Dibuat :
NIM : 2018-30-009
No Urut : 03
1
A. ETIKA DALAM PRAKTIK AUDITING
2
3. Model Umum Untuk Membuat Keputusan Beretika
1) Mengumpulkan /mengidentifikasi semua fakta-fakta yang relevan tentang
situasi yang menimbulkan isu etika dan membuat suatu kebutuhan untuk suatu
keputusan beretika.
2) Memikirkan individu-individu/kelompok-kelompok yang akan terkena
dampaknya.
3) Memikirkan akibat-akibat alternatif dari suatu tindakan.
4) Memikirkan hasil-hasil yang mungkin sebagai konsekuensi yang diakibatkan
tindakan tersebut.
5) Membandingkan akibat-akibat tindakan tersebut dengan pertanyaan-
pertanyaan etika yang timbul.
6) Memilih suatu alur aksi diantara alternatif-alternatif tersebut.
3
Standar auditing yang menjadi kriteria atau pedoman kerja minimum yang
memiliki kekuatan hukum bagi para auditor dalam menjalankan tanggung jawab
profesionalnya yaitu SPAP Standar Profesional Akuntan Publik ).
4
5. Standar Pengendalian Mutu, memberikan panduan bagi kantor akuntan
publik didalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh
kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan.
Kualitas audit diimplementasikan dengan ketaatan auditor terhadap kode etik, yang
terefleksikan dalam beberapa sikap yaitu :
1. Independensi
2. Objektivitas
3. Integritas
o Independensi dalam audit berarti cara pandang yang tidak memihak di dalam
pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan
audit.
o Integritas yaitu, setiap praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan
professional dan hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya
o Objektivitas yaitu, harus bebas dari masalah benturan kepentingan (conflict of
interest) dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (material
misstatement) yang diketahuinya atau mengalihkan pertimbangannya kepada
pihak lain.
5
Kode Etik IAPI menegaskan lima prinsip dasar akuntan publik antara lain :
1. Prinsip Integritas
Setiap praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan profesional dn
hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya.
2. Prinsip Objektivitas
Setiap praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan keperntingan, atau
pengaruh tidak layak (undue influence) dari pihak lain mempengaruhi pertimbangan
profesional atau pertimbangan bisnisnya.
3. Prinsip Kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional
Setiap praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya pada
suatu tingkatan yang dipersyaratkan secara berkesinambungan, sehingga klien atau
pemberi kerja dapat menerima jasa profesional yang diberikan secara kompeten
4. Prinsip kerahasiaan
Setiap praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil dari
hubungan profesional dan hubungan bisnisnya, serta tidak boleh mengungkapkan
informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa persetujuan dari klien atau pemberi
kerja, kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkan sesuai dengan ketentuan
hukum atau peraturan lain yang berlaku.
5. Prinsip prilaku profesional
Setiap praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus
menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
6
Kode Etik IAI (Ikatan Akuntan Indonesia)
Kode Etik IAI menegaskan tiga rerangka sebagai berikut :
1. Prinsip etika
Prinsip etika merupakan rerangka dasar bagi aturan etika yang mengatur
pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Dalam Kode Etik IAI,
terdapat delapan prinsip etika yaitu :
1. Tanggung jawab profesi, yaitu harus senantiasa menggunakan pertimbangan
moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2. Kepentingan publik, yaitu senantiasa bertindak dalam rerangka pelayananan
kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen
atas profesionalisme.
3. Integritas
4. Objektivitas
5. Kompentensi dan kehati-hatian profesional,
6. Kerahasiaan,
7. Perilaku profesional,
8. Standar teknis, yaitu setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya
sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan.
2. Aturan etika
Merupakan aturan yang harus diterapkan oleh anggota Ikatan Akuntan
Indonesia dan staf profesional (baik yang anggota maupun bukan anggota IAI) yang
bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik. Rekan pimpinan KAP bertanggung jawab
atas ditaatinya aturan etika oleh anggota KAP.
3. Interpretasi aturan etika
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan
sikap mental independen didalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur
7
dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh IAI. Sikap
mental independen.
8
B. KASUS ETIKA DALAM PRAKTIK AUDITING
9
PEMBAHASAN:
Dalam kasus tersebut, akuntan yang bersangkutan banyak melanggar kode
etik profesi akuntan. Kode etik yang dilanggar yaitu :
Kode Etik tentang tanggung jawab profesi
Prinsip ini mengandung makna bahwa akuntan sebagai pemberi jasa
professional memiliki tanggung jawab kepada semua pemakai jasa mereka termasuk
masyarakat dan juga pemegang saham. Dengan menerbitkan laporan palsu, maka
akuntan telah menyalahi kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada mereka
selaku orang yang dianggap dapat dipercaya dalam penyajian laporan keuangan.
Kode Etik tentang kepentingan publik dan objektivitas
Para akuntan dianggap telah menyesatkan public dengan penyajian laporan
keuangan yang direkayasa dan mereka dianggap tidak objective dalam menjalankan
tugas. Dalam hal ini, mereka telah bertindak berat sebelah yaitu mengutamakan
10
kepentingan klien dan mereka tidak dapat memberikan penilaian yang adil, tidak
memihak, serta bebas dari benturan kepentingan pihak lain.
11