Anda di halaman 1dari 6

STARETGI PELAKSANAAN (SP 5)

RISIKO PERILAKU KEKERASAN

PROSES KEPERAWATAN
A. Kondisi Klien
Ny. T berumur 22 tahun di rawat di ruang cendrawasih Rumah Sakit Jiwa Kurungan
Nyawa dengan keluhan sering melakukan perilaku kekerasan dengan menyakiti diri
sendiri, orang lain dan merusak benda disekitarnya. Sebelumnya klien diketahui
pernah melakukan upaya bunuh diri. Keluarga klien mengatakan klien sering
memukul orang lain tanpa sebab. Dari hasil pengamatan didapati klien sering
bebicara degan nada tinggi dan melontarkan umpatan kasar disertai dengan
pandangan tajam.

DS :
 Klien mengungkapkan keinginan menyakiti diri sendiri, orang lain, dan merusak
lingkungan
 Klien mengatakan tidak mampu mengontrol perilaku kekerasan
 Keluarga klien mengatakan klien sering memukul

DO :
 Klien memandang dengan pandangan tajam
 Klien berbicara dengan suara tinggi dan berbicara kasar
 Klien sering merusak lingkungan sekitar

B. Diagnosa Keperawatan : Risiko perilaku kekerasan (RPK)


C. Tujuan :
Kognitif : klien dapat menyebutkan jenis latihan yang telah dilakukan sebelumnya
Psikomotor : klien dapat mempraktikkan ulang secara mandiri kemampuan yang
telah diajarkan
Afektif : klien dapat merasakan manfaat dari latihan yang telah dilakukan
Tujuan : membantu klien mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, verbal,
spiritual, dan dengan terapi psikofarmaka

D. Intervensi
- Evaluasi kegiatan latihan fisik 1 dan 2, obat, verbal, dan spiritual. Beri pujian
- Nilai kemampuan yang telah mandiri
- Nilai apakah perilaku kekerasan terkontrol

STRATEGI PELAKSANAAN
A. Orientasi
1. Salam Terapeutik
Assalamualaikum, ibu. Selamat siang, apakah ibu masih ingat dengan saya?
Ibu.. apakah ibu masih mengingat nama saya?
Iya benar sekali, saya perawat Yosi.

2. Evaluasi
Setelah pertemuan kita sebelumnya, apakah ibu sampai saat ini masih
merasakan keinginan untuk menyakiti diri sendiri, orang lain, atau merusak
benda di sekitar?
Validasi
Apa yang biasa ibu lakukan ketika perasaan itu muncul?
Lalu, bagaimana cara ibu mengatasi perasaan tersebut?

3. Kontrak
Topik
Baiklah ibu, sesuai dengan kesepakatan kita di pertemuan sebelumnya, bahwa
hari ini kita akan berbincang – bincang sejenak untuk menilai manfaat dari
latihan kemampuan yang telah kita lakukan sebelumnya.
Waktu
Waktunya tidak lama, kurang lebih 20 menit saja
Tempat
Bagaimana kalau kita berbincang di sini saja, apakah ibu bersedia?

B. Fase Kerja
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1 dan 2, obat, verbal, dan spiritual. Beri
pujian.
Setelah kita melakukan beberapa kali pertemuan untuk belajar melakukan
berbagai latihan seperti latihan memukul bantal, teknik napas, cara meminum
obat, dan latihan spiritual seperti beribadah dn berizikir.
Dari semua latihan yang sudah kita coba tersebut, apakah ibu sudah bisa
melakukan semua latihan?
Latihan mana yang paling sering ibu lakukan?
Jadi ibu paling sering melakukan teknik relaksasi napas dalam ya karena lebih
mudah untuk dilakukan.
Lalu bagaimana dengan latihan memukul bantal? Ibu sering melakukannya tidak
ketika sedang kesal sekali.
Kalau dibandingkan dengan teknik napas dalam, mana yang lebih bisa
membantu ibu meluapkan perasaan ibu?

Lalu bagaimana dengan latihan cara minum obat, apa ibu sudah bisa melakukan
prinsip 6 benar ketika meminum obat?
Oh jadi obatnya langsung diminum saja gitu ya bu, pas perawat datang memberi
obat ibu hanya nurut dan langsung meminumnya, begitu?
Ibu tidak bertanya ke perawat, obat apa yang diberikan, bagaimana cara
meminumnya dengan baik dan benar. Lain kali ibu bisa mencoba untuk bertanya
ke perawat ya bu, tidak apa – apa nanti perawat akan menjelaskannya kepada
ibu.
Nah sejauh ini, ibu menjawab pertanyaan saya dengan sangat semangat
(ngegas), yuk dicoba bagaimana cara mengungkapkan meminta dan menolak
dengan halus seperti yang sudah kita coba di pertemuan sebelumnya. Ibu masih
ingat?
Ibu juga bisa mencobanya ketika berbicara dengan perawat yang sedang
berkunjung, termasuk soal obat tadi.
Ibu bisa meminta menolak atau mengungkapkan perasaan kesal dengan nada
suara yang rendah dan kata kata yang baik. Yuk dicoba yuk sekarang coba ibu
menjawab pertanyaan saya dengan santai tidak perlu meninggikan suaranya.
Ibu kalo bicaranya halus kaya gini, ibu keliatan makin cantik lho. Cantiknya jadi
berkali – kali lipat. Coba ibu latihan ngomong halus di depan kaca sambil liat
ekspresinya, ibu keliatan jadi semakin cantik dan anggun.

