Anda di halaman 1dari 6

Chapter 4: Desain Produk dan

Pemilihan Proses
Archives

Desain produk (product design) adalah proses menentukan karakteristik dan fitur unik dari
produk. Pemilihan proses (process selection) adalah pengembangan proses yang diperlukan
untuk memproduksi produk tersebut. Manufakturabilitas (manufacturability) adalah
kemudahan dalam memproduksi produk, yang mencakup kemudahan dalam mendesain
produk, mempersiapkan peralatan dan bahan baku, serta menyediakan keahlian tenaga kerja.

Dimensi desain pada produk barang mencakup bentuk, warna, kinerja, rasa, dll. Sementara
pada produk jasa, terdapat tambahan dimensi layanan, yang berupa aspek estetika dan aspek
psikologis.

Proses Desain Produk

Step 1: Pengembangan Ide (Idea Development)

Ide terhadap produk dapat muncul dari dalam perusahaan – seperti manajer produk atau
teknisi – maupun dari luar perusahaan – seperti pelanggan, pesaing, pemasok, dll–. Riset
pasar (market research) mengumpulkan informasi dari pelanggan dengan mempelajari selera
dan pola pembelian pelanggan. Pembandingan (benchmarking) mempelajari praktik kerja
dari perusahaan terbaik dan membandingkan kinerja diri dengan kinerja mereka. Reverse
engineering adalah metode dengan membeli produk pesaing dan membongkarnya untuk
mempelajari komponen dan fitur produk.

Step 2: Penyaringan Produk (Product Screening)

Selanjutnya tim penyaringan melakukan evaluasi terhadap realisasi ide produk menurut
fungsi bisnis utama, seperti keuangan, pemasaran, dan operasi.

Salah satu teknik yang digunakan adalah break-even analysis. Teknik ini menghitung jumlah
produk yang harus dijual perusahaan agar menutupi biaya produksinya.

Step 3: Desain Awal dan Pengujian (Prelimenary Design and Testing)


Pada tahap ini, desain produk yang telah dipilih diwujudkan dalam bentuk prototipe.
Prototipe tersebut diuji, dan hasil pengujian digunakan untuk merubah desain produk. Proses
dilanjutkan dengan merevisi dan membuat ulang prototipe sesuai desain yang baru. Proses ini
diulang beberapa kali hingga seluruh kesalahan mayor diperbaiki. Pada tahap ini perlu
pertimbangan terhadap biaya dan waktu untuk jumlah pengujian ulang yang dilakukan.

Step 4: Desain Akhir (Final Design)

Merupakan tahap perancangan akhir yang menguraikan antara lain, spesifikasi produk akhir,
intruksi pemrosesan, pekerjaan yang harus dilakukan, peralatan dan bahan baku yang
digunakan, serta pengaturan produksi lainnya.

Seleksi Proses (Process Selection)

Proses dapat digolongkan dalam dua kategori besar, yaitu operasi berselang dan operasi
berulang. Operasi berselang (intermittent operations) adalah proses memproduksi beragam
produk, dalam volume terbatas, dengan kebutuhan pemrosesan yang berbeda-beda. Contoh
adalah fasilitas kesehatan, tiap pasien mendapat perawatan berbeda tergantung kebutuhan.
Operasi ini membutuhkan tenaga kerja yang intensif, pekerja harus fleksibel dan bisa
melakukan berbagai tugas sesuai kebutuhan pemrosesan produk. Peralatan lebih serba guna.
Volum produksi sesuai dengan permintaan pelanggan.

Operasi berulang (repetitive operations) adalah proses memproduksi satu atau beberapa
produk standar, dalam volume besar. Sumber daya disusun dalam satu aliran agar
mengakomodasi produksi secara efisien. Operasi lebih membutuhkan modal yang intesif,
lebih banyak berinvestasi pada peralatan dan fasilitas, dan mengandalkan otomatisasi. Volum
produksi berdasarkan pada peramalan permintaan mendatang.

Kedua kategori proses ini dapat disetarakan menjadi dua kutub segaris (continuum).
Kemudian di antara kedua kutub tersebut dapat diidentifikasi berbagai kategori turunan yang
mengandung karakteristik keduanya.

Proses proyek (Project processes) adalah proses membuat satu macam produk tepat sesuai
spesifikasi pelanggan.  Proses tumpukan (Batch processes) digunakan untuk memproduksi
dalam jumlah kecil dalam satu tumpukan sesuai spesifikasi pelanggan. Proses lini (Line
processes) digunakan untuk memproduksi produk standar dalam jumlah besar. Proses
kontinyu (Continuous processes) adalah proses untuk memproduksi produk standar dalam
jumlah sangat besar.
.

Perancangan Proses

Analisa aliaran proses (process flow analysis) adalah teknik untuk meninjau langkah
pemrosesan dari input  sampai output dengan tujuan memperbaiki desain. Alat yang
digunakan adalah bagan alir (process flowchart), yaitu skema yang menggambarkan aliran
proses.

