesialisasi sendiri mengalami
evolusi dari masa kemasa seperti yang kita lihat dalam berbagai konsep klasik, teori marx
sampai kelembagaan. Sebenarnya berbagai konsep ekonomi yang ditawarkan tidak pernah
meninggalkan konsep spesialisasi. Bahkan di teori marx yang menentang teori klasikpun
sebenarnya tidak pernah melepaskan spesialisasi dalam teorinya. Hal ini dikarenakan
sebenarnya kebutuhan dari manusia tidak bisa dipenuhi hanya dengan usaha per individu
saja. Sangat diperlukan spesialisasi dalam pemenuhan kebutuhannya. Walaupun berbeda
dalam sistem ekonomi yang dipakai, tetapi konsep spesialisasi sebenarnya tetap ada.
Perbedaannya hanya terletak pada pendekatan yang dipakai. Oleh sebab itu spesialisasi masih
terus berkembang dan ada dalam berbagai Negara yang menganut sisten liberal maupun
system sosialis. Banyak kelebihan dari adanya speialisasi dalam sistem ekonomi, antara lain
tesedianya berbagai kebutuhan barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan individu,
terjadinya efisiensi dalam produksi dan lain sebagainya. Disamping kelebihan dalam
spesialisasi juga terdapat beberapa kelemahan antara lain perilaku konsumsi individu yang
dipengaruhi oleh prestise dan hal itu menybabkan moral hazard dalam penentuan harga pada
efisiensi yang pola harganya seharusnya semakin menurun, tetapi kenyataannya malah
harganya semakin meningkat berdasarkan branded.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Erani Yustika. 2009. Ekonomi Politik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Bertens, Kees. Ringkasan Sejarah Filsafat. Yogyakarta: Kanisius, 1976

Hamersma, Harry. Tokoh-Tokoh Filsafat Barat Modern. Jakarta: Gramedia pustaka


utama, 1986

Suseno, Franz Magnis. Pemikiran Karl Marx, dari sosialisme utopis ke perselisihan
revisionisme. Jakarta: Gramedia pustaka utama, 2010

Suseno, Franz Magnis. menalar tuhan. Yogyakarta: Kanisius, 2010

Tjahjadi, Lili. Karl Marx dan Masalah Opium, Makalah S2 STF Driyarkara (disampaikan
dalam kuliah matrikulasi) 2013.

20

Anda mungkin juga menyukai