Anda di halaman 1dari 74

STANDAR

PROSEDUR OPERASIONAL

INSTALASI GIZI
RUMAH SAKIT Dr. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS

TAHUN 2017
DAFTAR ISI

NO. JUDUL SPO HALAMAN

01. PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA MAKANAN


1
02. PERENCANAAN MENU
2
03. PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN MAKANAN 3
PASIEN

04. PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN MAKANAN 4


PEGAWAI

05. PEMESANAN BAHAN MAKANAN 5

06. PENERIMAAN BAHAN MAKANAN 6

07. PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN 7

08. PERSIAPAN MAKANAN 8

09. PERSIAPAN LAUK HEWANI 9

10. PERSIAPAN LAUK NABATI 10

11. PERSIAPA SAYUR 11

12. PERSIAPAN BUMBU 12

13. PERSIAPAN BUAH 13

14. PENGOLAHAN MAKANAN 14

15. PENYIMPANAN MAKANAN 15

16. DISTRIBUSI MAKANAN 16

17. MAKANAN DAN ALAT MAKAN UNTUK PASIEN DENGAN 17


PENYAKIT INFEKSI MENULAR

18. MONITORING PERSIAPAN, PENYIMPANAN DAN 18


DISTRIBUSI MAKANAN

19. PENYUSUNAN FORMULA MAKANAN CAIR 19

20. MAKANAN PASIEN DARI RUMAH SAKIT 20

21. PENYIMPANAN MAKANAN UNTUK SAMPEL 21

22. PENYIMPANAN PRODUK NUTRISI ENTERAL 22

23. PERLENGKAPAN KERJA 23


24. PENGATURAN SUHU MAKANAN 24

25. PENGONTROLAN FASILITAS 25

26. KEBERSIHAN PERALATAN DAPUR DAN TEMPAT 26


PENGOLAHAN

27. KEBERSIHAN RUANG INSTALASI 27

28. KESEHATAN BAHAN MAKANAN DAN MAKANAN 28

29. KESEHATAN PENJAMAH MAKANAN 30

30. KESELAMATAN KERJA DIRUANG PERSIAPAN 31


DANPENGOLAHAN MAKANAN

31. KESELAMATAN KERJA DI RUANG DISTRIBUSI 32


MAKANAN INSTALASI GIZI

32. PELAYANAN GIZI DI RUANG RAWAT INAP 33

33. SKRINING GIZI AWAL PASIEN RAWAT INAP 34


PENENTUAN RANCANGAN DAN EVALUASI DIET
PASIEN

34. PENENTUAN RANCANGAN DAN EVALUASI DIET 36


PASIEN

35. PERMINTAAN MAKANAN PASIEN BARU 37


36. PERENCANAAN TERAPI NUTRISI 38

37. PEMBERIAN TERAPI NUTRISI 39

38. MONITORING TERAPI NUTRISI 40

39. EVALUASI TERAPI NUTRISI 41

40. MEKANISME PENCATATAN DAN PELAPORAN 42


KESALAHAN DALAM PELAYANAN GIZI

41. PENYULUHAN GIZI 43

42. KONSULTASI GIZI 44

43 PENGKAJIAN (ASESSMEN) STATUS GIZI PADA PASIEN


BERISIKO MALNUTRISI DAN KONDISI KHUSUS DI
RUANG RAWAT INAP 45

44 PENGKAJIAN (ASESSMEN) ULANG STATUS GIZI PADA


PASIEN BERISIKO MALNUTRISI DAN KONDISI KHUSUS
DI RUANG RAWAT INAP. 47

45 EDUKASI GIZI 48
46 PENGENDALIAN NYAMUK, KECOA, TIKUS, LALAT DAN 49
BINATANG PENGANGGU LAINNYA.
47.
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS
RUMAH SAKIT Dr. SOBIRIN
JL.Yos Sudarso No. 3 Telp. (0733) 321013 Fax ( 0733 ) 324973 Lubuklinggau Kode Pos 31611

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT Dr. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS


NOMOR :445 / /SK/RS.SBR / 2015
TENTANG
PEMBERLAKUAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN GIZI
RUMAH SAKIT Dr. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS

DIREKTUR RUMAH SAKIT Dr. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka peningkatan mutu pelayanan gizi di Rumah


sakit Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas memerlukan standar
prosedur operasional pelayanan gizi;
b. Bahwa untuk memenuhi maksud butir (a) diatas perlu diatur dan
ditetapkan melalui keputusan direktur Rumah Sakit dr. Sobirin
Kabupaten Musi Rawas.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004


tentang praktik kedokteran;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Nomor 5063);
3. Undang-undang Nomor Republik 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri tanggal 7 November 2007 Nomor
61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Komisi Akreditas Rumah Sakit;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas Nomor 3 Tahun 2008
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah Kabupaten Musi Rawas (Lembaran Daerah Kabupaten
Musi Rawas Tahun 2008 Nomor 3);
9. Peraturan Bupati Musi Rawas Nomor 13 Tahun 2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Dr. Sobirin Kabupaten
Musi Rawas;
10. Penetapan Rumah Sakit Dr. Sobirin sebagai SKPD yang
menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD daerah secara
penuh;
11. Peraturan Menteri Keshatan RI Nomor : 161/Menkes/PER/I/2010
tentang Registrasi tenaga kerja;
12. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
374/Menkes/SK/III/2007 Tentang standar profesi Gizi;

13. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :


23/KEP/M.Pan/IV/2001 Tentang Jabatan Nutrisionis dan angka
kreditnya;
14. Keputusa Presiden Nomor 40 Tahun 2001 tentang Pedoman
Kelembagaan dan Pengolahan Rumah Sakit Daerah;
MEMUTUSKAN

MENETAPKA : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT dr. SOBIRIN


N KABUPATEN MUSI RAWAS TENTANG PEMBERLAKUAN
STANDAR PROSEDUR PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT dr.
SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS DIREKTUR RUMAH
SAKIT dr. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS

: Standar Prosedur Operasional (SOP) yang tercantum dalam lampiran


Pertama keputusan ini.
: Evaluasi Standar Prosedur Operasional Pelayanan Gizi di lakukan setiap
Kedua tahun.
: Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
Ketiga ternyata terdapat keliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya

DITETAPKAN DI : LUBUKLINGGAU
PADA TANGGAL : JANUARI 2015
DIREKTUR RS DR. SOBIRIN
KABUPATEN MUSIRAWAS

dr. HARUN MKM


Nip.19620617 200003 1001
ASESSMEN (PENGKAJINAN GIZI) PADA PASIEN
RUMAH SAKIT DR. BERESIKO MALNUTRISI DAN KONDISI KHUSUS
SOBIRIN DI RUANG RAWAT INAP
KAB.MUSI RAWAS
No. Dokumen No. Revisi : Halaman

II.11/45/IV/VIII/201 1/1 1/2


7

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS

10 – 08 - 2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Asessmen (Pengkajian Gizi) pada pasien rawat inap adalah
penilaian status gizi pasien rawat inap meliputi Anamnesis
Riwayat Gizi, Biokimia, Pengumpulan Data Antropometri,
Pemeriksaan Fisik Klinis dan Riwayat Personal gizi dan
sosial yang selanjutnya diinterprestasikan dalam bentuk
rencana terapi diet pasien
TUJUAN 1. Mengetahui masalah gizi pasien dan penyebabnya
2. Mendapatkan interpensi gizi sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan gizi pasien
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Pengkajian (Assesmen) gizi pada Pasien Beresiko
Malnutrisi dan Kondisi Khusus di Rumah Sakit Dr. Sobirin
Kabupaten Musi Rawas
PROSEDUR 1. Pasien yang beresiko Malnutrisi atau Kondisi Khusus
berdasarkan hasil skrining awal perawat atau dokter
menanggung jawabkan pasien (DPJP) di rujuk/ di
konsultasikan ke Instalasi Gizi
2. Ahli gizi datang ke ruang rawat inap setelah
mendapatkan informasi dari perawat ruangan paling
lambat 2x24 jam setelah skrining awal dilakukan
3. Ahli gizi melihat status pasien yang bersangkutan
untuk mencatat nomor rekam medic, nama pasien,
jenis kelamin, tanggal lahir, tanggal kunjungan,
diagnosis medis dan data biokimia
4. Ahli gizi mendatangi pasien dan mengenalkan diri
serta menjelaskan maksud dan tujuan asessmen gizi
dilakukan.

5. Ahli gizi melihat dan menanyakan keadaan klinik dan


fisik pasien
6. Ahli gizi menanyakan riwayat gizi pasien mengenai
alergi makanan dan pola makan pasien dan riwayat
personal (obat-obatan, social budaya, riwayat penyakit
dan data umum pasien antara lain : umur, pekerjaan
dan tingkat pendidikan) sebelum masuk rumah sakit
sesuai dengan yang tertera dalam formulir asuhan gizi
7. Setelah data terkumpul, ahli gizi melakukan analisi
sesuai dengan data yang diperoleh
8. Ahli gizi menegakkan diagnosis gizi berdasarkan tiga
domain yaitu domain asupan, domain klinis dan
domain prilaku/lingkungan
9. Ahli gizi merencanakan intervensi gizi merujuk pada
diagnosis gizi yang ditegakkan
10. Ahli gizi meletakkan hasil asessmen gizi yang
dilakukan kedalam status pasien
UNIT TERKAIT  Dokter
 Ahli Gizi
 Perawat
ASESSMEN (PENGKAJINAN GIZI) PADA PASIEN
RUMAH SAKIT DR. BERESIKO MALNUTRISI DAN KONDISI KHUSUS
SOBIRIN DI RUANG RAWAT INAP
KAB.MUSI RAWAS
No. Dokumen No. Revisi : Halaman

II.11/45/IV/VIII/201 1/1 2/2


7

PROSEDUR 5. Ahli gizi melihat dan menanyakan keadaan klinik dan


fisik pasien
6. mengenai alergi makanan dan pola makan pasien dan
riwayat personal (obat-obatan, social budaya, riwayat
penyakit dan data umum pasien antara lain : umur,
pekerjaan dan tingkat pendidikan) sebelum masuk
rumah sakit sesuai dengan yang tertera dalam formulir
asuhan gizi
7. Setelah data terkumpul, ahli gizi melakukan analisi
sesuai dengan data yang diperoleh
8. Ahli gizi menegakkan diagnosis gizi berdasarkan tiga
domain yaitu domain asupan, domain klinis dan
domain prilaku/lingkungan
9. Ahli gizi merencanakan intervensi gizi merujuk pada
diagnosis gizi yang ditegakkan
10. Ahli gizi meletakkan hasil asessmen gizi yang
dilakukan kedalam status pasien
UNIT TERKAIT  Dokter
 Ahli Gizi
 Perawat
 Apoteker
RUMAH SAKIT DR. PERENCANAAN
SOBIRIN ANGGARAN BELANJA BAHAN MAKANAN
KAB.MUSI RAWAS
No. Dokumen No. Revisi : Halaman

01/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/2

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) 10-08-2017 KABUPATEN MUSI RAWAS

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Penyusunan anggaran belanja makanan adalah kegiatan
perhitungan jumlah biaya yang diperlukan untuk penyediaan
bahan makanan bagi pasien dan pegawai maupun dokter jaga
RS Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas
TUJUAN Tersedianya taksiran anggaran belanja bahan makanan yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan untuk
pasien maupun pegawai rumah sakit dalam satu tahun.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Pelayanan Gizi
PROSEDUR 1. Penyusunan anggaran belanja untuk makanan pasien :
Kepala Instalasi Gizi menghitung anggaran belanja
makanan dengan berdasarkan BOR tahun lalu, didapat
rata-rata jumlah pasien/hari dikalikan dengan standar porsi
pada setiap masing-masing bahan makanan yang
disesuaikan dengan menu yang berlaku. Kemudian
dikalikan 365 hari dan dikalikan lagi dengan harga pasar
di tambahkan perkiraan inflasi. Sehingga didapat jumlah
anggaran belanja makanan pasien selam 1 tahun di
Instalasi Gizi.
2. Penyusunan Anggaran Belanja untuk Pegawai :
Kepala Instalasi Gizi menghitung rekapan jumlah pegawai
yang ada pada tahun lalu, dikalikan standar porsi, jumlah
hari kerja tahun bersangkutan dan harga yang berlaku pada
saat sekarang didapat jumlah anggaran belanja makanan
pegawai pertahun

RUMAH SAKIT DR. PERENCANAAN


SOBIRIN ANGGARAN BELANJA BAHAN MAKANAN
KAB.MUSI RAWAS
No. Dokumen No. Revisi : Halaman

01/II.11/IV/VIII/2017 1/1 2/2

PENGERTIAN 3. Penyusunan Anggaran Belanja untuk Pegawai :


Kepala Instalasi Gizi menghitung rekapan jumlah pegawai
yang ada pada tahun lalu, dikalikan standar porsi, jumlah
hari kerja tahun bersangkutan dan harga yang berlaku pada
saat sekarang didapat jumlah anggaran belanja makanan
pegawai pertahun
UNIT TERKAIT  Keuangan
 Perencanaan

RUMAH SAKIT DR. PERENCANAAN MENU


SOBIRIN
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

02/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. Harun, MKM


Nip. 19620617 200003 1 001
PENGERTIAN Perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu
yang akan diolah untuk memenuhi selera konsumen/ pasien
dan kebutuhan zat-zat gizi yang memenuhi prinsip gizi
seimbang
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membuat
taksiran anggaran belanja makanan sesuai dengan kebutuhan
pasien berdasarkan standar kecukupan gizi pasien dan
pagawai di Rumah Sakit.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Pelayanan Gizi
PROSEDUR 1. Inventarisasi judul masakan, misalnya kumpulan
masakan lauk hewani, nabati dan sayuran.
2. Buat master menu dalam siklus 11 hari
3. Menu disesuaikan dengan bahan makanan yang ada di
pasar.
4. Buat menu siklus 11 hari berdasarkan , master menu,
standar porsi dan bahan makanan yang akan di pakai.
5. Menu makanan khusus disesuaikan dengan bahan
makanan yang diperoleh
UNIT TERKAIT  Instalasi Gizi
 Perencanaan Rumah Sakit
 Keuangan

RUMAH SAKIT DR. PERENCANAAN


SOBIRIN KEBUTUHAN BAHAN MAKANAN PASIEN
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman
03/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Perencanaan kebutuhan bahan makanan pasien adalah suatu
proses untuk menetapkan jumlah dan macam bahan makanan
yang diperlukan dengan mempertimbangkan menu, standar
bahan makanan dan jumlah pasien yang dilayani.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membuat
taksiran kebutuhan bahan makanan dalam kurun waktu satu
tahun untuk paisen
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Pelayanan Gizi
PROSEDUR 1. Menentukan jumlah pasien dengan mengacu pada
daftar permintaan makanan pasien tahun lalu
2. Menentukan standar porsi tiap bahan makanan dan
dibuat dalam berat kotor
3. Menghitung berapakali pemakaian setiap bahan
makanan dalam siklus menu 11 hari, kemudian
dikalikan 3 kali siklus dalam satu bulan
4. Menghitung kebutuhan makanan setiap tanggal 31
dalam satu tahun dengan menggunakan siklus menu 11
dan jumlahkan setiap kebutuhan masing-masing bahan
makanan tersebut.
5. Menghitung kebutuhan bahan makanan dalam setahun
dengan cara : menjumlahkan hasil perhitungan pada
point ke 3 ditambahkan dengan hasil perhitungan poin
nomor 4 maka didapatkan jumlah kebutuhan masing-
masing bahan makanan dalam setahun
UNIT TERKAIT Perencanaan

RUMAH SAKIT DR. PERENCANAAN


SOBIRIN KEBUTUHAN BAHAN MAKANAN PEGAWAI
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

04/II.11/IV/VIII/201 1/1 1/1


7

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Perencanaan kebutuhan bahan makanan pegawai
adalah suatu proses untuk menetapkan jumlah dan
macam bahan makanan yang diperlukan untuk pegawai
dengan mempertimbangkan peraturan rumah sakit, hari
kerja dan standar makanan pegawai
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tersedianya
taksiran kebutuhan bahan makanan untuk pegawai
dalam kurun waktu satu tahun
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Pelayanan Gizi
PROSEDUR 1. Menghitung jumlah pegawai berdasarkan jumlah
pegawai tahun lalu
2. Menentukan standar porsi makanan untuk
pegawai
3. Menghitung kebutuhan makanan pegawai
dengan cara pengalian jumlah pegawai dengan
standar masing-masing porsi bahan makanan
dengan kemudian dikalikan dengan hari kerja
tahun anggaran yang bersangkutan
4. Hasil perhitungan anggaran dilaporkan kepada
bagian perencanaan
UNIT TERKAIT  Perencanaan
 Keuangan

RUMAH SAKIT DR. PEMESANAN


SOBIRIN BAHAN MAKANAN
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

05/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1


STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan
OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Pemesanan bahan makanan adalah serangkaian
kegiatan kebutuhan perhitungan bahan makanan untuk
digunakan esok harinya berdasarkan jumlah pasien
yang dirawat, macam diet, standar porsi dan menu yang
berlaku
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
menyediakan jumlah dan jenis makan pasien dan
pegawai sesuai dengan siklus menu yang berlaku dan
diet pasien dan untuk menghitung pemakaian bahan
makanan sesuai kebutuhan pasien dan pegawai.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Pelayanan Gizi
PROSEDUR 1. Hitung jumlah permintaan makanan pasien dari
ruangan
2. Siapkan menu yang digunakan
3. Hitung jumlah bahan makanan yang akan
dipesan dengan cara :
(standar porsi x jumlah pasien)
4. Masukkan jumlah perhitungan kedalam formulir
pemesanan bahan makanan dibuat rangkap 3
(satu lembar untuk pengadaan, satu lembar untuk
tim pemeriksa barang dan satu lembar arsip)
5. Untuk pemesanan bahan makanan basah dibuat
setiap hari
6. Pemesanan bahan makanan kering dibuat setiap
satu kali sebulan atau sesuai kebutuhan.
UNIT TERKAIT Instalasi Gizi

RUMAH SAKIT DR.


SOBIRIN PEMESANAN BAHAN MAKANAN
KAB.MUSI RAWAS
No. Dokumen No. Revisi : Halaman

05/II.11/IV/VIII/2017 1/1 2/2


Pemesanan bahan makanan kering dibuat setiap
satu kali sebulan atau sesuai kebutuhan
UNIT TERKAIT -

RUMAH SAKIT DR. PERENCANAAN


SOBIRIN ANGGARAN BELANJA BAHAN MAKANAN
KAB.MUSI RAWAS
No. Dokumen No. Revisi : Halaman

01/II.11/IV/VIII/2017 1/1 2/2


2. Penyusunan Anggaran Belanja untuk Pegawai :
Kepala Instalasi Gizi menghitung rekapan jumlah pegawai
yang ada pada tahun lalu, dikalikan standar porsi, jumlah
hari kerja tahun bersangkutan dan harga yang berlaku pada
saat sekarang didapat jumlah anggaran belanja makanan
pegawai pertahun
UNIT TERKAIT  Keuangan
 Perencanaan
RUMAH SAKIT DR. PENERIMAAN BAHAN MAKANAN
SOBIRIN
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman
06/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Penerimaan bahan makanan adalah suatu proses
kegiatan memeriksa, meneliti, mencatat, memutuskan
dan melaporkan waktu penerimaan bahan makanan,
macam dan jumlah serta spesifikasi bahan makanan
menurut permintaan/ pemesanan
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
menerima bahan makanan sesuai dengan permintaan/
pesanan baik mengenai macam, jumlah dan spesifikasi
bahan makanan yang dipesan
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Pelayanan Gizi
PROSEDUR 1. Panitia pemeriksa bahan makanan mengecek
bahan makanan yang datang ke Instalasi Gizi
dengan cara mencocokkan bahan makanan yang
datang dengan spesifikasi bahan makanan yang
dipesan
2. Panitia melakukan penimbangan bahan makanan
sesuai dengan jumlah pesanan yang diminta dan
mencatat / mencocokkan hasil penimbangan
pada formulir pesanan
3. Panitia mengembalikan bahan makanan apabila
ternyata bahan yang di cek tidak sesuai dengan
spesifikasi dan jumlah bahan makanan yang
dipesan
4. Panitia menyerahkan bahan makanan kepada
petugas penyimpanan bahan makanan di
Instalasi Gizi dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas
UNIT TERKAIT  Tim PPHP

RUMAH SAKIT DR. PENYIMPANAN


SOBIRIN BAHAN MAKANAN
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

07/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1


STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan
OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara
menata, menyimpan, memelihara jumlah, kualitas dan
keamanan bahan makanan kering dan segar digudang
bahan makanan kering dan dingin/ beku serta
pencatatan dan pelaporan dengan system pengeliaran
First In First Out (FIFO)
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tersedianya
bahan makanan yang siap digunakan dalam jumlah dan
kualitas ynag tepat sesuai dengan kebutuhan
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Pelayanan Gizi
PROSEDUR 1. Penyimpanan bahan makanan dibedakan menjadi
dua kelompok yaitu penyimpanan bahan
makanan kering dan penyimpanan bahan
makanan basah
2. Bahan makanan kering disimpan dalam gudang
bahan makanan kering dan bahan makanan
basah disimpan dalam lemari pendingin
3. Semua bahan makanan disusun sistematis
menurut kelompok dan waktu penerimaan, serta
dalam keadaan terbungkus
4. Apabila bahan makanan langsung akan
digunakan setelah ditimbang dan diperiksa oleh
bagian penyimpanan bahan makanan setempat
dibawa keruangan persiapan bahan makanan
5. Semua bahan makanan yang masuk dan keluar

RUMAH SAKIT DR. PENYIMPANANBAHAN MAKANAN


SOBIRIN
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

01/II.11/IV/VIII/2017 1/1 2/2


dicatat kedalam kartu stok dan buku penerimaan bahan
makanan.
6.Pengeluaran bahan makanan dari gudang dilakukan
setiap hari sesuai permintaan dengan system First In
First Out (FIFO)
UNIT TERKAIT  Komite PPI

RUMAH SAKIT DR. PENYALURAN


SOBIRIN BAHAN MAKANAN
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

08/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1


STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan
OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Penyaluran bahan makanan adalah tata cara
mendistribusikan bahan makanan berdasarkan
permintaan dari unit kerja pengolahan bahan makanan
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tersedianya
bahan makanan siap pakai dengan jumlah dan kualitas
yang tepat sesuai dengan pesanan dan waktu yang
diperlukan
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Pelayanan Gizi
PROSEDUR 1. Petugas membuat bon permintaan bahan
makanan sesuai dengan kebutuhan, berdasarkan
standar porsi, jumlah pasien, jenis diet, dan siklus
menu yang berlaku.
2. Petugas gudang mengeluarkan bahan makanan
basah dan kering sesuai dengan permintaan yang
di sampaikan dan langsung diserahkan kepada
bagian pengolahan makanan
3. Bahan makanan yang dikeluarkan dicatat
kedalam buku pengeluaran bahan makan dan
kartu stok.
4. Pengeluaran bahan makanan basah dan kering
dari gudang dilakukan setiap hari sesuai
permintaan dengan system First In First Out
(FIFO)
UNIT TERKAIT - Instalasi Gizi

RUMAH SAKIT DR. PERSIAPAN


SOBIRIN BAHAN MAKANAN
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

09/II.11//IV/VIII/2017 1/1 1/2

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan
dalam mempersiapkan bahan makanan yang siap diolah
(mencuci, memotong, menyiangi, meracik dan
sebagainya) sesuai dengan menu, standar resep,
standar porsi, standar bumbu dan jumlah pasien yang
dilayani
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah
mempersiapkan makanan yang sesuai dengan
kebutuhan pasien dan untuk mengurangi terjadinya
resiko kontaminasi makanan pasien.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Pelayanan Gizi
PROSEDUR 1. Petugas melakukan cuci tangan dan pemakaian
APD lengkap sebelumproses persiapan makanan
2. Bahan makanan basah yang telah diterima akan
dilakukan pencucian terlebih dahulu pada bak cuci
yang sudah di tentukan sebelum dilakukan proses
pemotongan. Sedangkan bahan makanan kering
akan langsung di gunakan sesuai dengan
kebutuhan..
3. Dalam proses persiapan bahan makanan harus
menggunakan alat-alat atau container yang sudah
ditetapkan,sesuai dengan jenis bahan makanan
( misalnya penggunaan pisau dan talenan yang
harus di pisahkan)

RUMAH SAKIT DR. PERSIAPAN


SOBIRIN BAHAN MAKANAN
KAB.MUSI RAWAS
No. Dokumen No. Revisi : Halaman

01/II.11/IV/VIII/2017 1/1 2/2

Petugas pengolah harus tetap menerapkan lima


kunci keamanan pangan antara lain : selalu
menjaga kebersihan tangan dan kebersihan
tempat kerja, pisahkan pangan mentah dari
pangan matang, masaklah dengan benar, dan
jaga makanan dalam suhu aman, gunakan air
dan alat yang aman
5. Makanan yang sudah matang ditempatkan di
wadah yang bersih dan kering yang terpisah
sesuai dengan jenis masakan dan tertutup.
6. Makanan yang sudah matang segera
didistribusikan
UNIT TERKAIT  Komite PPI

RUMAH SAKIT DR. PERSIAPAN


SOBIRIN LAUK HEWANI
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

10/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017
dr. H.RM.Nawawi Akip
NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Persiapan lauk hewani adalah suatu proses kegiatan
dalam rangka mempersiapkan lauk hewani berdasarkan
menu yang ada agar mutu lauk hewani terjaga dengan
baik
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar
tersedianya lauk hewani yang aman dan dapat
memenuhi kebutuhan pasien berdasarkan siklus menu
yang berlaku
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Pelayanan Gizi
PROSEDUR 1. Pelaksana Gizi mempersiapkan lauk hewani
berdasarkan siklus menu yang berlaku saat itu
2. Pelaksana gizi membersihkan lauk hewani sesuai
dengan jenisnya
3. Pelaksana gizi mencuci lauk hewani sampai
bersih sesuai dengan jenisnya
4. Pelaksana gizi memotong lauk hewani sesuai
dengan jenis lauk hewani , pisau, talenan dan
siklus menu yang berlaku
5. Pelaksana gizi menghitung jumlah bahan
makanan sesuai dengan jumlah pasien yang
dilayani saat itu
6. Pelaksana gizi menyiapkan lauk hewani pada
wadah yang tersedia .
UNIT TERKAIT

RUMAH SAKIT DR. PERSIAPAN


SOBIRIN LAUK NABATI
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

11/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017
dr. H.RM.Nawawi Akip
NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Persiapan lauk nabati adalah suatu prosese kegiatan
dalam rangka mempersiapkan lauk nabati berdasarkan
menu yang ada agar mutu lauk nabati tetap terjaga
dengan baik
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tersedianya
lauk nabati yang aman dan dapat memenuhi kebutuhan
pasien berdasarkan siklus menu yang berlaku
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Pelayanan Gizi
PROSEDUR 1. Pelaksana gizi mempersiapkan lauk nabati
berdasarkan siklus menu yang berlaku saat itu
2. Pelaksana gizi membersihkan lauk nabati sesuai
dengan jenisnya
3. Pelaksana gizi mencuci lauk nabati sampai barsih
sesuai dengan jenisnya
4. Pelaksana gizi memotong lauk nabati sesuai
dengan jenis lauk nabati, pisau dan talenan dan
siklus menu yang berlaku
5. Pelaksana gizi menghitung jumlah bahan
makanan sesuai dengan jumlah pasien yang
dilayani saat itu
6. Pelaksana gizi menyiapkan lauk nabati pada
wadah yang tersedia
UNIT TERKAIT

RUMAH SAKIT DR. PERSIAPAN


SOBIRIN SAYURAN
KAB.MUSI RAWAS
No. Dokumen No. Revisi : Halaman

12/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Persiapan sayur adalah suatu proses kegiatan dalam
rangka mempersiapkan sayuran berdasarkan menu
yang ada agar mutu sayuran tetap terjaga dengan baik
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tersedianya
sayuran yang aman dan dapat memenuhi kebutuhan
pasien berdasarkan siklus menu yang berlaku
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Pelayanan Gizi
PROSEDUR 1. Petugas gudang menerima sayuran dari tim
penerima barang.
2. Petugas gudang menyusun sayuran yang diterima
dalam wadah yang sudah disiapkan sesuai
dengan menu
3. Petugas gudang menyimpan bahan makanan
yang belum dimasak ke ruang penyimpanan
4. Petugas gudang memberikan sayuran yang akan
diolah kepada pelaksana gizi pada saat itu sesuai
dengan menu yang berlaku
5. Pelaksana gizi membersihkan sayuran sesuai
dengan jenisnya
6. Pelaksana gizi mencuci sayuran sampai bersih
sesuai dengan jenisnya
7. Pelaksana gizi memtotong sayuran sesuai
dengan siklus menu yang berlaku
8. Pelaksana gizi melakukan proses pemasakan
UNIT TERKAIT

RUMAH SAKIT DR. PERSIAPAN BUMBU


SOBIRIN No. Dokumen No. Revisi : Halaman
KAB.MUSI RAWAS
13/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Persiapan bumbu adalah suatu proses kegiatan dalam
rangka mempersiapkan bumbu berdasarkan manu yang
ada agar mutu bumbu tetap terjaga dengan baik
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tersedianya
bumbu yang aman, sesuai standard an dapat
memenuhi kebutuhan pasien berdasarkan siklus menu
yang berlaku
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Pelayanan Gizi
PROSEDUR 1. Petugas gudang mempersiapkan bumbu yang
akan digunakan pada saat itu
2. Pelaksana gizi membersihkan bumbu sesuai
dengan jenisnya
3. Pelaksana gizi mencuci bumbu sampai bersih
sesuai dengan jenisnya
4. Pelaksana gizi memotong, mencampur dan
menggiling bumbu sesuai dengan standar
bumbu, jenis masakan dan siklus menu yang
berlaku
5. Pelaksana gizi melakukan penyimpanan bumbu
yang belum digunakan untuk memasak pada
saat itu dalam wadah tertutup.
UNIT TERKAIT

RUMAH SAKIT DR. PERSIAPAN BUAH


SOBIRIN
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

14/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Persiapan buah adalah suatu proses kegiatan dalam
rangka mempersiapkan buah berdasarkan menu yang
ada agar mutu buah tetap terjaga dengan baik
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tersedianya
buah yang aman, sesuai standard dan dapat memenuhi
kebutuhan pasien berdasarkan siklus menu yang berlaku
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Pelayanan Gizi
PROSEDUR 1. Petugas gudang mempersiapkan buah yang akan
digunakan pada saat itu
2. Pelaksana gizi membersihkan buah sesuai
dengan jenisnya
3. Pelaksana gizi mencuci buah sampai bersih
sesuai dengan jenisnya
4. Pelaksana gizi memotong buah sesuai dengan
jenis buah dengan tetap memperhatikan jenis
pisau dan talenan yang digunakan dan sikus
menu yang berlaku
5. Pelaksana gizi mengemas buah kedalam plastic
yang sudah ditentukan
6. Pelaksana gizi menyimpan buah kedalam wadah
dan tempat yang sudah ditentukan
UNIT TERKAIT

RUMAH SAKIT DR. PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN


SOBIRIN No. Dokumen No. Revisi : Halaman
KAB.MUSI RAWAS
15/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Pengolahan makanan adalah suatu proses kegiatan
terhadap bahan makanan (yang telah dipersiapkan dan
disiangi/dipotong-potong) dan bumbu-bumbu untuk
diperlakukan sesuai dengan media air, lemak, udara
atau kombinasi air,dan lemak, udara dalam rangka
meningkatkan cita rasa, kualitas, dan aman untuk di
konsumsi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah
mempertahankan nilai gizi makanan, meningkatkan nilai
cerna bahan makanan,menambah araoma, serta
membunuh kuman-kuman berbahaya atau
menghilangkan racun makanan sehingga makanan
aman untuk dikonsumsi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentangKebijakan Pelayanan Gizi
PROSEDUR 1. Petugas pengolahan memeriksa bahan makanan
yang sudah di siapkan.
2. Petugas mencampur bahan makanan dan bumbu,
serta memasak dengan cara memanggang,
menggoreng, menumis dan lain-lain sesuai
dengan menu, standar resep, standar bumbu, diet
dan jumlah pasien .
3. Makanan yang sudah masak ditempatkan pada
wadah yang sudah disediakan dan tertutup.

UNIT TERKAIT -

RUMAH SAKIT DR. DISTRIBUSI MAKANAN


SOBIRIN
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

16/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Distribusi makanan adalah suatu proses kegiatan penyampaian
makanan sesuai dengan jenis makanan dan jumlah porsi serta
diet konsumen/pasien yang dilayani.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menyediakan
makanan tepat waktu diruang perawatan, asesuai dengan
jumlah dan jenis diet pasien yang dilayani.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017 tentang
Kebijakan Gizi.
PROSEDUR 1. Makaan yang disajikan di instalasi gizi akan
dilanjutkan untuk didistribusikan kemasing-masing
pasien rawat inap.
2. Pelaksana gizi mengisi ompreng pasien sesuai dengan
petunjuk ahli gizi dan order diet yang ada.
3. Pelaksana gizi menempelkan etiket identitas pasien
pada tutup ompreng sesuai dengan order diet dan
petunjuk ahli gizi.
4. Pelaksana gizi mendistribusikan makanan ke instalasi
rawat inap sesuai dengan jadwal/waktu pemberian
makanan ke pasien sebagai berikut:
 Makan Pagi pukul 06.00-07.30 Wib
 Snck pukul 09.30-10.00 Wib
 Makan siang pukul 11.30-12.30 Wib
 Snck pukul 15.00-16.00 Wib
 Makan malam pukul 16.30-17.30 Wib
UNIT TERKAIT  Komite PPI
DISTRIBUSI MAKANAN

No. Dokumen No. Revisi : Halaman

16/II.11/VIII/2017 1/1 2/2


Pelaksana gizi membagikan makanan ke pasien
dengan mencocokkan etiket pada ompreng dan
identitas pasien dengan memperkenalkan diri serta
bertanya kepada pasien mengenai identitasnya
.sesuai dengan daftar permintaan makanan dari
ruangan, serta diawasi oleh Ahli Gizi.
6. Pelaksana gizi meminta tanda tangan perawat pada
buku kerjanya masing-masing sebagai tanda serah
terima makanan pasien yang sudah sesuai dengan
prosedur, jumlah pasien, identitas pasien dan waktu
pendistribusian.
7. 40 menit kemudian atau pasien selesai makan
petugas distribusi mengmbil ompreng/alat makan
pasien dan membawanya ke Instalasi gizi dengan
trolley yang berbeda dan melalui pintu masuk yang
berbeda dengan pintu keluar.
UNIT TERKAIT  Komite PPI

RUMAH SAKIT DR. PERMINTAAN MAKANAN PASIEN BARU


SOBIRIN
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

17/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Permintaan makanan pasien baru adalah permintaan (order)
makanan berdasarkan jumlah pasien baru.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar tersedianya
makanan untuk pasien baru sesuai dengan jumlah dan jenis
diitnya.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017 tentang
Kebijakan Pelayanan Gizi.
PROSEDUR 1. Diit awal pasien ditentukan oleh dokter di IGD atau
penanggungjawab (DPJP).
2. Perawat mengisi formulir permintaan makanan pasien
baru, sesuai dengan jumlah pasien baru di ruang rawat
inap.
3. Perawat akan menyerahkan formulir makanan yang
sudah terisi ke bagian instalasi gizi.
4. Instalasi gizi akan merekap formulir tersebut kedalam
formulir kapasitas produksi makanan.
UNIT TERKAIT  Instalasi Ruang Rawat Inap
 Instalasi Gawat Darurat

RUMAH SAKIT DR. PENYUSUNAN FORMULA MAKANAN CAIR


SOBIRIN
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

18/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Penyusunan formula makanan cair adalah persiapan makanan
yang mempunyai konsistensi cair hingga kental yang diberikan
kepada pasien yang mengalami gangguan menelan, suhu
tinggi, rasa mual, muntah, pasca pendarahan saluran cerna,
serta pra dan pasca bedah.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan
makanan sesuai keadaan dan penyakit pasien dalam bentuk
cair atau semi cair yang memenuhi kebutuhan gizi pasien.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017 tentang
Kebijakan Gizi.
PROSEDUR 1. Dokter menentukan diit cair sesuai keadaan dan jenis
pasien.
2. Ahli gizi menghitung nilai gizi diet tersebut dan
menterjemahkan kedalam bentuk makanan..
3. Hasil perhitungan diet tersebut diserahkan kebagian
penyelenggaraa makanan untuk dibuat formula
tersebut.
UNIT TERKAIT Instalasi Ruang Rawat Inap

RUMAH SAKIT DR. KESELAMATAN KERJA


SOBIRIN DI RUANG PERSIAPAN ,PENGOLAHAN DAN
KAB.MUSI RAWAS DISTRIBUSI MAKANAN UNIT PELAYANAN GIZI

No. Dokumen No. Revisi : Halaman

19/II.11//IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Keselamatan kerja adalah suatu upayaatau tindakan yang harus
diterapkan dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi
di dalam ruang persiapan dan pengolahan dan distribusi akibat
kesalahan kerja petugas ataupun kelalaian/kesengajaan.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
mencegah/mengurangi kecelakaan kerja.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017 tentang
Kebijakan Gizi.
PROSEDUR 1. Petuga memakai APD lengkap
2. Tidak mengisi panic/piring terlalu panas.
3. Tidak mengisi kereta makan melebihi kapasitas kereta
makanan.
4. Meletakkan alat dengan teratur dan rapi.
5. Bila ada alat pemanas, perhatikan pada waktu
menggunakannya.
6. Bila membawa air panas tutuplah dengan rapat atau
tidak mengisi tempat tersebut sampai penuh.
UNIT TERKAIT -

RUMAH SAKIT DR. KESEHATAN DAN KEAMANAN BAHAN MAKANAN


SOBIRIN DAN MAKANAN
KAB.MUSI RAWAS
No. Dokumen No. Revisi : Halaman

20/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Kesehatan bahan makanan dan makanan adalah untuk
mengendalikan factor cemaran baik, fisik,kimia dan bakteri,
sehingga makanan tersebut higienis, sehat dan aman untuk
dikonsumsi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah arar bahan makanan
yang disajikan aman/bebas dari penyakit.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017 tentang
Kebijakan Gizi.
PROSEDUR 1. Persiapan dan pengolahan bahan makanan
a. Bahan makanan makanan harus diperiksa fisik,
kimiawi dan biologi minimal 6 bulan sekali
diambil sampelnya untuk konfirmasi secara
laboratorium sehingga tidak membahayakan
kesehatan
b. Apabila menggunakan bahan makanan harus sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
c. Melakukan persiapan dan pengolahan bahan makanan
dan makanan dengan menggunakan alat yang sesuai
standar dan tidak tertukar, seperti penggunaan pisau
dan talenan.
2. Penyimpanan Bahan Makanan dan Makanan
a. Tempat penyimpanan bahan makanan harus selalu
terpelihara dan dalam keadaan bersih, terlindung
dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan
hewan lain.
b. Bahan makanan dan makanan jadi disimpan pada
tempat terpisah.
c. Makanan yang mudah membusuk disimpan dalam
lemari pendingin.
d. Bahan makanan di besrsihkan terlebih dahulu
sebelum di simpan di lemari pendingin.
UNIT TERKAIT  Komite PPI
 Instalasi Sanitasi
RUMAH SAKIT DR. KESEHATAN DAN KEAMANAN BAHAN MAKANAN
SOBIRIN DAN MAKANAN
KAB.MUSI RAWAS
No. Dokumen No. Revisi : Halaman

20/II.11/VIII/2017 1/1 1

Penyajian Makanan
a. Cara penyajian makanan harus terhindar dari
pencemaran dengan menggunakan kereta
makanan /troley makanan tertutup dan bersih
b. Troley makanan dan trolley makanan sisa
harus dibedakan.
c. Alur DistribusI makanan agar melalui jalur
tertentu sehingga tidak memungkinkan terjadi
pencemaran
Unit Terkait  Komite PPI
 Instalasi Sanitasi
DISTRIBUSI MAKANAN

No. Dokumen No. Revisi : Halaman

01/II.11/VIII/2017 1/1 2/2


Penyajian Makanan
a. Cara penyajian makanan harus terhindar dari
pencemaran dengan menggunakan kereta
makanan /troley makanan tertutup dan bersih
b. Troley makanan dan trolley makanan sisa harus
dibedakan.
c. Alur Distribusi makanan agar melalui jalur yang
berbeda sehingga tidak memungkinkan terjadi
pencemaran
UNIT TERKAIT  Komite PPI
 Inst. Sanitasi
RUMAH SAKIT DR. PENYIMPANAN MAKANAN UNTUK SAMPLE
SOBIRIN
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

21/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Penyimpanan makanan untuk sample adalah suatu tata
acara menata, menyimpan, memelihara kualitas dan
kemanan makanan untuk sample
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
persiapan atau pengendalian jika ada kasus keracunan
makanan pada pasien dan masalah pada pasien terkait
makanan
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Gizi.
PROSEDUR 1. Makanan yang telah matang akan diambil sample
berdasarkan jenis masakan.
2. Masing-masing makanan ditempatkan pada
cawan yang sudah disediakan
3. Setiap makanan akan diberikan label sesuai
dengan menu dan waktu pengolahan
4. Makanan yang telah diisi ditempatkan pada suatu
container dan disimpan didalam kulkas selama 24
jam
UNIT TERKAIT  Sanitasi
 PPI

RUMAH SAKIT DR. PENGATURAN SUHU MAKANAN


SOBIRIN
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

22/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Pengertian suhu makanan pengawasan /pemantauan terhadap
suhu makanan yang akan didistribusikan kepada pasien
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
pengawasan terhadap suhu makanan yang dihasilkan di
Instalasi Gizi sebelum makanan tersebut didistribusikan
kepasien
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017 tentang
Kebijakan Gizi.
PROSEDUR 1. Makanan yang disajikan panas harus tetap disimpan
dalam suhu lebih 600C.
2. Makanan yang disajikan dingin disimpan pada suhu
kurang dari 40C.
3. Makanan yang disajikan panas yang disimpan kurang
dari 400C harus dipanaskan kembali sampai dengan
suhu 600C sebelum disajikan
4. Jika tidak ada trolley pemanas untuk pendistribusian
makanan harus segera disajikan dalam keadaan hangat
dan di informasikan ke pasien agar segera di konsumsi.
UNIT TERKAIT -

RUMAH SAKIT DR. PERLENGKAPAN KERJA


SOBIRIN
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

23/II.11//IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Perlengkapan kerja adalah alat-alat yang dipakai sebagai upaya
atau tindakan yang harus diterapkan untuk menghindari
kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja petugas ataupun
kelalaian/kesengajaan.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
mencegah/mengurangi kecelakaan kerja.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Pelayanan Gizi.
PROSEDUR 1. Baju kerja, celemek dan topi yang terbuat dari bahan
yang tidak panas, tidak licin dan enak dipakai sehingga
tidak menggagu gerak waktu bekerja.
2. Menggunakan sandal tertutup atau sepatu karet yang
tidak licin dan nyaman dipakai.
3. Mengunakan cempal/serbet pada tempatnya.
4. Tersedianya alat pemadam kebakaran dan berfungsi
dengan baik.
5. Tersedianya alat/obat P3K.
UNIT TERKAIT  Bagian Perlengkapan
 K3RS

RUMAH SAKIT DR. PENYIMPANAN PRODUK NUTRISI ENTERAL


SOBIRIN
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

24/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Penyimpanan produk nutrisi enteral adalah suatu tata acara
menata, menyimpan, memelihara kualitas dan keamanan
produk nutrisi enteral.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengurangi
resiko kontaminasi dan pembusukan.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Pelayanan Gizi.
PROSEDUR 1. Produk nutrisi enteral ( susu formula) disimpan pada
suhu 18-25 derajat Cilesius.
2. Penyimpanan di susun rapi dengan menuliskan tanggal
kadaluarsa pada kotak .
3. Setelah dibuka,tutuplah sachet dengan rapat.
4. Simpan ditempat yang sejuk/sesuai dengan jenis
barang.
5. Habiskan isinya dalam waktu kurang dari satu bulan.
6. Jangan daikonsumsi jika terjadi penggumpalan,
perubahan yang mencolok pada bau, rasa atau warna
formula.

UNIT TERKAIT Inst. Farmasi

RUMAH SAKIT DR. PENGONTROLAN FASILITAS


SOBIRIN
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

25/II.11//IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Pengontrolan fasilitas adalah kegiatan pengawasan yang
berkesinambungan dan terus-menerus terhadap fasilitas yang
dibutuhkan baik itu berupa sarana maupun prasarana sertaalur
didalam penyelenggaraan makanan.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar terwujudnya
fasilitas yang aman dan sesuai dengan persyaratan kesehatan,
sehinggapenyelenggaraan makanan dapat berjalan dengan
optimal.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017 tentang
Kebijakan Gizi.
PROSEDUR 1. Pengontrolan terhadap fasilitas di instalasi gizi
dilakukan secara berkala yaitu setiap hari, setiap
minggu, dan setiap tahun.
2. Pengontrolan yang dilakukan setiap hari adalah:
a. Pengontrolan got/tempat pembuangan air
b. Pengontrolan alat-alat makan pasien, alat-alat
masak
c. Pengontrolan suhu
d. Pengontrolan Kebersihan ruangan
e. Pengontrolan bahan makanan basah
f. Pengontrolan tabung dan regulator gas.
3. Pengontrolan yang dilakukan setiap minggu:
a. Pengontrolan gudang
b. Pengontrolan kulkas
c. Pengontrolan kaca/jendela
4. Pengontrolan yang dilakukan setiap tahun:
Pengontrolan bangunan instalasi gizi
UNIT TERKAIT  IPSRS
 K3RS
 Instalasi Sanitasi
 Komite PPI

RUMAH SAKIT DR. KEBERSIHAN PERALATAN DAPUR DAN TEMPAT


SOBIRIN PENGOLAHAN
KAB.MUSI RAWAS
No. Dokumen No. Revisi : Halaman

26/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Kebersihan peralatan dapur dan tempat pengolahan adalah
membersihkan dan memusnahkan bakteri yang mungkin
menempel pada alat dan sisa makanan sehingga selanjutnya
alat dapat digunakan dengan aman.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar alat yang
digunakan aman/bebas dari kuman penyakit serta dapat
terhindar dari kontaminasi kuman dari alat maupun reaksi-
reaksi yang ditimbulkan oleh alat tersebut.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017 tentang
Kebijakan Gizi.
PROSEDUR 1. Peralatan agar dicuci segera setelah digunakan
selanjutnya didesinfeksi atau dikeringkan dengan
bantuan sinar matahari/pemanas bantuan dan tidak
boleh dilap dengan kain.
2. Peralatan .yang sudah bersih disimpan dalam keadaan
kering pada tempat yang tidak lembab,
tertutup/terlindung dari pencemaran dan binatang
penganggu.
3. Tempat pengolahan makanan dibersihkan dengan
antiseptic sebelum dan sesudah kegiatan dilaksanakan.
4. Asap dikeluarkan melalui exhaus hood/cerobong asap.
5. Intensitas cahaya diupayakan tidak kurang dari 200
lux.
UNIT TERKAIT  PPI
 Instalasi Sanitasi
 K3RS

RUMAH SAKIT DR. KEBERSIHAN RUANG INSTALASI GIZI


SOBIRIN
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

27/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Kebersihan ruangan instalasi gizi adalah upaya untuk menjaga
kesehatan ruangan instalasi gizi dengan cara membersihkan
lingkungan sekitar dan memusnahkan kotoran/ bakteri yang
ada sehingga lingkungan menjadi bersih dan aman.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menjaga
kebersihan agar aman/bebas dari kuman penyakit serta
terhindar dari kontaminasi atau pencemaran udara.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017 tentang
Kebijakan Gizi.
PROSEDUR 1. Sebelum melakukan kegiatan ruangan instalai gizi di
bersihkan terlebih dahulu
2. Setiap habis melakukan kegiatan, lingkungan/tempat
kerja selalu dibersihkan dengan memakai lap, sapu dan
di desinfektan.
3. Tempat penyimpanan bahan makanan dibersihkan
secara rutin setiap 1 (satu) minggu sekali.
4. Untuk lingkungan sekitar ruang instalasi gizi dijaga
kebersihannya secara berkala 1 bulan sekali dengan
melakukan pengepelan basah dengan menggunakan air
dan disinfektan.
5. Melakukan jum’at bersih sebagai upaya peningkatan
kebersihan dan budaya gotong royong.
UNIT TERKAIT  PPI
 Instalasi Sanitasi

RUMAH SAKIT DR. KESEHATAN PENJAMAH MAKANAN


SOBIRIN
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

28/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Kesehatan penjamah makanan adalah penyehatan perorangan
yang layak dalam penyelenggaraan makanan baik mengenai
prilaku, kebiasaan serta sikap bekerja.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar penjamah
makanan mengetahui, mengerti dan menerapkan prinsip umum
kesehatan pribadi dan cara-cara menerapkan ilmu kesehatan
dalam kehidupannya sehari-hari di rumah, di masyarakat dan
khususnya dirumah sakit.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017 tentang
Kebijakan Gizi.
PROSEDUR 1. Bukti sehat dari bebas dari penyakit
2. Bersih diri, pakaian dan seluruh badan
3. Mengikuti pemeriksaan seara periodic
4. Mengetahui proses kerja, pelayanan makanan yang
benar dan tepat serta tehnik dan cara menerapkan
hygiene dan sanitasi dalam penyelenggaraan makanan.
5. Berperilaku yang mendukung terwujudnya penyehatan
makanan.
UNIT TERKAIT  Instalasi Radiologi,
 Instalasi Laboratorium
 Komite PPI
 K3RS

PENCUCIAN ALAT MAKAN PASIEN


RUMAH SAKIT DR.
SOBIRIN No. Dokumen No. Revisi : Halaman
KAB.MUSI RAWAS
29/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
P(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Pencucian alat makan pasien adalah serangkaian kegiatan
pembersihan yang dilakukan terhadap alat makan yang
digunakan pasien untuk menghindari kontaminasi/penularan
penyakit terhadap pasien.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tersediannya alat
makan yang bersih dan sehat bagi pasien guna mencegah
terjadinya penularan penyakit .
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017 tentang
Kebijakan Gizi.
PROSEDUR 1. Peralatan dicuci segera setelah digunakan selanjutnya
didesinfektan atau dikeringkan dengan bantuan sinar
matahari/pemanas dan tidak boleh dilap dengan kain.
2. Peralatan yang sudah bersih disimpan dalam keadaan
kering pada tempat yang tidak lembab,
tertutup/terlindung dari pencemaran dan binatang
penganggu.
3. Cara Membersihkan alat:
a. Buang sisa makanan yang tertinggal pada alat
makan kedalam kotak sampah.
b. Guyur alat makan kotor tersebut dengan air panas
sampai bersih
c. Gosok alat makan dengan sabun sampai lemak dan
sisa makanan hilang.
d. Bilas alat makan tersebut dengan air mengalir
selanjutnya bilas lagi dengan air panas.
e. Letakan alat makan tersebut pada rak piring sampai
kering.
\
UNIT TERKAIT  Komite PPI
 Instalasi Sanitasi

RUMAH SAKIT DR. PENGENDALIAN NYAMUK, KECOA, TIKUS, LALAT


SOBIRIN DAN BINATANG YANG MENGANGGU LAINNYA
KAB.MUSI RAWAS
No. Dokumen No. Revisi : Halaman

30/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Tata cara pengendalian nyamuk, kecoa, lalat dan binatang
penganggu lainnya di RS dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
mengendalikan nyamuk, kecoa, tikus, lalat dan binatang
penganggu lainnya agar menjauh dan tidak menyebarkan bibit
penyakit di lingkungan rumah sakit.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017 tentang
Kebijakan Pelayanan Gizi.
PROSEDUR a. Melakukan kebersihan ruangan setiap hari dan
setiap minggu untuk kebersihan menyeluruh
( Jum’at bersih).
b. Menjaga agar ruangan tidak gelap dan tidak
lembab.
c. Untuk nyamuk lakukan pengurasan bak
penampungan air seminggu sekali
d. Untuk pemberantasan nyamuk dewasa dilakukan
penyemprotan dengan bahan kimia (penyemprotan
nyamuk)
e. Apabila ada kasus demam berdarah yang tertular di
rumah sakit maka dilakukan penasapan (fogging)
di rumah sakit
f. Pengendalian dilakukan secara fisik dan kimiawi
g. Pengendalian tikus dan kecoa secara fisik dengan
cara membunuh langsung binatang pengerat
tersebut dengan alat pukul, menyiram tempat
perindukan dengan air panas dan menutup celah
celah dinding agar binatang tersebut tidak dapat
masuk.
h. Pengendalian secara kimiawi dengan mengunakan
wipol atau desinfektan yang disiramkan ke lantai
secara menyeluruh, rata dan di keringkan..
i. Memasang perangkap tikus ditempat yang
teridentifikasi keberadaan tikus
j. Pengendalian lalat dilakukan dengan menggunakan
alat penangkap serangga
k. Alat tersebut dipasang/digantung ditempat yang
agak tinggi agar lalat dapat hinggap di alat tersebut

RUMAH SAKIT DR. PENGENDALIAN NYAMUK, KECOA, TIKUS, LALAT


SOBIRIN DAN BINATANG YANG MENGANGGU LAINNYA
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

30/II.11/IV/VIII/2017 1/1 2/2

PROSEDUR l. Bila terdapat kucing, kambing dan anjing di rumah


sakit
m. Dilakukan penangkapan terhadap binatang tersebut
n. Untuk anjing pengendaliannya dilakukan dengan
memberi makanan yang beracun, dapat juga
dilakukan dengan penangkapan langsung oleh
petugas dan dibuang jauh dari rumah sakit
o. Sedangkan untuk kucing dilakukan penangkapan
langsung oleh petugas dan dibuang jauh dari
rumah sakit
p. Menutup semua lobang atau celah tempat keluar
masuk binatang tersebut agar tidak kembali lagi.
.
UNIT TERKAIT K3 dan petugas Sanitarian
RUMAH SAKIT DR. SOBIRIN PENGENDALIAN NYAMUK, KECOA, TIKUS,
KAB.MUSI RAWAS LALAT
DAN BINATANG YANG MENGANGGU LAINNYA
No. Dokumen No. Revisi : Halaman

Jl.Yos.Sudarso No.3
Telp.(0733) 321013 , Fax ( 0733 )
324973, Lubuklinggau Kode Pos
31611
PROSEDUR 1. Pengendalian Tikus
i. Memasang perangkap tikus ditempat yang
teridentifikasi keberadaan tikus
ii. Dapat juga dilakukan pemukulan terhadap
tikus
iii. Alternatif lainnya dilakukan secara
kimiadengan memberikan umpan beracun

2. Pengendalian Lalat
q. Pengendalian lalat dilakukan dengan
menggunakan alat penangkap serangga
r. Alat tersebut dipasang/digantung ditempat
yang agak tinggi agar lalat dapat hinggap di
alat tersebut

3. Pengendalian Binatang Penganggu Lainnya


s. Bila terdapat kucing, kambing dan anjing di
rumah sakit
t. Dilakukan penangkapan terhadap binatang
tersebut
u. Untuk anjing pengendaliannya dilakukan
dengan memberi makanan yang beracun,
dapat jugadilakukan dengan penangkapan
langsung oleh petugas dan dibuang jauh
dari rumah sakit
v. Sedangkan untuk kucing dilakukan
penangkapan langsung oleh petugas dan
dibuang jauh dari rumah sakit
.
UNIT TERKAIT K3 dan petugas Sanitarian

RUMAH SAKIT DR. EDUKASI GIZI


SOBIRIN
No. Dokumen No. Revisi : Halaman
KAB.MUSI RAWAS

31/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10 Agustus 2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Edukasi gizi adalah suatu proses perubahan perilaku
secara terencana pada individu, kelompok atau
masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mengatasi
masalah gizi
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah- langkah untuk
mengubah pemahaman individu, kelompok dan
masyarakat dibidang gizi sebagai sesuatu yang bernilai,
mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Gizi.
PROSEDUR 1. Menyampaikan kepada pasien agar
mengkonsumsi makanan yang diberikan dari
rumah sakit.
2. Apabila pasien membawa makanan dari rumah
ahli gizi harus menjelaskan bahwa ada beberapa
bahan makanan yang harus dibatasi sesuai
dengan jenis penyakitnya, serta harus
memperhatikan syarat dari hygiene dan sanitasi
makanan.
3. Ahli Gizi mencatat dan menandatangani hasil KIE
pada formulir Edukasi Terintergrasi.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap

RUMAH SAKIT DR. PELAYANAN GIZI RUANG RAWAT INAP


SOBIRIN No. Dokumen No. Revisi : No. Dokumen
KAB.MUSI RAWAS

32/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10 Agustus 2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Pelayanan gizi ruang rawat inap adalah serangkaian
proses kegiatan pelayanan gizi yang berkesinambungan
dimulai dari perencanaan diet hingga evaluasi diet di
ruang rawat inap.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
memberikan pelayanan gizi kepada pasien rawat inap
agar memperoleh nutrisi yang sesuai dengan kondisi
pasien dan penyakitnya serta mempercepat proses
penyembuhan.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Pelayanan Gizi.
PROSEDUR 1. Melakukan visite bersama team kesehatan.
2. Dokter dan Ahli Gizi akan menentukan diet
pasien.
3. Ahli Gizi akan menghitung kebutuhan diet pasien
dengan melakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Pengkajian gizi
b. Penentuan status gizi pasien
c. Menentukan jenis, bentuk diet sesuai dengan
penyakit dan cara pemberiannya.
4. Membuat perencanaan terapi nutrisi, membuat
pemesanan makanan pasien ke unit
penyelenggaraan makanan instalasi gizi.
5. Melakukan konsultasi gizi, edukasi dan
penyuluhan gizi kepada pasien.
6. Melakukan monitoring dan evaluasi terapi nutrisi
pasien.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap dan ICU

RUMAH SAKIT DR. MONITORING PENYIAPAN, PENYIMPANAN


SOBIRIN DAN DISTRIBUSI MAKANAN
KAB. MUSI RAWAS
No. Dokumen No. Revisi : Halaman

33/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Monitoring adalah pengawasan terhadap rangkaian
kegiatan mulai dari penyiapan makanan sampai
pendistribusian makanan ke pasien.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
meminimalis resiko kontaminasi dan pembusukan
makanan.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Gizi.
PROSEDUR 1. Ahli gizi akan memonitoring penyiapan,
penyimpanan dan distribusi makanan setiap hari
dengan cara mengisi formulir monitoring
penyiapan, penyimpanan dan distribusi makanan.
2. Ahli gizi akan mengisi formulir monitoring
penyiapan, penyimpanan dan distribusi makanan,
dengan cara memberi tanda centang pada
jawaban sesuai dengan pilihan.
3. Bila ada yang tidak sesuai dengan hasil
monitoring, segera ditindak lanjuti agar sesuai
dengan SPO.
UNIT TERKAIT -
RUMAH SAKIT DR. SKRINING GIZI AWAL PASIEN RAWAT INAP
SOBIRIN
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

34/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Proses sederhana dan cepat untuk mengidentifikasi
individu yang mengalami kekurangan gizi atau yang
berisiko terhadap permasalahan gizi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
menentukan seseorang berisiko malnutrisi atau tidak.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Gizi.
PROSEDUR 1. Skrining gizi awal pasien dewasa dilakukan
dengan metode MST (Malnutrision Screening
Tool)
2. Perawat melakukan skrening gizi awal dengan
mengisi form assesmen awal rawat inap dan
rawat jalan pada status nutrisi
3. Perawat menanyakan soal no 1 mengenai ada
tidaknya penurunan berat badan
a. Jika tidak, beri tanda centang (√ )
pada jawaban a
b. Juka tidak yakin, beri tanda centang (√ ) pada
jawaban b
c. Jika ya, beri tanda centang (√ ) pada jawaban
c sesuai dengan penurunan berat badannya.
4. Menanyakan soal no 2 mengenai asupan
makanan pasien apakah berkurang atau tidak.
Jika tidak, beri tanda centang (√ ) pada jawaban
a, jika ya, beri tanda centang (√ ) pada jawaban b
5. Menjumlah skor jawaban no 1 dan no 2, bila skor
>2
Pasien berisiko malnutisi.
6. Apabila pasien berisiko malnutrisi perawat
mengkoordinasi kepada dokter DPJP untuk
dikonsultasikan ke Ahli Gizi.

UNIT TERKAIT - IRI dan ICU

RUMAH SAKIT DR. PENENTUAN RANCANGAN DAN EVALUASI


SOBIRIN DIET PASIEN
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman
35/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
P(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh Ahli Gizi
tentang peraturan makanan yang telah disesuaikan
dengan perhitungan kebutuhan serta keadaan penyakit
pasien.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah memberikan
diet yang tepat kepada pasien sesuai dengan kebutuhan
dan keadaan penyakitnya dan untuk mempercepat
penyembuhan pasien.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Gizi.
PROSEDUR 1. Pasien baru masuk rumah sakit yang dirawat inap
akan dimonitor oleh dokter, perawat dan ahli gizi.
2. Visite bersama dokter dan team medis lainnya.
3. Diet pasien dilakukan oleh dokter dan ahli gizi
berdasarkan penyakit dengan berpedoman
Penuntun Diit.
4. Ahli Gizi akan merancang kebutuhan diit pasien
berdasarkan , siklus menu,status gizi dan jenis
penyakit.
5. Hasil perhitungan diit tersebut akan diterjemahan
kedalam bentuk makanan sehari.
6. Pelaksanaan diet pasien selama di rumah sakit
akan dievalusi oleh ahli gizi dan apabila perlu
dilakukan perubahan diit dengan persetujuan dari
dokter yang merawat.

UNIT TERKAIT - IRI dan ICU

RUMAH SAKIT DR. PERENCANAAN TERAPI NUTRISI


SOBIRIN No. Dokumen No. Revisi : Halaman
KAB.MUSI RAWAS
36II.11/1V/VIII/201 1/1 1/1
7

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
P(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Perencanaan terapi yang diberikan kepada pasien yang
mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar terapi
nutrisi kepada pasien dapat dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan nutrisi pasien.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Gizi.
PROSEDUR 1. Berdasarkan assesmen nutrisi awal, pasien yang
berisiko nutrisi dilanjutkan dengan skrining gizi
lanjut.
2. Membuat rencana intervensi yang strategis dengan
preskripsi diit, tujuan diit, syarat diit, kebutuhan zat
gizi, Cara pemberian makanan dan Jadwal
pemberian makanan.
3. Mengkoordinasikan hasil rencana terapi kepada
dokter DPJP.
4. Menyampaikan rencana terapi nutrisi kepada pasien
atau keluarga pasien.
5. Menetapkan menu/diit sesuai dengan perencanaan
terapi nutrisi.
6. Menyampaikan menu/diit ke Instalasi Gizi.
7. Mengawasi pemberian terapi nutrisi kepada pasien.
UNIT TERKAIT - IRI dan ICU
RUMAH SAKIT DR.
SOBIRIN MONITORING TERAPI NUTRISI
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

40II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
P(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Proses berkesinambungan dan terus menerus untuk
mengukur input atau sumberdaya, waktu pelaksanaan
kegiatan, hasil, masalah-masalah yang timbul dalam
pemenuhan nutrisi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
memantau keberhasilan dari terapi nutrisi di rumah
sakit.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Gizi.
PROSEDUR 1. Memonitor, mengecek, pemahaman dan
ketaatan diit pasien.
2. Memonitor apakah pemberian nutrisi sudah
sesuai dengan perencanaan terapi nutrisi.
3. Memonitor keadaan /status gizi pasien secara
umum dan kemampuan pasien menghabiskan
makanannya.
UNIT TERKAIT - IRI dan ICU
RUMAH SAKIT DR. EVALUASI TERAPI NUTRISI
SOBIRIN No. Dokumen No. Revisi : Halaman
KAB.MUSI RAWAS
41/II.11/IV/VIII/201 1/1 1/1
7

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
P(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Suatu proses untuk menentukan nilai atau usaha untuk
mengukur pencapaian tujuan terapi nutrisi dengan
membandingkannya terhadap standar nilai yang sudah
ditentukan sebelumnya.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
mengukur/menilai keberhasilan dari terapi nutrisi dan
pelayanan gizi di rumah sakit.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Gizi.
PROSEDUR 1. Membandingkan indicator outcome dengan
standar.
2. Membandingkan data monitoring dengan
perencanaan terapi nutrisi dan pemberian terapi
nutrisi
3. Menentukan tindak lanjut.
UNIT TERKAIT - IRI dan ICU
RUMAH SAKIT DR. SOBIRIN PEMBERIAN TERAPI NUTRISI
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

II.11/41/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
P(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Terapi tang diberikan kepada pasien yang mengalami
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penerapan
langkah-langkah agar kebutuhan nutrisi pasien
terpenuhi baik secar oral, enteral maupun panenteral
sesuai dengan kebutuhan nutrisi serta kondisi/penyakit
pasien.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Pelayanan Gizi.
PROSEDUR 1. Menetapkan menu atau diet sesuai dengan
perencanaan terapi nutrisi.
2. Menyampaikan diet pasien ke Instalasi gizi
3. Instalasi gizi menterjemahkan diet dalam bentuk
makanan.
4. Mengawasi pemberian terapi nutrisi kepada
pasien.
UNIT TERKAIT - IRI dan ICU
RUMAH SAKIT DR. MEKANISME PENCATATAN DAN PELAPORAN
SOBIRIN KESALAHAN DALAM
KAB.MUSI RAWAS PELAYANAN GIZI KE PASIEN
No. Dokumen No. Revisi : Halaman

43/II.11/IV/VIII/201 1/1 1/1


7

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
P(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Mekanisme pencatatan dan pelaporan kesalahan dalam
pelayanan gizi adalah suatu usaha untuk mencatat,
melaporkan, serta menindaklanjuti segala permasalahan
yang menyangkut kesalahan dalam pelayanan gizi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar
petugas gizi bekerja lebih professional dalam
memberikan pelayanan gizi sehingga pasien
mendapatkan pelayanan gizi yang optimal, aman dan
bermutu.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Gizi.
PROSEDUR 1. Segala permasalahan gizi yang terjadi pada
pasien akan dicatat dalam buku permasalahan di
Instalasi gizi.
2. Bila terjadi kesalahan dalam pelayanan gizi
sedapat mungkin dikendalikan terlebih dahulu.
3. Kepala Instalasi gizi akan segera menindaklanjuti
dan meneruskan permasalahan tersebut ke
atasan langsung instalasi gizi dan melaporkan ke
bagian team Keselamatan Pasien Rumah Sakit
dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas
UNIT TERKAIT - IRI dan ICU
RUMAH SAKIT DR. PENYULUHAN GIZI
SOBIRIN
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

44/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
P(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Penyuluhan gizi adalah penyampaian pesan-pesan gizi
untuk meningkatkan kemampuan
pasien/klien/pelanggan dan kelompok-kelompok
masyarakat, agar mereka dapat mandiri dalam
memecahkan masalah gizi untuk mempercepat proses
penyembuhan dan rehabilitasinya.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
membuat perubahan pengetahuan, sikap, prilaku
makann, serta pola makan sesuai dengan kebutuhan
pasien
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Gizi.
PROSEDUR 1. Menyiapkan materi dan bahan penyuluhan sesuai
dengan kelompok sasaran yang sudah diketahui
oleh PKRS
2. Perkenalan diri
3. Menyampaikan materi penyuluhan
4. Evaluasi dan Tanya jawab
5. Pencatatan dan pelaporan
UNIT TERKAIT - IRI ,ICU, PKMRS
RUMAH SAKIT DR. KONSULTASI GIZI
SOBIRIN
KAB.MUSI RAWAS No. Dokumen No. Revisi : Halaman

45/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Konsultasi Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai
proses komunikasi dua arah yang dilaksanakan oleh
tenaga gizi untuk mernanamkan dan meningkatkan
pengertian, sikap dan perilaku pasien dalam merngenali
dan mengatasi masalah gizi sehingga pasien dapat
memutuskan apa yang akan dilakukannya.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
membuat perubahan pengetahuan, sikap, prilaku
makanan, serta pola makan sesuai dengan kebutuhan
pasien
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Gizi.
PROSEDUR 1. Dokter membuat permintaan konsultasi gizi
pada formulir status perkembangan pasien
2. Ahli gizi Mengunjungi pasien/ keluarga pasien
diruang rawat dan memperkenalkan diri sebagai
petugas ahli gizi untuk memberikan konsultasi
3. Ahli gizi melakukan anamnesa diit dan dicatat
dalam lembaran anamnesa guna mengetahui
status gizi serta pola makan pasien.
4. Ahli gizi merencanakan diit pasien yang
disesuaikan dengan keadaan status gizi,
penyakit,sosial ekonomi dan melakukan
konsultasi gizi serta memberikan liflet.
5. Ahli gizi mencatat dan menandatangani sesuai
hari, tanggal dan waktu melakukan konsultasi
gizi pada formulir edukasi terintegrasi.
UNIT TERKAIT - IRI
- IRJ
- Instalasi gizi,
PEMERINTAH PENDISTRIBUSIAN BAHAN MAKANAN
KAB. MUSI RAWAS KARYAWAN
RUMAH SAKITDR.SOBIRIN No. Dokumen No. Revisi : Halaman

46/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Pendistribusian bahan makanan karyawan adalah
suatu proses kegiatan penyampaian bahan makanan
sesuai dengan jumlah dan jenis bahan makanan dan
karyawan yang dilayani
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah
menyediakan makanan sesuai dengan jumlah dan
jenis makanan dan karyawan yang dilayani
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Pelayanan Gizi
PROSEDUR 1. Merekap jadwal dinas ruangan yang telah
disampaikan ke Instalasi Gizi
2. Instalasi Gizi menghitung kebutuhan bahan
makanan yang akan didistribusikan selama satu
bulan
3. Bahan makanan di pesan sesuai dengan
prosedur yang ada dan di simpan di instalasi
gizi.
4. Instalasi gizi menyiapkan administrasi
pengambialan bahan makanan oleh karyawan
berdasarkan dengan jadwal dinas.
5. Karyawan yang mengambil bahan makanan ke
Instalasi Gizi menandatangani Buku tanda
terima bahan makan, sebagai bukti bahwa
bahan makanan tersebut sudah diambil
6. Instalasi Gizi membuat laporan pendistribusian
bahan makanan yang telah di bagikan kepada
direktur .
UNIT TERKAIT  Ruang Rawat Inap
 Instalasi Penunjang
PEMERINTAH PERMINTAAN MAKANAN PASIEN
KAB. MUSI RAWAS DI RUANG RAWAT INAP
RUMAH SAKIT DR. No. Dokumen No. Revisi : Halaman
SOBIRIN
47/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Permintaan makanan pasien adalah permintaan (order)
makanan berdasarkan jumlah pasien di ruang rawat.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar
tersedianya makanan untuk pasien sesuai dengan
jumlah dan jenis diitnya.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Pelayanan Gizi.
PROSEDUR 1. Order diit awal pasien di lakukan di UGD oleh
dokter .
2. Setelah di ruang rawat inap diet pasien di
tentukan oleh DPJP bersama ahli gizi.
3. Perawat mengisi formulir permintaan makanan
pasien sesuai dengan jumlah dan diit pasien di
ruang rawat inap.
4. Perawat akan menyerahkan formulir makanan
yang sudah terisi ke bagian instalasi gizi.
5. Instalasi gizi akan merekap formulir tersebut
kedalam formulir kapasitas produksi makanan.
UNIT TERKAIT  Instalasi Gizi
 Instalasi Ruang Rawat Inap

PEMERINTAH PEMERIKSAAN DAN PENERIMAAN


KAB. MUSI RAWAS BAHAN MAKANAN
RUMAH SAKIT DRSOBIRIN No. Dokumen No. Revisi : Halaman

48/II.11/IV/VIII/2017 1/1 1/1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Pemeriksaan bahan makanan adalah suatu proses
kegiatan memeriksa, meneliti, mencatat, memutuskan
dan melaporka waktu pemeriksaan bahan makanan,
macam dan jumlah serta spesifikasi bahan makanan
menurut permintaan/ pemesanan
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
memeriksa dan menerima bahan makanan sesuai
dengan permintaan/ pesanan baik mengenai macam,
jumlah dan spesifikasi bahan makanan yang dipesan
KEBIJAKAN Keputusan Direktur nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Penetapan Tim PPHP Rumah Sakit Dr. Sobirin
TA 2017.
PROSEDUR 1. Panitia pemeriksa bahan makanan mengecek
bahan makanan yang datang ke Instalasi Gizi
dengan cara mencocokkan bahan makanan yang
datang dengan spesifikasi bahan makanan yang
dipesan
2. Panitia melakukan penimbangan bahan makanan
sesuai dengan jumlah pesanan yang diminta dan
mencatat/mencocokkan hasil penimbangan pada
formulir pesanan
3. Panitia mengembalikan bahan makanan apabila
ternyata bahan yang di cek tidak sesuai dengan
spesifikasi bahan makanan yang dipesan
4. Panitia menyerahkan bahan makanan kepada
petugas penyimpanan bahan makanan di
Instalasi Gizi dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas
UNIT TERKAIT  Tim PPHP

PEMERINTAH
KAB. MUSI RAWAS KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAINNYA
RUMAH SAKIT DR. No. Dokumen No. Revisi : Halaman
SOBIRIN

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS

dr. Harun, MKM


Nip. 19620617 200003 1 001
PENGERTIAN Kredensial Tenaga Kesehatan lainnya adalah : Suatu
proses yang digunakan untuk melakukan verifikasi
terhadap kualifikasi, pengalaman, profesionalisme,
yang berhubungan dengan kompetensi individu
meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik dan fisik,
performance dan profesionalisme tenaga kesehatan
dalam suatu profesi untuk menunjang pelayanan
kesehatan yang berkualitas dengan mengutamakan
aspek keselamatan pasien.
TUJUAN Melindungi keselamatan pasien dengan hanya
memperkenankan tenaga kesehatan yang kompeten
untuk melakukan pelayanan kesehatan di rumah sakit
dengan kewenangan yang diberikan padanya.
KEBIJAKAN 1. UU no. 44 tahun 2009 pasal 46 tentang rumah
sakit yaitu rumah sakit bertanggungjawab
secara hokum terhadap semua kerugian yang
ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan di rumah sakit.
2. Keputusan direktur Rumah Sakit dr. Sobirin no.
445/024/KPTS/RSSBR/I/2016 tanggal 02
Januari 2016 tentang susunan Komite Tenaga
Kesehatan lainnya.

PROSEDUR 1. Staf tenaga kesehatan lainnya mengajukan


permohonan kepada ketua komite tenaga
kesehatan lainnya/panitia kredensial untuk di
lakukan kredensial dengan mengisi formulir
daftar rincian kompetensi klinis yang tersedia
dengan dilengkapi data-data pendukung yang
sah.
2. Ketua komite tenaga kesehatan lainnya
meneruskan kepada sub komite kredenial untuk
dikaji.
3. Dalam melakukan kajian, sub komite kredensial
melibatkan mitra bestari sesuai dengan disiplin
ilmu yang dimiliki staf tenaga kesehatan lainnya.
4. Komite kredensial melakukan pengkajian
dengan wawancara langsung dan mengisi
lembar pengkajian kompetensi.
5. Hasil pengkajian di sampaikan kepada ketua
Komite Tenaga Kesehatan lainnya untuk
dilanjutkan kepada direktur sebagai
rekomendasi pemberian kewenangan dan
penugasan klinis.
6. Jika staf yang bersangkutan dianggap belum
kompeten atau belum layak mendapatkan
kewenangan/penugasan klinis maka akan
dilakukan kredensial ulang.
7. Selanjutnya direktur akan menerbitkan surat
penugasan klinis bagi staf tenaga kesehatan
lainnya yang telah direkomendasikan oleh ketua
komite tenaga kesehatan lainnya yang
mempunyai batas waktu tertentu.

UNIT TERKAIT - Manajemen Rumah sakit


- Komite Tenaga Kesehatan lainnya
- Mitra Bestari
PEMERINTAH
KAB. MUSI RAWAS KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAINNYA
RUMAH SAKIT DR. No. Dokumen No. Revisi : Halaman
SOBIRIN

1 1

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS dr. SOBIRIN
(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS

6 Oktober 2016

dr. Harun, MKM


Nip. 19620617 200003 1 001
PENGERTIAN 1. Kredensial Tenaga Kesehatan lainnya adalah :
Suatu proses evaluasi terhadap tenaga
kesehatan, gizi, asisten apoteker, radiografer,
Pekekam medis, Penyuluh Kesehatan,
Sanitarian, Fisioterapi, psikologi, Laboratorium,
AMTEM, untuk menentukan layak atau tidaknya
diberi kwewnangan klinis.
2. Kewenangan Klinis adalah hak khusus
seseorang/tenaga kesehatan lainnya untuk
melakukan pelayanan tertentu dalam lingkungan
rumah sakit untuk suatu periode tertentu yang
dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis.
3. Penugasan klinis adalah penugasan yang
diberikan direktur rumah sakit kepada seorang
tenaga kesehatan lainnya untuk melakukan
pelayanan di rumah sakit berdasarkan daftar
kewenangan klinis yang telah ditetapkan
baginya.
TUJUAN 1. Untuk melindungi keselamatan pasien dengan
memastikan bahwa tenaga kesehatan yang
akan melakukan pelayanan di rumah sakit
kompeten dan kredibel.
2. Untuk mendapatkan dan memiliki kewenangan
klinis dalam melakukan pelayanan terhadap
pasien sesuai dengan profesinya.

3. Tersusunnya jenis-jenis kewenangan kerja klinis


bagi tenaga kesehatan lain yang melakukan
pelayanan terhadap pasien di rumah sakit
sesuai dengan cabang ilmu yang ditetapkan
oleh kolegium tenaga kesehatan lainnya di
rumah sakit.
4. Sebagai dasar bagi direktur rumah sakit untuk
menerbitkan surat penugasan klinis bagi tenaga
kesehatan lainnya yang melakukan pelayanan di
rumah sakit.
5. Terjaganya reputasi dan kredibilitas bagi
petugas tenaga kesehatan lainnya dan institusi
rumah sakit di hadapan pasien, penyandang
dana danstakehoders rumah sakit.
KEBIJAKAN 1. UU no. 44 tahun 2009 pasal 46 tentang rumah
sakit yaitu rumah sakit bertanggungjawab
secara hokum terhadap semua kerugian yang
ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan di rumah sakit.
2. Keputusan direktur Rumah Sakit dr. Sobirin no.
445/024/KPTS/RSSBR/I/2016 tanggal 02
Januari 2016 tentang susunan Komite Tenaga
Kesehatan lainnya.
PROSEDUR 1. Staf tenaga kesehatan lainnya mengajukan
permohonan kepada ketua komite tenaga
kesehatan lainnya/panitia kredensial untuk di
lakukan kredensial dengan mengisi formulir
daftar rincian kompetensi klinis yang tersedia
dengan dilengkapi data-data pendukung yang
sah.
2. Ketua komite tenaga kesehatan lainnya
meneruskan kepada sub komite kredenial untuk
dikaji.
3. Dalam melakukan kajian, sub komite kredensial
melibatkan mitra bestari sesuai dengan disiplin
ilmu yang dimiliki staf tenaga kesehatan lainnya.
4. Komite kredensial melakukan pengkajian
dengan wawancara langsung dan mengisi
lembar pengkajian kompetensi.
5. Hasil pengkajian di sampaikan kepada ketua
Komite Tenaga Kesehatan lainnya untuk
dilanjutkan kepada direktur sebagai
rekomendasi pemberian kewenangan dan
penugasan klinis.
6. Jika staf yang bersangkutan dianggap belum
kompeten atau belum layak mendapatkan
kewenangan/penugasan klinis maka akan
dilakukan kredensial ulang.
7. Selanjutnya direktur akan menerbitkan surat
penugasan klinis bagi staf tenaga kesehatan
lainnya yang telah direkomendasikan oleh ketua
komite tenaga kesehatan lainnya yang
mempunyai batas waktu tertentu.
UNIT TERKAIT - Bagian Kepegawaian
- Komite Tenaga Kesehatan lainnya
- Instalasi penunjang
- Mitra Bestari

RUMAH SAKIT DR. PENGKAJIAN GIZI (ASESSMEN) ULANG STATUS


SOBIRIN GIZI PADA PASIEN BERISIKO
KAB.MUSI RAWAS MALNUTRISI DAN KONDISI KHUSUS

No. Dokumen No. Revisi : Halaman

49/II.11/IV/VIII/201 1/1 1/1


7

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
P(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Pengkajian Gizi (asessmen) ulang status gizi pada
pasien berisiko malnutrisi dan kondisi khusus adalah
kegiatan mengumpulkan data terkait masalah gizi
setelah pasien mendapatkan intervensi gizi/terapi diit.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
mengetahui perkembangan status gizi pasien selama
dirawat dan mengetahui efektifitas dari intervensi gizi
yang memberikan terhadap penyelesaian masalah gizi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 10.B /II.11/ VIII /2017
tentang Kebijakan Gizi.
PROSEDUR 1. Dietisien mengunjungi pasien menurut tingkat
risiko malnutrisi, yaitu setiap hari untuk pasien
berisiko tinggi malnutrisi, setiap 3 (tiga) hari
untuk pasien yang berisiko sedang atau setiap
(tujuh) hari untuk pasien berisiko rendah
malnutrisi.
2. Dietisien memonitoring tingkat asupan makan
pasien, perubahan berat badan dan hasil
laboratorium.
3. Dietisien mencatat perubahan asuhan makan
dan status gizi pasien dengan format SOAP atau
ADIME dan padaFormulir Catatan
Perkembangan Terintegrasi.
4. Apabila setelah diberikan intervensi gizi tidak
ada perbaikan seperti asupan makan pasien
selama lima hari sangat kurang pada pasien
berisiko tinggi, maka dietisien menyampaikan ke
dokter DPJP untuk dibicarakan pada Tim
Asuhan Gizi untuk mecari solusi pemecahan
masalah gizi pasien.
UNIT TERKAIT - Dokter, Ahli Gizi dan Perawat
RUMAH SAKIT DR. PEMBERIAN TERAPI NUTRISI
SOBIRIN No. Dokumen No. Revisi : Halaman
KAB.MUSI RAWAS
42/II.11/IV/VIII/2017 1/1 41

STANDAR PROSUDUR Tanggal Terbit Di tetapkan


OPERASIONAL DIREKTUR RS Dr. SOBIRIN
P(SPO) KABUPATEN MUSI RAWAS
10-08-2017

dr. H.RM.Nawawi Akip


NIP. 19601130198801 1 001
PENGERTIAN Penyaluran bahan makanan adalah suatu proses
perpindahan/pengangkutan bahan makanan di
instalasi gizi sesuai dengan jenis makan dan jumlah
yang dilayani.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penyediaan makanan.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor :445/10.B/RS.SBR/I/2015
tentang Kebijakan Gizi.
PROSEDUR 1. Petugas pemasak mengambil bahan
makanandari gudang.
2. Melakukan proses persiapan bahan makanan
di ruang persiapan.
3. Melakukan proses pengolagan bahan makanan
sesuai porsi dan menu di ruang pengolahan.
4. Mengangkut makanan matang ke ruang
saji/loket.
5. Melakukan proses pengemasan makanan.
6. Mendistribusikan makanan (system
sentralisasi) melalu loket distribusi.
7. Mengantar makanan ke ruang rawat inap
sesuai bon permintaan.
8. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil
kegiatan.
UNIT TERKAIT - Instalasi Gizi

Anda mungkin juga menyukai