PENDAHULUAN
Dewasa ini Indonesia tengah mengalami krisis moral, hal ini dapat kita
saksikan setiap hari baik dari lingkungan maupun dari informasi yang disajikan
oleh media-media masa. Kasus korupsi yang semakin meningkat, terjadinya
tindak kekerasan antara suku, ras, etnis dan agama, kasus tawuran yang dilakukan
para pelajar, perilaku seks, pemakaian narkoba, semakin rusaknya lingkungan
hidup dan masalah-masalah sosial lainnya. Hal ini menunjukkan makin banyak
diantara komponen bangsa ini yang makin kehilangan kejujuran, makin hilang
rasa kebangsaan, makin kehilangan toleransi dalam menghadapi perbedaan,
kehilangan disiplin, dan kehilangan rasa tanggung jawab sosial (Soedarsono,
dalam Raka, 2011). Masalah-masalah sosial tersebut juga menunjukkan
menurunnya tingkat moral bangsa kita.
Thomas Lickona (1992) menyebut ada sepuluh tanda-tanda zaman yang
harus diwaspadai: (1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, (2)
penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, (3) pengaruh peer-group yang
kuat dalam tindak kekerasan, (4) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti
penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas. (5) semakin kaburnya pedoman
moral baik dan buruk, (6) menurunnya etos kerja, (7) semakin rendahnya rasa
hormat kepada orang tua dan guru, (8) rendahnya rasa tanggung jawab individu
dan warga negara, (9) membudayanya ketidakjujuran, dan (10) adanya rasa saling
curiga dan kebencian di antara sesama. Dengan demikian, perlu kita cermati
bersama, apakah Indonesia memiliki tanda-tanda seperti diatas? Sebagai warga
Negara Indonesia, perlu sikap khawatir terhadap keadaan Indonesia saat ini, dan
perlu segera kita cari solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Seorang filsuf Yunani Cicero (dalam Lickona, 2004) menyebutkan bahwa
“kesejahteraan suatu bangsa ditentukan oleh karakter warga negaranya”.
Merujuk dari pendapat tersebut diatas, bahwa Kesejahteraan dan masa depan yang
cemerlang suatu bangsa sangatlah ditentukan oleh karakter masyarakat suatu
bangsa tersebut. Dengan demikian, solusi yang dapat diterapkan untuk
1
menyelesaikan berbagai masalah sosial yang tengah dialami indonesia saat ini,
yaitu dengan membudayakan pendidikan karakter.
Upaya pendidikan karakter ini juga telah dilakukan oleh pemerintah yaitu
dengan menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas
pembangunan nasional, yang secara implisit ditegaskan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025, di mana
pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi
pembangunan nasional, yaitu “Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia,
bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.”
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional disebutkan pula bahwa “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. Tampak jelas bahwa, Pendidikan karakter diharapkan mampu
menciptakan generasi-generasi emas yang bertaqwa, berakhlak mulia, cerdas,
kreatif, serta mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik pada negera
Indonesia.
Upaya pendidikan karakter tidak semata-mata merupakan tanggung jawab
pemerintah, namun merupakan tanggung jawab semua warga negara. Upaya
pendidikan karakter dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, baik
dilingkungan keluarga, lingkungan akademis (sekolah/Perguruan Tinggi), maupun
lingkungan masyarakat. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa diharapkan
mampu berperan lebih aktif dalam mengambil bagian penerapan dan
pensosialisasian pendidikan karakter ini. Oleh karena itu, penulis membatasi
ruang lingkup pendidikan karakter pada penerapan pendidikan karakter yang
dapat dilakukan mahasiswa di rumah huniannya.
2
1.2 Batasan Masalah
Batasan Masalah yang dibahas dalam karya tulis ini adalah mengenai
penerapan pendidikan berkarakter pada rumah hunian mahasiswa yang meliputi:
manajemen pendidikan karakter dalam rumah hunian mahasiswa
1.5 Manfaat
3
BAB II
TELAAH PUSTAKA
4
3. mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap percaya diri,
bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia.
Pendidikan karakter berfungsi sebagai:
1. membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural,
2. membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan mampu
berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan ummat manusia,
mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan
berperilaku baik serta keteladanan baik,
3. membangun sikap warganegara yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan
mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu harmoni.
Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yaitu keluarga,
satuan pendidikan, masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan media massa
(Kementerian Pendidikan Nasional, 2011: 8).
5
Komponen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
MORAL KNOWING
moral awareness, MORAL
knowing moral
values, prespective
FEELING
taking, moral Conscience, self
reasoning, decision esteem, empathy,
making, self loving the good,
knowledge self control,
humality,
MORAL
ACTION
Competence,
Will
habit
6
Bagan 2. Konfigurasi Pendidikan Karakter
Sumber : Kementerian Pendidikan Nasional (2011: 9)
7
BAB III
METODE PENULISAN
Data yang digunakan dalam penulisan makalah ini merupakan data sekunder
yang diperoleh dari studi pustaka dan internet. Penelusuran sumber data dilakukan
pada 04 April s.d 12 April 2014. Prosedur penulis dalam metode studi pustaka adalah:
1. Penulis menguraikan informasi mengenai definisi dan pendapat beberapa pihak
mengenai pengertian, tujuan, fungsi, media, nilai-nilai, komponen, dan proses
dalam pendidikan berkarakter
2. Penulis mengolah hasil studi pustaka menjadi tulisan dalam karya tulis ini.
3. Penulis menganalisa hasil data yang diperoleh dalam pembahasan.
4. Penulis mengambil kesimpulan dari berbagai sumber pustaka, kemudian
diberikan rekomendasi terhadap hasil analisa tersebut.
