Anda di halaman 1dari 4

NAMA: INDAH SETIYANINGRUM

NIM: E2A019419/MANAJEMEN C

JAWABAN UAS MANAJEMEN OPERASIONAL

1. a. Penilaian Kinerja atau Performance Appraisal merupakan pengukuran sistematis yang


terstruktur dan digunakan untuk mengevaluasi kemampuan, perilaku dan hasil kerja
karyawan sehingga dapat merencanakan karir lebih lanjut.
b. Metode Rating Scale atau Metode dengan menggunakan Skala Penilaian adalah metode
penilaian yang paling sederhana dan paling umum digunakan. Metode Rating Scale ini
menggunakan skala untuk menilai kinerja karyawannya. Misalnya dari skala “Memuaskan”
hingga “Tidak Memuaskan” ataupun dari skala “Sangat Baik” hingga “Sangat Buruk”. 
Metode Checklist atau Metode Daftar Periksa adalah metode penilaian kinerja yang terdiri
dari serangkaian standar kerja yang berbentuk pernyataan dengan pertanyaan dan  jawaban
“ya” atau “tidak” yang telah disiapkan oleh departemen SDM (HR Dept).
Metode Critical Incidents atau metode insiden kritis adalah metode penilaian yang
memusatkan perhatiannya pada perilaku kritis atau insiden kritis baik perilaku/insiden yang
positif maupun perilaku/insiden yang negatif.
c. MBO merupakan pendekatan Manajemen yang berfokus pada hasil, bukan pada kegiatan
atau proses pelaksanaannya.  Tugas-tugas yang telah didelegasikan tidak memiliki Roadmap
(Peta Jalan) atau “cara” yang tetap dalam pelaksanaanya. Pelaksanaannya dilakukan
berdasarkan perkembangan situasi dan bersifat dinamis.
Ada 3 asumsi dasar dalam melakukan penilaian MBO, yakni:
Pertama, para karyawan yang terlibat dalam menentukan sasaran harus memiliki komitmen
dan kinerja yang tinggi.
Kedua, Sasaran-sasaran yang ditetapkan harus terukur agar diperoleh penilaian yang
obyektif. Sasaran yang tidak jelas se-baiknya dihilangkan untuk menghindari penilaian
subyektif.
Ketiga , sasaran yang diidentifikasi dengan jelas akan mendo-rong karyawan untuk bekerja
secara efektif guna mencapai hasil yang diinginkan.
d. Prinsip utama MBO adalah kejelasan tanggung jawab dan peran karyawan-karyawan
dalam organisasi sehingga mereka mengerti dengan jelas aktifitas-aktifitas yang harus
dilakukannya untuk mencapai tujuan organisasi. 
langkah penting yang harus dilakukan dalam menerapkan MBO :
Menentukan Sasaran dan Tujuan Utama Organisasi
Menentukan Sasaran dan Tujuan untuk masing-masing karyawan atau departemen
Memantau perkembangan pelaksanaan dan kinerja kerja karyawan
Mengevaluasi Kinerja
Memberikan umpan balik (Feedback)
Memberikan Penghargaan kepada karyawan atau departemen yang mencapai Sasaran yang
ditetapkan tersebut.

