H DENGAN
DIAGNOSA MEDIS MENINGITIS
DISISTEM PERSYARAFAN
Disusun Oleh :
Nama : Julius
NIM : 2018.C.10a.0973
Semester V/Tingkat III B
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1
Keperawatan, Pembimbing Akademik
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Tn. H Dengan Diagnosa
Medis Meningitis Disistem Persyarafan”. Laporan pendahuluan ini disusun guna
melengkapi tugas (PPK II).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
STIKES Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Isna Wiranti, S.Kep., Ners selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini
4. Ibu Meida Sinta Araini, S.Kep., Ners selaku koordinator Praktik Pra Klinik
Keperawatan II Program Studi Sarjana Keperawatan.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................4
2.1 Konsep Penyakit....................................................................................................4
2.1.1 Definisi Meningitis................................................................................................4
2.1.2 Anatomi Fisiologi..................................................................................................4
2.1.3 Etiologi..................................................................................................................5
2.1.4 Klasifikasi Meningitis...........................................................................................6
2.1.5 Patofisiologi..........................................................................................................7
2.1.6 Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)................................................................10
2.1.7 Komplikasi..........................................................................................................10
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang.......................................................................................10
2.1.9 Penatalaksanaan Medis........................................................................................11
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan.......................................................................11
2.2.1 Pengkajian...........................................................................................................11
2.2.2 Diagnosa Keperawatan........................................................................................15
2.3.3 Intervensi Keperawatan.......................................................................................15
2.3.4 Implementasi Keperawatan.................................................................................19
2.3.5 Evaluasi Keperawatan.........................................................................................19
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN..........................................................................20
3.1 Pengkajian..............................................................................................................20
3.2 Tabel Analisa Data.................................................................................................28
3.3 Rencana Keperawatan............................................................................................31
3.4 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan..............................................................34
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................37
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi otak merupakan penyakit infeksi yang terjadi pada jaringan otak.
Penyakit infeksi otak bermacam-macam seperti Meningitis, Meningoensefalitis,
dan Abses serebri. Peradangan pada meningen khususnya pada bagian araknoid
dan piamater (leptomeningens) disebut meningitis. Meningitis merupakan
peradangan pada meningen yaitu membrane yang melapisi otak dan medulla
spinalis (Tarwoto, 2013). Menjelaskan bahwa meningitis atau radang selaput otak
merupakan infeksi pada cairan serebrospinal (CSS) disertai radang pada pia dan
araknoid, ruang subaraknoid, jaringan superficial otak dan medulla sipinalis.
Kuman-kuman dapat masuk ke setiap bagian ruang subaraknoid dengan cepat
sekali menyebar ke bagian lain, sehingga leptomening medulla spinalis terkena.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa meningitis selalu merupakan suatu
proses serebrospinal. Batticaca (2011)
World Health Organization (2009), menyebutkan Afrika terjadi sebanyak
78,416 kasus meningitis dengan jumlah kematian 4,053. Di Negara-negara
berkembang seperti Gambia diperkirakan 2% dari semua anak < 5 tahun
meninggal karena kasus meningitis (Simanullang, dkk, 2014). Di Indonesia
meningitis merupakan penyebab kematian pada semua umur dengan urutan ke 17
(0,8%) setelah malaria (simanullang, 2014). Menurut data Kementrian Kesehatan
Indonesia, pada tahun 2010 jumlah kasus Meningitis terjadi pada laki-laki
mencapai 12.010 pasien, pada wanita sekitar 7.371 pasien, dan dilaporkan pasien
meninggal dunia sebesar 1.025 (Kemenkes RI, 2010). RSUP Dr. Kariadi
Semarang ditemukan (35,3%) pasien dengan penyakit meningitis TB dan
ditemukan sejumlah (17,64%) pasien dengan diagnosa meningitis (Masfiyah, dkk,
2013).
Organisme yang merupakan penyebab umum meningitis meliputi Neisseria
meningitis (meningitis meningokok), Haemopbilus influenzae, dan Streptococcus
pneumoniae (organism ini biasanya terdapat di nasofaring). Organisme penyebab
meningitis yang sering menyerang bayi (sampai usia 3 bulan) adalah Escberichid
coli dan Listeria monocytogenes. Berdasarkan penyebabnya, meningitis dapat
1
dibagi menjadi meningitis aseptik (aseptic meningitis) yang disebabkan oleh
virus,
2
2
Otak dan medulla spinalis dilindungi oleh lapisan atau selaput yang disebut
meningen. Peradangan pada meningen khususnya pada bagian araknoid dan
plamater (leptomeningens) disebut meningitis. Peradang pada bagian duramater
disebut pakimeningen. Meningitis dapat disebabkan karena bakteri, virus, jamur
atau karena toksin. Namun demikian sebagian besar meningitis disebabkan
bakteri. Meningitis adalah peradangan pada meningen yaitu membrane yang
melapisi otak dan medulla spinalis (Tarwoto, 2013).
Meningitis adalah inflamasi yang terjadi pada meningen otak dan medula.
Gangguan ini biasanya merupakan komplikasi bakteri (infeksi sekunder) seperti,
Sinusiotis, Otitis Media, Pneumonia, Endokarditis, atau Osteomielitis. Meningitis
bakterial adalah inflamasi arakhnoid dan piameter yang mengenai CSS,
Meningeotis juga disebut Leptomeningitis adalah infeksi selaput arakhnoid dan
CSS di dalam ruangan subarakhnoid (Lippincott William & Wilkins, 2012)
4
5
2.1.3 Etiologi
2.1.5 Patofisiologi
Otak dan medulla spinalis dilindungi oleh tiga lapisan meningen yaitu pada
bagian paling luar adalah duramater, bagian tengah araknoid dan bagian dalam
piamater.Cairan serebrospinalis merupakan bagian dari otak yang berada dalam
ruang subaraknoid yang dihasilkan dalam fleksus choroid yang kemudian
dialirkan melalui system ventrikal.
Mikroorganisme dapat masuk ke dalam sistem saraf pusat melalui beberapa
cara misalnya hematogen (paling banyak), trauma kepala yang dapat tembus pada
CSF dan arena lingkungan. Invasi bakteri pada meningen mengakibatkan respon
8
MENINGITIS
2.1.7 Komplikasi
Menurut (dr. Merry Dame Cristy Pane, 2020) Komplikasi yang muncul akibat
meningitis pada tiap orang dapat berbeda-beda. Berikut adalah beberapa komplikasi
yang dapat terjadi :
Kehilangan penglihatan
Kejang
Gangguan ingatan
Migrain
Kehilangan pendengaran
Arthritis atau radang sendi
Gagal ginjal
Syok
Kesulitan berkonsentrasi
Kerusakan otak
Hidrosefalus
a. Fungsi lumbal dan kultur CSS; jumlah leukosit (CBC) meningkat, kadar
glukosa darah menurun, protein meningkat, glukosa serum meningkat.
b. Kultur darah, untuk menetapkan organisme penyebab
c. Kultur urin, untuk menetapkan organisme penyebab
d. Elektrolit serum, meningkat jika anak dehidrasi : Na+ naik dan K+ turun
e. MRI, CT-scan/aniografi
1. Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari
pertolongan atau berobat ke rumah sakit. Dalam membuat riwayat kesehatan
yang berhubungan dengan sistem persyarafan, maka sangat penting untuk
mengenal tanda serta gejala umum gangguan sistem persyarafan, seperti
pasien berupa berkeringat terlalu banyak, mata dan mulut kering, sulit buang
air besar, disfungsi kandung kemih serta nyeri dan kebas atau mati rasa.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dengan Meningitis biasanya diawali dengan tanda-tanda seperti
Pasien mengalami demam tinggi, leher kaku, sakit kepala berat, kejang,
sensitif terhadap cahaya, mual muntah, sulit berkonsentrasi atau kebingungan
dan nafsu makan berkurang.
