Anda di halaman 1dari 4

Pencegahan Cedera pada Pasien Resiko Jatuh

No. Dokumen No. Halaman


Revisi

SPO Terbit Tanggal Ditetapkan oleh


Direktur RSUD Muara Beliti

Dr. RENY SYARTIKA,M.Ec.Dev


Pembina
NIP. 197201172002121006

Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seorang mengalami jatuh


Pengertian: dengan atau tanpa disaksikan oleh orang lain, tak disengaja / tak
direncanakan, dengan arah jatuh ke lantai, dengan atau tanpa
mencederai dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi faktor fisiologis
(pingsan) atau lingkungan (lantai yang licin) (Yohanto, 2019).
Standar operasional prosedur pencegahan cedera pada pasien
dengan resiko jatuh adalah prosedur kegiatan untuk menilai dan
mengevaluasi ulang serta mengambil tindakan pada pasien yang
mempunyai resiko jatuh di bangsal rawat inap.
Untuk meminimalisasi kejadian cedera akibat pasien jatuh di bangsal
Tujuan: rawat inap Rumah Sakit.

Indikasi Pasien rawat inap dengan indikasi resiko jatuh.

Alat Pengaman 1. Walker


2. Tongkat (Cane)
3. Wedge (bantalan)
4. Dudukan toilet yang ditinggikan
5. Karpet / tikar anti-licin
6. Alarm tempat
7. Lap buddy
8. Gait belt
9. Tempat tidur rendah / khusus
10. Gelang identifikasi resiko jatuh
*penggunaan walker / cane hanya ditujukan pada pasien yang
memang telah menggunakannya sebelum dirawat atau
direkomendasikan oleh fisioterapis.
Prosedur A. Prosedur Pencegahan Jatuh Untuk Semua Pasien
1. Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien
2. Posisikan bel panggilan, pispot dan pegangan tempat tidur
berada dalam jangkauan
3. Jalur untuk pasien berjalan harus bebas obstruksi dan tidak
licin
4. Jauhkan kabel-kabel dari jalur berjalan pasien
5. Posisikan tempat tidur rendah (tinggi tempat tidur sebaiknya
63,5 cm) dan pastikan roda terkunci
6. Tentukan penggunaan paling aman untuk pegangan di sisi
tempat tidur. Ingat bahwa menggunakan 4 sisi pegangan
tempat tidur dianggap membatasi gerak ( mehanical restraint).
7. Menggunakan sandal anti licin.
8. Pastikan pencahayaan adekuat.
9. Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan.
10. Bantu pasien ke kamar mandi jika diperlukan \\\
11. Evaluasi efektifitas obat-obatan yang meningkatkan
predisposisi jatuh (sedasi, antihipertensi, diuretic,
benzodiazepine, dan sebagainya) konsultasikan dengan
dokter atau petugas farmasi jika perlu.
12. Konsultasikan dengan dokter mengenai kebutuhan fisioterapi
pada pasien dengan gangguan keseimbangan / gaya berjalan
/ penurunan fungsional.
13. Nilai ulang status kemandirian pasien setiap hari.

14. Pantau adanya hipertensi ortostatik jika pasien mengeluh


pusing atau vertigo dan ajari pasien untuk bangun dari
tempat tidur secara perlahan
15. Gunakan peninggi tempat dudukan toilet, jika diperlukan
16. Penggunaan alat bantu (tongkat, penopang), jika perlu
17. Berikan edukasi mengenai teknik pencegahan jatuh kepada
pasien dan keluarganya

B. Prosedur Pencegahan Jatuh pada Pasien Resiko Sedang dan


Tinggi
1. Langsung diterapkan pada saat pasien memasuki ruang
perawatan
1) Berikan tanda didepan kamar pasien untuk identifikasi
pasien resiko jatuh
2) Lokasi kamar tidur berdekatan dengan pos perawat
3) Kunjungi pasien setiap jam oleh petugas medis dan lakukan
pengawasan ketat
4) Pastikan sepanjang waktu bahwa posisi tempat tidur rendah
dan kedua sisi pegangan tempat tidur terpasang dengan
baik
5) Tawarkan bantuan ke kamar mandi setiap 2 jam
6) Batasi aktivitas pasien dan berikan tindakan pencegahan
pada pasien dan keluarga
7) Perawat mengingatkan keluarga untuk membawa alas kaki
dan alat bantu dari rumah (seperti tongkat, alat penopang)
8) Nilai kebutuhan akan fisioterapi
9) Nilai gaya berjalan pasien dan catat
10) Pastikan pasien menggunakan alat bantu yang sesuai
11) Kolaborasi dengan tim interdisiplin dalam merencakan
program pencegahan jatuh
12) Pastikan perangkat keselamatan pasien digunakan dan
berfungsi dengan baik
2. Berdasarkan kategori jatuh pasien, evaluasi penggunaan alat
pengaman dengan mengacu pada Pedoman Penggunaan Alat
Pengaman sesuai dengan kategori resiko jatuh

