Anda di halaman 1dari 6

Nama :Indah Setiyaningrum

NIM : E2A019419/Manajemen (C)

1. PENGERTIAN MANAJEMEN MBO

. MBO dapat digunakan dalam berbagai bidang usaha dalam suatu

organisasi, seperti dalam pemasaran, pelayanan, pengembangan dan

penelitian, sistem informasi, dan bidang usaha mengenai urusan keuangan.

Dalam menetapkan suatu tujuan organisasi, MBO memperkenalkan metode

SMART yaitu Specific, Measurable, Achievable, Relevant, and Time

Specific. Sementara di beberapa bidang usaha tertentu, selain menggunakan

metode SMART, juga menambahkan ER, yaitu Extendable dan Recorded.

Secara umum esensi sistem MBO terletak pada penetapan tujuan-tujuan

umum oleh para manajer dan bawahannya yang bekerja bersama, dalam

penentuan bidang tanggung jawab utama setiap individu yang dirumuskan

secara jelas dalam bentuk hasil-hasil atau sasaran-sasaran yang dapat

diukur dan diharapkan, dengan penggunaan ukuran-ukuran tersebut

sebagai pedoman pengoperasian satuan-satuan kerja serta penilaian

sumbangan masing-masing anggota.

*Langkah-langkah dalam menerapkan MBO (prosedur MBO) yang penting

dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan tujuan dalam suatu organisasi.

b. Memberikan tujuan organisasi kepada setiap departemen dan

bawahannya.

c. Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan proses

pelaksanaan kegiatan organisasi dan kinerja karyawan.

d. Memberikan penilaian kerja.

e. Menentukan umpan balik (feedback).


f. Memberikan penghargaan pada departemen atau karyawan yang

dapat memenuhi target atau tujuan dari organisasi.

*Suksesnya penerapan MBO di dasarkan pada dua hipotesa, yaitu :

 Bila seseorang melekat secara kuat pada suatu tujuan, dia akan

bersedia mengeluarkan usaha lebih untuk meraihnya,

dibanding bila seseorang tidak merasa terikat.

 Kapan saja seseorang memperkirakan sesuatu akan terjadi, dia

akan melakukan apa saja untuk membuatnya terjadi.

*Selain dari dua hipotesa tersebut, suksesnya penerapan MBO juga di

dasarkan pada :

 Teori kebutuhan aktualisasi diri dari Maslow.

 Teori Y McGregor.

 Faktor-faktor motivasi Herzberg.

 Kebutuhan berprestasi dari McClelland.

*Berbagai tujuan organisasi dapat diukur dengan ukuran-ukuran :

 Kuantitatif, seperti volume produksi, penjualan, biaya, atau laba.

 Kualitatif, seperti hubungan langganan, rencana pemasaran,

atau pengembangan karyawan.

2. Tujuan Management by Objective

Tujuan dari MBO yaitu mendorong bawahan untuk bekerjasama dan

Memperjelas serta mengkomunikasikan tujuan serta hasil yg diharapkan

untuk mencapai tujuan tersebut. Hakikatnya MBO lebih mementingnya

peranan tujuan dalam perencanaan efektif.

Tetapi, unsur pokok dari penetapan sasaran,dukungan dari karyawan

dalam menetapkan sasaran,dan umpan balikserta evaluasi biasanya

merupakan bagian dari setiap program MBO. Dalam pandanganDrucker,


hal yang harus dilakukan yaitu :

a. Pimpinan dan bawahan saling bertemu dan membahas sasaran yang

ingin dicapaiakan memberikan kontribusi kepada tujuan menyeluruh.

b. Pimpinan dan bawahan bersama-sama menetapkan sasaran yang

akan dapat dicapai bagi para bawahannya.

c. Pimpinan dan bawahan saling bertemu pada waktu kemudian yang

Ditentukan sebelumnya untuk mengevaluasi kemajuan dalam mencapai

sasaran.

3. Langkah- langkah pelaksanaan Management by Objective

Agar pelaksanaan MBO berhasil dengan baik dan efektif,maka perlu

diperhatikan beberapa hal yaitu :

a. Penetapan tujuan puncakProgram MBO yang efektif dimulai dari

manajemen puncak. Tujuan yang ingin dicapai harus dinyatakan dengan

jelas dan dapat diukur sehingga bawahan dapatmengerti tujuan tersebut

dan dapat mengerti apa yang diharapkan darinya. Manager dan karyawan

harus bekerja sama mensikronkan rencana karyawan dengan rencanaserta

tujuan manajemen puncak. Organisasi dalam hal ini harus melatih

paramanajer dengan keterampilan-keterampilan penetapan tujuan yang

berguna danterukur,serta mengkomunikasikan secara efektif.

b. Komitmen manajemen puncakSuksesnya MBO memerlukan komitmen

manajemen yang tinggi khususnyakomitmen dari manajemen puncak. Para

manajer sering dihadapkan padakurangnya kepercayaan dari para

karyawan. Kondisi ini memungkinkan manajer puncak tidak mampu

menjaga sistem organisasi agar tetap hidup dan berfungsisepenuhnya.

c. PartisipasiKesadaran manajer akan dukungan karyawan dalam

menetapkan tujuan bersamadapat mengandung implikasi pengalokasian


kembali kekuasaan. Manajer tidak lagi bertindak otokratris dalam proses

penetapan tujuan,akan tetapi mendorongsepenuhnya keterlibatan dari

karyawan. Dalam hal ini, manajer harus bersediamelepaskan berbagai

pengawasan langsung terhadap karyawan dan mendorongkaryawan utuk

mengambil peranan lebih efektif dalam perumusan dan pencapaiantujuan

mereka sendiri.

d. Review prestasi hasil-hasil yang telah dicapai harus ditinjau kembali

sehingga dapat memberikanumpan balik untuk memberikan input

perbaikan.

e. KomunikasiManajer dan karyawan melakukan komunikasi yang

Insentif dalam proses penentuan tujuan. Manajer biasanya

mengkomunikasikan tujuan manajemen puncak,dan bawahan

mendiskusikan apa yang perlu disumbangkan untukmendukung tujuan

tersebut.

4. KEKUATAN MBO

a. Proses evaluasi lebih dapat disamakan melalui pemusatan pada

pencapaian tujuantertentu. Hal ini memungkinkan para karyawan

mengetahui kualitas pekerjaanmereka dalam hubungannya dengan tujuan

Organisasi

b. Menciptakan komunikasi yang lebih baik antar manajer dan

Karyawan

c. Individu akan lebih terkonsentrasi perhatiannya pada tujuan

organisasi.

d. Memperjelas para individu tentang kegiatan apa yang harus mereka

lakukan.

e. Membantu dalam perencanaan dengan membuat para manajer


menetapkan tujuandan sasaran. MBO memberikan manfaat tidak hanya

bagi organisasi secara keseluruhan,tetapi juga memberikan manfaat pada

individu rasa keterlibatan dan pemahaman terhadap tujuan-tujuan

organisasi,disamping pemahaman bahwa mereka akan

dievaluasi,tidakdalam hal sifat-sifat pribadi atau atas dasar prasangka

pimpinan,tetapi bagaimana merekamencapai tujuan yang telah ditetapkan

mereka sendiri. MBO lebih menuntun karyawanuntuk lebih cenderung

melakukan tanggung jawab dengan bersemangat dan suksesdibandingkan yg

lainnya.

5. Kelemahan Management by Objective

a.Kelemahan inheren dari Management by ObjectiveKelemahan ini meliputi

penggunaan waktu dan tenaga yang cukup banyakdiperlukan dalam proses

management by objective, pekerjaan administratif yang banyak,dan

kemampuan mempelajari management by objective agar dapat

Menjadi teknik yang efektif.

b.Kelemahan berasal dari luar organisasi yang secara teoritis

Dapat dihilangkan,meliputi:

 Perubahan dalam organisasiKelemahan ini disebabkan karna adanya

struktur yang tidak mendukung, jikastruktur tersebut masih ada,maka

untuk mencapai MBO yang efektif akanterhalang. Manajer harus juga

mendukung proses perubahan tersebut.Ketidakmampuan manajer untuk

melakukan perubahan akan membuatmanagement by objektif tidak akan

efektif.

 Gaya manajemenPendekatan yang otoriter dari seorang manajer tidak

akan mendukungterlaksananya MBO yang efektif. Manajer yang memiliki

gaya seperti itu perludilatih kembali agar gaya kepemimpinan lebih sesuai
dengan MBO.

 Dukungan manajemen puncak Kelemahan ini terlihat ketika

Karyawan tidak memperoleh dukungan penuh darimanajer dalam

pelaksanaan MBO,otonomi yang kurang dan sumberdaya yangkurang dari

manajer.

 Koordinasi dan tujuan yang sulitPermasalahan akan muncul dalam

penetapan tujuan yang dapat diukur.Kesulitan lain yaitu menyeimbangkan

antara tujuan individu dan tujuanorganisasi. Keulitan ini menyebabkan

MBO berjalan tidak efektif.

 Kompensasi yang tidak memadaiSetiap prestasi yang diperoleh oleh

karyawan harus diberi kompensasi yangmemadai. Manajer sering kali

menetapkan tujuan yang rendah atau mudahdicapai dan tidak menantang

dengan maksud agar target yang ditetapkan dandicapai dengan mudah.

 Keterampilan hubungan manusiawiProses penetapan dan peninjauan

kembali manajer dan karyawan memerlukansuatu tingkat keterampilan

tinggi dalam hubungan-hubungan antar pribadi.Banyak manajer tidak

memiliki pengalaman maupun kemampuan dasar dalamhubungan

manusiawi. Oleh karena itu latihan dalam pembimbingan danwawancara

mungkin diperlukan.

 Kurangnya kerjasama antar bagianBagian-bagian dalam organisasi

memiliki satu kesatuan yang mengikat,dimanasatu bagian akan bisa

berhasil jika di dukung bagian lainnya. Sebaliknya prestasi satu bagian

akan terhambat jika bagian lain tidak memberi dukunganyang kuat seperti

yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai