Anda di halaman 1dari 18

1.

Melakukan monitoring dan pengendalian


2. Mengkomunikasikan tujuan organisasi ke
fungsi-fungsi pada sc.
3. Mengetahui posisi organisasi relatif terhadap
pesaing maupun terhadapa tujuan yang
hendak dicapai.
4. Menentukan arah perbaikan ntuk
menciptakan keunggulan dalam bersaing.
 Perlunya sistem pengukuran yang terintegrasi
antar perusahaan, selama ini terdapat
hanyalah pengukuran individu perusahaan.
 Literatur pengukuran scm secara keseluruhan

masih terbatas.
Metrik: suatu ukuran yang bisa diverifikasi,
diwujudkan dalam bentuk kualitatif dan
kuantitatif dan dapat didefinisikan terhadap
suatu titik acuan(reference point tertentu)

Sink and Tuttle(Planning and Measurement in your


Organization of the Future, Industrial Engineering and
Management Press, Norcross, USA, 1989). :

‘You cannot manage what you cannot measure’.


 Harus masuk akal dan dapat dimengerti
 Value-based ( dikaitkan dengan bagaimana

organisasi menciptakan value ke pelanggan)


 Menangkap karakteristik atau outcome

dalam bentuk numerik


 Tidak menciptakan konflik dalam organisasi
 Bisa melakukan distilasi terhadap data

tanpa harus kehilangan informasi.


 Individual metricks
 Metrics set
 Overall performance
1. Identifikasi dan hubungkan semua proses di dalam
dan diluar perusahaan.
Misalnya proses pengadaan dan transportasi,proses
pemenuhan pesanan dari pelanggan,proses
perancangan produk baru,dsb.
2. Definisikan dan batasi proses inti. Karena tidak semua
proses mendapat fokus dari manajemen dan tidak
memberikan nilai tambah.
3. Tentukan misi, tanggung jawab dan fungsi proses inti.
Contoh misi bagian pengadan untuk membeli
material tepat waktu shg produksi lancar.
1. .
Tanggung jawabnya : menjaga ketersediaan
pasokan dengan harga murah dan kualitas
bagus,meminimumkan investasi
persediaan,memelihara supply base,menjalin
hubungan dengan pemasok
4. Uraikan dan identifikasi sub proses.
Contoh proses pembelian material terbagai
menjadi subproses pengecekan
stock,penentuan kuantitas dan tanggal
pemesanan,pembuatan dan pengiriman
PO,pemrosesan
pesanan,inspeksi,penyimpanan di
gudang ,dll.
5. Tentukan tanggung jawab dan fungsi subproses
6. Uraikan sub proses menjadi aktivitas
7. Hubungkan target antar hiraki dari proses sampai
aktivitas
Tugas & Fungsi Proses Inti Target

Tugas & Fungsi Sub Proses Sub Proses Target

Tugas & Fungsi Aktivitas Aktivitas Target


Performance of Activity (POA):
1. Ongkos
2. Waktu
3. Kapasitas
4. Kapabilitas:
Reliabilitas,Ketersediaan,Fleksibilitas
5. Produktivitas
6. Utilisasi
7. Outcome
Supply chain council (2001) mengembangkan model yang
disebut t he supply chain operational reference (SCOR) yang
mengukur performansi pada semua proses bisnis yang terlibat
dalam jaringan supply chain yang meliputi plan, source, deliver,
make dan return.

Model SCOR mengintegrasikan 3 elemen utama :


1.Business process reenginering: Menangkap proses yang terjadi
saat ini (as is) mendefinisikan proses yang diinginkan (to be)
2.Benchmarking : mendapatkan data knerja opersional dari
perusahaan sejenis. Target internal ditentukan berdasar kinerja
best in class.
3.Process measurement : Mengukur, mengendalikan dan
memperbaiki kinerja scm.
 Plan adalah proses-proses yang berkaitan dengan keseimbangan
antara permintan actual dengan apa yang telah direncanakan.
 Source adalah proses-proses yang berkaitan dengan pembelian
material/ bahan baku untuk memenuhi kebutuhan yang ada.
 Make adalah proses-proses yang berhubungan dengan proses
transformasi bahan baku menjadi produk setengah jadi maupun
produk jadi untuk memenuhi permintaan yang ada.
 Deliver adalah proses-proses yang berkaitan dengan persediaan
barang jadi termasuk di dalamnya mengenai manajemen
transportasi, warehouse yang semuanya untuk memenuhi
kebutuhan konsumen.
 Return yaitu proses-proses yang berkaitan dengan proses
pengembalian produk karena alasan tertentu misalnya produk
cacat dan lain sebagainya.
1. Level 1: Definisi umum dari 5 proses
2. Level 2: Konfigurasi dari proses inti
3. Level 3 : Breakdown elemen
proses,input,output dan metriks
◦ Aspek Realibility
 Inventory inaccuracy, yaitu besarnya penyimpangan antara
jumlah fisik persediaan yang ada di gudang dengan
dokumentasi yang ada.
 Defect rate, yaitu tingkat pengembalian material cacat yang
dikembalikan konsumen.
 Stockout Probability, yaitu probabilitas terjadinya kehabisan
persediaan.
◦ Aspek Responsiveness
 Planning cycle time, yaitu eaktu yang dibutuhkan untuk
menyusun jadwal produksi
 Source item responsiveness, yaitu waktu yang dibutuhkan
supplier untuk memenuhi kebutuhan perusahaan apabila
terjadi peningkatan jumlah jenis material tertentu dari
permintaan awal duatu order.
◦ Aspek Flexibility
 Minimum order quantity, yaitu jumlah unit
minimum yang bisa dipenuhi supplier dalam
setiap kali order.
 Make volume flexibility, yaitu prosentase
peningkatan yang dapat dipenuhi oleh
produksi dalam kurun waktu tertentu.
◦ Aspek Cost
 Defect cost, yaitu biaya-biaya yang digunakan
untuk penggantian produk cacat.
 Machine maintenance cost, yaitu biaya
perawatan mesin-mesin produksi.
◦ Aspek assets
 Payment term, yaitu rata-rata selisih waktu antara
permintaan material dengan waktu pembayaran ke
supplier.
 Cash to cash cycle time, yaitu waktu dari
perusahaan mengeluarkan uang untuk pembelian
material sampai dengan perusahaan menerima
uang pembayaran dari konsumen.
  

Anda mungkin juga menyukai