C. Prosedur Penggunaan Tempat Tidur Rendah (Khusus)


1. Pada pasien dengan resiko tinggi, tempat tidur harus berada
pada posisi serendah mungkin. Tempat tidur hanya boleh
ditinggikan saat pemeriksaan medis, penanganan keperawatan,
dan atau saat mentransfer.
2. Bantalan diletakkan di sisi tempat tidur yang sering digunakan
pasien untuk turun dari tempat tidur. Pegangan di sisi tempat
tidur harus terpasang dengan baik
3. Pada pasien bukan resiko tinggi, pengaturan tinggi tempat tidur
tidak boleh melebihi 63,5 cm.

D. Prosedur Mengecek Bed Pad Alarm (Dengan Menggunakan


Tombol)
1. Hidupkan alarm
2. Cek dengan menekan tombol alarm
3. Alarm berbunyi -> dapat dipergunakan (berfungsi dengan baik)
4. Alarm tidak berbunyi -> segera ganti dengan alarm lainnya
5. Beritahukan kepada perawat yang bertugas

E. Prosedur Mengecek Pull String Alarm (Menggunakan


Penarikan Tali)
1. Hidupkan Alarm
2. Tarik tali yang menggantung dari alarm
3. Alarm berbunyi -> dapat dipergunakan (berfungsi dengan baik
4. Alarm tidak berbunyi -> segera ganti dengan alarm lainnya
5. Beritahukan kepada perawat yang bertugas Dokumentasi
1) Pencatatan dilakukan pada setiap pasien dengan
menggunakan Asesmen Resiko Jatuh
2). Semua pasien dengan kategori risiko sedang dan tinggi
akan dilakukan pencatatan status jatuh pada bagian

“Rencana Perawatan Interdisiplin” di sub-bagian ”Proteksi”.


1. Pada pasien dengan resiko tinggi, tempat tidur harus berada
pada serendah mungkin. Tempat tidur hanya boleh di
tinggikan saat pemeriksaan medis, penanganan keperawatan,
dan atau saat mentransfer.
2. Bantalan diletakkan di sisi tempat tidur yang sering digunakan
pasien untuk turun dari tempat tidur. Pegangan di sisi tempat
tidur harus terpasang dengan baik. Catatan: Panjang pegangan
di sisi tempat tidur < Panjang tempat tidur sehingga tidak
dianggap sebagai pembatas gerak.
3. Pada pasien bukan resiko tinggi, pengaturan tinggi tempat tidur
tidak boleh melebihi 63,5 cm.
Prosedur Mengecek Bed Pad Alarm (Dengan Menggunakan
Tombol)
1. Hidupkan Alarm.
2. Cek dengan menekan tombol alarm
3. Alarm berbunyi -> dapat dipergunakan (berfungsi dengan
baik)
4. Alarm tidak berbunyi -> segera ganti dengan alarm lainnya.
5. Beritahukan kepada perawat yang bertugas

Prosedur Mengecek Pull String (Menggunakan Penarikan Tali):


1. Hidupkan Alarm
2. Tarik tali yang menggantung dari alarm
3. Alarm berbunyi -> dapat dipergunakan (berfungsi dengan
baik)
4. Alarm tidak berbunyi -> segera ganti dengan alarm lainnya
5. Beritahukan kepada perawat yang bertugas Dokumentasi.
6. Pencatatan dilakukan pada setiap pasien dengan
menggunakan Asesmen Resiko Jatuh
7. Semua pasien dengan kategori resiko sedang dan tinggi
akan dilakukan pencatatan status jatuh pada bagian
“Rencana Perawatan Interdisiplin” di sub-bagian “Proteksi”.

Anda mungkin juga menyukai