Sifat dan bentuk karya tulis ini adalah deskriptif dan analitis. Dalam karya
tulis ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Sehingga, penulis memadukan
analisis data-data dengan analisis kualitatif, mengambil kesimpulan dari berbagai
sumber pustaka.
8
BAB IV
9
4. Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap program – program yang telah
terlaksana.
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Bidang Kerohanian
5. Bidang Kesehatan
6. Bidang Mading
7. Bidang Olahraga
8. Bidang Kebersihan
10
9. Bidang Kepustakaan
Setiap bidang dari struktur diatas terdiri dari koordinator dan beberapa anggota
yang membantu.
a. Ketua
1. Menjalin hubungan baik dengan semua anggota rumah hunian
mahasiswa
2. Menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar rumah hunian
mahasiswa
3. Mengkoordinir dan mengawasi program-program kerja setiap pengurus
4. Merancang peraturan rumah hunian mahasiswa
b. Sekretaris
1. Mencatat setiap arsip dan aset yang dimiliki rumah hunian mahasiswa
2. Menjaga aset yang dimiliki rumah hunian mahasiswa
c. Bendahara
11
1. Mengumpulkan uang kas rumah hunian mahasiswa yang diperlukan
untuk kebutuhan bersama
2. Mencatat setiap transaksi pemasukan dan pengeluaran
d. Bidang Kerohanian
1. Melaksanakan shalat berjama’ah
2. Melakukan pengajian 1 minggu sekali secara rutin
3. Melakukan Qiyamul Lail bersama setiap 2 minggu sekali
4. Membentuk forum-forum diskusi
5. Mengadakan Rihlah, dengan tujuan mengagumi keindahan ciptaan
Allah, dan mensyukuri serta menjernihkan pikiran setelah letih dengan
rutinitas
6. Memberikan info-info islami kepada seluruh anggota rumah hunian
mahasiswa
7. Mengirimkan SMS islami/ motivasi kepada anggota rumah hunian
mahasiswa
e. Bidang Kesehatan
1. Menyediakan obat-obatan sebagai antisipasi jika ada anggota rumah
hunian yang sakit
2. Memberikan Info-info kesehatan
3. Mensosialisasikan Bahaya dan penyebab penyakit dan cara
mengatasinya
f. Bidang Mading
1. Selalu menyajikan info-info terbaru seputar Nasional ataupun
Internasional
2. Menyajikan info-info menarik
3. Memberikan tugas pada anggota rumah hunian secara bergantian untuk
berpartisipasi mengisi mading misalnya artiket, puisi dan lainnya.
g. Bidang Olahraga
1. Merekrut anggota rumah hunian mahasiswa yang memiliki bakat,
misalnya Voly, Futsal, Bola, Senam, Tari dan sebagainya
12
2. Melakukan Senam bersama dua kali seminggu
3. Mengikuti kompetisi-kompetisi yang diadakan instansi lain
h. Bidang Kebersihan
1. Melakukan gotong royang dua minggu sekali
2. Membuat daftar piket bagi seluruh anggota rumah hunian mahasiswa
i. Bidang Kepustakaan
1. Mengumpulkan buku-buku yang bermanfaat dari semua anggota
rumah hunian mahasiswa yang kemudian akan dikumpulkan di
perpustakaan rumah hunian mahasiswa
2. Mengatur buku-buku yang ada diperpustakaan sehingga menarik
minat pembaca
3. Mengadakan lomba cerpen, puisi dan lainnya yang kemudian dijadikan
arsip pustaka.
Agar setiap program kerja yang telah disusun dapat berjalan dengan
baik, hendaknya dilakukan pejanjian antar pengurus dan semua anggota rumah
hunian mahasiswa. Misalnya dengan pemberian penghargaan bagi anggota
rumah hunian mahasiswa yang dikatagorikan aktif, kreatif atau katagori
lainnya. Dan juga perlunya pemberian sanksi bagi semua pihak dari anggota
rumah hunian mahasiswa yang melanggar peraturan dan melanggar program
kerja yang telah disetujui.
Bentuk penghargaan yang paling baik adalah membuat pegawai
mengetahui kalau dirinya dihargai oleh perusahaan, bukan hanya oleh
sekelompok kecil orang (As’ad, 2004).
Sanksi adalah segala sesuatu yang dapat memperlemah perilaku dan
cenderung untuk mengurangi frekuensi perilaku yang berikutnya dan biasanya
terdiri dari permintaan suatu konsekuensi yang tidak diharapkan. Sanksi
adalah vonis dari pengadilan terhadap seseorang yang terbukti bersalah
(Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia : 1991). Dengan demikian,
13
suatu penghargaan dan sanksi yang akan diberikan, juga harus memperhatikan
nilai-nilai dari pendidikan karakter.
4.2.4 Evaluasi
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Lickona, Thomas, 1993. Educating for Character, How Our Schools Can Teach
Respect and Responsibility. New York: Bantam Books.
Suyadi, 2012. Model pendidikan karakter pada satuan pendidikan anak usia dini
Islam (Studi implementasi pengembangan karakter sejak usia dini pada
PAUD UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). Yogyakarta. Ringkasan hasil
penelitian, diakses pada tanggal 07 April 2014
Tampubolon, Bob Hans Philip, 2013. Studi pada karyawan pelaksana PT.
Perkebunan Nusantara IV . Semarang. Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, diakses tanggal
12 April 2014
16
17