2. a. Persediaan bisa muncul karena memang direncanakan atau meru -pakan akibat
ketidaktahuan terhadap suatu informasi.
Informasi yang akurat tentang permintaan suatu produk memang tidak pernah diketahui
sebelum terjadi – artinya: Persediaan ini muncul karena ketidakpastian permintaan .
Ketidakpastian pada SC tidak hanya muncul dari arah permintaan, tetapi juga muncul dari
arah pasokan dan operasi internal.
Ketidakpastian pengiriman bahan baku dan harga bahan baku menyebabkan pabrik
menimbun persediaan bahan baku.
Ketidakpastian pengiriman dari pabrik menyebabkan distributor menyimpan persediaan
cadangan (safety stock).
Ketidakpastian proses internal (misal: mesin yang kurang handal) memaksa pabrik untuk
memiliki cadangan cadangan produk se-tengah jadi (WIP).
b. Menjaga independensi operasi.
Memenuhi demand yang bervariasi.
Menjaga fleksibilitas jadwal operasi.
Mengamankan dari variabilitas pengiriman raw material.
Mengambil keuntungan diskon kuantitas.
Mengantisipasi pengaruh inflasi dan kenaikan harga.
c. Inventory turnover rate, menunjuk seberapa cepat produk/ba-rang mengalir relatif
terhadap jumlah rata-rata tersimpan sebagai persediaan.
Nilainya dapat diukur untuk tiap individu produk atau secara agregat mewakili
kelompok/keseluruhan produk (dalam bentuk nilai uang).
Inventory days of supply, adalah rata-rata jumlah hari suatu perusahaan bisa beroperasi
dengan jumlah persediaan yang dimiliki.
Seirama dengan inventory turnover rate: Jika inventory days of supply panjang, maka
inventory turnover rate rendah.
Fill rate , adalah persentase jumlah item yang tersedia ketika di-minta oleh pelanggan.
Fill rate bisa diukur tiap produk secara individual atau untuk ke-seluruhan produk secara
agregat.
d. Persediaan adalah salah satu aset termahal dari banyak perusahaan, mencerminkan
sebanyak 50% dari total modal yang di investasikan. Tujuan manajemen persediaan adalah
menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dan layanan pelanggan.
Kapasitas adalah merupakan kemampuan untuk menghasilkan produk.

3. a. Teknik perencanaan agregat adalah sebuah metodologi yang dibutuhkan oleh


departemen perencanaan dan pengendalian produksi untuk membuat jadwal induk (MPS;
master production schedul ).
Agregat berarti penjadwalan yang dilakukan menyeluruh dari semua aktivitas yang
menggunakan sumber daya terbatas yang sama.
Perencanaan agregat ditujukan untuk mendapatkan utilisasi maksimum sumber daya manusia
dan peralatan. Proses pene-tapan tingkat output secara keseluruhan guna memenuhi tingkat
permintaan yang diperoleh dan peramalan dan pesanan dengan tujuan meminimalkan total
biaya produksi.
b. MPS Adalah pernyataan tentang produk akhir dari suatu perusahaan manufaktur yang
merencanakan memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode waktu. MPS
men-disagregasi-kan dan mengimplementasikan Rencana Produksi.
c. nya berkenaan dengan ketersediaan kapasitas dan keseimbangan menggunakan
perencanaan kebutuhan kapasitas (CRP; capacity requirements planning).
d. Master Production Schedul (MPS), Bill of Material (BOM), Item Master Pesanan-pesanan
(Orders) dan Kebutuhan-kebutuhan (Requirements)
4. a) Berapakah besarnya inventory turnover rate ?
Nilai persediaan rata-rata yang dimiliki perusahaan = 3 M
Nilai perjualan pertahun = 40 M
Margin = 25 % (25% X 40 M) = 10 M
Inventory Turnover Rate = (40 M – 10 M) : 3 M = 10 X
b)Berapakah besarnya inventory days of supply ?
Perusahaan beroperasi selama 300 hari dalam setahun.
Berarti: nilai persediaan yang terjual/hari = 30 M : 300 = 0,1 M
Maka, nilai inventory days of supply = 3 M : 0,1 M = 30 hari.
Jadi , perusahaan memiliki persediaan rata-rata untuk kebutuh -an : 30 hari kerja.
c)Jika jumlah permintaan pelanggan atas Sepeda BMX adalah 500 Unit, berapakah sepeda
BMX yang diminta oleh pelanggan tidak tersedia?.
Fill rate = 90, 0 % , artinya ada kemungkinan 10% dari item yang diminta pelanggan tidak
tersedia. Akibatnya, pelanggan harus menunggu beberapa lama atau pindah ke tempat lain
untuk mendapatkannya.
10% x 500 unit = 50 unit, maka ada 50 unit sepeda BMX yang diminta oleh pelanggan tidak
tersedia.

5. Avarage Completion Time (AVT)= TFT/ NOJ= 77/5 = 15,4 days


Utilization = TPT/TFT = 28/77 = 0,363 = 36,3 %
Averge Number of Jobs in the System = TFT/TPT = 77/28 = 2,75 Jobs
Avevarge Job Lateness = TLD/NOJ = 11/5 = 2,2 days

Anda mungkin juga menyukai