Bagan alir menggunakan berbagai simbol, seperti panah melambangkan aliran, segitiga
melambangkan keputusan, segitiga terbalik melambangkan penyimpanan, dan persegi
panjang melambangkan proses.

Fungsi penyimpanan dapat bekerja sebagai penyangga (buffer) bila diletakkan di antara dua
fungsi proses. Yaitu fungsi ini membantu menampung hasil dari proses pertama, karena
proses pertama lebih cepat dibanding proses kedua. Proses kedua dikatakan sebagai titik
leherbotol (bottleneck), yaitu produksi kecepatan satu proses memperlambat kecepatan proses
lainnya.

Menurut peletakkan fungsi penyimpanan, maka proses produksi dapat dibedakan menjadi
tiga macam:

1. Make-to-stock
Memproduksi produk standar untuk segera dikirimkan. Fungsi penyimpanan ada pada akhir
aliran ketika barang telah jadi

2. Assemble-to-order

Memproduksi komponen standar yang siap dirangkai saat ada permintaan pelanggan. Fungsi
penyimpanan ada pada tengah proses ketika barang masih setengah jadi.

3. Make-to-order

Memproduksi produk sesuai spesifikasi pelanggan seluruhnya setelah ada permintaan. Tidak
ada funsi penyimpanan, barang dibuat dan langsung diberikan pada pelanggan.

Metrik Kinerja Proses

Merupakan pengukuran dari berbagai karakteristik proses untuk menginformasikan kinerja


proses yang berjalan. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi proses dan
perubahannya sejalan waktu. Beberapa metric yang digunakan:

1. Throughput Time

Mengukur rata-rata waktu produk selama dalam pemrosesan

2. Process Velocity

Mengukur proporsi waktu yang terbuang selama dalam pemrosesan.

3. Productivity

Mengukur jumlah output terhadap jumlah input.

4. Utilization

Mengukur proporsi antara waktu penggunaan terhadap waktu tersedia dari sumber daya.

5. Efiiciency

Mengukur kinerja output terhadap standar output.

Hubungan Desain dan Proses

Pemilihan terhadap jenis produk akan menentukan kategori operasi yang sesuai. Kategori
operasi ini selanjutnya akan menetukan baik aspek kompetitif dan operasi dari organisasi.

1. Perencanaan Produksi
Operasi berselang memproduksi dalam volum kecil dan karakteristik yang beragam. Operasi
ini cocok untuk produk yang pada tahap awal siklus hidupnya (produk life cycle), ketika
produk masih dipertajam dan permintaan masih tidak pasti.

Operasi berulang memproduksi satu produk dalam jumlah besar secara efisien. Operasi ini
cocok untuk produk yang pada tahap matang siklus hidupnya, ketika fitur dan perminataan
telah diketahui pasti.

2. Prioritas Kompetitif

Operasi berselang lebih unggul dalam fleksibilitas dan penyampaian. Sementara operasi
berulang lebih unggul dalam biaya produksi.

3. Tata Letak Fasilitas

Pada operasi berselang, sumber daya dikelompokkan menurut fungsi atau proses yang serupa.
Produk kemudian berpindah dari sumber daya yang satu ke yang lainnya menurut kebutuhan
pemrosesan. Tantangan dalam proses berselang adalah menentukan lokasi sumber daya agar
meminimasi perpindahan yang sia-sia dari produk yang beragam.

Pada operasi berulang, sumber daya ditata menurut urutan produksi. Penataan ini memiliki
laju pemrosesan tinggi, biaya penanganan bahan baku rendah, dan efisiensi yang lebih tinggi.
Namun operasi tidak fleksibel terhadap perubahan. Tantangan dalam proses berselang adalah
menentukan urutan stasiun kerja sehingga tunggal produk dapat diproses secara efisien.

4. Strategi Pengerjaan Produk dan Jasa

Proses berselang menghasilkan produk yang standar, sehingga make-to-stock lebih cocok
digunakan. Proses berulang menghasilkan produk yang beragam, sehingga make-to-order
atau assemble-to-order lebih cocok digunakan.

5. Integrasi Vertikal

Integrasi vertikal (Vertical integration) adalah rentang keterhubungan rantai produksi dari
bahan mentah awal hingga produk siap pakai. Proses berselang menghasilkan produk
beragam dengan bahan baku yang beragam juga, sehingga integrasi vertikal sulit diterapkan.
Cara yang sebaiknya dilakukan adalah outsourcing.  Proses berulang menghasilkan produk
terstandar dengan ragam bahan baku terbatas. Sehingga dapat diterpakan integrasi vertikal.

Footnote:
1
Reid & Sanders. 2013 :
2
Heizer & Render. 2011 :

Bibliography

Reid, R.D., Sanders, N.R. (2013). Operations Management An Integrated Approach (5th ed.).
New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.Heizer, J., Render, B. (2011). Operations Management
(10th ed.). New Jersey: Pearson Education Inc

Anda mungkin juga menyukai