Kelompok 2 (Metode PRA Dalam Pengembangan Masyarakat)
Kelompok 2 (Metode PRA Dalam Pengembangan Masyarakat)
PENDIDIK BIDAN
OLEH :
KELOMPOK 2
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan .....................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
A. Defenisi Metode PRA............................................................................3
B. Tujuan PRA............................................................................................4
C. Prinsip-prinsip PRA................................................................................4
D. Tehnik Dalam Metode PRA...................................................................8
E. Kelebihan dan Kekurangan Metode PRA..............................................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................11
A. Kesimpulan............................................................................................11
B. Saran.....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PRA adalah suatu metode pendekatan dalam proses
pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat, yang
tekanannya pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan
kegiatan pembangunan.
Robert Chambers menegaskan bahwa PRA memungkinkan
orang desa (baca: masyarakat) dapat mengungkapkan dan
menganalisis situasi mereka sendiri serta secara optimal
merencanakan dan melaksanakan tekat itu di desanya sendiri
(Mikkelsen, 2011:67). Dalam PRA, masyarakat desa berperan aktif
dalam pemetaaan masalah sosial dan penyebabnya, peta jalan untuk
memcahkan masalah, dan kemudian menuangkan menjadi program,
dukungan anggaran, serta implementasinya berbasis pada kerja
sama, keswadayaan, dan kemandirian masyarakat. PRA juga menjadi
instrumen yang tepat untuk penilaian atas kebutuhan masyarakat di
tingkat lokal (Mueller, 2010:1).
PRA merupakan metode yang sangat tepercaya untuk program
pemberdayaan masyarakat (Sinha, 1997; Mikkelson, 2011). Beberapa
studi telah menunjukkan efektivitas metode ini. Studi Olofson (1985),
misalnya, menunjukkan bahwa PRA dapat dipakai untuk program
pelestarian hutan berbasis komunitas. Das (2012) telah menggunakan
PRA untuk mewujudkan pengelolaan hutan secara partsipatoris
sehingga mewujudkan penghidupan masyarakat desa yang
berkelanjutan. PRA juga telah dipakai untuk program pengurangan
risiko bencana di Philipina (Pante dkk., 2013). Bahkan, metode ini
dapat dipakai untuk kepentingan penelitian ilmiah, misalnya
memetakan pengetahuan lokal dan kebutuhan untuk mengidentifikasi
masalah sosial.
1
2
3
4
6. Diagram Venn.
Teknik ini adalah untuk mengetahui hubungan institusional
dengan masyarakat. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh
masing-masing institusi dalam kehidupan masyarakat serta untuk
mengetahui harapan-harapan apa dari masyarakat terhadap
institusi-institusi tersebut.
7. Focus Group Discussion
Diskusi Kelompok Terfokus. Teknik ini berupa diskusi antara
beberapa orang untuk membicarakan hal-hal bersifat khusus
secara mendalam. Tujuannya untuk memperoleh gambaran
terhadap suatu masalah dari misalnya program tertentu dengan
lebih rinci serta melakukan evaluasi terhadap program tersebut
E. Kelebihan dan Kekurangan PRA (Participatory Rural Appraisal)
1. Kelebihan PRA
a. Melibatkan seluruh kelompok masyarakat.
b. Keikutsertaan masyarakat miskin.
c. Rasa tanggung jawab masyarakat akan keberlangsungan
program lebih besar.
d. Melibatkan gender pada program.
e. Cocok diterapkan dimana saja.
2. Kelemahan PRA
a. Tidak semua fasilitator program memiliki kemampuan yang baik
dalam memfasilitasi masyarakat.
b. Pendekatan PRA identik dengan rapat-rapat, pertemuan-
pertemuan, dan musyawarah-musyawarah yang sifatnya
umum.
c. Sebagian fasilitator belum terampil dalam memfasilitasi
pengolahan dan analisis informasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
PRA ada antara lain dilatarbelakangi oleh kritik para aktivis
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat terhadap penelitian
dahulu yang lebih banyak memposisikan masyarakat sekedar sebagai
obyek penelitian.
Jadi, PRA adalah teknik yang memungkinkan masyarakat untuk
turut serta dalam membuat tindakan nyata rencana, pengawasan, dan
evaluasi kebijakan yang berpengaruh pada kehidupannya. PRA bukan
hanya terdiri dari riset, melainkan juga perencanaan (partisipatif),
monitoring, dan evaluasi. Dengan dilibatkannya masyarakat dalam
proses program, program itu akan lebih sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan tingkat kepedulian masyarakat dalam menjalankan
program/kebijakan akan lebih tinggi.
Konsep dasar pandangan PRA adalah pendekatan yang
tekanannya pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan
kegiatan. Metode PRA bertujuan menjadikan warga masyarakat
sebagai peneliti, perencana, dan pelaksana program pembangunan
dan bukan sekedar obyek pembangunan.
B. Saran
Pentingnya mengetahui metode PRA (Participatory Rural
Appraisal) dalam pengembangan masyarakat, maka dari itu setelah
membaca dan memahami isi makalah ini kita dapat mengaplikasikan
ilmunya dalam kehidupan. Kami mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak baik dosen ataupun mahasiswa demi kesempurnaan
makalah yang kami buat.
11
DAFTAR PUSTAKA
11