3. Riwayat Kesehatan Lalu
Meliputi riwayat penyakit yang pernah diderita serta kebiasaan sehingga
menimbulkan gangguan pada sistem persyarafan. Sebagai contoh : melakukan
anamnesa kepada pasien mengenai apakah pernah mengalami gejala serupa
atau pernah mengalami operasi sebelumnya, kemudian apakah pernah
memiliki faktor alergi seperti obat-obatan dan makananan. Apabila pasien
mengeluhkan penyakitnya kambuh, tanyakan obat apa saja yang pernah
dikonsumsi sehingga sakitnya reda serta kapan terakhir kali rasa sakit itu
muncul.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat kesehatan keluarga perlu ditanyakan kepada klien guna
mengetahui apakah ada potensi penyakit yang dapat diturunkan atau
ditularkan secara genetis atau tidak. Hal ini akan membantu perawat
mengetahui sumber penularannya jika memang ada penyakit serupa yang
pernah terjadi dalam lingkup keluarganya.
5. Riwayat Psikososial
13
a) Kepala
Biasanya pasien dengan meningitis mengalami nyeri kepala.
b) Mata
Nerfus II, III, IV, VI : Kadang reaksi pupil pada pasien meningitis yang
tidak disertai penurunan kesadaran biasanya tanpa kelainan. Nerfus V :
Refleks kornea biasanya tidak ada kelainan.
c) Hidung
Nerfus I : Biasanya pada klien meningitis tidak ada kelainan pada fungsi
penciuman
d) Telinga
14
h) Ekstremitas
15
Biasnya pada pasien meningitis adanya bengkak dan nyeri pada sendi-
sendi (khusunya lutut dan pergelangan kaki). Klien sering mengalami
penurunan kekuatan otot dan kelemahan fisik secara umum sehingga
menggangu ADL.
i) Rasangan Meningeal
a. Kaku kuduk
Adanya upaya untuk fleksi kepala mengalami kesulitan karena
adanya spasme otot-otot .Fleksi menyebabkan nyeri berat.
b. Tanda kernig positif
Ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadaan fleksi kea rah
abdomen, kaki tidak dapat diekstensikan sempurna.
c. Tanda Brudzinski
Tanda ini didapatkan jika leher pasien difleksikan, terjadi fleksi lutut
dan pingul: jika dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada
salah satu sisi, gerakan yang sama terlihat pada sisi ekstermitas yang
berlawanan.
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Pasien
Pada saat dilakukan pengkajian pada hari Rabu, 30 September 2020 pukul
11.00 WIB pada Tn. H jenis kelamin Laki-laki, berusia 57 Tahun, suku
Jawa/Indonesia, Agama Kristen, Pekerjaan Buruh Tani, Pendidikan Sekolah
Dasar, status perkawinan sudah menikah, alamat Jl. RTA Miliono Km 9,5 Masuk
Rumah Sakit pada tanggal 29 September 2020 dengan Diagnosa Meningitis.
20
21
Genogram Keluarga :
KETERANGAN:
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Hubungan keluarga
= Pasien
= Tinggal serumah
2. Status Mental :
Tingkat kesadaran compos menthis, ekspresi cemas, bentuk badan
simetris, cara berbaring terlentang, suasana gelisah, berbicara jelas,
22
3. Tanda-tanda Vital :
Pada saat pengkajian tanda–tanda vital, Tekanan darah 130/90 mmHg,
Nadi 100x/menit, Pernapasan 29x/menit dan Suhu 37,50C.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
4. Pernapasan (Breathing)
Respirasi 29x/menit, suara napas vesikuler, ada napas tambahan
wheezing, pasien merasa sesak, pasien tidak perokok pola napas pasien
tidak teratur, pasien batuk dan berdahak warna putih, bentuk dada dan
pergerakan dada simetris, tipe pernafasan dada dan perut, terpasang
Oksigen nasal kanul 2 Lpm.
Masalah Keperawatan : Pola Napas Tidak Efektif
5. Cardiovasculer (Bleeding)
Tekanan darah : 130/90 mmHg, Nadi 100x/menit dan teraba kuat, suara
jantung normal S1 S2 tunggal, Suhu : 37,5 0C CRT < 2 detik, tidak
sianosis, akral teraba hangat.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
6. Persyarafan (Brain)
Penilaian kesadaran pada Tn. H di dapatkan nilai. GCS : 15 dimana E : 4
(membuka mata spontan), V : 5 (orientasi baik), M : 6 (mengikuti
perintah). Uji 12 saraf kranial : Nervus Kranial I : (Olfaktrius) klien dapat
membedakan bau parfum dengan minyak kayu putih. Nervus Kranial II :
(Optikus) Klien dapat melihat dengan jelas. Nervus Kranial III :
(Okulomotorius) pasien dapat menggerakan bola mata ke atas dan ke
bawah. Nervus Kranial IV : (Troklear) klien dapat memutar bola mata.
Nervus Kranial V (Trigeminal) klien dapat memejamkan mata. Nervus
Kranial VI : (Abdusen) :klien dapat memejamkan mata kerateral. Nervus
23
4. Kognitif :
Klien mengetahui tentang penyakit yang diderita nya dan ingin lekas
sembuh kembali.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran):
Gambaran diri : Pasien seorang yang sakit yang perlu perawatan
Ideal diri : Ada minta untuk sembuh
Identitas Diri : Seorang Bapa dari keempat anaknya
Peran diri : Sebagai Bapa perannya selama di rumah sakit pasien
mengatakan tidak bisa melakukan apa-apa karena masih sakit
Harga diri : pasien tidak merasa malu dengan keadaanya sekarang
Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan
6. Aktivitas Sehari-hari
Sebelum sakit klien dapat beraktivitas secara mandiri namun sesudah
sakit aktivitas di batasi keluarga.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
26
8. Nilai-Pola Keyakinan
Klien meyakini dirinya akan sembuh. Klien dan keluarganya
“mengatakan bahwa tidak ada tindakan medis yang bertentangan
dengan keyakinan yang dianut”.
3.1.5 Sosial-Spritual
1. Kemampuan berkomunikasi
Klien berkomunikasi dengan baik.
Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan
2. Bahasa sehari-hari
Pasien menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia
3. Hubungan dengan keluarga :
Baik dan Harmonis
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :
Baik, klien dapat bekerja sama dengan tim kesehatan dalam pemberian
tindakan keperawatan.
5. Orang berarti/terdekat :
Orang yang berarti bagi klien adalah keluarganya.
6. Kebiasaan menggunakan waktu luang :
Klien mengatakan waktu luang berkumpul dengan keluarganya
7. Beribadah :
Kegiatan beribadah klien baik dan aktif.
27
Julius
PRIORITAS MASALAH
1. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan Hambatan upaya napas
ditandai dengan klien mengeluhkan sesak nafas, pasien tampak terpasang
okesigen nasal kanul 2 lpm, pasien terlihat kesulitan untuk mengeluarkan
dahak, sputum berwarna putih, type pernafasan dada dan perut, suara
nafas tambahan Wheezing, RR 29x/menit.
2. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera fisiologis ditandai
30
tandai dengan, Klien tidak kriteria hasil 4. Sajikan makan secara menarik dan 3. Untuk membantu
nafsu makan - Nafsu makan klien suhu yang sesuai meningkatkan berat badan
meningkat 5. Anjurkan posisi duduk pada saat klien
- Berat badan kembali makan, jika mampu 4. Untuk menambah nafsu
normal 6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk makan klien
- Porsi makan klien habis menentukan jumlah kalori dan jenis 5. Agar dapat mencerna
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu makanan dengan baik
6. Melakukan kerja sama
dalam pemberian makanan
sesuai dengan kebutuhan
klien untuk mendapatkan
hasil yang maksimal
nutrisi klien
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi 2,3,4, &
5
DAFTAR PUSTAKA
Batticaca, fransisca B. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika
Jannis & Hendrik. 2006. Meningitis Mortallty In Neurologi Ward Of Dr. Cipto
Mangukusumo Hospital. Jakarta: Med J Indones. tersedia pada
http://www.google.com/www.jurnal.ipi.ac.id di akses pada tanggal 6
Febuari 2017
Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Tarwoto. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Sagung Seto
Batticaca, fransisca B. 2011. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Muttaqin, arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika
37