Untuk latihan berzikir dan sholat, ibu sudah sering coba? Seberapa sering ibu
melakukannya?
Dari awal perbincangan kita, saya beberapa kali mendapati ibu berzikir di sela –
sela menjawab pertanyaan saya.
Disaat seperti apa biasanya ibu berzikir?
Bagaimana dengan ibadah solat?
Mana yang lebih bisa membuat ibu lebih tenang?
Alhamdulillah, saya sangat senang mendengar bahwa ibu sering melakukannya
keduanya sekaligus. Kemajuan yang luar biasa

2. Nilai kemampuan yang telah mandiri


Dari semua latihan yang sudah dicoba, kegiatan mana yang paling sering ibu
lakukan? Seberapa sering ibu melakukannya?
Jadi ibu paling suka melakukan teknik napas dalam dan berzikir?
Apakah ibu melakukannya dengan dibantu perawat atau ibu melakukannya
dengan inisiatif sendiri dan tanpa bantuan orang lain?
Disaat kapan saja ibu biasanya melakukan teknik napas dalam dan zikir?
Seberapa besar efek dari melakukan zikir dan teknik napas dalam?
Apakah dengan sekali coba perasaan ingin menyakiti diri sendiri langsung
hilang? Atau butuh berulang – ulang kali sampai itu berefek ke perasaan ibu?

3. Nilai apakah perilaku kekerasan terkontrol


Apa yang paling ibu rasakan sebelum dan sesudah melakukan berbagai kegiatan
tersebut?
Apakah setelah melakukan berbagai latihan dan mencobanya, ibu merasa lebih
bisa mengontrol perilaku ibu? Apakah ibu merasa lebih tenang sehabis
melakukan latihan?
Apa perbedaan yang paling ibu rasakan setelah melakukan latihan tersebut?
Apakah efek yang ditimbulkan dari latihan yang dilakukan bertahan lama dalam
mengontrol perilaku ibu?
Dengan melakukan latihan tersebut apakah ibu merasa terbantu dalam
mengontrol perilaku ibu?

C. Terminasi
1. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang – bincang dengan saya?
Kognitif : Apakah ibu masih mengingat latihan apa saja telah kita lakukan
selama ini? Coba ibu sebutkan.
Psikomotor : Dari semua latihan yang kita lakukan bersama, apakah ibu sudah
bisa melakukan semuanya? Jadi ibu baru bisa melakukan beberapa latihan saja
ya, baik tidak apa – apa bu, kedepannya kita coba lagi.
Afektif : Setelah ibu mencoba, sekarang bagimana perasaannya? Apakah ibu
merasakan perbedaan sebelum dan sesudah melakukan latihan?

2. Evaluasi Objektif
Nah coba saat ini ibu praktikkan ulang latihan yang sudah bisa ibu lakukan
secara mandiri, ibu tadi mengatakan bahwa ibu paling suka melakukan teknik
relaksasi napas dalam dan zikir, sekarang yuk ibu coba lakukan.
Wah senang bisa melihat ibu sesemangat itu, gerakkan yang dilakukan juga
sudah benar, luar biasa sekali.

3. Rencana Tindak Lanjut


Sekarang ibu sudah tau ya bagaimana mengontrol perasaan ibu dengan
melakukan berbagai latihan yang sudah bisa ibu lakukan secara mandiri. Jadi
untuk kedepannya ibu bisa melakukannya kapanpun setiap kali perasaan ingin
menyakiti diri sendiri dan orang lain itu muncul. Untuk beberapa latihan yang
belum bisa dilakukan secara mandiri contohnya seperti minum obat dan latihan
verbal lebih sering dilatih ya, bu.

4. Kontrak
Baiklah ibu, saya rasa cukup sekian pertemuan kita kali ini. Besok saya akan
kembali lagi ke sini masih di jam yang sama pukul 01.00 siang untuk menilai
kembali latihan kemampuan yang sudah ibu dilakukan.
Kalau begitu saya pamit permisi dulu ya bu
Wassalamualaikum Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai